Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PERKEMBANGAN DENGAN

TODLER PADA KELUARGA TN. L DI LINGKUNGAN IX


KELURAHAN GAHARU KEC. MEDAN TIMUR

DISUSUN OLEH :
ALFIN PRATAMA, S.Kep
190202040

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga Perkembangan Todler Pada Keluarga Tn. L di
Lingkungan IX, Kelurahan Gaharu Kec.Medan Timur” ini dapat terselesaikan..
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 10 Desember 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toddler adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan atau anak usia 
1 – 3 th . Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang
diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar .Untuk
mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal perlu
diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris, motorik,
komunikasi bahasa dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri, emosi
sosial, kerjasama, dan leadership, moral & spriritual.Dimana perkembangan
tersebut berkaitan dengan perkembangan otak anak juga. Jika melihat dari
perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi yakni: Otak kiri (hard skill
10%) spesific competencies yakni berhubungan dengan logika, berhitung,
rasional dan merencanakan. Otak kanan (soft skill 90%) basic competencies
yakni berhubungan dengan sensitiveness,self controlling, vision,
communication, risk taking dan continual learning. Kemudian dalam tahap
perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia 12 bulan seharusnya
sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan sendok, dipanggil datang,
dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa untuk naik tangga
dibantu, susun balok 6, dan mengikuti mimik. Anak usia 1-2 tahun
cenderung gerakannya memakai otot-otot besar, bergerak dengan banyak
komponen tubuh dan dapat merangsang oksigenasi otak. Dan untuk
mengetahui anak sudah siap jalan atau belum dapat dilihat dari refleks jinjit
(plantar refleks) yang mulai hilang, atau sudah dapat melakukan koordinasi
kompleks.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa atau pembaca mampu mengetahui
tentang proses pertumbuhan dan perkembangan anak dinjau dari aspek
kognitif, fisik, bahasa, psikosexsual dan psikososial
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus makalah ini agar mahasiswa dan pembaca mampu :
1. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler
2. Mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak usia toddler
3. Mampu menjelaskan aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak usia toddler 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Toddler Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada
periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan
bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan dan
tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal (Perry,
1998).Pertumbuhan dan Perkembangan Toddler Whaley dan Wong’s (2000)
mengemukakan pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel
seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.Sedangkan
perkembangan merupakan bertambahnya sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar.

Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara
lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan
sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia
sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik
dengan kata-kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai
(Psikolog menyebutnya Negatifisme). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di
bawah sate tahun, si kecil akan menjadi seorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap keluar masuk setiap sudut rumah,
menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan
kursi, menjatuhkan benda apapun yang dapat dijatuhkan, memanjat apa yang
bisa dipanjat, memasukkan benda-benda kecil kedalam benda yang lebih
besar dan sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa diam setiap hari
(Hurlock, 2018).

Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana-
kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini di
lakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai
belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut
dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri.
Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali .
Bekerja dan meminta bantuan orang lain untuk mengawasi anaknya, biasanya
anak tidak rewel pada saat orang tua pergi tetapi pada saat mereka kembali
anak akan terus-menerus melekat pada ayah dan ibunya dan tidak
mengizinkan siapapun juga mendekatinya, karena ia takut orang tuanya akan
pergi lagi. Perasaan takut akan semakin menghambat pada saat tidur ia mau
berbaring jika ayah atau ibunya duduk di sampingnya ( Hurlock, 2011). Anak
pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah
dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan ibunya
sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang
muncul pada usia antara 2 ½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang, Sikap
pada orang tua bukan saja bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. Anak
menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah
laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan
kehendak orang tuanya karena mereka tetap makluk hidup yang mempunyai
pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak cenderung meniru siapa pun yang
dilakukan orang tuanya sehari-hari disebut proses identifikasi. Dalam proses
inilah karakter anak di bentuk jauh lebih banyak dari petunjuk yang diterima
dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina
kepribadian, membentuk sikap dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua dan
dirinya sendiri (Hurlock, 2011).

Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


1. Faktor herediter Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor
herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan Merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki
antara lain :
a. Lingkungan pranatal Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai
konsepsi lahir sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat
kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
b. Lingkungan postnatal Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim
atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam orang tua dan status
kesehatan.

B.Perkembangan Kognitiif
1. Pengertian
kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur mental yang bisa
digunakan individu untuk mendapatkan, menahan, serta mengambil kembali
berbagai pengetahuan dan kepandaian (Rigney,1978 dalam Jonassen 1987 ).
Strategi kognitif mencerminkan bagaimana seseorang belajar, mengingat,
dan berfikir serta bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Weinstein dan
mayer, 1985 dalam Jonassen (1987). Jonassen (1987) berkesimpulan bahwa
strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan- kegiatan kognitif yang
sangat luas yang mendukung pembelajaran seseorang.Dengan demikian,
jelas bahwa strategi kognitif sangat penting bagi siapa pun untuk mencapai
kompetensi yang baik.

2. Sifat-sifat kognitif
Umumnya pada bayi toddler : Menurut Jean Piagiet pada usia 1-3 tahun
anak sudah dapat :
a. Membedakan diri sendiri dengan setiap objek.
b. Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan
tujuan tertentu contohnya : menarik seutas tali untuk menggerakkan
sebuah mobil atau menggerakkan mainan supaya bersuara.
c. Menguasai keadaan tetap dari objek misalnya : menyadari bahwa benda
tetap ada meskipun tidak terjangkau oleh mata.

