Anda di halaman 1dari 55

HUKUMDAN UNDANG-UNDANG

KESEHATAN

Pendahuluan
Hukum

memegang peran penting dalam


berbagai segi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara

Untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang


optimal bagi setiap orang, yang merupakan
bagian integral dari kesejahteraan, diperlukan
dukungan hukum bagi penyelenggaraan
berbagai kegiatan di bidang kesehatan.

Next
Secara

ringkas untuk mewujudkan derajat


kesehatan yang optimal bagi setiap orang
perhatian yang sungguh-sungguh bagi
penyelenggaraan pembangunan nasional yang
berwawasan kesehatan, adanya jaminan atas
pemeliharaan
kesehatan,
ditingkatkannya
profesionalisme
dan
dilakukannya
desentralisasi bidang kesehatan.

Pengertian

Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang


dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur
pergaulan hidup bermasyarakat

Pergaulan hidup di masyarakat yang sudah maju seperti


sekarang ini tidak cukup hanya dengan adat kebiasaan
yang turun-temurun seperti sebelum lahirnya
peradaban yang modern

Untuk itu, dalam suatu masyarakat atau negara


diperlukan aturan-aturan yang secara tertulis, yang
disebut hukum

Next
Adanya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun


1992 tentang Kesehatan yang telah diganti
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan dan kemudian
diperbaharui kembali melalui UU Nomor 36
tahun 2014 bagian dari upaya pemerintah
dalam mewujudkan suatu pelayanan kesehatan
yang lebih baik bagi masyarakat.

Konsep perundang-undangan RI

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor
12
tahun
2011
Tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundangundangan, yang dimaksud dengan Peraturan
Perundang-undangan adalah : peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau
ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat
yang
berwenang
melalui
prosedur yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan.

Next
Sedangkan

yang dimaksud dengan


Undang-undang adalah : Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan
persetujuan
bersama
Presiden.

Next

Undang-Undang Kesehatan merupakan landasan utama dan merupakan


payung hukum bagi setiap penyelenggara pelayanan kesehatan

5 (lima) dasar pertimbangan perlunya dibentuk undang-undang


kesehatan yang baru :

pertama; kesehatan adalah hak asasi dan salah satu unsur kesejahteraan,

kedua; prinsip kegiatan kesehatan yang nondiskriminatif, partisipatif dan


berkelanjutan

Ketiga; kesehatan adalah investasi

Keempat; pembangunan kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dan


masyarakat,

Kelima adalah bahwa UU terdahulu sudah tidak sesuai lagi dengan


perkembangan, tuntutan dan kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Next
Hukum kesehatan
Hukum

adalah peraturan perundang-undangan


yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam
mengatur pergaulan hidup bermasyarakat

Hukum

kesehatan adalah semua ketentuan


hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
penerapannya

Next
Hukum

kesehatan pada saat ini dapat dibagi menjadi 2


(dua) bagian, yaitu:

1. Hukum kesehatan public (public health law)

Hukum kesehatan public lebih menitikberatkan pada


pelayanan kesehatan masyarakat atau mencakup
pelayanan kesehatan rumah sakit.
2. Hukum Kedokteran (medical law)
Hukum kedokteran lebih memilih atau mengatur tentang
pelayanan kesehatan pada individual atau seorang
saja, akan tetapi semua menyangkut tentang pelayanan
kesehatan.

Next

Tujuan hukum kesehatan

1.

Kepastian Hukum (Yuridis Formal) Van Kan

Yang menganut pertama kali teori ini adalah Kan Van dengan
mengatakan bahwa hukum itu bertujuan untuk menjaga
kepentingan tiap manusia/orang sehingga tidak dapat
diganggu.
2. Teori Keadilan (Teori Etis) Aristoteles
Yaitu sudut pandangnnya yang menyatakan bahwa hukum itu
bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan antara warga
masyarakat.

Sistematika hukum
Sistem hukum adalah suatu kesatuan
peraturan-peraturan
hukum
yang
terdiri atas bagian-bagian (hukum) yang
mempunyai kaitan (interaksi) satu sama
lain, yang tersusun sedemikian rupa
menurut asas-asasnya, dimana berfungsi
untuk mencapai tujuan. Masing-masing
bagian tidak berdiri sendiri, tetapi
saling terikat.

Next
Hukum

tertulis, dikelompokkan menjadi dua,

yakni :
1.

Hukum perdata mengatur subjek dan antar


subjek, anggota masyarakat yang satu dengan
yang lain dalam hubungan interrelasi

2.

