Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM EKOLOGI TEKNIK LINGKUNGAN


PENGAMATAN KUALITAS FISIK DAN KIMIA KOMPONEN
EKOSISTEM DARAT

Disusun Oleh:
Kelompok 12 (Dua belas)

Nama : Adisty Sandina Putri


NIM : 2209046041
Asisten : Intan Baiduri
NIM : 2009046032

LABORATORIUM TEKNOLOGI LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah,air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga
dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala
yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikoroorganisme. Ilmu yang mempelajari lingkungan
adalah ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

Lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pada suatu lingkungan
terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan
suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik.. Komponen biotik pada
lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-
benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah
lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya. Secara
sederhana, pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia.
Oleh karena itu, Praktikum Kimia Lingkungan tentang ekosistem darat ini penting untuk
dilakukan. Praktikum ini dilakukan agar dapat menentukan kualitas fisik dan kimia yang
ada pada ekosistem darat, dan juga dapat mengetahui faktor pembatas yang
mempengaruhinya.Praktikum ini juga untuk mengetahui kondisi tanah, pH tanah,
kelembaban udara, kecepatan angin.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari dilakukannya praktikum ekosistem darat ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menentukan kualitas fisik dan kimia yang ada pada ekosistem darat.
2. Dapat mengetahui faktor pembatas yang mempengaruhinya.
3. Dapat mengetahui kondisi tanah, pH tanah, kelembaban udara, dan kecepatan
angin.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ekologi

Ekologi adalah studi tentang rumah tangga, yaitu rumah tangga lingkungan, meliputi
semua organisme yang terdapat di dalamnya dan semua proses fungsional yang
membuat rumah tangga lingkungan itu dapat didiami. Jadi, secara harfiah, ekologi
adalah studi tentang kehidupan dalam lingkungan, dengan penekanan pada totalitas
atau pola-pola hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Pada dasarnya
ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatu. Ekologi adalah ilmu
tempat mempertanyakan dan menyelidik. Seorang yang belajar ekologi sebenarnya
bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut: Bagaimana alam bekerja, bagaimana
suatu spesies beradaptasi dengan lingkungannya, apa yang mereka perlukan dari
habitatnya itu untuk dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan, bagaimana
mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara (materi) dan energi, bagaimana
mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, bagaimana individu-individu dalam
spesies itu (Rosmawati 2017).

Makhluk hidup di bumi ini tidak dapat hidup sendiri secara normal, tetapi akan saling
berinteraksi dengan berbagai spesies yang ada. Makhluk hidup tunggal biasa disebut
individu, dan populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang berinteraksi pada
tempat dan waktu yang sama. Satu kelompok yang memiliki ciri khas tertentu dan
terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda dikenal dengan ekosistem
(Nurhamiyawan, 2013).

2.2 Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik yang hidup maupun tak hidup
yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi (Susilawati, 2016).

2.2 Istilah Ekosistem

Istilah Ekosistem pertama kali diusulkan pada tahun 1935 oleh A.G. Tansley, seorang
ahli ekologi bangsa Inggris, tetapi konsep ini bukanlah merupakan hal yang baru.
Berbagai pendapat tentang kesatuan organisme dan lingkungannya demikian juga
tentang kesatuan manusia dan alam sudah sejak lama ada. Hubungan antara
keanekaragaman hayati seperti manusia dan produktivitas suatu ekosistem sangat
bergantung pada konteks dan dampak global dari intensitas penggunaan lahan ketika
membicarakan mengenai ekosistem darat (Canelas, 2022).

2.3 Komponen Ekosistem

Komponen ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu:


1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimia yang berfungsi sebagai media atau
substrat di mana kehidupan terjadi. Komponen abiotik terdiri dari senyawa organik dan
anorganik serta berbagai faktor yang mempengaruhi distribusi organisme, berikut
beberapa komponen abiotik yang ada:
1) Air adalah komponen kimia yang sangat penting dan diperlukan untuk kelangsungan
hidup semua makhluk hidup, kehadiran air mempengaruhi distribusi spesies, beberapa
spesies dapat hidup di air rendah dan sebaliknya.
2) Suhu adalah proses biologis yang mempengaruhi suhu tubuh suatu organisme, semua
organisme seperti mamalia dan burung berkaitan erat dengan suhu tubuh dan
membutuhkan energi untuk mengatur dan mempertahankan suhu tubuh.
3) Garam merupakan salah satu unsur kimia yang mempengaruhi keseimbangan
ekosistem air, misalnya, beberapa organisme dapat beradaptasi dengan lingkungan asin,
sementara yang lain dapat beradaptasi dengan lingkungan asin. Sinar matahari cahaya
matahari merupakan komponen kimia yang dibutuhkan oleh organisme dalam
ekosistem, salah satunya adalah proses fotosintesis.
4) Tanah dan batuan merupakan unsur fisik ekosistem. Tanah dan batuan merupakan
tempat organisme dapat hidup dan berkembang biak, struktur dan karakteristik wilayah
yang berbeda mempengaruhi ketersediaan sumber makanan, menciptakan ekosistem
yang beragam.
5) Tumbuhan membutuhkan sinar matahari dalam proses fotosintesis, perbedaan spesies
ditemukan pada ekosistem dengan insolasi tinggi dan rendah.

2. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah organisme yang hidup dalam ekosistem yang membentuk dan
mempengaruhi ekosistem, selain komponen abiotik. Komponen abiotik terdiri dari
produsen, konsumen, pengurai dan perusak dan digambarkan sebagai:
1) Produsen adalah makhluk atau organisme yang dapat membuat makanannya sendiri
melalui fotosintesis. Organisme yang termasuk dalam kelompok produksi antara lain
tumbuhan hijau dan tumbuhan lain yang memiliki klorofil.
2) Konsumen adalah organisme yang menjadi konsumen atau memakan berbagai bahan
organik yang dihasilkan oleh organisme lain. Komponen ini juga dikenal sebagai
konsumen macrophagotropic karena mengkonsumsi makanan dalam jumlah kecil.
Contoh organisme heterotrof adalah hewan, jamur, manusia, dan mikroorganisme.
3) Pengurai adalah organisme yang bertindak sebagai pengurai komponen organik yang
berasal dari organisme yang sudah mati atau hasil pencernaan. Komponen ini juga
dikenal sebagai Macro-Consumer Support Loaf. Pengurai mencerna beberapa produk
penguraian dan sisanya dilepaskan untuk digunakan oleh produsen. Contoh pengurai
adalah bakteri dan jamur (Genia, 2013).

2.4 Faktor yang mempengaruhi Ekosistem Darat

Secara garis besar, ekosistem dibagi menjadi dua yakni ekosistem air dan ekosistem
darat. Makhluk hidup yang hidup pun berbeda tergantung ekosistemnya. Misalkan saja
tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air
mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui transpirasi uap air dilepaskan oleh
tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada
ekosistem darat. Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari
tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar
seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin
dan keringat (Maknun, 2017).

Kondisi ekosistem darat dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik :


• secara alamiah kondisi tanah seperti apa
• intensitas kebakaran alami maupun buatan
• rata-rata hujan serta distribusinya per satuan tahun
• angin
• awan dan sinar matahari
• frekuensi suhu dan suhu rata-rata
• jarak dari katulistiwa atau latitude

Kondisi ekosistem darat dipengaruhi oleh beberapa faktor kimiawi :


• oksigen dalam tanah
• kandungan nutrisi tanaman yang larut dalam kelembaban permukaan tanah
(Maknun, 2017)

Kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan menimbulkan inisiatif manusia untuk
menyusun suatu konsep ekosistem yang dapat memenuhi kondisi ekosistem yang di
inginkan. Selain itu konsep ekosistem semakin penting dalam bidang pengelolaan
teknologi dan inovasi. (Tsujimoto et al, 2018).

2.5 Kondisi Realita Ekosistem Darat

Pada ekosistem darat kebanyakan tanaman hijauan termasuk dalam kategori produsen.
Kelompok produsen ini ialah kelompok organisme yang dapat membuat makanan untuk
dirinya sendiri. Kelompok organisme, selain produsen juga kelompok organisme
konsumen, yang hidupnya bergantung secara langsung ataupun tidak langsung pada
makanan yang telah disediakan oleh produsen. Hampir semua produsen membuat
nutrisi organik yang mereka perlukan melalui fotosintesis (Irawan, 2018).
Sejauh ini, studi yang ada telah berhasil mengklasifikasikan ekosistem tanah terkhusus
tanah. Fokus utama memang terletak pada kesehatan ekosistemnya. Perhatian lain juga
terpusat pada bagaimana membangun pola perluasan lahan dengan tetap memperhatikan
kesehatan ekosistem. Berhubungan dengan kegiatan manusia, ekosistem yang sehat
cenderung lebih sehat, dan ekosistem yang buruk cenderung memburuk. Hal tersebut
dibuktikan dengan besarnya nilai EH – Ecosystem Health. EH menunjukkan tingkat
heterogenitas spasial yang tinggi.

Gambar 2.1
Spatial Pattern China Bagian Timur

Berdasarkan pada gambar 2.1 terlihat bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan
kepadatan penduduk tidak terhindarkan. Tentu hal ini mempengaruhi ekosistem darat di
sekitar areal tersebut (Liu et al, 2022).
Hal tersebut diatas semakin memperkuat butuhnya suatu konsep ekosistem untuk
menanggulangi sebelum kondisi ekosistem darat sekitar semakin aman terjaga. Arti
penting dari konsep ekosistem terletak pada lima poin .
Pertama, konsep ekosistem menganalisis jaringan organik, berdasarkan tidak hanya
pada aspek positif mereka, tetapi juga pada aspek negatif dan kompetitif mereka aspek:
kompetisi tingkat ekosistem, predasi, parasitisme, dan penghancuran seluruh sistem.
Kedua, setiap aktor memiliki perbedaan atribut, prinsip pengambilan keputusan, dan
tujuan. Perbedaan ini dapat menyebabkan hasil yang tidak diinginkan pada tingkat
ekosistem, meskipun masing-masing pengambilan keputusan dan perilaku aktor adalah
rasional pada titik tertentu dalam waktu. Ketiga, batas analitis ekosistem adalah
produk/jasa sistem; tidak dibatasi oleh batas-batas negara, klaster regional, hubungan
kontrak, dan/atau penyedia pelengkap. Di dalam ekosistem, tidak hanya pelaku usaha,
tetapi juga non pelaku usaha. Keempat, analisis ekosistem memerlukan pengamatan
longitudinal terhadap evolusi dinamis dari sistem produk/jasa. Kelima, tujuan penelitian
ekosistem adalah untuk menemukan pola pengambilan keputusan dan rantai perilaku
yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan penurunan ekosistem ekosistem di bawah
kondisi batas tertentu (Tsujimoto et al, 2018).
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum ekosistem darat yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan


yaitu:
1. pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen. Sedangkan pH tanah adalah
suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu lahan. Dengan
mengetahui kadar pH dalam tanah. Setiap jenis tanah memiliki tingkat pH yang
berbeda-beda. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan itu terjadi. Pertama
adalah unsur hara yang terkandung dalam tanah. Kandungan unsur hara yang
dimaksud adalah magnesium, asam sulfur, kalsium, dan lain sebagainya. Hal ini bisa
terjadi akibat jenis tanaman yang tumbuh. pH yang didapat berbeda beda di setiap
bagian penelitian, rata-rata dari pH mendapatkan hasil 5,6, 6,15,6,3,6,25 dan 5,5
2. Pengamatan sampel tanah mendpatkan hasil tekstur tanah yang berlumpur, baunya
lembab dan warna coklat gelap.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum ini dilakukan di tempat yang datar agar kita dapat mudah
melakukan penelitian di lokasi pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Canelas, J. V. & Pereira, H. M. (2022). Impacts of land-use intensity on


ecosystems stability. Ecological Modeling. Vol. 472. Diakses pada 16
September 2022 pukul 02.38 WITA.
2. Sahira, Innes, Genia, 2013, Ekosistem Terrestrial, Volume 1, Nomor 1,
Universitas Islam Negara Syarif Hidayatullah, Jakarta. Diakses pada 16
September 2022 pukul 08.24 WIB
3. Irawan, B. (2018). Ekosistem. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Diakses pada 16 September 2022 pukul 03.04 WITA
4. Tsujimoto, M., Kajikawa, Y., Tomita, J., & Matsumoto, Y. (2018). A review of
the ecosystem concept — Towards coherent ecosystem design. Technological
Forecasting & Social Change. Vol. 136. pp. 49-58. Diakses pada 16 September
pukul 03.46 WITA
5. Evi Susilawati., Margareta Rahayuningsih., 2016, Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Ekologi SMA Dengan Strategi Outdoor Learning. Jurnal
Universitas Negeri Semarang. Diakses pada tanggal 16 September pukul 07.32
WIB
6. Tsujimoto, M., Kajikawa, Y., Tomita, J., & Matsumoto, Y. (2018). A review of
the ecosystem concept — Towards coherent ecosystem design. Technological
Forecasting & Social Change. Vol. 136. pp. 49-58. Diakses pada tanggal 16
September pukul 11.25 WIB
7. Tsujimoto, M., Kajikawa, Y., Tomita, J., & Matsumoto, Y. (2018). A review of
the ecosystem concept — Towards coherent ecosystem design. Technological
Forecasting & Social Change. Vol. 136. pp. 49-58. Diakses pada tanggal 16
September pukul 11.46 WIB
Samarinda, 16 September 2022
Asisten, Praktikan,

Intan Baiduri Adisty Sandina Putri


NIM : 2009046032 NIM : 2209046041
LAMPIRAN

Gambar 1. Siapkan Meteran Untuk Gambar 2. Disiapkan Patok untuk


Pengukuran Plot Tanah. pembuatan Plot Tanah.

Gambar 3. Siapkan Tali Raffia Gambar 4 . Siapkan Plastik Untuk


untuk Membatasi Mengambil Sampler
Plot Tanah. Tanah.

Gambar 5. Soil Taster untuk Gambar 6. Anemometer untuk


menghitung pH dan menghirung
kelembaban kecepatan angin.
tanah.Anemometer
Untuk Menghitung
Kecepatan Angin.
Gambar
. 7. Higrometer Untuk Gambar 8. Lux Meter Untuk
Mengukur Kelembaban Menghitung
Dan Suhu Udara. Intensitas Cahaya.

Gambar 9. GPS untuk


Mengetahui Titik
Koordinat,

Anda mungkin juga menyukai