OLEH:
1. SAFRIAL :10206220025
2.A.RAMADHANI :10206220022
3.M.PUTRA :10206220024
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
danhidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
konsep dasar kimia lingkungan.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
kimia lingkungan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang konsep dasar kimia lingkungan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Sappewali,
Spd., M.si dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkanterima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI
...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................vii
BAB I KONSEP DASAR KIMIA LINGKUNGAN..................................................
1.1 Pendahuluan................................................................................................
1.2 Lingkungan..................................................................................................
1.3 Defenisi Kimia Lingkungan........................................................................
1.4 Pencemaran Lingkungan............................................................................
1.5 Daur Pencemaran Lingkungan..................................................................
1.6 Dampak Polusi.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I KONSEP DASAR KIMIA LINGKUNGAN
1.1 Pendahuluan
Pemenuhan kebutuhan akan kehidupan manusia sangat memerlukan
teknologi,karena tanpa dukungan teknologi maka pertumbuhan kehidupan manusia
akan mengalami stagnasi. Perkembangan teknologi pendukung tersebut bisa
berdampak positif ataupun negatif untuk kehidupan manusia.Dampak positif
(menguntungkan) merupakan dampak yang di inginkan dalam rangka peningkatan
kenyamanan dan kualitas hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Dampak
negatif (merugikan) adalah dampak yang bisa menurunkan kenyamanan/kualitas
hidup dan lingkungan sekitarnya. Dampak tersebut tentu tidak di inginkan karena
menyebabkan masalah dan harus diatasi terus menerus, seperti masalah
pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat teknologi.
Habitat yang merupakan tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya
secara terus menerus diserang oleh kegiatan-kegiatan manusia itu sendiri dan
menuju pada kemerosotan fungsi seperti air yang tercemar, udara yang kotor dan
tanah yang kering dan dipenuhi sampah, tetapi di lain pihak kegiatan tersebut
sebenarnya adalah akibat dari kegiatan manusia juga untuk mendukung kegiatan
manusia itu sendiri agar dapat bertahan hidup. Pemikiran yang sangat perlu
dipahami bersama bahwa alam dan lingkungan mempunyai batas-batas kemampuan
dalam mencerna terhadap pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
sehingga manusia dikelilingi oleh produk limbah-limbah rumah tangga, pertanian,
dan industri.
Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dan bahan-bahan
lainnya ke media udara, air dan tanah dengan kadar tertentu yang bisa mengubah
keadaan yang seimbang pada daur materi di lingkungan (keseimbangan lingkungan)
baik fungsi maupun keadaan strukturnya sehingga dapat mengganggu fungsi
sosial dan kesejahteraan manusia. Pencemaran yang terjadi pada saat aktifitas
manusia menghasilkan senyawa-senyawa yang ditambahkan ke lingkungan,
berdampak pada perubahan buruk terhadap kekhasan kimia, fisik, estetika dan
biologis.
Perubahan keadaan bahan kimia yang tersebar dalam ketiga medium fisik
lingkungan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
terhadap kesejahteraan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengaruh
tersebut dapat terjadi dalam penggunaan (1) medium air , (2) medium tanah , (3)
medium udara.
Medium air digunakan untuk keperluan minum, memasak, sebagai
pembersih, untuk keperluan industri dan pertanian. Medium tanah digunakan untuk
pertanian, tempat rekreasi, tempat olah raga, tempat tinggal dan sebagainya.
Medium udara digunakan untuk bernafas karena semua makhluk hidup
memerlukan udara untuk bernafas, tanpa udara di bumi ini tidak akan ada
kehidupan.
Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah
peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat mengubah
keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun
fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan
perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak karena
pencemaran lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan,
kesehatan, dan jiwa manusia.
Pemahaman ilmiah mengenai pencemaran dalam lingkungan alamiah telah
dibahas di berbagai pertemuan, baik lokal maupun nasional serta pembahasan
secara runtut dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, sangat memerlukan
pemahaman secara menyeluruh oleh semua stakeholder mulai dari murid,
mahasiswa, dosen, guru, masyarakat, dunia industri, dan pemerintahan.
1.2 Lingkungan
Bumi didiami oleh banyak makhluk hidup (organisme) yang dapat dibagi
menjadi empat golongan besar, yaitu manusia, tumbuhan, binatang, dan
mikroorganisme. Tidak ada spesies organisme yang dapat hidup sendiri tapa
memerlukan yang lain, karena yang satu selalu berinteraksi dengan yang lain.