3. Sifat-sifat fisik kognitif yang umumnya pada bayi toddler :


a. Sewaktu lahir, berat otak anak sekitar 27% berat otak orang dewasa.
Sedangkan pada usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 90% dari
berat otak orang dewasa (sekitar 1200 gram). Hal ini menunjukkan bahwa
pada usia ini, masa perkembangan otak sangat pesat. Pertumbuhan ini
memberikan implikasi terhadap kecerdasan anak.
b. Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.
Pada usia ini, anak mengembangkan rasa keingintahuannya melalui
beberapa hal berikut ini :
c. Memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata. Pada usia 12 – 17
bulan, anak sudah dapat memahami kalimat yang terdiri atas rangkaian
beberapa kata. Selain itu, anak juga sudah dapat mengembangkan
komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik
wajah.
d. Pada usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata
sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya
anak sudah dapat mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan
beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan-pesan seperti: “ Adik
mau susu.” Cepat menangkap kata-kata baru
e. Pada usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam
mengucapkan kata-kata. Perbendaharaan kata anak-anak pada usia ini
mencapai 50 kata. Selain itu, anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda
memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan
kemampuan bahasanya dan belajar kata-kata baru lebih cepat.
f. Belajar melalui pengamatan / mengamati. Mulai usia 13 bulan, anak sudah
mulai mengamati hal-hal di sekitarnya. Banyak “keajaiban” di sekitarnya
mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian melakukan hal-hal yang
sering dianggap bermain, padahal anak sedang mencari tahu apa yang akan
terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu hal sebagai pemuas rasa
ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah dapat mengamati
lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya
terjadi berdasarkan pengalamannya.
C. Perkembangan Psikoseksual
a. Pengertian
Teori perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Freud
mengatakan bahwa setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, begitu pula manusia juga mengalaminya.Freud mengatakan
bahwa seksualitas adalah faktor pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu
dan bahwa pada masa anak-anak pun mengalami ketertarikkan dan
kebutuhan seksual.Apabila tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses,
hasilnya adalah kepribadian yang sehat.Jika masalah tertentu tidak
diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi.fiksasi adalah fokus
yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan,
individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang
terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan
dapat mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.

b. Sifat-sifat umum
Perkembangan Psikoseksual Anak Pada Usia 1-3 Tahun Dibagi dua fase :
1) Fase Anal
Pada fase ini fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar pada sekitar
anus. Tugas perkembangan yang harus dilalui anak adalah melakukan
kontrol terhadap BAB dan BAK, dan bila tercapai anak akan senang
melakukan sendiri. Sedangkan bila tugas perkembangan tidak tercapai
akan muncul beberapa masalah seperti anak akan menahan dan
melakukannya dengan mempermainkan.Peran lingkungan adalah
membantu anak untuk belajar mengontrol pengeluaran (melakukan Toilet
Training), yaitu suatu konsep bersih dimana anak belajar mengontrol
pengeluaran tepat waktu dan tempat serta dapat melakukan dengan
mandiri. Adapun kreteria yang umumnya ditemukan antara lain :
a. Kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak terhadap dirinya
sendiri, sangat egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya.
b. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak adalah latihan
kebersihan.
c. Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya
sesuai dengan keinginanya.
d. Untuk itu toilet training adalah waktu yg tepat dilakukan dalam
periode ini.
e. Masalah yang yang dapat diperoleh pada tahap ini adalah bersifat
obsesif (ganggan pikiran) dan bersifat impulsif yaitu dorongan
membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian diri.

D. Fase Perkembangan Moral


Menurut Kohelberg, tingkatan pertama dari perkembangan moral adalah
prekonvensional ketika anak merespon pada label “baik” atau “buruk”. Selama
tahun kedua kehidupan, anak mulai belajar mengetahui beberapa aktifitas yang
mendatangkan pengaruh dan persetujuan.Mereka juga mengenal ritual-ritual
tertentu, seperti mengulang bagian dari doa-doa. Saat usia dua tahun, toddler
belajar pada perilaku orang tua mereka yang berkaitan dengan urusan moral.
Pola disiplin mempengaruhi perkembangan moral toddler :
a. Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk
moral yang negatif.
b.Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman
menimbulkan perasaan bersalah pada toddler.
c. Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana
mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap
perbuatan yang baik.

E. Perkembangan Psikososial
a. Pengertian
Menurut ERIK H. ERIKSO Teori perkembangan psikososial ini adalah
salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud,
Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan.
Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah
perkembangan persamaan ego.Persamaan ego adalah perasaan sadar yang
kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan
ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita
dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa
kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu
perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut
sebagai teori perkembangan psikososial.Erikson memaparkan teorinya
melalui konsep polaritas yang bertingkat/bertahapan. Ada 8 (delapan)
tingkatan perkembangan yang akan dilalui oleh manusia. Menariknya
bahwa tingkatan ini bukanlah sebuah gradualitas. Manusia dapat naik
ketingkat berikutnya walau ia tidak tuntas pada tingkat sebelumnya. Setiap
tingkatan dalam teori Erikson berhubungan dengan kemampuan dalam
bidang kehidupan. Jika tingkatannya tertangani dengan baik, orang itu akan
merasa pandai. Jika tingkatan itu tidak tertangani dengan baik, orang itu
akan tampil dengan perasaan tidak selaras. Dalam setiap tingkat, Erikson
percaya setiap orang akan mengalami konflik/krisis yang merupakan titik
balik dalam perkembangan. Erikson berpendapat, konflik-konflik ini
berpusat pada perkembangan kualitas psikologi atau kegagalan untuk
mengembangkan kualitas itu.Selama masa ini, potensi pertumbuhan pribadi
meningkat.Begitu juga dengan potensi kegagalan.

b. Sifat-sifat umum psikososial


Pada bayi toddler Anak di daycare/toddler akan banyak berinteraksi dengan
teman sebayanya di sekolah toddler/PG atau ketika aktivitas daycare. Anak
akan bertemu dengan guru, pengasuh, orang tua, dan terutama temen-temannya
itu sendiri. Anak belajar bagaimana bisa berhubungan dan berteman dengan
baik.

F. Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah alat berkomunikasi berdasarkan visual daripada rangsangan
pendengaran,dan penglihatan,yang mempunyai tiga bentuk secara umumm
yaitu bahsa lisan,tulisan,dan bahasa isyarat. Lev Vygotsky Tokoh psikologi
Rusia menyatakan bahwa bahasa memegang peranan kunci dalam
perkembangan kognitif anak.Bahasa adalah "alat" menuju kecerdasan-
kecerdasan lain karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Katakanlah
begini, jika si kecil belajar matematika ia perlu memahami soal- soalnya. Itu
berarti ia perlu memahami bahasa. Begitu juga dengan kecerdasan lainnya.

1. Perkembangan bahasa
anak toddler secara umum Pemerolehan bahasa pada anak usia 1 – 3 tahun
merupakan proses yang bersifat fisik dan psikhis. Secara fisik,
kemampuan anak dalam memproduksi kata-kata ditandai oleh
perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh.Pada
tahap tertentu pemerolehan bahasa (kemampuan mengucapkan dan
memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan,
melihat, dan mengartikan simbol-simbol bunyi dengan kematangan
otaknya.Sedangkan secara psikhis, kemampuan memproduksi kata-kata
dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional anak saat
berlatih mengucapkan kata-kata. Anak-anak yang mendapatkan bimbingan
dan dorongan moral yang sangat kuat akan memperoleh kata-kata yang
banyak dan bervariasi dibandingkan anak-anak lainnya. Makalah ini
menguraikan secara singkat dan sederhana proses pemerolehan bahasa
tersebut secara pragmatis dan memaparkan beberapa contoh ucapan anak
untuk fonem-fonem tertentu yang secara umum mengalami kesulitan
dalam pengucapan (ditinjau secara fonologis). Dari berbagai macam
keuniversalan serta proses pemerolehan seperti yang baru saja
digambarkan tampak bahwa pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan
erat dengan keuniversalan bahasa. Bahkan keterkaitan ini lebih menjurus
lagi dalam arti bahwa ada elemen-elemen bahasa yang urutan
pemerolehannya bersifat universal absolut, ada yang universal statistikal,
dan ada pula yang universal implikasional. (Soenjono Dardjowidjojo)
G. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik (motorik)merupakan proses tumbuh kembang sistem gerak
seorang anak .setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan sistem interaksi
yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol
oleh otak. Perkembangan fisik ini terbagi menjadi sistem motorik halus dan
kasar :

1. Motorik Halus
a. Pengertian Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan
dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara
rutin.Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke
dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan
sebagainya.
b. Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum
1. menggambar mengikuti bentuk
2. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
3. membuka menutup kotak
4. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

2. Perkembangan Motorik Kasar


a. Pengertian Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang
berhubungan dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar
organ tubuh seperti berlari, dan melompat .perkembangan motorik kasar
sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak semakin karena proses
kematangan anak juga bisa berbeda.
b. Kemampuan dasar
motorik halus anak usia toddler secara umum
a) Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah
b) Mengangkat dan mengambil benda disekitanya
c) Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian
Hari/tanggal    : Selasa / 04 November 2019
Metode           : Wawancara, observasi dan pemeriksan fisik
a. Data Keluarga
1. Identitas Keluarga :
a) Nama KK                    : Tn. F
b) Jenis Kelamin              : Laki-laki
c) Umur                           : 48 tahun
d) Pendidikan                  : SD
e) Agama                         : Islam
f) Pekerjaan                     : Buruh pabrik
g) Alamat                        : Durin Tonggal
h) Suku/kebangsaan        : Jawa
i) Jumlah anggota keluarga       : 4 orang (Termasuk KK)

b. Susunan Anggota keluarga


No Nama Umur JK Hub dg  KK Pddkan Pekerjaan Ket
1 Ny.A 29 th Pr Isteri SD IRT Sehat
2 An.S 4 thn Pr Anak I - - Sehat
3 An. F 11 bln Pr Anak II - - BGM

c. Tipe keluarga
Jenis keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana dalam
keluarga terdiri ayah ibu dan anak-anak.
Genogram
 

 Keterangan :

                             : Perempuan                                        :  An.S


                                        : Laki-laki                          
         
d. Suku Bangsa dan Agama
Keluarga Tn. F semuanya suku Sunda, semua anggota keluarga beragama
Islam.
e. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan Tn. F  rata-rata perbulan Rp. 500.000-Rp. 600.000. Tn.F
bekerja sebagai buruh pabrik. Secara umum penghasilan keluarga Tn. F
dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup (sandang) sehari-hari.
f. Aktifitas Rekreasi
Keluarga tidak mempunyai jadwal rekreasi yang teratur, karena Tn. F
sibuk bekerja dari pagi hingga sore hari. Aktivitas rekreasi keluarga
dirumah seperti berkumpul bersama dengan anggota keluarga sambil
nonton Tv ataupun makan bersama.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn.F saat ini masuk pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak prasekolah.
b. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Secara keseluruhan tugas perkembangan pada keluarga Tn.F dapat
dijalankan seperti sudah memiliki tempat tinggal sendiri, secara
sosial sudah membantu anak dalam bersosialisasi dengan teman
anak-anaknya, tetap mempertahankan hubungan keluarga, namun
keluarga masih kesulitan dalam melakukan stimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Tn. F
Pada saat pengkajian keadaan umum baik, Hasil pemeriksaan fisik
Temp. 36,50C, Tekanan Darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/mnt tidak
ditemukan kelainan,tidak sedang menderita suatu penyakit.
Ny. A
Mengatakan belum pernah sakit yang berat, saat pengkajian temp:
36,30C Tekanan Darah 100/80 mmHg, N : 78x/mnt. Mengatakan
badannya sehat, tidak ada keluhan terhadap gejala suatu penyakit.
An.S
Keadaan umum baik, anak dikeluhkan batuk pilek sejak kemarin,
hasil pemeriksaan fisik: temperatur 36,50C, nadi 122 x/mnt, RR 30
x/mnt, pharing agak hiperemis, idung : ingus(+), dada/thorak:
wheezing(-), ronkhi (-), BB : 13 Kg,TB : 92 Cm,Immunisasi
lengkap.
An. F
Keadaan umum baik, turgor kulit baik, BB: 6400 gr, TB: 72 cm,
LK: 43 cm. Pada KMS menunjukan Bawah Garis Merah (BGM),
riwayat immunisasi tidak lengkap.
Riwayat kelahiran: Berat badan lahir 2700 gram, panjang badan 47
cm, LK orang tua lupa, persalinan spontan brach ditolong oleh bidan
di rumah, kelainan lahir tidak ada.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


1. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan bahwa Tn..L  dan anggota keluarga dalam
keadaan sehat-    sehat saja dan tidak pernah menderita suatu
penyakit yang parah.
2. Penyakit keturunan
Tn. L mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan  baik
dari pihak Tn. L maupun Ny.A
3. Penyakit kronis/menular
Keluarga menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit menular ataupun penyakit kronis
4. Kecacatan anggota keluarga
      Tn. L mengatakan bahwa anaknya yang pertama dan kedua lahir
dengan sehat dan tidak mengalami cacat
5. Riwayat kesehatan mental, psikologis, spiritual.
- Keluarga Tn. L merasa aman tinggal di rumah saat ini, dan
seluruh anggota keluarga merasa nyaman karena tetangga
baik-baik.
- Riwayat spiritual anggota keluarga: semua anggota keluarga
taat beribadah, sholat lima waktu dan mengikuti kegiatan
pengajian setiap satu bulan sekali. Tidak ada anggota
keluarga yang merasa tertekan atau mengalami gangguan
mental, komunikasi antar anggota keluarga sangat harmonis
begitu juga orang tua.
3. Faktor Lingkungan dan Masyarakat
a. Rumah
Keluarga menempati rumah sendiri, jenis  permanen, dinding /
tembok dari batu bata, lantai diplester semen mempunyai 2 kamar
tidur, 1 ruang tamu, dapur, kamar mandi dan WC sedangkan ruang
makan tidak ada. Ventilasi cukup, pencahayaan baik dan
penerangan dengan listrik.
b. Sampah
Sampah rumah tangga dibuang pada tempat sampah keluarga bila
penuh kemudian dibakar.
c. Sumber air minum
Keluarga menggunakan sumur gali.
d. Jamban Keluarga
Keluarga Tn. L mempunyai jamban sendiri, jenis jamban leher
angsa kondisi baik.
e. Pembuangan Air Limbah
Keluarga Ny. A mempunyai tempat pembuangan air limbah yang
kondisinya masih baik.
f. Halaman rumah
Pada saat kunjungan halaman rumah tampak  bersih.\
g. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup bersih namun halaman depan rumah
belum dimanfaatkan dengan baik.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik, bila ada
permasalahan dimusyawarahkan.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga mau menerima keadaan dan berusaha tetap sehat. Anak
dan kepala keluarga serta famili yang lain sangat mendukung.
c. Struktur Peran
Setiap anggota keluarga telah menjalankan peran masing-masing
dengan baik. Ayah sebagi pencari nafkah utama dan ibu memelihara
anak-anak di rumah.
d. Struktur nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn. L menerapkan nilai-nilai ajaran agama islam dalam
keluarganya. Kedua orang tua sudah melaksanakan ibadah sholat
wajib lima waktu. Aturan dalam keluarga berlaku sesuai dengan
nilai-nilai ajaran agama islam seperti menghormati orang tua dan
betutur kata ramah dan sopan santun yang baik.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif dan Coping
Keluarga Tn. L  berjalan harmonis, begitu juga hubungan dengan
orang tua dan anak-anaknya serta anggota keluarga yang lain
berjalan harmonis. Ny. A sangat menyayangi kedua anaknya.
b. Fungsi sosialisasi.
Keluarga aktif mengikuti kegiatan masyarakat disekitarnya  seperti
pengajian, kerja bakti, dan arisan ibu-ibu. Namun karena sibuk
bekerja sebagai tukang jahit dirumah Tn. L kurang aktif dalam
bersosialisasi dengan masyarakat.
c. Fungsi reproduksi.
Keluarga Tn. L masih dalam masa reproduksi aktif, Ibu A tidak saat
ini tidak menggunakan alat kontrasepsi. Ibu A Mengatakan jarang
membicarakan masalah reproduksi dalam keluarganya.
d. Fungsi Ekonomi
Ny. A  Mengatakan secara ekonomi pendapatan keluarganya kurang
mencukupi kebutuan keluarga sehari-hari karena kebutuahan
keluaraga Tn. L semakin meningkat. Terutama untuk memenuhi
kebutuhan gizi keluarga terutama pada anak    bayinya yang
membutuhkan gizi yang cukup seperti susu untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Kebiasaan konsumsi makanan sehari hari: Nasi,
tahu, tempe, sayur, telur. Frekuensi makan 2 x dalam sehari.
e. Fungsi perawatan keluarga
- Mengenal masalah  kesehatan
Keluarga belum mengerti bahwa kekurangan BB pada anak
merupakan masalah kesehatan.
- Mengambil keputusan
Keluarga sudah memeriksakan/menimbangakan BB anak ke
Posyandu
- Merawat anggota keluarga
Keluarga belum mampu merawat anaknya dengan gizi
kurang karena belum tahu tentang perawatan anak dengan gizi
kurang. Ibu A mengatakan tidak mengetahui cara memodifikasi
makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
- Memelihara dan modivikasi lingkungan
Keluarga sudah mampu memelihara lingkungan, nampak dari 
lingkungan  disekitar rumah bersih
- Menggunakan fasilitas keehatan
Keluarga sudah dapat menggunakan fasilitas kesehatan dengan 
baik, bila ada anggota keluarga yang sakit maka dibawa berobat
ke Puskesmas.

6. Stres dan Koping Keluarga


a. Stresor jangka pendek
Ny. A. Mengatakan masalah yang dihadapi sekarang ASI tidak lagi
keluar sehingga anaknya sering  rewel dan juga kurang nafsu makan
dan Ibu Sr. Hanya memberikan susu jika persediaan masih ada.
a. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga menganggap masalah pada anaknya adalah hal yang biasa
pada anak-anak.
b. Strategi koping yang digunakan
Tn. L apabilah ada masalah cendrung diam dan diselesaikan sendiri.
Ibu S sering marah jika ada masalah dalam keluarga dan ingin untuk
diselesaikan bersama.
c. Strategi adaptasi disfungsional
Jika marah bapaknya mempunyai kebiasan merokok yang
berlebihan.

7. Pemeriksan Fisik Keluarga

Pemeriksaan Fisik Ny. A An. S An. F


1.       Penampilan umum
         Kesadaranan Compos mentis Compos mentis Compos mentis
         Kebersihan personal Bersih Bersih Bersih
         Tanda-tanda vital TD : 100 / 80
mmHG
Nadi : Nadi : 122 x/me Nadi : 82
78 x/menit nit x/menit
Suhu :36,3 0C Suhu : 37,5 0C Suhu : 37 0C
RR : 20 RR : 30 x/menit RR : 30 x/menit
x/menit
         BB Berat badan BB 13 Kg BB: 6400 gr
ideal
         TB 155 Cm 92 Cm 70 Cm
2.       Status mental
 Status emosi Stabil Stabil Stabil
 Orientasi Dapat Dapat mengenal Tidak dikaji
mengenal waktu, tempat
waktu, tempat dan orang
dan orang
 Proses berpikir Tidak loncat- Anak dapat Tidak dikaji
dan komunikasi loncat dalam berkomunikasi
bicara dan dengan baik dan
cepat tanggap berespon dengan
dalam baik
berkomunikasi
3.       Pemeriksaan kulit Kulit terlihat Kulit terlihat Kulit terlihat
bersih, bebas bersih, bebas bersih, bebas
dari bau, warna dari bau, warna dari bau, warna
kulit sedikit kulit sedikit kulit sedikit
gelap, elastis, gelap, elastic gelap, elastis,.
tidak ada lesi,
sensitifitas
terhadap
sentuhan
4.       Pemeriksaan Kepala
 Bentuk dan Bentuk Bentuk semetris, Bentuk semetris,
rambut semetris, rambut dan kulit rambut dan kulit
rambut dan kepala kurang kepala bersih,
kulit kepala bersih, warna warna hitam.
bersih, warna hitam. Distribusi Distribusi
hitam dan sekit menyebar rata menyebar rata
kecoklatan. dan tidak mudah dan tidak mudah
Distribusi cepat. cepat.
menyebar rata Lingkar kepla:
dan tidak 43 Cm
mudah cepat.
 Mata Isokor, bola Isokor, bola Isokor, bola
mata dapat mata dapat mata dapat
mengikuti arah mengikuti arah mengikuti arah
gerakan tangan gerakan tangan gerakan tangan
pemeriksa, pemeriksa, tidak pemeriksa, tidak
tidak ada nyeri ada nyeri tekan, ada nyeri tekan,
tekan, diameter diameter pupil ± diameter pupil ±
pupil ± 2 mm, 2 mm, reaksi 2 mm, reaksi
reaksi cahaya cahaya +/+, cahaya +/+,
+/+, konjungtiva konjungtiva
konjungtiva tidak anemis, anemis, korea
tidak anemis, korea tidak tidak ikhterik,
korea tidak ikhterik, conjungtiva
ikhterik, conjungtiva tidak anemis,
conjungtiva tidak anemis, klien tidak
tidak anemis, klien tidak memakai
klien tidak memakai kacamata
memakai kacamata
kacamata
 Hidung Bentuk hidung Bentuk hidung Bentuk hidung
semetris semetris normal semetris normal
normal
 Telinga Teling semitris Teling semitris Teling semitris
kanan dan kiri, kanan dan kiri, kanan dan kiri,
tidak ada tidak ada tidak ada
tonjolan dan tonjolan dan tonjolan dan
serumen, serumen, serumen,
pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik
 Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa
lembab, lidah kering,bibir bibir kering,
dapat bergerak berwarna sedikit lidah dapat
ke kiri dan hitam,  lidah bergerak ke kiri
kekanan ( N dapat bergerak dan pucat.
XII), tidak ke kiri dan
pucat, lidah kekanan ( N
dapat XII), tidak
merasakan pucat, lidah
asam, asin dan dapat merasakan
manis dengan asam, asin dan
baik manis dengan
baik
 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid
dan tidak dan tidak dan tidak
terdapat terdapat terdapat
pembesaran pembesaran JVP pembesaran JVP
JVP
5.       Pemeriksaan Dada Pernafasan 20 Pernafasan 26 Pernafasan 18
(pernafasan) x/m, tactil x/m, terjadi x/m, tactil
fremetus sama peningkatan fremetus sama
kiri dan kanan, frekuensi kiri dan kanan,
tidak terdengar pernafasan dan tidak terdengar
suara tambahan klien suara tambahan
saat auskultasi mengatakan saat auskultasi
sesekali batuk
disertai sakit
didada, tactil
fremetus sama
kiri dan kanan.
6.       Pemeriksaan Dada Bunyi jantung Bunyi jantung 1 Bunyi jantung 1
(Cardiovaskueler) 1 dan 2 normal dan 2 normal dan 2 normal
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
bunyi jantung bunyi jantung bunyi jantung
tambahan tambahan tambahan
7.       Perut          Inspeksi :         Inspeksi :         Inspeksi :
Perut datar , Perut datar , Perut datar ,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
benjolan. benjolan. benjolan.
         Palpasi :         Palpasi :         Palpasi :
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
tidak teraba tidak teraba tidak teraba
massa, hepar massa, hepar massa, hepar
tidak teraba tidak teraba tidak teraba
         Auskultasi :         Auskultasi :         Auskultasi :
Bising usus Bising usus Bising usus 8x/m
8x/m 8x/m          Perkusi :
         Perkusi :         Perkusi : suara timpani
suara timpani suara timpani
8.       Genetalia dan anus Tidak Tidak dilakukan Tidak dilakukan
dilakukan pengkajian pengkajian
pengkajian
9.       Ekstremitas kanan Dapat Aktif Aktif
dan / kiri atas dan mengangkat berkontraksi berkontraksi
bawah dan menahan
beban, reflek
patela normal,
Kekuatan otot
atas dan bawah 
5/5 (skala
kekuatan otot
normal)

ANALISA DATA
Data Problem
1.       DS : Nutrisi kurang dari
           Ny. A mengatakan bahwa kebutuhan tubuh
Ketidakmampuan
anaknya masih merangkak dan pada keluarga Tn. L
keluarga dalam merawat
belum dapat berdiri khususnya an. S
anggota keluarga yang
           Ny. A mengatakan anaknya
berusia balita
diberikan ASI dan mulai diberikan
makanan tambahan
DO :
           Usia An. F adalah 11 bulan
           BB saat lahir : 2700 gr. Ketidakmampuan

           BB sekarang: 6,4 kg mengambil keputusan dan

           Panjang badan 72 cm sikap dalam  memberikan

           BB berada pada bawah garis dan memenuhi kebutuhan


merah KMS nutrisi bagi anak balita
Ketidaktahuan keluarga
dalam merawat anggota
keluarga yang berusia balita

Kurang terpapar informasi


tentang kebutuhan gizi pada
anak balita

2.       DS : Risiko terjadinya


           Ny. A  mengatakan bahwa gangguan tumbuh
Ketidaktahuan keluarga
anaknya baru bisa merangkak kembang
tentang merawat anggota
DO :
keluarga yang masih balita
           Hasil penimbangan
menunjukkan berada pada bawah
garis merah
           Usia An. F adalah 11 bulan
           BB saat lahir : 2700 gr. Terbatasnya informasi

           BB sekarang: 6,4 kg informasi yang dimiliki

           Panjang badan 72 cm keluarga tentang

           BB berada pada bawah garis pertumbuhan dan

merah KMS perkembangan anak balita

Kurang terpapar informasi


tentang pertumbuhan dan
perkembangan pada anak
balita

3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. L khususnya An. F
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang masih balita
2. Risiko gangguan tumbuh kembang pada keluarga Tn. L khususnya An. F
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang masih balita

SKORING MASALAH KEPERAWATAN


1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. L khususnya An. F
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang masih balita
2. Resiko gangguan tumbuh kembang pada anggota keluarga Tn. L khususnya
An. F berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang masih balita

Kriteria Skor Total Pembenaran


1.Sifat Masalah : 3/3X1 1 Tumbuh kembang dapat mengalami
Ancaman gangguan jika asupan nutrisi / gizi
tidak mencukupi
2.Kemungkinan    Masalah 1/2X2 1 Tumbuh kembang dapat
dapat diubah : dimaksimalkan melalui pemberian
Sedang nutrisi yang baik dan stimulasi oleh
orang tua atau lingkungan
3. Kemungkinan   3/3X1 1 Masalah gangguan tumbuh kembang
Masalah dapat dicegah : dapat dicegah seandainya keluarga
Tinggi tahu, mau dan mampu memberikan
nutrisi yang adekuat dan memberikan
stimulasi maksimal bagi pertumbuhan
dan perkembangan bagi anak.
Stimulasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan alat yang sederhana
namun tepat guna dan nutrisi dapat
disediakan dengan mengetahui secara
benar jenis makanan yang
mengandung zat gizi dan tidak perlu
mahal
4. Menonjolnya Masalah : 0/2X1 0 Keluarga menganggap kondisi
    masalah tidak   lingkungan seperti sekarang ini tidak
dirasakan mempunyai kaitan dengan kejadian
masalah kesehatan pada anggota
keluarganya
TOTAL SKORE 3
PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DX. KEP TUJUAN INTERVENSI


TUJUAN TUJUAN KEPERAWATAN
UMUM KHUSUS
1 Nutrisi kurang Setelah dilakukan Setelah 1.       Kaji pengetahuan
dari kebutuhan tindakan dilakukan keluarga tentang  gizi
tubuh pada keperawatan pertemuan 1 x 30 buruk
anggota keluarga selama 2 minggu menit, keluarga 2.       Beri pendidikan
Tn. F khususnya keluarga mampu : kesehatan tentang
An. F mengetahui,           Menyebutkan pengertian gizi buruk
berhubungan memahami pengertian gizi 3.       Berikan penjelasan
dengan tentang nutrisi buruk tentang tanda dan gejala
ketidakmampua dan mampu           Menyebutkan kekurangan zat gizi
n keluarga memberikan tanda dan gejala4.       Berikan penjelasan
merawat anggota nutrisi yang baik gizi buruk tentang penyebab gizi
keluarga yang bagi An. P           Mengidentifik buruk
masih balita asi penyebab gizi5.       Berikan penjelasan
buruk tentang upaya yang
          Menjelaskan dapat dilakukan dalam
secara sederhana rangka pencegahan gizi
tentang buruk
pencegahan gizi6.       Motivasi keluarga
buruk untuk menyebutkan
kembali penjelasan
yang telah diberikan
Motivasi keluarga
untuk selalu berupaya
memberikan nutrisi
yang mengandung zat
gizi secara benar
kepada an.P

Setelah
dilakukan 1.       Kaji pengetahuan
pertemuan 3x 30 keluarga tentang  nutrisi
menit, keluarga bagi anak
mampu : 2.       Beri pendidikan
          Menyebutkan kesehatan tentang
pengertian gizi pengertian, manfaat zat
          Menyebutkan gizi
manfaat dari zat 3.       Berikan penjelasan
gizi tentang tanda dan gejala
          Menyebutkan kekurangan zat gizi
tanda & gejala 4.       Berikan penjelasan
kekurangan zat tentang cara
gizi penanggulangan balita
dengan gizi kurang
5.       Berikan penjelasan
dan demonstrasikan
tentang pola menu
makanan bagi anak
berusia 1-2 tahun
6.       Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali penjelasan
yang telah diberikan
7.       Motivasi keluarga
untuk selalu berupaya
memberikan nutrisi
yang mengandung zat
gizi secara benar
kepada an.P

etelah dilakukan
pertemuan 1 x 301.       Kaji pengetahuan
menit, keluarga keluarga tentang 
mampu : penggunaan puding
          Menyebutkan jagung sebagai nutrisi
pengertian bagi anak
puding jagung 2.       Beri pendidikan
          Menyebutkan kesehatan tentang
manfaat dari pengertian, manfaat
bubur tempe Puding jagung tinggi
tinggi kalori kalori bagi keluarga
          Mengidentifik
3.       Berikan penjelasan
asi bahan tentang bahan dan cara
pembuat puding membuat membuat
jagung tinggi puding jagung tinggi
kalori kalori
          Mendemonstr4.       Demonstrasikan
asikan cara bersama keluarga cara
membuat puding membuat puding jagung
jagung tinggi tinggi kalori
kalori

2 Risiko gangguan Setelah dilakukan1.     Setelah 1.        Kaji ulang


tumbuh tindakan selama dilakukan pengetahuan keluarga
kembang pada 2 minggu resko tindakan akan pemahaman
anggota keluarga gangguan keperawatan tentang  pertumbuhan
Tn. L khususnya tumbuh kembang selama 2x30 dan perkembangan anak
An. F  menjadi tidak ada menit, keluarga 2.        Beri penjelasan
berhubungan dapat tentang pengertian
dengan mengetahui pertumbuhan dan
ketidaktahuan pengertian perkembangan anak
keluarga dalam pertumbuhan dan serta empat bidang
merawat anggota perkembangan kemampuan
keluarga yang anak, serta empat perkembangan yang
masih balita bidang yang dapat dipantau dan
perlu dipantau dirangsang
dan dirangsang 3.        Beri penjelasan
tentang perkembangan
anak usia 12-18 bulan
4.        Diskusikan dengan
keluarga tentang
stimulasi/rangsangan
2 yang dapat diberikan
pada anak usia 12-18
bulan
5.        Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali penjelasan
yang telah diberikan
6.        Motivasi keluarga
untuk melakukan
stimulasi kepada
anaknya secara
kontinyu

IMPLEMENTASI
Implementasi Evaluasi

       Kaji pengetahuan keluarga tentang  S : Ny. A mengatakan sudah mulai


gizi buruk
memahami apa itu gizi buruk, nutrisi
2.       Beri pendidikan kesehatan tentang
pengertian gizi buruk yang baik untuk anak dan makan apa
3.       Berikan penjelasan tentang tanda dan
saja yang baik untuk anak
gejala kekurangan zat gizi
4.       Berikan penjelasan tentang penyebab O : Ny. A dapat menjawab pertanyaan
gizi buruk
dan sudah dapat memahami cara
5.       Berikan penjelasan tentang upaya
yang dapat dilakukan dalam rangka pembuatan puding jagung
pencegahan gizi buruk
6.       Motivasi keluarga untuk A: Masalah sebagian teratasi
menyebutkan kembali penjelasan yang
telah diberikan P. Intervensi pembuatan puding
Motivasi keluarga untuk selalu dilanjutkan
berupaya memberikan nutrisi yang
mengandung zat gizi secara benar
kepada an.P

1.       Kaji pengetahuan keluarga tentang 


nutrisi bagi anak
2.       Beri pendidikan kesehatan tentang
pengertian, manfaat zat gizi
3.       Berikan penjelasan tentang tanda dan
gejala kekurangan zat gizi
4.       Berikan penjelasan tentang cara
penanggulangan balita dengan gizi
kurang
5.       Berikan penjelasan dan
demonstrasikan tentang pola menu
makanan bagi anak berusia 1-2 tahun
6.       Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali penjelasan yang
telah diberikan
7.       Motivasi keluarga untuk selalu
berupaya memberikan nutrisi yang
mengandung zat gizi secara benar
kepada an.P

1.       Kaji pengetahuan keluarga tentang 


penggunaan puding jagung sebagai
nutrisi bagi anak
2.       Beri pendidikan kesehatan tentang
pengertian, manfaat Puding jagung
tinggi kalori bagi keluarga
3.       Berikan penjelasan tentang bahan
dan cara membuat membuat puding
jagung tinggi kalori
4.       Demonstrasikan bersama keluarga
cara membuat puding jagung tinggi
kalori

Kaji ulang pengetahuan keluarga akan S : Ny. A mengatakan suda mengerti


pemahaman tentang  pertumbuhan dan
tentang tumbuh kembang anak
perkembangan anak
2.        Beri penjelasan tentang pengertian O: Ny. A dapat memahami dan
pertumbuhan dan perkembangan anak
menjawab pertanyaan tenatng tumbuh
serta empat bidang kemampuan
perkembangan yang dapat dipantau dan kembang anak
dirangsang
3.        Beri penjelasan tentang A : Masalah Teratasi
perkembangan anak usia 12-18 bulan
P Intervensi Dilanjutkan
4.        Diskusikan dengan keluarga tentang
stimulasi/rangsangan yang dapat
diberikan pada anak usia 12-18 bulan
5.        Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali penjelasan yang
telah diberikan
Motivasi keluarga untuk melakukan
stimulasi kepada anaknya secara
kontinyu
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Usia batita merupakan masa keemasan bagi perkembangan anak. Pada usia 1-3
tahun inilah perkembangan otak, psikologi, sosial, dan fisik anak berjalan
dengancepat. Tahap-tahap perkembangan batita dapat dilihat dari
bertambahnya kemampuan anak dalam bersosialisasi, perkembangan mental,
dan aktifitas fisiknya.Perkembangan batita sejatinya merupakan perkembangan
yang sangat cepathingga mau tidak mau, orangtua harus selalu waspada dan
selalu bersiap untuk“terkejut” melihat perkembagan batita mereka.
B. SARAN

Hal – hal yang perlu diperhatikan Didalam melakukan didikan anak usia
toddlerdengan tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan
perkembangandan pertumbuhannya dalam aspek fisik dan pisikis yang
didampingi denganperhatian pula pda gangguan – gangguan yang dialami oleh
anak dan carapenanggulangan serta cara mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/ASKEP%20KELUARGA%20DENGAN
%20BALITA.pdf

http://umitrastikes.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-
anak.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3587/1/keperawatan-siti
%20zahara.pdf

Anda mungkin juga menyukai