Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERATURAN YANG MENAUNGI


PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Dosen Pengampu

Emini, S.Si. T.,MA.Kes.

Disusun Oleh:

Alika Syifa Aulia

Aulia Nurush Shubi

Bunga Sanova Puspita

Samiya Ratunnaja

Tikah Wulandari

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 1

2023
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pemahaman yang bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan
kritik guna perbaikan di masa mendatang.

Jakarta, 22 Juli 2023


Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………...........
II. Pembahasan
2.1 Perundang-Undang Yang Menaungi Pelayanan Kesehatan
2.2 Perundang-Undang Yang Menaungi Pelayanan Kesehatan Gigi
III. Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….
3.2 Saran……………………………………………………………………………...

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pasal 28H dan pasal 34 ayat (3) UUD 1945, hak asasi setiap orang untuk
mendapatkan kesehatan diakui dan dilindungi. Kesehatan adalah hak konstitusional setiap
warga negara, dan pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan
tersebut. Pembangunan kesehatan adalah upaya negara untuk menyediakan layanan kesehatan
yang didukung oleh sumber daya kesehatan, baik dari tenaga kesehatan maupun non-
kesehatan. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari segi fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh karena itu, kesehatan tidak hanya merupakan
hak asasi manusia, tetapi juga merupakan investasi.

Hak asasi manusia adalah kesehatan, dan kesehatan harus menjadi bagian dari
kesejahteraan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap upaya untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat harus dilakukan sesuai dengan prinsip partisipatif, perlindungan, dan
berkelanjutan. Prinsip-prinsip ini sangat penting untuk pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, meningkatkan ketahanan dan daya saing negara, dan untuk pembangunan nasional
secara keseluruhan.

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut adalah bagian penting dari perawatan kesehatan
secara keseluruhan dan diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut diberikan secara menyeluruh
dengan pendekatan siklus hidup dan mempertimbangkan kebutuhan khusus pasien untuk
penanganan.

Terapis gigi dan mulut adalah jenis tenaga kesehatan yang memiliki otoritas untuk
menyediakan layanan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk
melindungi masyarakat penerima layanan kesehatan, setiap tenaga kesehatan harus memiliki
izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan

1.2 Rumusan Masalah

1. perundang-undangan yang menaungi pelayanan kesehatan

2. perundang-undangan yang menaungi pelayanan kesehatan gigi

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Agar kita sebagai tenaga kesehatan dapat mengetahui PERMENKES RI tentang izin
dan penyelenggaraan praktik Terapis Gigi dan Mulut
2. Memberikan kejelasan kepada masyarakat tentang UU kesehatan ataupun ketentuan
pidananya yang berkaitan dengan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perundang-Undang Yang Menaungi Pelayanan Kesehatan


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
KETENTUAN UMUM:
Pasal 1 dalam Undang-Undang ini yang di maksud dengan:
1. Kesehatan adalah keadaan fisik, mental, spiritual, dan sosial yang sehat yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
2. sumber daya pada bidang kesehatan merupakan segala bentuk dana, energi, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi serta indera kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan serta
teknologi yg dimanfaatkan buat menyelenggarakan upaya kesehatan yg dilakukan sang
Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta/atau rakyat.
3. Perbekalan kesehatan adalah seluruh bahan dan alat-alat yg diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
4. Sediaan farmasi merupakan obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
5. indera kesehatan ialah instrumen, aparatus, mesin serta/atau implan yg tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan di insan, serta/atau menghasilkan
struktur serta memperbaiki fungsi tubuh.
6. tenaga kesehatan merupakan setiap orang yg mengabdikan diri pada bidang kesehatan
serta mempunyai pengetahuan serta/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yg buat jenis eksklusif memerlukan wewenang untuk melakukan upaya
kesehatan.
7. Fasilitas pelayanan kesehatan ialah suatu alat serta/atau daerah yg dipergunakan buat
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yg dilakukan sang Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta/atau warga .
8. Obat ialah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan buat
mensugesti atau menelaah sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
buat manusia.
9. Obat tradisional ialah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tanaman, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau adonan dari bahan tersebut yg secara
turun temurun sudah dipergunakan buat pengobatan, serta bisa
diterapkan sinkron dengan adat yg berlaku di warga .
10. Teknologi kesehatan merupakan segala bentuk indera serta/atau metode yg ditujukan buat
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan perseteruan kesehatan
insan.

