PENDAHULUAN
1
praktikal terhadap keberadaan hukum kesehatan. Untuk itu dilakukan kajian normatif, kajian
yang mengacu pada hukum sebagai norma dengan pembatasan pada masalah kesehatan
secara umum melalui tradisi keilmuan hukum.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Hukum dan Posisi Hukum Kesehatan
dalam Hukum.
2) Mengetahui Sumber Hukum Kesehatan.
3) Mengetahui Subjek Hukum Kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
belum pula ada pemahaman antara lingkup hukum kesehatan dan ilmu kedokteran
kehakiman. Selanjutnya perlu juga dipahami bahwa dalam hukum kesehatan dikenal
pendekatan dua ilmu, yaitu ilmu kesehatan / kedokteran dan ilmu hukum yang disebut
pendekatan medicolegal.
Memakai istilahkan Medical Law, atau Medical Recht, sementara di Amerika, Inggris
dan Australia lebih menyukai istilah Health Law atau hukum kesehatan.
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan.
Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan
hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang
tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi untuk orang yang melanggar hukum.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan
adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
2.2.1 Definisi Hukum Kesehatan Menurut pakar ahli hokum
Van Der Mijn, pengertian dari hukum kesehatan diartikan sebagai hukum yang
berhubungan secara langsung dengan pemeliharaan kesehatan yang meliputi penerapan
perangkat hukum perdata, pidana dan tata usaha negara atau definisi hukum kesehatan
adalah sebagai keseluruhan aktifitas juridis dan peraturan hukum dalam bidang kesehatan
dan juga studi ilmiahnya.
Leenen Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan hukum di
bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.
4
Pasal 1 butir (1) Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentgang kesehatan menyatakan
yang disebut sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan / pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini menyangkut hak dan
kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya,
organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan
hukum serta sumber-sumber hukum lainnya. Hukum kedokteran merupakan bagian dari
hukum kesehatan, yaitu yang menyangkut asuhan / pelayanan kedokteran (medical care /
sevice)
2.2.2 Subjek dan Objek:
Subjek Hukum Kesehatan adalah Pasien dan tenaga kesehatan termasuk institusi
kesehatan sedangkan objek Hukum Kesehatan adalah perawatan kesehatan (Zorg voor de
gezondheid).
5
2.4 Azas Hukum Kesehatan
1. Asas perikemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa berarti bahwa
penyelenggaraan kesehatan harus dilandasi atas perikemanusiaan yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak membeda-bedakan golongan, agama, dan
bangsa;
2. Asas manfaat berarti memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dan
perikehidupan yang sehat bagi setiap warga negara;
3. Asas usaha bersama dan kekeluargaan berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan
dilaksanakan melalui kegiatan yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat dan
dijiwai oleh semangat kekeluargaan;
4. Asas adil dan merata berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dapat memberikan
pelayanan yang adil dan merata kepada segenap lapisan masyarakat dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat;
5. Asas perikehidupan dalam keseimbangan berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus
dilaksanakan seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan
mental, antara materiel dan spiritual;
6. Asas kepercayaan pada kemampuan dan kekuatan sendiri berarti bahwa penyelenggaraan
kesehatan harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan memanfaatkan potensi nasional seluas-luasnya.
2.5 Ruang Lingkup Hukum Kesehatan
Adapun yang menjadi ruang lingkup dari Hukum KEsehatan adalah diantaranya :
1) Hukum Medis (Medical Law);
2) Hukum Keperawatan (Nurse Law);
3) Hukum Rumah Sakit (Hospital Law);
4) Hukum Pencemaran Lingkungan (Environmental Law);
5) Hukum Limbah (dari industri, rumah tangga, dsb);
6) Hukum peralatan yang memakai X-ray (Cobalt, nuclear);
7) Hukum Keselamatan Kerja;
8) Dan Peraturan-peraturan lainnya yang ada kaitan langsung yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia.
6
Menurut Leenen, masalah kesehatan dikelompokkan dalam 15 kelompok: (Pasal 11
UUK)
1) kesehatan keluarga
2) perbaikan gizi
3) pengemanan makanan dan minuman
4) kesehatan lingkungan
5) kesehatan kerja
6) kesehatan jiwa
7) pemberantasan penyakit
8) penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9) penyuluhan kesehatan
10) pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11) pengamanan zat adiktif
12) kesehatan sekolah
13) kesehatan olah raga
14) pengobatan tradisional
15) kesehatan matra
7
2.6 Sumber Hukum Kesehatan
Hukum Kesehatan tidak hanya bersumber pada hukum tertulis saja tetapi juga
yurisprudensi, traktat, Konvensi, doktrin, konsensus dan pendapat para ahli hukum maupun
kedokteran. Hukum tertulis, traktat, Konvensi atau yurisprudensi, mempunyai kekuatan
mengikat (the binding authority), tetapi doktrin, konsensus atau pendapat para ahli tidak
mempunyai kekuatan mengikat, tetapi dapat dijadikan pertimbangan oleh hakim dalam
melaksanakan kewenangannya, yaitu menemukan hukum baru.
Zevenbergen mengartikan sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; sumber yang
menimbulkan hukum. Sedangkan Achmad Ali, sumber hukum adalah tempat di mana kita
dapat menemukan hukum.
Sumber hukum dapat dibedakan ke dalam :
a. Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor yang turut menentukan isi hukum.
Misalnya, hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau struktur ekonomi,
hubungan kekuatan politik, pandangan keagamaan, kesusilaan dsb.
b. Sumber hukum formal merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum; melihat sumber hukum dari segi bentuknya.
Yang termasuk sumber hukum formal, adalah :
1) Undang-undang (UU);
2) Kebiasaan;
3) Yurisprudensi;
4) Traktat (Perjanjian antar negara);
5) Perjanjian;
6) Doktrin.
