Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

DISTRIBUSI AGENT DI LINGKUNGAN


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPUH : HERAWATI S.Pd.M.Kes

NAMA : RITA SARI N. MUDADI

NPM : 2213201030

KELAS : KESMAS 1

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK BANGGAI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Dasar Kesehatan Lingkungan yang berjudul
“ Distribusi Agent di Lingkungan”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan semester II dengan dosen pengampu Herawati,
S.Pd.,M.Kes. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami

Akhirnya, penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah


ini,dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya.dengan segala kerendahan hati,saran dan kritik yang konstruktif
sangat penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah
pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Luwuk 1 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2

A. Dinamika Perubahan Agent di Lingkungan.....................................2


B. Distribusi agent di lingkungan ( Evaporasi, Sedimentasi,
Disosiasi, Transformasi, Biokonsentrasi dan degradasi )...............4

BAB III PENUTUP........................................................................................13

A. Kesimpulan.....................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lingkungan adalah kesatuan ruang yang meliputi seluruh benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
aktivitasnya. Komponen lingkungan hidup terdiri dari faktor abiotik (tanah,
air, udara, cuaca,suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk
manusia).Lingkungan hidup, baik abiotik maupun biotik memengaruhi dan
dipengaruhi oleh manusia. Semua yang terdapat pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia,
karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungan adalah
kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya.Makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan agar dapat bertahan hidup dan mempertahankan keberadaannya
(eksistensi). Untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisme,
diperlukan adanya hubungan timbal balik (interaksi) antara kelompok-
kelompok organisme dengan lingkungan hidupnya Kondisi lingkungan yang
alami dengan segala keragaman interaksinya dapat menjaga keseimbangan
alam.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana dinamika perubahan agent di lingkungan?
 Distribusi agent di lingkungan ( Evaporasi, Sedimentasi, Disosiasi
Transformasi, Biokonsentrasi, dan degradasi ).

1.3 Tujuan Penulisan


Agar dapat memahami Dinamika Perubahan Agent di Lingkungan, serta
Pengertian Evaporasi, Sedimentasi, Disosiasi Transformasi, Biokonsentrasi
dan Degradasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dinamika Perubahan Agent di Lingkungan


Perubahan-perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh kegiatan
alam, seperti letusan gunung berapi, atau akibat kegiatan manusia,
seperti pembangunan waduk, pembakaran hutan, industri pencemaran
udara pencemaran rumah tangga, dan lain-lain. Komponen lingkungan
yang selalu berinteraksi dengan manusia dan sering kali mengalami
perubahan akibat adanya kegiatan manusia atau proyek besar, adalah air,
udara, makanan. Vektor/binatang penular penyakit, dan manusia itu
sendiri. Perubahan-perubahan yang harus diwaspadai, pada dasarnya
karena berbagai komponen lingkungan, seperti air maupun udara,
bahkan binatang, seperti nyamuk tersebut yang mengandung “agents”
penyakit. Agent penyakit ini yang pada dasarnya “menumpang” pada
“vehicle” air, udara, dan lain sebagainya. Pada dasarnya komponen
lingkungan yang disebut memiliki potensi dampak kesehatan adalah
komponen lingkungan yang mengandung di dalamnya berbagai agents
penyakit yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok fisik, mikroba
maupun bahan kimia beracun.
Jenis Agents
Penyakit Komponen lingkungan (yang merupakan wahana penyakit) yang
mengandung potensi dampak dibagi dalam kelompok:
a. Kelompok Mikroba Virus, spora. Bakteri, parasit, jamur, masing-
masing perlu lebih dideskripsikan lagi, bagaimana mengukur jumlah
kontak atau perkiraan dosisnya, misalnya hitung koloni kuman
termasuk salah satu metode untuk memperkirakan exposure
terhadap kuman.
b. Kelompok Bahan Kimia Klasifikasi bahan kimia amat luas, misalnya
jenis pestisida bisa mencapai ratusan, limbah industri, asap rokok,

2
jenis logam berat, jenis bahan kimia ikutan sehingga diperkirakan
ratusan ribu jenis bahan kimia beredar di lapangan dan masing-
masing memiliki potensi bahaya kesehatan lingkungan.
c. Kelompok Fisik Radiasi, elektromagnetik, kebisingan, getaran, suhu,
ultraviolet, cuaca, radiasi, dan sebagainya.

Komponen tersebut akan berinteraksi dengan manusia melalui media


atau wahana (vehicle): udara, air, tanah, makanan, atau vektor penyakit
(seperti nyamuk). Media atau “vehicle” udara: kita mengenal masalah
“indoor air pollution”, pencemaran debu, spora dan lain-lain dalam
udara. Media atau “vehicle” air: kita mengenal adanya bakteri, kimia,
logam berat dalam air, dan lain-lain sehingga kita kenal program air
bersih, pengolahan air limbah. Dan lain-lain. Media atau makanan,
misalnya makanan yang mengandung bakteri, spora, makanan yang
mengandung bahan pewarna berbahaya, makanan/produk pertanian
yang mengandung pestisida, hormon, logam berat (Cd), dan lain-lain.
Bakteri, parasit juga dapat dipindahkan melalui binatang penular atau
vektor penyakit.

Adanya berbagai komponen lingkungan dalam berbagai media terjadi


karena adanya sumber-sumber yang secara aktif menghasilkan adanya
komponen tersebut, baik dalam masa pemanfaatan (penggunaan)
maupun ketika sudah menjadi limbah cair, padat maupun gas. Komponen
lingkungan utamanya adalah bahan kimia pada berbagai media yang
melebihi ambang batas, lazim dikenal sebagai pencemaran lingkungan.
Komponen lingkungan yang memiliki potensi sebagai agen penyakit
(Sitoresmi, 2023)lebih berbahaya bagi manusia. Dalam hal ini, perlu
diperhatikan adanya variabel pengaruh/ pengganggu yang dapat
memperberat atau memperingan keadaan (intervening variables). Bila di

3
sekitar agents atau komponen lingkungan itu ada sekelompok manusia
maka akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui 3 jalan, yaitu:

a. jalan nafas;

b. jalan pencernaan:

c. jalan kulit baik kontak dan masuk melalui pori-pori kulit atau suntikan.

B. Distribusi agent di lingkungan ( Evaporasi, Sedimentasi, Disosiasi


Transformasi, Biokonsentrasi dan degradasi ).

1. Evaporasi
Evaporasi adalah suatu proses berubahnya air menjadi uap air dari
perairan terbuka, tanah dan batuan lainnya. Proses evaporasi sangat
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan uap, suhu udara, angin, kualitas air
dan permukaan bidang evaporasi [1]. Pengukuran besarnya evaporasi
dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, mulai dari pengukuran
langsung dengan panci evaporasi atau perhitungan dengan berbagai
metode dan gabungan keduanya.
Evaporasi ini berlangsung dengan adanya mesin atau alat-alat penyuplai
panas pengganti dari sinar matahari, alat tersebut dinamakan evaporator.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi
uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar,yaitu untuk menukar
panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator
umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi
(tempat dimana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk
memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator
(produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan
berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari

4
beberapa komponen volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya
digunakan dalam industri kimia dan industri makanan. Pada industri
kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh
dari proses pemurnian) dalam evaporator.Evaporator mengubah air
menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap
dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya.Pada
sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas
oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk
memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat
kontaminasi lain.Titik didih cairan yang diuapkan pada evaporasi dapat
dikontrol dengan mengatur tekanan pada permukaan uap-cair.
2. Sedimentasi.
Sedimentasi adalah proses mengendapnya material hasil erosi di suatu
tempat tertentu. Pengendapan material dapat diakibatkan oleh air, angin,
es atau gletser pada suatu cekungan yang kemudian membentuk jenis
batuan baru yang dinamakan batuan sedimen.
Endapan-endapan yang terkumpul menjadi batuan baru terdiri dari
komponen abiotik, seperti tanah dan pasir yang berasal dari pelapukan
atau pengikisan dalam jangka waktu yang lama.
Proses terjadinya sedimentasi berawal dari air membawa batuan
mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai ke laut. Pada saat
kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan. Diendapkan di
daerah aliran air. Karena itu pengendapan ini bisa terjadi di sungai, danau
dan laut. Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat
lain. Oleh tenaga air, angin, dan gletser (es yang mengalir secara lambat).
Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan halus
baik yang terapung, melayang atau tergeser di dasar sungai menuju
tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga dapat mengangkut

5
debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat
hembusan angin itu, maka semakin besar pula daya agkutnya. Di padang
pasir misalnya, timbunan pasir yang luas dapat dihembuskan angin dan
berpindah ke tempat lain. Sedangkan gletser, walaupun lambat
gerakannya, tetapi memiliki daya angkut besar.proses sedimentasi
meliputi proses erosi, transportasi (angkutan), pengendapan (deposition)
dan pemadatan (compaction) dari sedimentasi itu sendiri. Proses
tersebut berjalan sangat komplek, dimulai dari jatuhnya hujan yang
menghasilkan energi kinetik yang merupakan permulaan dari proses
erosi.
Faktor - faktor yang mendorong terjadinya sedimentasi, yaitu:
a. Material yang menjadi bahan endapan, seperti debu, pasir, tanah, dan
lainnya.
b. Terdapat lingkungan pengendapan, baik berupa daratan, laut dan
transisi.
c. Perpindahan material sedimen dapat disebabkan oleh air, angin, es
atau gletser.
d. Pengendapan terjadi karena perubahan atau perbedaan arus dan
gaya.
e. Terjadi replacement atau penggantian serta rekristalisasi atau
perubahan material.
f. Diagenesis, yaitu perubahan yang terjadi ketika pengendapan, baik
secara kimia atau fisika.
g. Kompaksi, yaitu adanya gaya berat dari material sedimen sehingga
volume sedimen berkurang.
h. Litifikasi, yaitu adanya kompaksi atau pemadatan secara terus
menerus sehingga sedimen mengeras.
3. Disosiasi Transformasi
Kesehatan Pemukiman

6
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut.
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni


rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah
terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan
faktor-faktor /unsur, berikut.
1. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya,
tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan

7
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat
mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur
tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara
efisien.

Serangga dan Binatang Pengganggu

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang


kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk
Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk
Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit
tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan
makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan
pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M
(menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk
mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah
atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-
usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing


dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat
menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulkan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

Makanan dan Minuman


Sasaran higiene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah
makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di
tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran,
dan hotel).

8
Persyaratan higiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan
makanan meliputi :
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah,
pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor
air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan
problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll.
Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan
ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar,
bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko
timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah
out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai
analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak
pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota
dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih
besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih
buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan
pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak
serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata,
terganggunya jadwall penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

