Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KOMUNITAS II

Asuhan Keperawatan Keluarga

Pada Tahap Anak Sekolah

DisusunOleh :
1. Yenni Tri Endarwati 1603017
2. Yohanes Sigar Paku 1603018
3. Yossana Herlian 1603019
4. Yunita Sandy Tualaka 1603020

PROGRAM STUDI SI B KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
TAHUN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari masyarakat. Keberadaan keluarga

di masyarakat akan menentukan perkembangan masyarakat (Stanhope & Lancaster,

1996). Keluarga menjadi tempat sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu,

sehingga keluarga menjadi salah satu aspek terpenting dari keperawatan. Keluarga di

Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Keluarga memiliki nilai dan norma yang

dibangun berdasarkan budaya yang ada. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang

kaya akan ragam budaya sehingga masing-masing keluarga memiliki nilai dan norma

yang berbeda yang diwujudkan dalam bentuk struktur dan fungsi keluarga.

Karakteristik dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan struktur dan

fungsi keluarga. Perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

keluarga di Indonesia memerlukan suatu bentuk kerangka model keperawatan keluarga

sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia.

Model keperawatan tersebut akan membantu perawat komunitas dalam menggali setiap

permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dalam membentuk suatu keluarga yang

sehat dan sejahtera sesuai dengan perkembangan keluarga tersebut. Model keperawatan

keluarga yang dikembangkan menggunakan teori model Neuman yang dipadukan

dengan teori model Friedman memiliki lima tahapan sesuai dengan proses keperawatan

yaitu pengkajian keperawatan keluarga dan anggota keluarga, perumusan diagnosa

keperawatan keluarga, perencanaan keperawatan keluarga dengan penekanan pada

prevensi (primer, sekunder, dan tersier), implementasi keperawatan keluarga dan

evaluasi keperawatan keluarga. Kelima tahapan proses keperawatan tersebut saling


mempengaruhi dan merupakan suatu proses yang siklik serta saling mempengaruhi.

Dengan demikian melalui tahap proses keperawatan tersebut diharapkan dapat

membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Selain itu perawat komunitas

juga harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian

keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan

keluarga dan tugas perkembangannya.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga

yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan tahap perkembangan

keluarga.

b. Tujuan Khusus

 Mengetahui tugas keluarga pada tahap perkembangan anak usia sekolah.

 Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan

anak usia sekolah.

 Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga

 Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah

kesehatan keluarga

 Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan

 Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

 Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan

 Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar keluarga

1. Pengertiaan

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosionaal, serta sosial dari tiap

anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan

darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi

atu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu

budaya (Bailon dan Maglaya, 1997).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang

sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakan dalam kehidupan yang terus

menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan

emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya (Stanhope

dan Lancester, 1996).

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga

mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran

dan tugas (Allender dan Sprandley, 2001).

Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik keluarga adalah (Depkes, 2000) :


1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan atau adopsi.

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersaama atau jika terpisah mereka tetap

memperhatikan satu sama lain.

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai

peran sosial, seperti : suami, istri, anak, kakak, adik.

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.

2. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones (2003) dibagi menjadi lima,

yaitu :

1. Fungsi afektif dan koping : keluarga memberikan kenyamanan emosional

anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan

saat terjadi stress.

2. Fungsi sosialisasi : keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,

sikap, dan mekanisme koping; memberikan feed back; dan memberikan

petunjuk dalam pemecahan masalah.

3. Fungsi reproduksi : meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi : keluarga memberikan financial untuk anggota keluarganya

dan kepentingan di masyarakat.

3. Tipe Keluarga

1. Tipe Keluarga Tradisional

 The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri ddan anak.


 The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hisup

bersama dalam satu rumah.

 Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak

sudah memisahkan diri.

 The chiddless family

Keluarga tanpa anak karena terhambat menikah dan untuk mendapatkan

anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar

karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.

 The extended family (keluarga besar/luas)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu

rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakek-

nenek), keponakan, dll.

 The single-parent family (keluarga janda/duda)

Keluarga yang terdiri dari atu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal

ini terjadi biasanya melalui proses penceraian, kematian dan

ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).

 Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota

tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja di luar kota

bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat “weekends” atau pada

waktu-waktu tertentu.
 Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal

bersama dalam satu rumah.

 Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling

berdekatan dan saling menggunakan barang-barang da pelayanan yang

sama. Contoh : dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dan lain-lain.

 Blended family

Duda atau janda (karena penceraian) yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan

sebelumnya.

 The single adult living alone/single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena

pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti : perceraian atau ditinggal

mati.

2. Tipe Keluarga Non Tradisional

 The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak dari

hubungan tanpa ayah.

 The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri.

 Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan

saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama; sosialisasi anak dengan melalui

aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.

 The nonmarital heterosexual cahabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui

pernikahan.

 Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama

sebagaimana ‘marial partners’.

 Cohabitating family

Orang dewasa yang hidup bersama diluar perkawinan karena beberapa

alasan tertentu.

 Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama, yang saling merasa saling menikah satu dengan yang lainnya,

berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya.

 Group-network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan

satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga

bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.

 Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/ saudara di

dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu

mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang

aslinya.
 Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan

ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

 Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang

mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian

tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

4. Tahap Perkembangan Keluarga & Tugas-tugasnya (Rodgers cit Friedman, 1998)

1. Pasangan keluarga baru menikah

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan

membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan

(psikologis) keluarga masing-masing. Tugas :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing

Dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai

anak pertama berusia 30 bulan. Tugas :

a. Mempersiapkan menjadi orang tua

b. Adaptasi perubahan anggota keluarga, interksi, hubungan seksual dan

kegiatan

c. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya

3. Keluarga dengan anak prasekolah

Anak pertama (2,5 tahun) dan berahkir saat anak berusia 5 tahun. Tugas :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga (misal ; tempat tinggal, privasi dan

rasa aman)

b. Membantu anak bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, tanpa mengabaikan kebutuhan

anak tertua

d. Mampu membagi waktu untuk individu, pasangan & anak (mempunyai

kerepotan yang tinggi)

e. Menbagi tanggung jawab anggota keluarga

f. Merencanakan kegiatan dan waktu menstimulasi pertumbuhan &

perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Anak pertama masuk sekolah pada usia enam tahun berahkir pada usia 12 tahun.

Tugas :

a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah

&lingkungan lebih luas

b. Mempetahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja

Anak pertam berusia 13 tahun dan biasanya berahkir sampai 6-7 tahun

kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tugas :

a. Memberikan anak kebebasab dengan tanggung jawab

b. Komunikasi terbuka antara anak & orang tua (hindari perdebatan,

kecurigaan & permusuhan)

c. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbang anggota keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)


Anak pertama meninggalkan rumah & anak terahkir meninggalkan rumah.

Tugas :

a. Mempertahankan keintiman pasangan

b. Memperluas jaringan keluarga dari leuarga inti → keluarga besar

c. Membantu anaak mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat

d. Membantu orangtua memasuki masa tua/sedang sakit

7. Keluarga usia pertengahan

Dimulai anak terahkir meninggalkan rumah dan berahkir saat pensiun/salah satu

pasangan meninggal. Tugas :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Pertahankan hubungan serasi & memuaskan dengan anak-anaknya & teman

sebaya

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut (usia tua)

Dimulai salah satu pasangan pensiun, berlanjut satu pasangan meninggal dan

sampai keduanya meninggal. Tugas :

a. Adaptasi dengan perubahan kehilangan

b. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

c. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling

menyenangkan pasangannya

5. Tugas-tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya

b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit


d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarganya

B. Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada

keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi

perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara

meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan

keluarga. Peran perawat dalam melakukan peraawatan kesehatan keluarga adalah

sebagai berikut :

1. Pendidik

Perawat memberikan pengetahuan kepada klien dalam rangka meningkatkan

kesehatan, tentang tindakan keperawatan dan tindakan medik yang diterima,

sehingga klien/keluarga dapat bertanggungjawab terhadap hal-hal yang

diketahuinya. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok

keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan dan lain-lain. Perawat memberikan

konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah

kesehatan sesuai prioritas.

2. Koordinator

Perawat mengkoordinir seluruh pelayanan keperawatan, mengatur tenaga

keperawatan yang akan bertugas, mengembangkan sistem pelayanan keperawatan,

dan memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan

keperawatan di sarana kesehatan.

profesional, yang meliputi treatment keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan

dan menjalankan treatment medikal. Melakukan pengkajian dalam upaya-upaya


mengumpulkan data dan informasi yang benar. Menegakkan diagnosa keperawatan

berdasrkan analisa data dari hasil pengkajian. Merencakan intervensi sebagai upaya

untuk mengatasi masalah yang timbul dan membuat langkah/cara pemecahan

masalah. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah

direncanakan. Melakukan evalusi berdasrkan respon klien terhadap tindakan

keperawatan tanf telah dilakukan terhadapnya.

3. Pembaharu/Perubah

Perawat mengadakan inovasi agar klien/keluarga mempunyai cara berpikir yang

benar dalam mengatasi masalah, sehingga sikap dan tingkah laku menjadi efektif,

serta meningkatkan ketrampilan yang diperlukan untuk hidup lebih sehat.

