Hukum Kesehatan (health law) merupakan suatu spesialisasi dari ilmu
hukum yang ruang lingkupnya meliputi segala peraturan perundang-undangan di sektor pemeliharaan kesehatan. Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi, sarana pedoman-pedoman medis nasional/internasional, hukum dibidang kesehatan, jurisprudensi serta ilmu pengetahuan bidang kedokteran/kesehatan.
Sumber Hukum Kesehatan
Sumber hukum kesehatan adalah: 1. Pedoman Internasional. Konferensi Helsinki (1964) merupakan kesepakatan para dokter sedunia mengenai penelitian kedokteram. 2. Hukum Kebiasaan. Biasanya tidak tertulis dan tidak dijumpai dalam peraturan perumdang-undangan. 3. Jurisprudensi. Keputusan hakim yang diikuti oleh para hakim dalam menghadapi kasus yang sama. 4. Hukum Otonom. Suatu ketentuan yang berlaku untuk suatu daerah tertentu 5. Ilmu. Substansi ilmu pengetahuan dari masing-masing disiplin ilmu. 6. Literatur. Pendapat ahli hukum yang berwibawa menjadi sumber hukum kesehatan.
Latar Belakang Perlunya Hukum Kesehatan
Derajat kesehatan sangat berarti bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia serta sebagai salah satu modal bagi pelaksanaan pembangunan yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Dengan mempehatikan peranan kesehatan, diperlukan usaha yang lebih memadai bagi peningkatan derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu. Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat dengan mempergunakan jasa tenaga. Kewenangan untuk melaksanakan upaya kesehatan itulah yang memerlukan peraturan hukum sebagai dasar pembenaran hukum wewenang tersebut. Peraturan hukum tentang upaya kesehatan saja belum cukup karena upaya kesehatan penyelenggaranya disertai pendukung berupa sumber daya kesehatan baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Perlindungan hukum diperlukan perangkat hukum kesehatan yang berpandangan maju untuk menjangkau perkembangan kesehatan yang semakin kompleks, sehingga pelaksanaan “hukum kesehatan” diberlakukan secara proporsional dan bertahap sebagai bidang hukum khusus.
Fungsi dan Tujuan Hukum Kesehatan
Dalam suatu negara yang berlandaskan hukum, maka sesuai dengan sifat dan hakikatnya, hukum berperan besar dalam mengatur setiap hubungan hukum yang timbul, baik antara individu dan individu, antara individu dan masyarakat di dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kesehatan. Norma hukum bukan hanya merupakan perintah, melainkan juga mengandung nalar tertentu. Nalar tersebut terletak pada penilaian yang dilakukan oleh masyarakat terhadap tingkah laku dan perbuatan individu dalam masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, terdapat dua kelompok yang perlu dibedakan, yaitu: 1. Health Receiver, yaitu penerima pelayanan kesehatan. 2. Health Provider, yaitu pemberi pelayanan kesehatan. Menurut pasal 2 penjelasan undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dinyakatak bahwa pembangunan kesehatan harus memperhatikan berbagai asas yang memberikan arah pembangunan kesehatan. Asas tersebut dilaksanakan melalui upaya kesehatan: 1. Asas perikemanusiaan 2. Asas keseimbangan 3. Asas manfaat 4. Asas perlindungan 5. Asas penghormatan 6. Asas keadilan 7. Asas Gender dan nondiskriminatif 8. Asas norma agama Terdapat tiga jenis hak dan kewajiban pemerintah, masyarakat dan perorangan dalam bidang kesehatan, yaitu: 1. Hak kebebasan 2. Hak kesejahteraan 3. Hak-hak legislatif Setiap warga negara/masyarakat mempunyai kewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya yang meliputi upaya perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan.
Hukum Kesehatan Masyarakat
Hukum kesehatan masyarakat mempelajari adalah ilmu yang mempelajari tentang: 1. Kekuasaan dan fungsi-fungsi legal negara untuk memastikan kondisi yang sehat bagi penduduk, melalui identifikasi, pencegahan dan memperbaiki risiko kesehatan di masyarakat. 2. Keterbatasan kekuasaan negara dalam mecegah otonomi, privasi, kebebasan, hak milik, atau upaya legal lainnya dalam melindungi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik. Produk hukum kesehatan masyarakat pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perundang-undangan dan peraturan tingkat menteri.