18 tahun 2014
tentang Kesehatan Jiwa
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Tugas pada Mata Kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan
Dosen Pengampu :
Fitrianty S Layumba, SKM, M. Kes
Disusun oleh :
Kelompok 6
KESMAS 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan
yang berjudul “ Kebijakan pemerintah di Bidang Kesehatan berdasarkan UU No.
18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar
Administrasi Kebijakan Kesehatan. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan
orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami.
Penyusun
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I.......................................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Manfaat dan tujuan.......................................................................................................
BAB II......................................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................................
A. Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya....................................................................
B. Pembahasan Isi.............................................................................................................
C. Dasar Hukum................................................................................................................
D. Penerapan Undang-Undang No.18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa di
Indonesia..............................................................................................................................
E. Faktor Yang Memengaruhi Kualitas Penerapan............................................................
F. Dampak Yang Ditimbulkan Pada Masyarakat Dan Bidang Kesehatan.......................
BAB III...................................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang
terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh (Sumiati,dkk, 2009). Salah satu
pemicu terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan jiwa akibat dampak
modemisasi, dimana tidak semua orang siap untuk menghadapi cepatnya
perubahan dan kemajuan teknologi baru. Meskipun gangguan jiwa tidak
menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut
dalam arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun
kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak produktif dan tidak
efisien sehingga akan menimbulkan beban bagi keluarga serta lingkungan
masyarakat sekitar akan menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif
dan menimbulkan beban bagi keluarga serta lingkungan masyarakat sekitarnya
(Efendi, 2009). Kesehatan jiwa masyarakat (Community Mental Health) telah
menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat (public health) yang dihadapi
semua negara. Data statistik WHO (World Health Organization) menyebutkan
bahwa setiap saat 1% dari seluruh penduduk di dunia berada dalam kondisi
membutuhkan pertolongan dan pengobatan untuk berbagai bentuk gangguan
jiwa.Rata-rata 5-10% dari populasi masyarakat di suatu wilayah menderita
depresi dan memerlukan pengobatan psikiatrik dan intervensi psikososial.
Untuk kalangan perempuan, angka gangguan depresi dijumpai lebih tinggi
lagi yaitu ± 15-17%.
3
Sehingga dalam hal ini, sangat penting bagi seseorang untuk mencari bantuan
dari profesional kesehatan jiwa jika mereka mengalami masalah kesehatan
jiwa yang serius.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang dan sejarah terbentuknya UU No. 18 tahun 2014
tentang kesehatan jiwa?
2. Bagaimana isi dari UU No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa ?
3. Apa saja dasar hukum dari UU No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa?
4. Bagaimana penerapan dari UU No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa
di indonesia?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas penerapan UU No. 18 tahun
2014 tentang kesehatan jiwa di Indonesia?
6. Apa saja dampak yang ditimbulkan pada masyarakat dan bidang kesehatan
dari penerapan UU No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa?
2. Untuk mengetahui isi dari UU No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa.
3. Untuk mengetahui dasar hukum dari UU No. 18 tahun 2014 tentang
kesehatan jiwa.
6. Untuk mengetahui apa dampak yang dialami oleh masyarakat dan bidang
kesehatan dari penerapan UU No. 18 tahun 201 tentang kesehatan jiwa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pembahasan Isi
UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa merupakan undang-
undang yang membahas tentang perlindungan, pemenuhan hak, serta
pencegahan dan pengobatan terhadap masalah kesehatan jiwa di Indonesia.
Beberapa hal yang dibahas dalam UU ini antara lain:
5
1. Definisi Kesehatan Jiwa
UU ini memberikan definisi kesehatan jiwa sebagai keadaan sejahtera
dari segi emosional, psikologis, dan sosial yang memungkinkan seseorang
untuk mengatasi tekanan kehidupan sehari-hari, bekerja produktif, dan
memberikan kontribusi bagi masyarakat.
6
sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengendalian dan
pengawasan kesehatan jiwa di Indonesia.
C. Dasar Hukum
UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa merupakan undang-
undang yang mengatur mengenai upaya kesehatan jiwa dan pelayanan
kesehatan jiwa di Indonesia. Dasar hukum dari UU ini adalah sebagai berikut:
7
5. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
yaitu Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (2) yang mengatur tentang hak atas
kesehatan dan hak atas perlindungan diri. Dengan dasar hukum tersebut, UU
No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa kemudian diundangkan untuk
memberikan perlindungan dan peningkatan pelayanan kesehatan jiwa bagi
masyarakat Indonesia.
