Anda di halaman 1dari 11

Hukum Kesehatan dan Aspek Hukum serta Etika pada Pelayanan

Kesehatan di Laboratorium Medik

Nama kelompok :

Andi Khadijah PO714203191004


Lilis Rahmawati PO714203191020
Mutmainna Kartika Putri PO714203191023
Nurul Muhlisa PO714203191027
Putri Sri Saqinah Sudirman PO714203191028
Alfitri Rosita Tala (PO714203191038)
Eka Novitri Merni (PO714203191043)
Farhah Ramadhani Suparmin (PO714203191046)
Khaerunnisa Amir (PO714203191050)
Magfiratul Muradifah (PO714203191052)
Muhammad Irsal Qadri (PO714203191056)

Program Studi Sarjana Terapan

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

Poltekkes Kemenkes Makassar

Tahun Ajaran 2020-2021


Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran, tenaga, maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusu merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 10 Desember 2021

Penyusun
Daftar Isi
Bab I Pendahluan

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu modal utama dalam rangka


pertumbuhan dan pengembangan kehidupan bangsa serta mempunyai peranan
penting dalam usaha mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.
Bahkan kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Derajat kesehatan sangat
berarti bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia serta
sebagai salah satu modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada
hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Peningkatan derajat
kesehatan masyarakat harus dilaksanakan dengan memperhatikan peranan
kesehatan melalui upaya yang lebih memadai dan pembinaan
penyelenggaraan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.

Sebagai bagian integral dari kesejahteraan, upaya mewujudkan derajat


kesehatan yang optimal bagi setiap orang memerlukan dukungan hukum bagi
terselenggaranya berbagai kegiatan di bidang kesehatan. Dukungan hukum
tersebut merupakan suatu perangkat hukum kesehatan yang memadai.
Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan agar adanya
kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi penyelenggara
upaya kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan kesehatan.

Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan yang dilakukan baik oleh pemerintah dan atau oleh
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya kesehatan khususnya fasilitas
pelayanan dan tenaga kesehatan. Kewenangan untuk melaksanakan upaya
kesehatan itulah yang memerlukan peraturan hukum sebagai dasar
pembenaran hukum di bidang kesehatan tersebut. Peraturan hukum tentang
upaya kesehatan saja belum cukup karena upaya kesehatan
penyelenggaraannya disertai pendukung berupa sumber daya kesehatan baik
yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.

Bidang sumber daya kesehatan inilah yang dapat memasuki kegiatan


pelayanan kesehatan. Untuk mencapai peningkatan pelayanan kesehatan bagi
seluruh lapisan masyarakat indonesia yang jumlah penduduknya amat besar
bukan pekerjaan mudah, oleh sebab itu diperlukan juga peraturan
perlindungan hukum untuk melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan
kesehatan. Perlindungan hukum tersebut diperlukan perangkat hukum
kesehatan yang berpandangan maju untuk menjangkau perkembangan
kesehatan yang semakin kompleks, sehingga pelaksanaan “hukum kesehatan”
diberlakukan secara proporsional dan bertahap sebagai bidang hukum khusus.

B. Tujuan
C. Manfaat
Bab II Tinjauan Pustaka

A. Dasar Teori

B. Pembahasan
Hukum Kesehatan dan Aspek Hukum
a. Pengertian Hukum Kesehatan
Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan
langsung pada pemberian layanan kesehatan dan penerapannya pada
hubungan perdata, hukum administrasi dan hukum pidana. Arti peraturan
disini tidak hanya mencakup pedoman internasional, hukum kebiasaan,
hukum yurisprudensi, namun ilmu pengetahuan & kepustakaan dapat juga
merupakan sumber hukum.
Hukum Kesehatan (Health Law) menurut:
1. Van Der Mijn: Hukum Kesehatan diartikan sebagai hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan, meliputi:
penerapan perangkat hukum perdata, pidana dan tata usaha negara.
2. Leenen: Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis
dan peraturan hukum di bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.
Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan
hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan
kesehatan dan penerapannya. Hal ini menyangkut hak dan kewajiban baik
dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana, pedoman standar
pelayanan medik, ilmu pengetahuan bidang kedokteran kesehatan dan
hukum serta sumber-sumber hukum lainnya (Sri Siswati, 2013).
Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak
dan kewajiban individu, kelompok atau masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban tenaga kesehatan
dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak
lain yang mengikat masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian
terapeutik dan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan lainnya yang berlaku secara lokal, regional,
nasional dan internasional.
Secara ringkas hukum kesehatan adalah:
 Kumpulan peraturan yang mengatur tetang hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
 Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan
dengan upaya dan pemeliharaan di bidang kesehatan.
 Rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan
yang mengatur pelayanan medik dan sarana medik
b. Sumber Hukum Kesehatan
Keberadaan hukum kesehatan membawa pengaruh yang sangat besar
terhadap pembangunan, khususnya di bidang kesehatan. Hukum kesehatan
termasuk hukum “lex specialis”, melindungi secara khusus tugas profesi
kesehatan (provider) dalam program pelayanan kesehatan manusia menuju
ke arah tujuan deklarasi “health for all” dan perlindungan secara khusus
terhadap pasien “receiver” untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
(Cecep Triwibowo, 2014). Dengan sendirinya hukum kesehatan ini
mengatur hak dan kewajiban masing-masing penyelenggara pelayanan dan
penerima pelayanan, baik sebagai perorangan (pasien) atau kelompok
masyarakat (Soekidjo Notoatmodjo, 1998 ).
Kesehatan di Indonesia dibangun melalui 2 pilar, yaitu hukum dan
etik. Hukum di Indonesia bersumber dari Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta berbagai peraturan perundang-undangan lainnya
khususnya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
sedangkan pilar etik bersumber dari kebijaksanaan organisasi profesi,
standar profesi, dan kode etik profesi. Sumber utama dari pilar etik ini
adalah Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) dan Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI). Kode Etik Rumah Sakit Indonesia
(KODERSI), merupakan kewajiban-kewajiban moral yang harus ditaati
oleh setiap rumah sakit (sebagai suatu lembaga) dalam menjalankan tugas
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Indonesia.
Kewajiban kewajiban moral lembaga harus diterjemahkan menjadi
rangkuman nilai-nilai moral untuk dijadikan pegangan dan pedoman bagi
para insan rumah sakit di Indonesia dalam hal penyelenggaraan dan
pengoperasian rumah sakit di Indonesia.
Sumber hukum kesehatan tidak hanya bertumpu pada hukum tertulis
(undangundang), namun juga pada jurisprudensi, traktat, konsensus, dan
pendapat ahli hukum serta ahli kedokteran termasuk doktrin (Ta’adi,
2013).
Hukum kesehatan terkait dengan peraturan perundang-undangan
dibuat untuk melindungi kesehatan masyarakat di Indonesia. Bentuk
hukum tertulis atau peraturan undang-undang mengenai hukum kesehatan
diatur dalam:
a) Undang-Undang
1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (selanjutnya disebut UU No. 29 Tahun
2004).
2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (selanjutnya disebut UU No. 36 Tahun
2009)
3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (selanjutnya disebut UU No. 44 Tahun 2009)
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (selanjutnya disebut UU No. 36 Tahun
2014)
5) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan (selanjutnya disebut UU No. 38 Tahun
2014)
b) Peraturan Pemerintah.
c) Keputusan Presiden.
d) Keputusan Menteri Kesehatan.
e) Keputusan Dirjen/Sekjen.
f) Keputusan Direktur/Kepala Pusat.

Kemudian dengan berkembangnya otonomi daerah, masing-masing


daerah baik provinsi maupun kabupaten juga semakin marak untuk
mengeluarkan peraturan-peraturan yang terkait dengan kesehatan,
misalnya :

1. Peraturan Daerah (Perda)


2. Keputusan Gubernur, Wali Kota atau Bupati
3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan

Seperti telah disebutkan bahwa hukum kesehatan adalah semua


ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau
pelayanan kesehatan dan penerapannya. Oleh sebab itu, hukum kesehatan
mengatur dua kepentingan yang berbeda, yakni :

1. Penerima pelayanan, yang harus diatur hak dan kewajiban,


baik perorangan, kelompok atau masyarakat.
2. Penyelenggara pelayanan : organisasi dan sarana-prasarana
pelayanan, yang juga harus diatur hak dan kewajibannya.
c. Tujuan Dan Fungsi Hukum Kesehatan

Tujuan Hukum Kesehatan

Tujuan hukum pada intinya adalah menciptakan tatanan


masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan.
Dengan tercapainya ketertiban didalam masyarakat diharapkan
kepentingan manusia akan terpenuhi dan terlindungi (Mertokusumo,
1986). Hal ini dilihat dari bidang kesehatan sendiri yang mencakup aspek
sosial dan kemasyarakatan dimana banyak kepentingan harus dapat
diakomodir dengan baik.
Kembali dengan tujuan hukum yang pertama yaitu menciptakan
tatanan atau ketentuan, sektor atau bidang kesehatan telah memiliki
payung hukum yang cukup untuk bisa menjalankan proses kerja di bidang
kesehatan jika semua ketentuan perundang-undangnya dilaksanakan
dengan baik dan menjalin saling pengertian diantara pelaku profesi
didalam setiap bagian yang mendukung terlaksananya upaya kesehatan.
Sumber-sumber hukum yang adapun telah secara rinci mengatur hal-hal
apa yang menjadi kewajiban setiap pelaku profesi dan apa yang menjadi
hak-haknya. Oleh karena itu harapan yang terbesar adalah terciptanya
ketertiban dan keseimbangan pemenuhan hak dan kewajiban masing-
masing profesi.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan
bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan,
sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman
hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh
masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Fungsi Dari Hukum Kesehatan

 Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur


tata kehidupan di dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya
dapat memberi sumbangan yang besar bagi ketertiban masyarakat
secara keseluruhan.
 Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya
di bidang kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat.
 Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat
menghalang-halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap
penjahat yang luka-luka karena tembakan, maka tindakan tersebut
sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

Amin Yanuar. 2017. Buku Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Indonesia: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan BPPSDM Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai