Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

FOKUS GROUP DISCUSSION

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA TODDLER

DISUSUN OLEH:

Anissya Nur Sya’bhana 201911002

Hekka Setiany 201911013

Kurnianti 201911018

Putri Trifirdiana 201911023

Silfy Bunga Oktavianty 201911028

Silvi Maria Rahmawati 201911035

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayakarta

Jln. Raya PKP Kelapa Dua Wetan

Kelurahan Kelapa Dua Kecamatan Ciracas Jakarta Timur 13730

Telp. & Fax 021 22852216

e-mail :stikesjayakarta1@gmail.com

2020/2021
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA TODDLER (12-36 bulan)

1. PERTUMBUHAN

Toddler usia 1-3 tahun atau 12-36 bulan

1. Anak Usia 1 Tahun (12 bulan)

 Tinggi dan berat badan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tinggi badan ideal anak berusia satu tahun adalah

68,9-79,2 sentimeter (perempuan) dan 71-80,5 sentimeter (laki-laki). Sedangkan berat

badan idealnya adalah 7-11,5 kilogram (perempuan) dan 7,7-12 kilogram (laki-laki).

 Perubahan fisik

Di usia ini, kekuatan otot dan keseimbangan Si Kecil sudah berkembang sehingga

memudahkannya untuk berdiri tanpa bantuan siapapun selama beberapa saat. Ia juga

sudah bisa mengambil benda kecil di antara ibu jari dan jari telunjuk. Kemampuan

tersebut memungkinkan dirinya untuk memberi makan sendiri, menulis dengan krayon,

dan membangun menara balok.

 Kemampuan berkomunikasi

Si Kecil sudah bisa mengucapkan kata pertamanya, bahkan menyatukan dua kata

sekaligus. Misalnya "mama", "papa", "mama kemana", dan kata lainnya. Meskipun

kosakatanya masih terbatas, di usia ini ia sudah bisa melakukan perintah sederhana yang

diminta ibu. Misalnya memegang sendok sendiri, menumpuk balok mainan, dan perintah

sederhana lainnya.
 Kemampuan Sosial

Tipikal anak berusia 1 tahun adalah malu saat bertemu orang baru atau yang tidak

dikenalinya. Jadi, jangan heran jika Si Kecil akan lebih senang berada di sekitar ibu dan

menangis saat ibu hendak meninggalkannya sendirian.

2.Anak Usia 2 Tahun (24 bulan)

 Tinggi dan berat badan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tinggi badan ideal anak berusia dua tahun adalah

80-92,9 sentimeter (perempuan) dan 81,7-93,9 sentimeter (laki-laki). Sedangkan berat

badan idealnya adalah 9-14,8 kilogram (perempuan) dan 9,7-15,3 kilogram (laki-laki).

 Perubahan fisik

Kekuatan otot dan keseimbangan Si Kecil akan lebih terasah. Perkembangan ini

memungkinkan Si Kecil untuk berjalan lebih lancar, berlari secara perlahan, dan

melakukan lompatan kecil. Kemampuan berkoordinasinya juga akan berkembang,

sehingga di usia ini beberapa anak sudah bisa membuka pintu, mendorong meja, hingga

berganti pakaian sendiri.

 Kemampuan berkomunikasi

Beberapa anak sudah bisa menyatukan beberapa kata sekaligus meskipun masih terbata-

bata. Jadi, jangan heran jika Si Kecil masih menggunakan “bahasa bayi” atau kalimat

yang tidak utuh saat berbicara. Misalnya “mbim” untuk mobil, “sawat” untuk pesawat,

“mamam” untuk makan, dan kata-kata lainnya.


 Kemampuan Sosial

Si Kecil sudah lebih terbuka dengan orang baru di sekitarnya. Ia akan tertarik untuk

bermain dengan anak-anak lain, meskipun ibu perlu membantunya untuk berkenalan dan

bersosialisasi dengan lingkungan barunya.

