Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak usia toddler (1-3 tahun) merupakan priode kritis dengan plastisitas yang tinggi
dalam proses tumbuh kembang. Usia 1 sampai 3 tahun disebut juga golden priode yang
mana pertumbuhan sel otak cepat dalam waktu singkat dan peka terhadap stimulasi.
Pengalaman fleksibel mengambil alih fungsi sel sekitarnya dalam membentuk sinap –
sinap serta sangat mempengaruhi priode tumbuh kembang selanjutnya. Anak pada usia ini
harus mendapat perhatian serius, tidak hanya nutrisi yang memadai, tetapi juga
memperhatikan intervensi stimulasi dini untuk membantu anak meningkatkan potensi
dengan memperoleh pengalaman yang sesuai perkembangan (A. Aziz Alimul Hidayat,
2009).
Salah satu tugas utama masa toddler adalah toilet training. kontrol voulunter spincter
anal dan uretra kira kira dicapai setelah anak berjalan, rata – rata usia sampai 18- 24
bulan. Namun diperlukan kesiapan psikofiisiologis yang kompleks untuk keberhasilan
tersebut. Anak harus mampu mengenali urgensi untuk mengeluarkan dan menahan
emilasi serta mampu mengkomunikasi kan sensasi ini kepada orang tua. (Donna
L.Wong , 2014).
B. RUMUSAN MASALAH
Masi banyaknya anak – anak PAUD MPA Daycare yang mengalami kegagalan
dalam penerapan toilet training pada usia toddler dikarenakan pengetahuan orang
tua yang kurang.
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan penerapan toilet training
pada usia toddler (18 – 36 bulan) di PAUD MPA Daycare bumi Telukjambe,
Sukaluyu, Telukjambe Timur, Karawang.
BAB II PEMBAHASAN
b. Perkembangan motorik
1) Usia 15 bulan
Motorik kasar : berjalan tanpa bantuan, memanjat tangga,
berlutut tampa sokongan, tidak dapat berjalan disekitar sudut
atau berhenti tanpa kehilangan keseimbangan memilih posisi
berdiri tanpa sokongan tidak dapat melempar bola tanpa jatuh.
Motorik halus : secara konstan menjatuhkan objek kelantai,
membangun menara dari dua kotak dalam satu tangan
melepaskan butir butir dalam leher botol yang sempit mencoret
coret secara spontan, menggunakan cangkir dengan baik tetapi
memutarkan sendok.
2) Usia 18 bulan
Motorik kasar : berlari secara kikuk sering jatuh, berjalan naik
tangga dengan satu tangan berpegangan, menarik dan
mendorong mainan, melompat ditempat dengan kedua kaki,
duduk sendiri dikursi, melempar bola dengan satu tangan
ketangan lain tanpa jatuh.
Motorik halus : membangun menara 3 sampai 4 kotak,
pelepasan dan pencapaian perkembangan dengan baik,
membalik halaman dalam buku 2 atau 3 lembar sekaligus,
dalam mengambar dan membuat tekanan sesuai tiruan,
mengatur sendok tanpa memutar.
3) Usia 24 bulan
Motorik kasar: naik turun tangga sendiri dengan 2 kaki pada
setiap langkah,berlari dengan seimbang dengan langkah lebar,
menangkap objek tanpa jatuh, menendang bola tanpa ganggu
keseimbangan.
4) Usia 30 bulan
Motoric kasar: melompat dan kedua kaki, melompat dari kursi
atau langkah, berdiri sebentar pada satu kaki, mengambil dua
langkah pada ujung ibu jari kaki.
Motoric halus: membangun menara 8 kotak, menambahkan
lubang asap pada kereta dari kotak, koordinasi jari bayi,
memegang krayon dengan jari bukan menggenggamnya,
menggerakan jari secara mandiri, menggambar, meniru tekanan
vertical dan horizontal, membuat 2 atau lebih tekanan untuk
menyilang.
c. Perkembangan psikososial
1) Usia 15 bulan
Mulai tampak negativism, meminta perhatian sering berubah mood,
mulai mendesak melakukan sesuatu tanpa di suruh, menunjukan kasih
saying pada orang tua, mengenal dari foto dan cermin, meniru
pekerjaan rumah, mudah teralihkan perhatian dan terhibur, mungkin
menunjukan popok yang basah, suka melepas sepatu dan kaos kaki.
2) Usia 18 bulan
Meminta perhatian, melawan orang tua dengan mengatakan “tidak”,
sedikit takut pada orang asing, sedikit toleransi terhadap frustasi,
temper tantrum mungkin dipicu oleh kelelahan, frustasi atau
kemarahan. Tidak bisa berbagi, meniru pekerjan rumah,
memperlakukan anak lain seperti mereka adalah sebuah benda,
mungkin menunjukan siap untuk toilet training, mencoba untuk
menggosok gigi, suka tidak berpakaian, terdapat keseimbangan antara
keinginan untuk mandiri dan menginginkan kedekatan dengan orang
tua.
3) Usia 24 bulan
Negativistic, keras kepala, ingin melakukan sesuatu sendiri, suka
memberi tau orang lain pada yang di lakukan, mulai bermain pura
pura, masih tidak dapat berbagi, mungkin menggigit, menampar, atau
memukul. Menginginkan dengan caranya sendiri dalam melakukan
apapun, menyangi, memiliki pandangan diri yang positif, suka
berpakaian dan melepaskannya, menggosok gigi tanpa di bantu.
Menunjukan kesiapan untuk toilet training dengan mengantisipasi
keinginan untuk BAB atau BAK. Mungkin takut pada gelap atau
binatang.
4) Usia 30 bulan
Bermain dengan kelompok, berkonsentrasi selama 20 menit
atau lebih. Mulai memikirkan konsekuensi atas perlakuannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak usia toddler ialah anak dari usia 12 bulan sampai 36 bulan atau anak usia
antara 1 sampai 3 tahun. Masa ini merupakan masa paling special dan masa yang
penting dalam tumbuh kembang anak. Masa toddler disebut sebagai masa
keemasan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana anak sangat
membutuhkan stimulasi dari luar atau orang disekitarnya untuk menuju tahap
perkembangan yang optimal.
Masa toddler merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak
berusaha mecari tau bagaimana semua terjadi dan bagaimana mengontrol orang
lain melalui prilaku temper tantrum, negativime, dan keras kepala. Perkembangan
psikosexual toddler termasuk dalam fase anal, yaitu sebuah fase dimana anak
mulai mengeksplorasi tubuhnya dan menemukan bahwa menyentuh beberapa
bagian tubuh tertentu terasa nikmat. Sedangkan perkembangan psikososial toddler
merupakan tahap memulainya Erikson`s stage yaitu autonomy vs ragu-ragu dan
malu, sehingga usia toddler merupakan saat yang tepat untuk memulai toilet
training pada anak karena secara motoric psikososial, anak sudah mulai aktif
dalam berinteraksi dengan lingkungan.
B. SARAN
Masa toddler merupakan masa yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi dari orang-orang penting disekitarnya.
Stimulasi yang diberikan pada toddler harus mencakup aspek keseluruhan, yaitu
aspek biologis, psikosexual, psikososial, kognitif dan Bahasa, serta tidak lepas
dari peran serta perawat dalam memberikan promosi kesehatan dan bimbingan
antisipasi pada orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Saadah Nurlailis dan Uswatun Khasanah. Peran Ibu Dalam Toilet Training Pada
Toddler (balita). Bandung, Jawa Barat.2021
Azahra Lesti, Ayu Yuliani dan Zaitun. Fisioterapi Dada Pada Anak Dengan
Bronkopneumonia. Jawa Barat tahun 2022