Hukum pidana adalah mengatur hubungan antara


subjek dan subjek dalam konteks hidup
bermasyarakat dalam suatu negara

Next
Ciri-ciri

sistem hukum
terdapat perintah dan larangan.
terdapat
sanksi tegas bagi yang
melanggar.
perintah dan larangan harus ditaati
untuk seluruh masyarakat.

Next
Sumber-sumber

yang menjadi kaedah hukum atau peraturan


kemasyarakatan:

Norma

Agama merupakan peraturan hidup yang berisi


perintah dan larangan yang bersumber dari Yang Maha
Kuasa

Norma

Kesusilaan merupakan peraturan yang bersumber


dari hati sanubari

Norma

Kesopanan merupakan peraturan yang hidup di


masyarakat tertentu.

Norma

Hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh


penguasa yang berisi perintah dan larangan yang bersifat

Perkembangan dan aplikasi di bidang pelayanan


kesehatan

Perkembangan hukum dan kesehatan dapat dilihat dari


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dengan sendirinya hukum harus bisa membiasakan
dengan
perkembangan
teknologi
dan
ilmu
pengetahuan. Hukum kesehatan relatif masih muda bila
dibandingkan dengan hukum-hukum yang lain

Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai pada


tahun 1967, yakni dengan diselenggarakannya World
Congress on Medical Law di Belgia tahun 1967

Next

Di Indonesia, perkembangan hukum kesehatan dimulai


dengan terbentuknya kelompok studi untuk Hukum
Kedokteran
FK-UI
dan
rumah
Sakit
Ciptomangunkusumo di Jakarta tahun 1982.
Hal ini
berarti, hampir 15 tahun setelah
diselenggarakan Kongres Hukum Kedokteran Dunia di
Belgia
Kelompok studi hukum kedokteran ini akhirnya pada
tahun 1983 berkembang menjadi Perhimpunan Hukum
Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada kongres
PERHUKI yang pertama di Jakarta, 14 April 1987

Next
Pelayanan

kesehatan masyarakat adalah


ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit suatu
kelompok dan masyarakat

Pelayanan

kesehatan ini adalah mendahulukan


pertolongan
keselamatan
nyawa
pasien
dibandingkan kepentingan lainnya.

Undang-Undang Kesehatan

ASPEK HUKUM PELAYANAN KESEHATAN


Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupkn
rujukan, namun dikarenakan PP terbaru belum dikeluarkan
maka Masih memakai Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN PASIEN

Hubungan paternalistik dengan prinsip father knows best

Kedudukan pasien tdk sederajat dengan dokter/nakes

Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih tinggi oleh pasien,


peranannya lebih penting dalam upaya penyembuhan

Pasien nasib sepenuhnya kepada dokter/nakes

Horisontal kontraktual

Dokter dan pasien sama-sama


subjek hukum mempunyai
kedudukan yang sama

Didasarkan pada sikap saling


percaya

Mempunyai hak dan kewajiban


yang menimbulkan tanggung
jawab baik perdata atau pidana

TINJAUAN PP NO.32 TAHUN 1996 TENTANG


TENAGA KESEHATAN
JENIS TENAGA KESEHATAN
1. Tenaga Medis Dokter dan Dokter gigi
2. Tenaga Keperawatan Perawat dan Bidan
3. Tenaga Kefarmasian Apoteker, Analis Farmasi, Asisten
Apoteker
4. Tenaga Kes Masyarakat Epidemiolog, Entomolog Kes,
Mikrobiolog Kes, Penyuluh Kes, Administrator Kes,
Sanitarian
5. Tenaga Gizi Nutrisionis dan Dietisien
6. Tenaga Keterapian Fisik Fisioterapis, Okupasiterapis,
Terapis Wicara

7. Tenaga Keteknisian Medis

- Radiografer
- Radioterapis
- Teknisi gigi
- Teknisi Elektromedis
- Analis Kesehatan
- Refraksionis
optisien
- Otorik prostetik
- Teknisi tranfusi
- Perekam medis

PROFESI
-Penerapan Disiplin ilmu
-Standar Profesi
Disiplin

Etika

Hukum

-Norma Prilaku
-Aturan Hukum

HUBUNGAN HUKUM Pelayanan


(PERJANJIAN Terapeutik)
Pemberi Pelayanan
(dokter)
Produsen Jasa
(Subjek Hukum)

Hak dan
Kewajiban

Penerima Pelayanan
Proses

Saling
Berkomunikasi

Objek
(Upaya Kesehatan)

Harus cermat dan


Hati2

Tanggung jawab:
-Inform concent
- Rekam Medik
- SP, SPO, Etika
- Hukum

(Pasien)
Konsumen Jasa
(Subjek Hukum)
Hak dan
Kewajiban

Perdata
Pidana
Administrasi

Kewenangan

Teg.Kesehatan

-Peraturan
- SP
- SPO
- Etika
-Sumber Daya Kes

-Preventif
Upaya Kesehatan/Pelayanan Kesehatan

-Kuratif
-Promotif
-Rehabilitatif

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN


(PerMenkes Nomor 161/2010)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dokter SIP
Bidan SIB
Perawat SIP
Fisioterapis SIF
Perawat Gigi SIPG
Refraksionis Optisien SIRO
Terapis Wicara SITW
Radiografer SIR
Okupasi Terapis SIOT

Nakes lulus

Uji Kompetensi
(Sertifikat Komptensi)

STR

HAK DAN KEWAJIBAN (tinjauan UU No.36/2009 tentang


Kesehatan dan UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit)

Nakes

PASIEN
1. Memperoleh informasi dan
edukasi
2. Yankes aman dan bermutu
3. Memilih yankes/laboratorium
4. Memperoleh akses
5. Kerahasian
6. Informed concent
7. Menolak tindakan
8. Menggugat dan menuntut
9. Memperoleh Rekam medik/lab
10.Pengaduan atas Yankes
11.Menolak bimbingan rohani
(RS)
12.Keluhan yankes melalui media
cetak dan elektronik (RS)

HAK

1. Menerima
Informasi
benar dan jujur
2. Imbalan
3. Perlindungan hukum
4. Tolak ungkap rahasia
pasien
terkecuali apabila pasien
menuntut dan memberi
informasi
kpd
media
cetak
dianggap
telah
melepaskan haknya (psl
44 RS)
5.Menggugat dan menuntut
6. Perlindungan hukum

NAKES

PASIEN

1. Memberikan
informasi yg benar,
lengkap dan jujur
2. Mematuhi
aturan
sarana pelayanan kes
3. Memberikan imbalan

KEWAJIBAN

1. Memiliki SIP/SIK
2. Mengikuti
SP,SPO,
etika
3. Menghormati
hak
pasien
4. Mengutamakan
keselamatan pasien

UU. Kesehatan terdiri atas :

XII

Bab

205 Pasal

(2 pasal ketentuan Peralihan)

BAB I
KETENTUAN UMUM
pasal 1
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yg


mengabdikan diri dlm bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yg
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan

Pasal 1

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat


dan/atau tempay yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitataif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat

Tehnologi kesehatan adalah segala bentuk alat


dan/atau metode yang ditujukan untuk
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan
dan penanganan permasalahan kesehatan
manusia

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
(psl 4 psl 13)

Setiap orang berhak :


- atas kesehatan
- mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses
atas sumber daya di bidang kesehatan
- Pelayanan kesehatan yg aman, bermutu dan
terjangkau
- Secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya
- Mendapat lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan
- Mendapat informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggung jawab
- Memperoleh informasi ttg data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah
maupun akan diterimanya dari tenaga kesehatan

BAB IV
TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH
Pasal 14 pasal 20

Bab V
Sumber Daya di bidang
kesehatan

Bagian kesatu tenaga kesehatan


(psl 21 psl 29)

Bagian kedua fasilitas pelayanan kesehatan (psl 30 35)

Bagian ketiga perbekalan kesehatan


(psl 36-41)

Bagian keempat Tehnologi dan produk teknologi (psl 4245)

BAB VI
UPAYA KESEHATAN

Bagian kesatu umum (psl 46 51)

Bagian kedua Pelayanan Kesehatan (psl 52 -125) terdiri atas delapan belas bagian
- pemberian pelayanan
- perlindungan pasien
- pelayanan kesehatan tradisional
- peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
- penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
- kesehatan reproduksi
- kesehatan sekolah
- kesehatan olah raga

- pelayanan kesehatan pada bencana


- pelayanan darah
- kesehatan gigi dan mulut
- penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran
- kesehatan matra
- pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
- pengamanan makanan dan minuman
- pengamanan zat adiktif
- bedah mayat

BAB VII
KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA,
LANJUT USIA DAN PENYANDANG CACAT
(psl 126 psl 140)