2.6.1 Undang-undang.
Undang-undang ialah peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan negara
yang berwenang, dan mengikat masyarakat. UU di sini identik dengan hukum tertulis
(Ius scripta) sebagai lawan dari hukum yang tidak tertulis. (Ius non scripta). Istilah
tertulis tidak bisa diaertikan secara harafiah, tetapi dirumuskan secara tertulis oleh
pembentuk hukum khusus (speciali rechtsvormende organen).
UU dapat dibedakan dalam arti :
8
a. UU dalam arti formal, yaitu keputusan penguasa yang dilihat dari bentuk dan cara
terjadinya, sehingga disebut UU. Jadi merupakan ketetapan penguasa yang
memperoleh sebutan UU karena cara pembentukannya. Di Indonesia UU dalam arti
formal dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan DPR (pasal 5 ayat 1 UUD45).
b. UU dalam arti materiil, yaitu keputusan atau ketetapan penguasa, yang dilihat dari
isinya dinamai UU dan mengikat semua orang secara umum.
2.6.2 Kebiasaan (custom).
Kebiasaan adalah perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang dilakukan
berulang-ulang. Kebiasaan ini kemudian mempunyai kekuatan normatif, kekuatan
mengikat. Kebiasaan biasa disebut dengan istilah adat, yang berasal dari bahasa Arab
yang maksudnya kebiasaan. Adat istiadat merupakan kaidah sosial yang sudah sejak
lama ada dan merupakan tradisi yang mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu.
Dari adat kebiasaan itu dapat menimbulkan adanya hukum adat.
2.6.3 Yurisprudensi.
Adalah keputusan hakim/ pengadilan terhadap persoalan tertentu, yang menjadi
dasar bagi hakim-hakim yang lain dalam memutuskan perkara, sehingga keputusan
hakim itu menjadi keputusan hakim yang tetap.
2.6.4 Perjanjian.
Perjanjian merupakan salah satu sumber hukum karena perjanjian yang telah
dibuat oleh kedua belah pihak (para pihak) mengikat para pihak itu sebagai undang-
undang. Hal ini diatur dalam pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata.
Ada 3 asas yang berlaku dalam perjanjian, yaitu :
a. Asas konsensualisme (kesepakatan), yaitu perjanjian itu telah terjadi (sah dan
mengikat) apabila telah terjadi kesepakatan antara para pihak yang mengadakan
perjanjian.
b. Asas kebebasan berkontrak, artinya seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian,
bebas menentukan bentuk perjanjian, bebas menentukan isi perjanjian dan dengan
siapa (subyek hukum) mana ia mengadakan perjanjian, asal tidak bertentangan dengan
kesusilaan, ketertiban umum dan undang-undang.
c. Asas Pacta Sunt Servanda, adalah perjanjian yang telah dibuat oleh para pihak (telah
disepakati) berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.
9
2.6.5 Traktat (Perjanjian Antarnegara)
Dalam pasal 11 UUD 1945, menyatakan bahwa Presiden dengan persetujuan DPR
menyatakan perang, membuat perdamaian dan membuat perjanjian dengan negara
lain. Perjanjian antaranegara yang sudah disahkan berlaku dan mengikat negara
peserta, termasuk warga negaranya masing-masing.
2.6.6 Doktrin
Adalah pendapat para sarjana hukum terkemuka yang besar pengaruhnya bagi
pengadilan (hakim) dalam mengambil keputusannya. Doktrin untuk dapat menjadi
salah satu sumber hukum (formal) harus telah menjelma menjadi keputusan hakim.
2.7 Fungsi Hukum Kesehatan
Fungsi dari Hukum Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata kehidupan di
dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat memberi sumbangan yang
besar bagi ketertiban masyarakat secara keseluruhan.
b. Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di bidang
kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
c. Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-halangi
dokter untuk melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka-luka karena
tembakan, maka tindakan tersebut sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.
Contoh lain: mengenai pandangan masyarakat yang menganggap doktrer sebagai dewa
yang tidak dapat berbuat salah. Pandangan ini juga salah, mengingat dokter adalah
manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan di dalam menjalankan profesinya,
sehingga ia perlu dihukum jika perbuatannya memang pantas untuk dihukum.
Keberadaan Hukum Kesehatan di sini tidak saja perlu untuk meluruskan sikap dan
pandangan masyarakat, tetapi juga sikap dan pandangan kelompok dokter yang sering
merasa tidak senang jika berhadapan dengan proses peradilan.
Sedangkan Menurut bredemeier Fungsi Hukum Kesehatan yaitu menertibkan
pemecahan konflik -konflik misalnya kelalaian penyelenggaraan pelayanan bersumber
dari kelalaian tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya.
11
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa untuk menunjang masuknya arus globalisasi ini maka pemerintah mencoba untuk
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, hal ini untuk menjamin
masyarakat dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat cepat sehingga
permasalahan kesehatan dapat teratasi demi kepuasan masyarakat. Kepentingan-
kepentingan masyarakat akan dapat menginginkan adanya perubahan dalam bidang
pelayanan kesehatan, meskipun dalam beberapa kasus yang terjadi saat ini membuat
masyarakat merasa lebih berhati-hati dalam memilih tempat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Dengan hadirnya Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ini
akan membawa perubahan dalam bidang pelayanan kesehatan baik perseorangan maupun
masyarakat, Serta memberikan perlindungan yang maksimal bagi masyarakat.
3.2 Saran
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk
kalangan umum. Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik , saran, dan perhatiannya
kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
12
http://www.bahankuliyah.com/2014/05/hukum-kesehatan.html
https://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-terminologi/
13