3. Anak Usia 3 Tahun (36 bulan)

 Tinggi dan berat badan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, tinggi badan ideal anak berusia tiga tahun adalah

87,4-102,7 sentimeter (perempuan) dan 88,7-103,5 sentimeter (laki-laki). Sedangkan

berat badan idealnya adalah 10,8-18,1 kilogram (perempuan) dan 11,3-18,3 kilogram

(laki-laki).

 Perubahan fisik

Kebanyakan anak sudah dapat menggunakan kedua tangan, namun ibu perlu

menunjukkan preferensi yang jelas agar Si Kecil tidak bingung harus menggunakan

tangan kanan atau kiri untuk beraktivitas. Di usia ini, kemampuan koordinasi antar otot

juga sudah berkembang baik sehingga ia sudah bisa melakukan kegiatan beragam seperti

mengayuh sepeda, menggunakan pensil, menggambar, dan aktivitas lainnya.

 Kemampuan berkomunikasi

Kemampuan bahasa Si Kecil sudah meningkat seiring pertambahan usia. Sehingga di usia

ini, ia sudah bisa berbicara dalam kalimat singkat. Inilah waktu yang tepat untuk ibu

memperkenalkan huruf dan suara padanya.

 Kemampuan Sosial

Daya imajinasi Si Kecil sudah mulai berkembang. Jadi, jangan heran jika Si Kecil akan

senang dengan permainan pura-pura atau bermain dengan daya imajinasinya.


2. PERKEMBANGAN (MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, MOTORIK

BAHASA)

a. Perkembangan motorik kasar anak usia toddler

1) Usia 12-18 bulan anak mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan,

membungkuk untuk memungut permainannya kemudian berdiri tegak kembali

secara mandiri, berjalan mundur lima langkah.

2) Usia 18-24 bulan anak mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30

detik, anak mampu berjalan tanpa terhuyung-huyung.

3) Usia 24-36 bulan anak mampu menaiki tangga secara mandiri, anak dapat

bermain dan menendang bola kecil.

b. Perkembangan motorik halus anak usia toddler

1) Usia 12-18 bulan anak mampu menumpuk dua buah kubus, memasukkan

kubus ke dalam kotak.

2) Usia 18-24 bulan anak mampu melakukan tepuk tangan, melambaikan tangan,

menumpuk empat buah kubus, memungut benda kecil dengan ibu jari dan

telunjuk, anak bisa menggelindingkan bola ke sasaran.

3) Usia 24-36 bulan anak mampu mencoret-coretkan pensil diatas kertas

(Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013).

c. Perkembangan bahasa

Tahapan perkembangan bahasa pada anak yaitu Reflective vocalization,

Bubbling, Lalling, Echolalia, dan True speech. Usia 10-16 bulan anak mampu

memproduksi kata-kata sendiri, menunjuk bagian tubuh atau mampu memahami


kata-kata tunggal ; usia 18-24 bulan anak mampu memahami kalimat sederhana,

perbendaharaan kata meningkat pesat, menucapkan kalimat yang terdiri dari dua

kata atau lebih ; usia 24-36 bulan pengertian anak sudah bagus terhadap percakapan

yang sudah sering dilakukan di keluarga, anak mampu melakukan percakapan

melalui kegiatan tanya-jawab (Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013).

3. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL

Perkembangan Psikoseksual pada Anak Yaitu: Fase Oral dan Anal Menurut Freud

Berdasarkan perkembangan libido (dorongan kenikmatan),maka Freud ( Seorang ahli

psikoanalia) mengajukan tahap-tahap perkembangan kepribadian manusia yang terdiri

dari lima tahap, dan yang saya bahas disini terdiri dari dua tahap yaitu: fase oral dan fase

anal.

Dalam fase pertama yakni fase oral, yaitu pada usia (1 tahun (12 bulan)) pada fase ini

pekembangan psikoseksual terletak pada mulut (oral),Makan dan minum merupakan

sumber kenikmatan, yang mencakup stimulasi sentuhan terhadap bibir dan rongga

mulut,serta menelan makanan dan memuntahkannya apabila tidak menyenangkan.

Setelah tumbuh gigi,maka mulut sebagai tempat menggigit dan mengunyah

makanan,sehingga menjadi propotipe bagi banyak ciri karakter seseorang di kemudian

hari. Pada tahap oral ini bayi sepenuhnya tergantung pada ibunya untuk mendapatkan

makanan,dibuai,dirawat,dan dilindungi dari perasan yang tidak menyenangkan,maka

sang bayi mempunyai perasasaan-perasaan tergantung.

Dan yang kedua adalah fase Anal,yakni pada usia (2 - 3 tahun (24-36 bulan)).Pada fase

ini letak zona erogen di daerah ujung anus atau dubur dan terdapat insting yang berupa

sisa metabolisme tubuh,dan bentuk kenikmatan seperti rasa lega ketika membuang faeses
(BAB) dan pengeluaran faeses ini dapat menghilangakan sumber ketidaknyamanan dan

menimbulkan rasa lega.Maka anak-anak harus di mulai dengan latihan mengenai cara

kebiasaan toilet,maka kebiasaan ini akan mempunyai pengaruh yang amat luas dan

pembentukan sifat-sifat dan nilai khusus pada anak di kemudiaan hari.

4. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Teori Erick Erickson menyatakan perkembangan psikososial seseorang

dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi lma tahap yaitu trust >< mistrust (usia

0-1 tahun), otonomi/mandiri >< malu/ragu-ragu (usia 2-3 tahun), inisiatif >< rasa

bersalah (usia 3-6 tahun), keaaktifan >< rendah diri (usia 6-12 tahun), identitas ><

fusi identitas (usia 12-20 tahun)

Perkembangan personal-sosial anak pada usia toddler sebagai berikut.

1) Usia 12-18 bulan anak mampu bermain sendiri di dekat orang dewasa yang

sudah dikenal, mampu menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis, anak

mampu mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu,

memeluk orang tua, memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing.

2) Usia 18-24 bulan anak mampu minum dari cangkir dengan dua tangan, belajar

makan sendiri, mampu melepas sepatu dan kaos kaki serta mampu melepas

pakaian tanpa kancing, belajar bernyanyi, meniru aktifitas di rumah, anak

mampu mencari pertolongan apabila ada kesulitan atau masalah, dapat

mengeluh bila basah atau kotor, frekuensi buang air kecil dan besar sesuai,

muncul kontrol buang air kecil biasanya tidak kencing pada siang hari, mampu

mengontrol buang air besar, mulai berbagi mainan dan bekerja bersama-sama

dengan anak-anak lain, anak bisa mencium orang tua.


3) Usia 24-36 bulan anak mampu menunjukkan kemarahan jika keinginannya

terhalang, mampu makan dengan sendook dan garpu secara tepat, mampu

dengan baik minum dari cangkir, makan nasi sendiri tanpa banyak yang

tumpah, mampu melepas pakaian sendiri, sering menceritakan pengalaman

baru, mendengarkan cerita dengan gambar, mampu bermain pura-pura, mulai

membentuk hubungan sosial dan mampu bermain dengan anak-anak lain,

menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan ditambahkan gerakan

isyarat. (Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013)

5. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak dibagi dalam empat tahap, yaitu sebagai

berikut:

1) Sensori motor (0-2 tahun) Tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh

dalam diri anak. Keinginan terbesar anak adalah menyentuh atau memegang karena

didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.

2) Pra-operasional (usia 2-7 tahun) Anak menjadi egosentris, sehingga terkesan pelit

karena tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak memiliki kecenderungan

meniru orang disekitarnya. Usia 6-7 tahun anak sudah mulai mengerti motivasi, tetapi

mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis.

3) Operasional konkret (7-11 tahun) Anak mulai berpikir logis tentang kejadian-kejadian

konkrit, proses berpikir menjadi lebih rasional.

4) Operasional formal (mulai umur 11 tahun) Perkembangan kemampuan nalar abstrak

dan imajinasi lebih baik, pengertian terhadap ilmu dan teori lebih mendalam

(Sulistyawati, 2015).
Perkembangan kognitif anak toddler dijabarkan sebagai berikut:

1) Usia 12-18 bulan anak dapat menemukan objek yang disembunyikan, membedakan

bentuk dan warna, memberikan respon terhadap perintah sederhana, menggunakan trial

dan error untuk mempelajari tentang objek.

2) Usia 18-24 bulan anak mampu menggelindingkan bola kearah sasaran, membantu atau

meniru pekerjaan rumah tangga, dapat memulai permainan pura-pura, memegang cangkir

sendiri, belajar makan dan minum sendiri, menikmati gambar sederhana, mengeksplorasi

lingkungan, mengetahui bagianbagian dari tubuhnya.

3) Usia 24-36 bulan anak dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta,

melihat gambar dan dapat menyebut nama benda dua atau lebih, dapat bercerita

menggunakan paragraf sederhana,menggabungkan dua sampai tiga kata menjadi kalimat,

menggunakan nama sendiri untuk menyebutkan dirinya. (Soetjiningsih dan Gde Ranuh,

2013).

6. PETUNJUK ANTISIPASI PADA ORANG TUA

1. Usia 12-18 bulan

 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari

toddler khususnya negativism

 Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan

pemberian makanan padat.

 Adanya jadwal waktu makan yang rutin.

 Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah,

kendaraan bermotor, keracunan, jatuh


 Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan cara-

cara untuk mengatasi negatifistik dan temper tantrum yang sering terjadi pada

todler.

 Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik,

bahasa, pengetahuan dan keterampilan sosial.

2. Usia 18-24 bulan

 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.

 Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan

kemungkinan terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry).

Persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu dan benci yang

biasanya dialami oleh anak karena kehadiran/kelahiran saudara kandungnya. Hal

ini terjadi bukan karena rasa benci tetapi lebih karena perubahan situasi. Libatkan

anak dalam perawatan adik barunya seperti mengambilkan baju, popok, susu dan

sebagainya.

 Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training. Toilet

training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam

melakukan buang air kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum

dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki

fase kemandirian. Fase ini biasanya terjadi pada anak usia 18 – 24 bulan. Dalam

melakukan toilet training ini, anak membutuhkan persiapan fisik, psikologis

maupun intelektualnya. Dari persiapan tersebut anak dapat mengontrol buang air

besar dan buang air kecil secara mandiri 


 Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua mengidentifikasi kesiapan

anak untuk toilet training. Latihan miksi biasanya dicapai sebelum defekasi

karena merupakan aktifitas regular yang data diduga. Sedangkan defekasi

merupakan sensasi yang lebih besar daripada miksi yang dapat

menimbulkan perhatian dari anak.

 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan

atau suara keras.

 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak

mengalami stress (misalnya anak yang tadinya sudah tidak mengompol tiba- tiba

menjadi sering mengompol).

3. Usia 24-36 bulan

 Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara

meniru.

 Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam

toilet training dan sikap menghadapi keadaan-keadaan seperti mengompol atau

buang air besar (BAB) dicelana.

 Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya: melalui bahasa yang

digunakan, ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif yang lain.

 Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata, ajukan

alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.


DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2013, hlm. 2-18.

Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2013, hlm. 595-609

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/onon/perkembangan-

psikoseksual-pada-anak-yaitu-fase-oral-dan-anal-menurut-

freud_5529f5736ea834ea1b552d30

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-petunjuk-antisipasi-anticipatory-

guidance/13165/2

Anda mungkin juga menyukai