Antara mereka tidak hanya saling membutuhkan dan mempengaruhi, tetapi juga
gangguan terhadap yang satu membawa akibat terhadap yang lain (Dewata &
Tarmizi, 2015).
Setiap organisme memerlukan lingkungan tertentu untuk kelangsungan
hidupnya. Lingkungan itu dapat berupa organisme lain (disebut lingkungan biotik)
atau bukan organisme (disebut lingkungan abiotik). Lingkungan abiotik terdiri atas
lingkungan udara (atmosfer), air (hidrosfer), dan tanah (litosfer). Lingkungan biotik
atau abiotik tidak hanya terdapat di luar tubuh suatu organisme, tetapi ada
bagian dalamnya dapat dipandang sebagai lingkungannya, misalnya isi saluran
pencernaan manusia dan ini disebut lingkungan dalam (VanLoon &
Duffy, 2017).
Ketergantungan makhluk hidup pada lingkungan abiotik telah terbentuk
sejak dari awal kejadian organisme itu sendiri. Makhluk hidup pada hakikatnya
berasal dari zat yang tidak hidup (abiotik). Organisme yang mula-mula muncul
adalah dalam bentuk sel tunggal yang tidak mempunyai inti (disebut sel prokariot).
Melalui eksperimen secara, alami, organisme yang primitif melengkapi dirinya
dengan inti dan mitokondria, dan sel ini disebut eukariot (Andrews dkk, 2009).
Bermula dari organisme yang sederhana ini, alam terus-menerus melakukan
eksperimen menemukan organisme-organisme yang lebih sempurna sehingga
terbentuklah makhluk hidup yang beraneka ragam dan sangat mengagumkan
seperti yang kita temui sekarang. Spesies yang kuat dan dapat menyesuaikan diri
terus berkembang dan melakukan eksperimen. Sebalikanya yang tidak demikian
akan mengalami kepunahan. Hal itu terbukti dari fosil-fosil binatang dan
mikroorganisme yang ditemukan para ahli (Manahan, 2011).
Bagi suatu spesies makhluk hidup, spesies lain merupakan lingkungan
biotiknya. Pada satu pihak lingkungan biotik memberi manfaat bagi dirinya, tetapi
pada pihak lain ia merugikan. Misalnya bagi ayam, binatang-binatang kecil memberi
manfaat (untuk dimakan), sedangkan binatang lain seperti musang akan merugikan
karena ia memangsa ayam. Dengan contoh terlihat jelas bahwa terdapat
ketergantungan satu organisme dengan organisme lain. Oleh sebab itu, antara
organisme terjadi suatu siklus yang tidak putus-putusnya (Dewata & Tarmizi, 2015).
Sebagai salah satu bagian dari alam dan merupakan suatu organisme,
manusia tentu berada dalam siklus di atas dan bukan diluarnya. Dengan kata lain,
hubungan manusia dengan Lingkungannya adalah hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi (lihat gambar 1.1).
Gambar 1.1 Saling Ketergantungan antara Manusia dan Lingkungannya (Dewata & Tarmizi,
2015).
Andrews, J. E., Brimblecombe, P., Jickells, T. D., Liss, P. S., & Reid, B. 2009. An
introduction to environmental chemistry. John Wiley & Sons.
Connell, D. W., Connell, D. W., Vowles, P. D., Warne, M. S. J., & Hawker, D.
W. 2005. Basic concepts of environmental chemistry (pp. 480-480). CRC/Taylor &
Francis.Lingkungan Hidup dan Pencemaran Jakarta: Indonesia University Press.
Dewata, I., & Tarmizi, T. (2015). Kimia Lingkungan: Polusi Air, Udara
dan Tanah. Padang: UNP Press.
Manahan, S. 2017. Environmental chemistry. CRC press.
Manahan, S. E. 2011. Fundamentals of environmental chemistry. CRC
press.
Morin, J.V., & Santi,D. 2022. Kimia Lingkungan. Eureka Media
Aksara. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Soemarwoto O. 1997. Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan.
Djambatan. Jakarta.
VanLoon, G. W., & Duffy, S. J. 2017. Environmental chemistry: a
global perspective. Oxford university press.