ASAS DAN TUJUAN:


Pasal 2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama.

Pasal 3
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.

HAK DAN KEWAJIBAN:

HAK
Pasal 4: Setiap orang berhak atas kesehatan.
Pasal 5: (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan. (2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman. bermutu, dan terjangkau. (3) Setiap orang berhak secara mandiri
dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya.
Pasal 6: Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat
kesehatan.
Pasal 7: Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggung jawab.

Pasal 8: Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan.

KEWAJIBAN
Pasal 9 : (1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.(2) Kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan
perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan.
Pasal 10: Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya
memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.

2.2 Perundang-Undang Yang Menaungi Pelayanan Kesehatan Gigi


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi Dan Mulut.

KETENTUAN UMUM:

Pasal I Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Terapis Gigi dan Mulut adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan kesehatan
gigi, perawat gigi atau terapis gigi dan mulut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut adalah pelayanan asuhan yang
terencana, diikuti dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan di bidang
promotif, preventif, dan kuratif sederhana untuk meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut yang optimal pada individu, kelompok, dan masyarakat.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/ataumasyarakat.
4. Surat Tanda Registrasi Terapis Gigi dan Mulut yang selanjutnya disingkat
STRTGM adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Terapis Gigi
dan Mulut yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.
5. Surat Izin Praktik Terapis Gigi dan Mulut yang selanjutnya disingkat SIPTGM
adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
keprofesian Terapis Gigi dan Mulut.
6. Standar Profesi Terapis Gigi dan Mulut adalah batasan kemampuan minimal berupa
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan
dimilikioleh Terapis Gigi dan Mulut untuk dapat melakukan praktik
keprofesiannya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi
bidang kesehatan.
7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
8. Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpunnya para Terapis Gigi dan Mulut.

PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPROFESIAN TERAPIS GIGI DAN MULUT

WEWENANG:

Pasal 11 :
(1) Terapis Gigi dan Mulut dapat menjalankan praktik keprofesiannya secara mandiri
dan/atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(2) Terapis Gigi dan Mulut yang menjalankan praktik keprofesiannya secara mandiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berpendidikan paling rendah Diploma Tiga
Kesehatan Gigi, Keperawatan Gigi atau Terapis Gigi dan Mulut
(3) Terapis Gigi dan Mulut yang menjalankan praktik keprofesiannya secara mandiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memasang papan nama praktik
(4) Papan nama praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat nama
Terapis Gigi dan Mulut, nomor STR, dan nomor SIPTGM. (5) Fasilitas Pelayanan
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a.praktik perseorangan dokter gigi
b.klinik
c.puskesmas
d.balai kesehatan masyarakat, dan/atau
e.rumah sakit.

Pasal 12 :
(1) Dalam menjalankan praktik keprofesiannya, Terapis Gigi dan Mulut memiliki
wewenang untuk melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi:
a upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut b.upaya pencegahan penyakit gigi
c.manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut
d.pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas
e.dental assisting.

(2) Asuhan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a.pengkajian
b.penegakan diagnosa asuhan kesehatan gigi dan mulut
c.perencanaan d.implementasi
e.evaluasi.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi Terapis Gigi
dan Mulut yang melakukan pekerjaannya secara mandiri hanya memiliki wewenang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b. huruf e, dan huruf d.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Pasal 1 ayat 1 : Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pasal 2: Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan


perikemanusiaan,keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan,gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama.

3.2 Saran

Demikian dengan kami menyusun makalah ini agar sebagaimana tujuan kami yang sudah
dipaparkan diatas agar para pembaca terutama para tenaga kesehatan bisa mengetahui apa saja UU
yang menaungi dalam melakukan pelayanan kesehatan yang sudah diatur di dalam UU dan
PERKEMENKES.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.denkes.go.id/resources/download/general/UU%20Nomor 2036%
20Tahun220009%2 Otentang%20Kesehatan.pdf

https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk712013.pdf

9966PMK No. 20 ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut

Anda mungkin juga menyukai