Bagian kesatu kesehatan ibu, bayi dan anak

Bagian kedua kesehatan remaja

Bagian ketiga kesehatan lanjut usia dan penyandang cacat

BAB VIII
GIZI
(psl 141 -143)
BAB IX
KESEHATAN JIWA
(psl 144 151)
BAB X
PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR
(psl 152 161)

BAB XI
KESEHATAN LINGKUNGAN
(psl 162 psl 163)
BAB XII
KESEHATAN KERJA
(PSL 164 166)
BAB XIII
PENGELOLAAN KESEHATAN
(psl 167)

BAB XIV
INFORMASI KESEHATAN
(psl 168 169)

BAB XV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
(psl 170 173)
BAB XVI
PERAN SERTA MASYARAKAT
(PSL 174)

BAB XVII
BADAN PERTIMBANGAN KESEHATAN
(psl 175 psl 177)
BAB XVIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(psl 178 187)
BAB XIX
PENYIDIKAN
(psl 189)
BAB XX
KETENTUAN PIDANA
(psl 190 201)

BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
(PSL 2002 2003)
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
(psl 204 205)

Lembaran negara RI tahun 2009 nomor 144

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


Jenis pelayanan
- pelayanan kesehatan perorangan
- pelayanan kesehatan masyarakat
Fasilitas meliputi
- pelayanan kesehatan tingkat pertama
- pelayanan kesehatan tingkat kedua
- pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Pelaksana oleh pihak pemerintah , pemerintah
daerah dan swasta
Perizinan dan fasilitas akan ditetapkan oleh PP

Fasilitas pelayanan kesehatan wajib :


Memberikan akses yang luas bagi kebutuhan
penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan,
Mengirimkan laporan hasil penelitian dan
pengembangan kepada pemerintah daerah atau
Menteri
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nywa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
Dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta dilarang
menolak pasien dan/atau meminta uang muka

Pimpinan penyelenggara fasilitas kesehatan

Setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan


kesehatan harus
memiliki kompetensi manajemen
masyarakat yg dibutuhkan

kesehatan

- dilarang memperkerjakan tenaga kesehatan yang


tidak memilki kualifikasi dan izin melakukan pekerjaan
profesi

UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitataif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan
Pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat bertanggung jawab atas
penyelenggaraan upaya kesehatan
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus
memperhatikan fungsi sosial, nilai dan norma
agama, sosial; budaya, moral dan etika profesi

PERLINDUNGAN PASIEN

Setiap orang berhak menerima atau menolak


sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang
akan diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tsb secara
lengkap

Hak menerima tau menolak tidak berlaku pada :


- penyakit dapat secara cepat menular ke
dalam masyarakat yang lebih luas

- keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri,


atau
-

gangguan mental berat

Setiap orang berhak atas rahasia kondisi


kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan

Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi


kesehatan pribadi tidak berlaku dalam hal :
- perintah undang undang
- perintah pengadilan
- izin ybs
- kepentingan masyarakat, atau
- kepentingan orang tsb

Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga


kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya

Tuntutan ganti rugi tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang
dalam keadaan darurat

PENYIDIKAN

Selain penyidik polisi negara RI, kepada pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu dilingkungan pemerintahan yang menyelenggarakan urusan di
bidang kesehatan juga diberi wewenang khusus sebagai penyidik
sebagaimana dimaksud dalam Undang undang Nomor 8 thun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
kesehatan

Penyidik berwenang
Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan
serta keterangan tentang tindak pidana di
bidang kesehatan
Melakukan pemeriksaan terhadap orang yg
diduga melakukan tindak pidana di bidang
kesehatan
Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
atau badan hukum sehubungan dengan tindak
pidana di bidang kesehatan
Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau
dokumen lain tentang tindak pidana di bidang
kesehatan

wewenang

Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam


perkara tindak pidana di bidang kesehatan

Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak


pidana di biang kesehatan

Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang


membuktikan adanya tindak pidana di bidang kesehatan

Kewenangan dilaksanakan oleh penyidik sesuai dengan ketentuan Undang


Undang Hukum Acara Pidana

KETENTUAN PIDANA (12 pasal)

Psl 190
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yg
melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yg
dgn sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhdp pasien yg dlm
keadaan gawat darurat dipidana penjara paling lama 2 thn dan denda
paling banyak Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)

Psl. 192

Setiap orang yg dgn sengaja memperjual belikan organ atau jaringan


tubuh dgn dalih apapun dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) thn dan
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai