dalam
Keperawatan
Kelompok 3
Anggota : Anissya Nur Sya’bhana (201911002)
Melisa (201911021)
Renada (201911024)
Rhoudatul Jannah (201911025)
Tiara Asyahlah (201911029)
Yeri Febriyanti (201911034)
Malpraktek adalah kegiatan atau aktivitas buruk yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan atau kesalahan yang dilakukan tenaga professional dalam menjalankan
profesinya.
Karakteristik malpraktek
Malpraktek murni
Malpraktek disengaja
Malpraktek tidak disengaja
Vestal , K.W. (1995) mengatakan bahwa untuk mengatakan secara pasti
malpraktik, apabila penggugat dapat menunjukan hal-hal dibawah ini :
a. Duty
c. Injury
d. Proximate caused
Kasus
Kasus An. T berusia 17 tahun menderita kelumpuhan sejak 1 tahun yang lalu. Kejadian ini
bermula saat An. T menjadi korban dugaan malpraktek yang dilakukan oleh perawat. An.
T dibawa orang tuanya berobat di klinik dr. A yang baru setahun buka dengan mengontrak
salah satu rumah warga di kampung Cibubur. Pada saat itu An. T berusia 15 tahun,
mengalami benjolan kelenjar sebesar telur puyuh di bagian kakinya. Benjolan itu sudah
ada 3 hari yang lalu sebelum memeriksa ke klinik dr. A. Berdasarkan hasil pemeriksaan,
dr. A menyarankan agar benjolan itu sebaiknya dioperasi. Orang tua pasien pun
menyetujui dilakukannya tindakan operasi dan dilakukan operasi pada tanggal 12 Oktober
2020. Dokter A adalah lulusan perawat bukan lulusan kedokteran dan Dia nekat
melakukan operasi bersama temannya bernama Rj kepada pasien An. T. Operasi
berlangsung sekitar 30 menit. Benjolan yang ada di kaki An. T akhirnya diangkat dan
dibuang, dan luka bedah pada benjolan yang telah dibuang itu lalu diberikan obat untuk
proses penyembuhannya
Seminggu yang lalu setelah operasi, tubuh An. T menjadi lemas
dan bengkak pada bagian kakinya. An. T hanya dapat berbaring
dan duduk di rumahnya sambil menjalani proses pengobatan.
Setelah seminggu yang lalu melakukan operasi kepada An.T,
klinik dr. A ditutup dan tidak beroperasi lagi. Sejak saat itu, pihak
keluarga langsung membawa An. T periksa ke RS Cibubur untuk
cek up dan memeriksa kembali kondisi anaknya dan ada
kesalahan pada pemberian obat. Lalu, keluarga pasien
menghubungi perawat yang melaksanakan tindakan operasi
tersebut untuk meminta pertanggung jawaban untuk anaknya.
Pembahasan Kasus
Dari kasus diatas , perawat telah melanggar etika
keperawatan yang telah dituangkan dalam kode etik
keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat
Nasional Indonesia dalam Musyawarah Nasionalnya
di Jakarta pada tanggal 29 Nopember 1989
khususnya pada Bab I, pasal 1, yang menjelaskan
tanggung jawab perawat terhadap klien (individu,
keluarga dan masyarakat).dimana perawat tersebut
tidak melaksanakan tanggung jawabnya terhadap
klien
Selain itu perawat tersebut juga melanggar bab II
pasal V, yang bunyinya Mengutamakan perlindungan
dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas,
serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan
jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung
jawab yang ada hubungan dengan keperawatan
dimana ia tidak mengutamakan keselamatan kliennya
sehingga mengakibatkan kliennya menjadi dema, kaki
yang patah tulang membengkak sehingga tidak bisa
jalan. Disamping itu perawat juga tidak melaksanakan
kewajibannya sebagai perawat dalam hal Memberikan
pelayanan/asuhan sesuai standar profesi/batas
kewenangan.
• Hukum/Kebijakan Praktek Keperawatan
1. Malpraktek dalam Kitab Undang – Undang HukumPidana
(KUHP)
• Secara hukum perawat tidak bisa memberikan pelayanan
kesehatan secara mandiri karena harus mendapat izin dari
pemerintah sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (3)
UU Kes/2009 yang menyatakan bahwa dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan
wajib memiliki izin dari pemerintah.
• Penerapan istilah mal praktek telahada dalam perundang-
undangan di negeri ini khususnya di KUHP, UUKes / 2009,
Undang – Undang Rumah sakit Nomor 44 tahun 2009,
Undang –undang pelayanan konsumen Nomor 8 Tahun 1999
dan Undang–Undang keperawatan Nomor 38 Tahun2014.
• pasal 359 KUHP pada Bab XXI dengan judul “Menyebab
kanmati atau luka-luka karena kealpaan.” Berdasarkan
perumusan pasal359 ini, Maka Unsur- unsurnya adalah :
1. Si pelaku telah lalai dan kelalaian itu dapat di
permasalahkan terhadap pelaku.
2. Mengakibatkan matinya orang lain.
3. Antara kedua hal tersebut diatas yaitu kelalaian dan
matinya orang lain itu harus ada hubungan sebab akibat.
• Pasal 360 kitab Undang-undang hokum pidana berbunyi:
Ayat (1): Barang siapa karena kelapaannya menyebabkan
orang lain luka-luka berat diancam dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun.
Ayat (2): Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan
orang lain sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau
halangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian
selama waktu tertentu diancam dengan pidana paling lama 9
bulan atau kurungan palinglama 6 bulan atau denda paling
tinggi Rp. 300. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada
pasal 360 ayat (1) dan (2) adalah:
1. Unsur barang siapa
2. Unsur kesalahannya yang mengakibatkan orang luka
sedemikian rupa sehingga menjadi sakit atau tidak dapat
menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara.
• Berdasarkan penjelasan mengenai tindak pidana
diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya
yang melakukan tindak pidana kelalaian sehingga
mengakibatkan luka berat merupakan perbuatan
pidana dikarenakan kekurangwaspadaaan atau
perbuatan yang tidak diinginkan pelaku atau
pembuat pidana tetapi meyebabkan luka berat
kepada seseorang atau pasien
2.) Malpraktek dalam Undang – Undang Kesehatan Nomor
36 Tahun 2009
KUHP dan UU Kes / 2009, Dalam konsep yang lain profesi kesehatan
khususnya perawat dalam Undang–Undang konsumen jika terjadi
kelalaian atau tindakan malpraktek yang berdampak negative bagi klien
perawat dapat di perhadapkan pada tuntutan hukum atau gugatan
konsumen sebagaimana yang tertera pada pasal 8 Undang- undang nomor
8 tahun 1999 tentang konsumen yaitu: Pada poin a tidak memenuhi atau
tidak sesuai dengan standar yang di persyaratkan dan ketentuan
perundang –undangan dan terhadap pelanggaran pada pasal ini maka
sangsi hukumannya sebagaimana di nyatakan pada Pasal 62 ayat 1 yaitu
dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun atau pidana 55 e Jurnal
Katalogis, Volume 6 Nomor 4 April 2018 hlm 48-57 ISSN: 2302-2019
denda paling banyak dua miliar rupiah.
Konsep di atas maka jelaslah bahwa terdapat
perlindungan terhadap hak–hak konsumen dalam
hal ini seorang pasien terhadap tindakan
malpraktek yang di lakukan oleh petugas
kesehatan dan system pelayanan kesehatan yang di
dalamnya termasuk tenaga keperawatan yang
professional yang didasarkan pada nilai ilmiah,
manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan
serta perlindungan dokter dan pasien serta
keselamatan pasien.
4. Malpraktek dalam Undang – Undang
Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014
- Berbuat Baik
- Otonomi
- Keadilan
- Kejujuran