9
4. Biokonsentrasi
Masuknya bahan-bahan yang bersifat toksik ke suatu ekosistem akuatik
akan menimbulkan perubahan yang dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup organisme yang ada di dalamnya. Perubahan ini juga
mempengaruhi fungsi dan kegunaan air laut menjadi tidak sesuai lagi
dengan peruntukan- nya. Air yang tercemar tidak lagi bisa digunakan
untuk kehidupan karena tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
tidak bisa menjadi habitat biota akuatik yang aman. Bila konsentrasi
polutan yang masuk terus bertambah maka akan terjadi biokonsentrasi
yaitu peningkatan konsentrasi suatu polutan dalam suatu ekosistem.
Keberadaan polutan dalam suatu lingkungan akan sangat mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup di dalamnya.
Polutan dapat masuk ke suatu lingkungan dengan berbagai cara. Misalnya
unsur logam yang dapat masuk secara alami karena sudah berada di
bumi, batuan dan tanah secara alamiah kemudian masuk ke lingkungan
laut melalui hujan dan erosi. Sumber lainnya adalah melalui buangan
industri, limbah rumah tangga, pertanian. Laut sering dijadikan sebagai
lokasi pembuangan akhir dari berbagai sisa aktivitas manusia di daratan.
Banyak sumber polutan pencemar lingkungan akuatik, salah satunya
adalah logam, yang kini banyak dipakai dalam proses industri dan dipakai
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik, bahan bakar
dan lainnya. Limbah tersebut mengandung bahan kimia yang bersifat
toksik terhadap biota perairan misalnya mengandung logam berat dan
pestisida. Keadaan ini menyebabkan kondisi lingkungan tidak sesuai lagi
dengan peruntukannya, yang pada gilirannya akan berpengaruh pula
terhadap sumberdaya hayati perairan. Selain itu pencemaran yang terjadi
akan berdampak bagi manusia sebagai pengguna sumberdaya laut.

10
Masuknya suatu polutan ke dalam ekosistem laut. Polutan dapat masuk
ke air dan sedimen dan dapat mempengaruhi rantai makanan. Respon
yang timbul akan bermacam-macam, dari tingkat organisme contohnya
adalah efek psikologis, patologis, penurunan kondisi lingkungan,
pertumbuhan, fekunditas dan ketahanan hidup. Pada tingkat populasi
dapat menimbulkan penurunan kelimpahan dan reproduksi dan pada
tingkat komunitas, dapat menimbulkan penurunan keanekaragaman dan
kepadatan serta perubahan struktur tropik. Jadi, masuknya suatu polutan
akan membawa dampak yang luas mulai dari tingkat organisme sampai
tingkat komunitas bahkan bisa meluas sampai ekosistem.Secara umum,
respon yang terjadi pada suatu ekosistem akuatik meliputi tahap-tahap
yaitu biokonsentrasi, bioakumulasi dan biomagnifikasi.
Biokonsentrasi merupakan kondisi peningkatan konsentrasi polutan di
lingkungan. Biasanya kadar polutan akan di atas kadar normal yang
diperbolehkan. Organisme yang mengalami pemaparan bahan toksik
terus menerus akan mengalami bioakumulasi. Bioakumulasi merupakan
suatu proses dimana substansi kimia mempengaruhi makhluk hidup dan
ditandai dengan peningkatan konsentrasi bahan kimia di tubuh
organisme dibandingkan dengan konsentrasi bahan kimia itu di
lingkungan. Sedangkan Bioakumulasi mengacu pada bagaimana suatu
polutan memasuki rantai makanan sedangkan biomagnifikasi mengacu
pada kecenderungan polutan untuk ter- konsentrasi dan berpindah dari
satu tingkat trofik ke tingkat berikutnya.
5. Degradasi
Degradasi lingkungan adalah penurunan kualitas lingkungan hidup yang
berpotensi merugikan kehidupan manusia. Degradasi lingkungan hidup
dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu alam dan manusia
(Moersidik, 2014).

11
Degradasi lingkungan dapat terjadi akibat pemanfaatan lahan dan
masuknya bahan-bahan pencemar berbentuk padat dan cair ke
lingkungan yang mana bahan-bahan ini bukan merupakan bagian dari
komponen lingkungan asli. Degradasi lingkungan dapat pula terjadi akibat
proses eksploitasi terhadap lahan dan tanah, seperti yang terjadi pada
proses penambangan timah, emas, batu bara, dan lain sebagainya. Secara
alami tanah hanya akan mengalami pencemaran apabila terjadi erosi,
namun pencemaran alami ini selalu diimbangi oleh proses pelapukan
produk alami dan pembentukan tanah yang baru. Mikroorganisme sangat
berperan dalam proses degradasi bahan buangan yang dibuang ke air
lingkungan. Apabila bahan buangan yang harus didegradasi cukup
banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembang biak. Pada
perkembang-biakan mikroorganisme kemungkinan mikroba patogen iku
berkembang-biak pula. Mikroba patogen adalah penyebab timbulnya
berbagai macam penyakit yang bisa berawal dari industri pengolahan
bahan makanan yang berpotensi terjadinya perkembang-biakan
mikroorganisme.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkungan adalah kesatuan ruang yang meliputi seluruh benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
aktivitasnya. Komponen lingkungan hidup terdiri dari faktor abiotik dan
faktor biotik. Perubahan-perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh
kegiatan alam, atau akibat kegiatan manusia. Komponen lingkungan yang
selalu berinteraksi dengan manusia dan sering kali mengalami perubahan
akibat adanya kegiatan manusia adalah air, udara, makanan.
Vektor/binatang penular penyakit, dan manusia itu sendiri. Perubahan-
perubahan yang harus diwaspadai, pada dasarnya karena berbagai
komponen lingkungan, seperti air maupun udara, bahkan binatang,
seperti nyamuk tersebut yang mengandung “agents” penyakit. Agent
penyakit ini yang pada dasarnya “menumpang” pada “vehicle” air, udara,
dan lain sebagainya.
 Evaporasi adalah suatu proses berubahnya air menjadi uap air dari
perairan terbuka, tanah dan batuan lainnya. Proses evaporasi
sangat dipengaruhi oleh perbedaan tekanan uap, suhu udara,
angin, kualitas air dan permukaan bidang evaporasi.

13
 Sedimentasi adalah proses mengendapnya material hasil erosi di
suatu tempat tertentu. Pengendapan material dapat diakibatkan
oleh air, angin, es atau gletser pada suatu cekungan yang
kemudian membentuk jenis batuan baru yang dinamakan batuan
sedimen.
 Disosiasi Transformasi: Kesehatan Pemukiman, serangga dan
binatang penganggu, Higiene makanan dan minuman dan
Pencemaran lingkungan.
 Biokonsentrasi yaitu peningkatan konsentrasi suatu polutan dalam
suatu ekosistem. Keberadaan polutan dalam suatu lingkungan
akan sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di
dalamnya. Polutan dapat masuk ke suatu lingkungan dengan
berbagai cara. Misalnya unsur logam yang dapat masuk secara
alami karena sudah berada di bumi, batuan dan tanah secara
alamiah kemudian masuk ke lingkungan laut melalui hujan dan
erosi. Sumber lainnya adalah melalui buangan industri, limbah
rumah tangga, pertanian.
 Degradasi lingkungan adalah penurunan kualitas lingkungan hidup
yang berpotensi merugikan kehidupan manusia. Degradasi
lingkungan hidup dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
alam dan manusia (Moersidik, 2014).
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami
paparkan, Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk
kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dian Hudawan Santoso, M. N. (2020). Valuasi Ekonomi Degradasi Lingkungan


Akibat Alih Fungsi Lahan Di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Sains dan
Teknologi Lingkungan , 121-130.
Eka Mey Jesiani, A. R. (2019). Model Pendugaan Evaporasi Dari Suhu Udara Dan
Kelembaban Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda di Kota
Pontianak. 46-50.
Fahrul islam dkk. (2021). Dasar- Dasar Kesehatan Lingkungan . Mamuju: Yayasan
Kita Menulis.
Puspitasari, R. (2007). Laju Polutan dalam Ekosistem Laut. 21-28.
Sitoresmi, A. R. (2023, Januari 11). Sedimentasi Adalah Proses Pengendapan
Material, Ketahui jenis dan Proses Terjadinya. Diambil kembali dari
liputan6.: https://www.liputan6.com/hot/read/5177287/sedimentasi-
adalah-proses-pengendapan-material-ketahui-jenis-dan-proses-
terjadinya

15
16

Anda mungkin juga menyukai