4. Advocat

Perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain,

membela kepentingan klien dan membantu klien agar memahami semua informasi

dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan. Mengharuskan perawat

membantu klien/keluarga untuk mengambil keputusan berdasarkan pemahaman

informasi yang dibrikan oleh perawat. Perawat melindungi dan memfasilitasi

keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

5. Konsultan

Perawat sebagai mediator antara klien dengan profesi kesehatan lainnya. Peran ini

berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien selam 24 jam.

Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan

yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaanklien terhadap

informasi tentang tujuan pelayanan keperawatanyang diberikan.

6. Kolaborasi
Perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain dan keluarga dalam

menentukan rencan atau pelaksanaan asuhan keperawatan.

7. Pengelola

Perawat mengatur kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan,

sehingga pasien dan perawat mendapatkan kepuasan karena asuhan keperawatan

yang diberikan. Perawat mengelola (merencanakan, mengorganisasikan,

menggerakkan dan mengevaluasi) pelayanan keperawatan baik langsung maupun

tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan

keperawatan komunitas.

C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui

praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah

kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

(Rekawati,2000).

Tujuan Umum :

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi kesehatannya secara mandiri.

Tujuan Khusus :

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi maslah kesehatan keluarga

3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit,

mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau yang membutuhkan bantuan/asuhan

keperawatan
4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat menunjang

peningkatan kesehaatan keluarga

5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat, misalnya Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, kartu sehat, dan posyandu untuk memperoleh pelayanan

kesehatan.

1. PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat

mengambil informasi dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan

menganalisis, sehingga dapat diketahui kebutuhan keluarga yang dibinanya.

Metode yang dapat digunakan perawat dalam melakukan pengkajian keluarga

diantaranya :

a. Wawancara

b. Observasi fasilitas dan keadaan rumah

c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga

d. Measurement dari data sekunder (kartu keluarga, hasil llab, papsmear, dan

sebagainya)

Beberapa hal yang dikaji dalam keluarga antara lain data sosial budaya, data

lingkungan, struktur dan fungsi keluarga serta status kesehatan anggota keluarga.

Pengkajian terhadap anggota keluarga ditekankan pada aspek fisik, mental, emosional,

soaial, dan spiritual.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau

masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat

dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana

perawat bertanggungjawab melaksanakannya (Shoemaker, 1984).


Tripologi atau sifat dari diagnosa keperawatan keluarga adalah :

1. Aktual

Terjadi defisit/gangguan kesehatan dalam keluarga dan dari hasil pengkajian

didapatkan data mengenai tanda dan gelaja dari gangguan kesehatan.

2. Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya

lingkungan rumah yang kurang bersih atau pola makan tidak adekuat.

3. Sejahtera (well-ness)

Merupakan suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahera, sehingga

kesehatan perlu ditingkatkan.

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang ditentuakn

oleh perawat besama-sama sasaran yaitu keluarga untuk dilaksanakan, sehingga

masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang telah diidentifikasi dapat

diselesaikan.

Kualitas rencana keperawatan keluarga sebaiknya berdasarkan masalah yang jelas,

harus realitas, sesuai dengan tujuan, dibuat secara tertulis, dan dibuat bersama keluarga.

Dalam perencanaan keperawatan keluarga ada beberapa hal yang harus dilakukan

perawat keluarga yaitu penyusunan tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber,

mengidentifikasi pendekatan alternatif, memilih intervensi perawatan, dan penyusunan

prioritas.

1. Menetapkan Prioritas Masalah Keperawatan

Menetapkan prioritas masalah/diagnosa keperawtan keluarga adalah dengan

menggunakn Skala menyusun prioritas dari Bailon dan Maglaya, 1978 :


No Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah
Skala : Aktual 3
1.
Risiko 2 1
Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : Mudah 2
2.
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi 3
3.
Cukup 2 1
Rendah 1
Menonjolnya masalah
Skala : Masalah dirasakan dan harus segera ditangani 2
4.
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :
a. Tentukan skore untuk setiap kriteria

b. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

Skore
x Bobot
Angka tertinggi

c. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria

2. Menetapkan Tujuan Keperawatan

Tujuan keperawatan harus mewakili status yang diinginkan yang dapat dicapai atau

dipertahankan melalui program intervensi keperawatan (mandiri) (Carpenito,

1988). Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari

tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang.

Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil ahkir yang diharapkan

dari rangkaian proses penyelesaian masalah keperawatan (penyelesaian satu

diagnosa atau masalah) dan biasanya berorientasi pada perubahan perilaku seperti
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Misalnya : Keluarg mampu merawat

anggotannya (Tn. X) yang mengalami TBC Paru.

Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang diharapkan dari setiap ahkir kegiatan

yang dilakukan pada waktu tertentu disesuaikan dengan penjabaran jangka panjang.

Misalnya : Setelah dilakukan satu kali kunjungan, keluarga mengerti tentang

penyakit TBC. Pada tujuan juga perlu ditentukan rencana evaluasi yang merupakan

kriteria (tanda/indikator yang mengukur pencapaian tujuan dan tolak ukur dari

kegiatan tertentu) dan standar tingkat penampilan (performance) sesuai tolak ukur

yang ada. Misalnya :

 Berat badan anak akan naik minimal 1 kg setiap bulan

 Setelah kunjungan rumah ibu akan mengunjungi puskesmas minimal 4

kali selama kehamilannya

 Keluarga dapat menjelaskan secara verbal : arti TB Paru, minimal 3

tanda TB Paru, minimal 2 penyebab TB Paru.

3. Menyusun Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga

Rencana tindakan keperawatan keluarga merupakan langkah dalam menyusun

alternatif-alternatf dan mengidentifikasi sumber-sumber kekuatan dari keluarga

(kemampuan perawatan mandiri, sumber pendukung/bantuan yang bisa

dimanfaatkan) yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga.

Perawat keluarga merencanakan apa kegiatan yang akan dilakukan, kapan,

bagaimana melakukan, siapa yang melakukan, dan berapa banyak yang akan

dilakukan.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

Implementasi keperawatan keluarga merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun perawat bersama keluarga. Inti pelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan asuhan keperawatan keluarga adlah perhatian. Perawat harus

membangkitkan keinginan untuk bekerja sama melaksanakan tindakan keperawatan.

Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

(Friedman, 2004) :

1. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat dengan cara :

a. Diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan

b. Identifikasi sumber-sumber tindakan dan langkah-langkah serta sumber yang

dibutuhkan

c. Diakui tentang konsekuensi tiap alternatif tindakan

2. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan kebutuhan kesehatan

dengan cara :

a. Memperluas informasi keluarga

b. Membantu untuk melihat dampak akibat situasi yang ada

c. Hubungan kebutuhan kesehatan dengan sasaran keluarga

d. Dorong sikap emosi yang sehat menghadapi masalah

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit, dengan cara :

a. Mendemonstrasikan cara perawatan

b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis :

a. Meningkatkan hubungan yang terbuka dan dekat : meningkatkan pola

komunikasi/interaksi, meningkatkan peran dan tanggungjawab

b. Memilih intervensi keperawatan yang tepat

c. Memilih metode kontak yang tepat : kunjungan rumah, konferensi di

klinik/puskesmas, pendekatan kelompok


5. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat,

dengan cara :

a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

6. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehtan yang ada denga cara :

a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitaskesehtan yang ada

5. EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

Evaluasi keperawatan merupakan suatu langkah dalam menilai hasil asuhan yang

dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai berupa respon keluarga terhadap

tindakan yang dilakukan dengan indikator yang ditetapkan. Hasil asuha keperawatan

dapat diukur melalui :

a. Keadaan fisik

b. Sikap/psikologis

c. Pengetaahuan atau kelakuan belajar

d. Perilaku kesehatan

Hasil evaluasi keperawatan keluarga akan menentukan apakah keluarga dpat dilepas

dari pembinaan/asuhan pada tingkat kemandirian yang diinginkan, atau masih perlu

tindak lanjut. Bila kunjungan berkelanjutan maka perlu dibuat catatan

perkembangannya. Jika tujuan tidak tercapai maka perlu dilihat :

a. Apakah tujuan realitis

b. Apakah tindakan sudah tepat

c. Bagaimana faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang

bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosionaal, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Dalam role play kelompok

kami adalah tugas dan perkembangan keluarga dengan anak sekolah.

Keluarga dengan anak sekolah merupakan anak pertama masuk sekolah pada usia enam tahun

berahkir pada usia 12 tahun, yang memiliki tugas seperti membantu sosialisasi anak terhadap

lingkungan luar rumah, sekolah &lingkungan lebih luas, mempetahankan keintiman pasangan,

dan memenuhi kebutuhan yang meningkat.

Dalam asuhan keperawatan memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya adalah

meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi kesehatannya secara mandiri. Tujuan

khususnya adalah meningkatkan kemampuan keluarga dalam : Mengenal masalah kesehatan

keluarga, Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi maslah kesehatan keluarga,

Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai

gangguan fungsi tubuh dan/atau yang membutuhkan bantuan/asuhan keperawatan, Memelihara

lingkungan (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan kesehaatan

keluarga, Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat, misalnya Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, kartu sehat, dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai