Anda di halaman 1dari 14

B.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Konsep keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam Achjar, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No.
10dalam APD Salvari, 2013).

b. Karakteristik keluarga
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut :
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adek.
4) Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.

c. Bentuk / Type Keluarga


1) Keluarga inti (nuclear family
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya, adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
3) Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yang bercerai atau
kehilangan pasangannya.
4) Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya.
5) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
6) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone.
7) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosexsual cobabiting family)
8) Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
9) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
10) Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti
dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI dalam Achjar, 2010).

d. Struktur keluarga
Menurut APD Salvari (2013), struktur keluarga sebagai berikut :
1) Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudarah istri.
4) Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah
suami.
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa anak saudara yang menjadi bagaian keluarga karna adanya hubungan
dengan suami istri.
e. Fungsi Keluarga
Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2) Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan
dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi
kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya.
Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3) Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
4) Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan, pakaian dan tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga
di bidang kesehatan.
f. Ciri-ciri keluarga
1) Terorganisir adalah : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2) Ada keterbatasan adalah : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan adalah : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsi-masing-masing (APD Salvari, 2013).
g. Tugas keluarga di bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
di dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan.
Ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan(
Fridman dalam Achjar, 2010).
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun
yang di alami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan
tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu
segera di catat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa
perubahannya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siap diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segeralah melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga mempuyai keterbatasan
agar meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3) Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat
membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah. Perawat ini
dapat di lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai kemampuan melakukan
tindakan untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi
(Suparyanto , 2012).
4) Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi
keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya
pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota
keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak pada
kesehatan keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan
fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap pengunaan fasilitas
kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik dipersepsikan keluarga (Achjar, 2010)

h. Pemegang kekuasaan dalam keluarga


1) Patrikal
Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ayah.
2) Matrikal
Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
3) Equaltarial
Yaitu yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu (APD
Salvari, 2013).

i. Dimensi dasar struktur keluarga


Menurut APD Salvari (2013), dimensi dasar struktur keluarga sebagi berikut :
1) Pola dan proses komunikasi :
a) Bersifat terbuka dan jujur.
b) Selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c) Berpikiran positif.
d) Tidak mengulang-ulang issu dan pendapat sendiri.
2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan dapat bersifat format dan informat. Peranan dalam keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak.
3) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan :
a) Legitimate power (hak)
b) Referent power (ditiru)
c) Expert power (keahlian)
d) Reward power (hadiah)
e) Coercive power (paksa)
f) Affective power.
4) Nila-nilai keluarga
a) Nilai, merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga jaga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.
b) Norma, adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
c) Budaya, adalah kumpulan dari perilaku yang dapat dipelajari, di bagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2. KONSEP PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA.


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi
semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja,
dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi
masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan,
implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi
(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga
yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan
tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina
komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri
dari lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga
yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa
yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga.
Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak
menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor
yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli
fisiotherapi.
c) Pengobatan tradisional
d) Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa
memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus
sehari dua kali pagi dan sore.
3) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi
beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan
bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada
pada keluarga.
4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini.
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang
unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga
yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah.
Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik,
seperti olah raga (Friedman, 1998:9).
6) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya
cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi.
b) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali
pada hipertensi
7) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal,
empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan
yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam
tekanan darah pasien stroke.
c) Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap
peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak
ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi,
maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan
menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan
hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
b) Fungsi sosialisasi .
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke
dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah
stress.
c) Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain diluar rumah.
9) Pola istirahat tidu
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah
yang belum terselesaikan.
10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga
dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota
keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih
terfokuskan.
11) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.

2. Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa keperawatan adalah pernyataan
yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial
atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun
intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim
lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan
kurangnya pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa keperawatan meliputi sebagai berikut :
a. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga aatau anggota keluarga.
b. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada
lima tugas keluarga yaitu
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis
keperawatan keluarga adalah :
a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi).
b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
c) Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau
tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas, system
pendukung, lingkungan fisik dan psikologis).
c. Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari keluarga
secara langsung atau tidak langsung.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi
dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai
sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Proses scoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya, 1978.
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah : 1
· Tidak/kurang sehat. 3
· Ancaman kesehatan. 2
· Krisis atau keadaan sejahtera. 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2
· Dengan mudah. 2
· Hanya sebagian. 1
· Tidak dapat. 0
3 Potensial masalah untuk dicegah : 1
· Tinggi. 3
· Cukup. 2
· Rendah. 1
4 Menonjolnya masalah : 1
· Masalah berat harus segera ditangani 2
· Ada masalah, tetapi tidak perlu harus 1
segera ditangani
· Masalah tidak dirasakan 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnose keperawatan:
1) Tentukan skor untuk setiap criteria yang dibuat.
2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria (skor tertinngi sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5).

3. Perencanaan Keperawatan keluarga


Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan
tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah
keperawatan yang sering muncul.

Langkah-langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah :


a. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai
melalui segala upaya, dimana masalah (Problem) digunakan untuk merumuskan
tujuan akhir (TUM)
b. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci tentang
hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan dilakukan, dimana
penyebab (Etiologi) digunakan untuk merumuskan tujuan (TUK).
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepada sifat masalah
dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
d. Menentukan kriteria dan standart criteria
Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk mengukur
pencapaian tujuan, sedanhgkan standart menunjukkan tingkat performance yang
diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan
keperawatan telah tercapai.
Standart mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan kriteria mengacu
kepada 3 hal, yaitu :
1) Pengetahuan (Kognitif)Intervensi
ini ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada
keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga.
2) Sikap (Afektif)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon emosional,
sehingga dalam keluarga terdapat sikap terhadap masalah yang dihadapi
3) Tindakan (Psikomotor)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan
perilaku yang merugikan keperilaku yang menguntungkan.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan adalah :
1. Tujuann hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang
sesuai dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien sehingga tingkat
ketergantungan dapat diminimalisasi.
4. Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga
untuk mendapatkan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan
keperawatn keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
5. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila
hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan
yang baru.

Metode evaluasi keperawatan, yaitu :


a. Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan bertujuan
untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan, system penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan
kemajuan atau menggunakan system SOAP.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Adlah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan, sistem
penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan
ringkasan.

Anda mungkin juga menyukai