Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

UNDANG-UNDANG KESEHATAN

Disusun Oleh Kelompok 5 dan 10 :


Airene Gresya Pangaribuan (2264040032)
Daiva Anindiyanti (2264040015)
Abigail Angelina Wenur (2264040037)
Helena Mustina Laia (2264040028)

Dosen Pengampu :
Rosintan M. Napitupulu, AMdFt., MKM

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul UNDANG-
UNDANG KESEHATAN tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Hukum yang diampu oleh Ibu Rosintan M. Napitupulu, AMdFt.,
MKM. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
undang-undang Kesehatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Proses penulisan makalah ini juga tak lepas dari bantuan, arahan, dan
masukan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian makalah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak sekali
kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi tanda baca, tata bahasa, maupun isi
dikarenakan terbatasnya pengalamandan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kepada semua pihak, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 10 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
LATAR BELAKANG............................................................................................iii
KETENTUAN UMUM...........................................................................................1
ASAS dan TUJUAN................................................................................................2
HAK DAN KEWAJIBAN.......................................................................................3
SUMBER DAYA BIDANG KESEHATAN...........................................................4
INFORMASI KESEHATAN...................................................................................4
PEMBIAYAAN KESEHATAN..............................................................................4
KETENTUAN PIDANA.........................................................................................5
PENUTUP................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan


bahwa intervensi kesehatan sedang ditingkatkan dan diperkuat 15 kegiatan
berbeda diselenggarakan, salah satunya adalah Perlindungan Makanan dan
Minuman. Langkah-langkah keamanan pangan dan Minuman terus ditingkatkan
untuk mendukung pertumbuhan dan Memperkuat intervensi kesehatan yang
efektif dan efisien. Semua ini merupakan upaya untuk melindungi orang dari
makanan dan minuman yang tidak memenuhi baku mutu (Kemenkes RI, 2009).
Kemungkinan kontaminasi makanan dapat terjadi dimana saja tahapan
pengolahan makanan. Pengelolaan makanan yang tidak sehat dan Kebersihan
dapat menyebabkan adanya bahan-bahan yang ada dalam makanan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi konsumen (Naria, 2005). Kebersihan dan
sanitasi tidak dapat dipisahkan karena kerabat dekat Misalnya, kebersihan itu baik
karena ingin mencuci tangan, tetapi sanitasi tidak membantu karena tidak tersedia
cukup air bersih, kemudian cuci tangan tidak lengkap (Depkes RI, 2004). Ada
faktor-faktor yang harus diperhitungkan untuk melakukannya Penerapan higiene
makanan yang efektif adalah faktor makanan, faktor manusia dan faktor peralatan
(Chandra, 2006). 

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

a. Bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan
ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional;
c. Bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar
bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
juga berarti investasi bagi pembangunan negara;
d. Bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan
kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan

iii
kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik
Pemerintah maupun masyarakat;
e. Bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum
dalam masyarakat sehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-
Undang tentang Kesehatan yang baru;
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang tentang
Kesehatan;

iv
KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Ayat 1
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis
- Sehat fisik yang dimaksud disini adalah tidak merasa sakit dan memang
secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal
dan tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sehat mental (jiwa), mencakup:
- Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir
secara logis (masuk akal) atau berpikir runtut
- Sehat Spiritual tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, atau penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya
yang dapat dilihat dari praktek keagamaan dan kepercayaannya serta
perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
- Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.
- Sehat Sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang atau
kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau
kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik.
- Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau menghasilkan
secara ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak
bekerja maka sehat dari aspek ekonomi adalah bagaimana kemampuan
seseorang untuk berlaku produktif secara sosial.
Ayat 2
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan
dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
- Alat-alat Rumah sakit dan tenaga medis yang mendukung dalam
penyembuhan Kesehatan serta dengan tambahan dukungan seperti fasilitas
BPJS dan teknologi alat-alat yang sudah canggih yang dilakukan
pemerintah untuk mendukung bidang Kesehatan
Ayat 5

Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan

1
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.

- Obat tidak hanya yg dapat diminum tapi juga bisa melalui alat yang
mendukung kesembuhan pasien ( orang sakit )
Ayat 7
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
- Rumah sakit, Puskesmas, Klinik adalah tempat untuk melakukan
penyembuhan-penyembuhan orang sakit (pasien) baik secara promotif
adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan untuk
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya, preventif adalah suatu upaya melakukan
berbagai tindakan untuk menghindari terjadinya berbagai masalah
kesehatan yang mengancam diri kita sendiri maupun orang lain di masa
yang akan datang, kuratif adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan dan
rehabilitatif adalah suatu upaya maupun rangkaian kegiatan yang
ditujukan kepada bekas penderita (pasien yang sudah tidak menderita
penyakit) agar dapat berinteraksi secara normal dalam lingkungan sosial.
Ayat 10
Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan
untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan
permasalahan kesehatan manusia
- Menegakkan diagnosa adalah penentuan jenis penyakit dengan cara
meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya. Sementara itu, dalam sosiologi,
diagnosis atau diagnosa adalah pemeriksaan terhadap suatu hal. Jadi,
singkatnya diagnosis atau diagnosa adalah identifikasi mengenai sesuatu.
- Pencegahan adalah suatu proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan
menahan agar sesuatu hal tidak terjadi.
- penanganan permasalahan kesehatan manusia adalah melakukan tindakan
penyembuhan terhadap orang sakit

ASAS dan TUJUAN

Pasal 2

2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanuaiaan,
keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan, gender dan nondiscrimination dan norma-norma agama.
- asas perikemanusiaan yang berarti bahwa pembangunan kesehatan harus
dilandasi atas perikemanusiaan yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang
Maha Esa dengan tidak membedakan golongan agama dan bangsa.
- asas keseimbangan berarti bahwa pembangunan kesehatan harus
dilaksanakan antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan
mental, serta antara material dan spiritual.
- asas manfaat berarti bahwa pembangunan kesehatan harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanausiaan dan perikehidupan
yang sehat bagi setiap warga negara.
- asas perlindungan berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dapat
memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan.
- asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban berarti bahwa
pembangunan kesehatan dengan menghormati hak dan kewajiban
masyarakat sebagai bentuk kesamaan kedudukan hukum.
- asas keadilan berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dapat
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan
masyarakat dengan pembiayaan yang terjangkau.
- asas gender dan nondiskriminatif berarti bahwa pembangunan kesehatan
tidak membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki.
- asas norma agama berarti pembangunan kesehatan harus memperhatikan
dan menghormati serta tidak membedakan agama yang dianut masyarakat.

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggung jawab.
- Untuk mendapatkan informasi Kesehatan tidak ada pandangan bahwa ia
berhak ataupun tidak, semua sama atau setara

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH


Pasal 14 Ayat 1

3
Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat.
- Agar upaya kesehatan berhasil guna dan berdaya guna, Pemerintah perlu
merencanakan, mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan
upaya kesehatan ataupun sumber dayanya secara serasi dan seimbang
dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat.

SUMBER DAYA BIDANG KESEHATAN

Pasal 21 Ayat 1
Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan
pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
- Pada prinsipnya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan
pengawasan mutu tenaga kesehatan ditujukan kepada seluruh tenaga
kesehatan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan
dapat dikelompokkan sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang
dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga
keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat dan lingkungan, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan
lainnya.
Pasal 34 Ayat 2
Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan tenaga
kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan pekerjaan profesi.
- Bagi tenaga kesehatan yang sedang menjalani proses belajar diberikan izin
secara kolektif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

INFORMASI KESEHATAN

Pasal 169
Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses
terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

4
- Pemerintah menciptakan beberapa website ataupun aplikasi untuk
mengakses info-info Kesehatan, bahkan cek dokter sudah bisa
menggunakan aplikasi

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pasal 170 Ayat 1


Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.
- Membayar fasilitas Kesehatan digunakan untuk meningkatkan kinerja
Kesehatan agar terus meningkat atau bagus.

KETENTUAN PIDANA

Pasal 191
Setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(1) sehingga mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
- Dilarang melakukan buka praktek tradisional jika tidak ada izin ,jika
melanggar akan dikenakan denda ataupun penjara secara hukum yang
berlaku.
Pasal 192
Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apapun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
- Dilarang melakukan Jual Beli organ manusia dengan alasan apapun ,jika
diketahui maka akan dikenakan sanksi hukum yang berlaku.

5
PENUTUP

Pasal 204
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
- Saat ini UU Kesehatan yang berlaku adalah UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 dan UU
sebelumnya sudah tidak berlaku.

Pasal 205
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- UU ini berlaku pada tanggal 13 Oktober 2009

6
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/27281/2/BAB_I.pdf
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/36tahun2009uu.htm
https://kumparan.com/ahmad-shendy/kesehatan-mental-dan-kesehatan-fisik-
mana-yang-lebih-penting-1yJ2WbWcefa#:~:text=Secara
%20sederhana%2C%20kesehatan%20fisik%20mengacu,dengan
%20kondisi%20kehidupan%20saat%20ini.

Anda mungkin juga menyukai