8
hanya memiliki 33 Rumah Sakit Jiwa, sedangkan terdapat 8 provinsi yang
belum memiliki Rumah Sakit Jiwa. Data ini memperlihatkan bahwa wujud
implementasi upaya pemerintah dalam pemerataan fasilitas layanan kesehatan
jiwa belum maksimal, tentunya hal ini menjadi suatu fenomena yang perlu di
kaji dan ditindaklanjuti mengingat angka prevalensi gangguan kesehatan jiwa
di Indonesia cukup tinggi.
9
Tantangan dan rintangan terkait kesehatan jiwa dipandang masih perlu
untuk di kaji bersama oleh pemerintah agar dapat dicarikan solusi terbaik guna
menunjang kebutuhan fasilitas kesehatan jiwa. Selain itu, keterbatasan tenaga
kesehatan jiwa dan obat-obatan juga masih menjadi kendala dalam upaya
menyejahterakan kesehatan jiwa masyarakat, maka perlu ada tindak lanjut
mengenai permasalahan ini agar pemerintah dapat memberikan kebijakan
untuk mengatasi permasalahan ini.
1. Faktor Pendukung
10
Ketersediaan fasilitas kesehatan jiwa yang memadai juga menjadi faktor
pendukung dalam penerapan undang-undang ini. Fasilitas kesehatan jiwa yang
memadai meliputi sarana dan prasarana untuk diagnosis, tindakan medis, dan
rehabilitasi kesehatan jiwa.
2. Faktor Penghambat
11
cenderung memberikan justifikasi pada mereka yang membutuhkan bantuan
tenaga profesional menjadi hambatan yang cukup signifikan dalam
menghentikan mereka dalam mencari bantuan.
12
2. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan jiwa: Undang-
undang ini juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan jiwa dan mengenali gejala-gejala gangguan
kesehatan jiwa. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mudah mengakses
layanan kesehatan jiwa dan mendapatkan perawatan yang tepat jika
mengalami masalah kesehatan jiwa.
3. Peningkatan kualitas layanan kesehatan jiwa: Undang-undang ini juga
mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan jiwa yang diberikan oleh
tenaga medis. Hal ini akan berdampak positif pada penanganan masalah
kesehatan jiwa dan pemulihan pasien dengan lebih efektif.
4. Pelindungan hak pasien kesehatan jiwa: Undang-undang ini juga
memberikan perlindungan hak bagi pasien kesehatan jiwa, seperti hak untuk
mendapatkan informasi yang jelas dan memilih jenis perawatan yang
diinginkan, serta hak untuk melaporkan jika merasa tidak puas dengan layanan
yang diberikan.
5. Peningkatan kerja sama antar sektor: Dengan adanya undang-undang
ini, terjadi peningkatan kerja sama antara sektor kesehatan dan sektor lainnya
seperti sektor sosial, pendidikan, dan ketenagakerjaan. Hal ini diharapkan
dapat memberikan pendekatan yang lebih holistik dalam penanganan masalah
kesehatan jiwa dan mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung
kesehatan jiwa yang lebih baik.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Undang-Undang No. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa adalah salah
satu UU yang berperan penting untuk masyarakat di Indonesia dalam
menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.Dengan adanya
UU ini penanganan pasien yang mengalami kesehatan jiwa dapat dilakukan
dengan cara yang manusiawi.Jika UU No. 18 tahun 2014 ini dapat diterapkan
dengan baik tentu dalam penanganan orang gangguan jiwa bisa lebih
manusiawi.
Dalam makalah ini, telah dibahas mengenai latar belakang, sejarah, dan
pembahasan isi dari UU No. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.Selain
itu, dibahas juga mengenai dasar hukum, penerapan UU di Indonesia, faktor
yang memengaruhi kualitas penerapan, dan dampak yang dirasakan oleh
masyarakat dan bagian kesehatan dari penerapan UU No. 18 tahun 2014
tentang Kesehatan Jiwa.
B. Saran
Melakukan pencegahan gangguan jiwa dengan memperkuat faktor
protektif dan mengurangi faktor risiko. Faktor protektif seperti dukungan
sosial dan kepercayaan diri dapat membantu mengurangi risiko terkena
gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan. Serta Menghilangkan stigma
dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan jiwa. Masyarakat harus
memahami bahwa gangguan jiwa adalah penyakit yang dapat diobati dan
14
orang dengan gangguan jiwa juga memiliki hak yang sama dengan orang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
15
16