Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
1. Tren dan isu dalam keperawatan komunitas
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai
wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka
keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat. Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu
keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti
teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan.
Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu
yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.
2. Masalah-masalah yang lazim dalam keluarga
Banyak hal bisa menjadi sumber konflik dan menyebabkan sebuah persoalan dalam
rumah tangga. Bahkan, masalah yang seharusnya tidak diributkan pun bisa menjadi
persoalan besar yang tak kunjung selesai. Namanya juga menyatukan dua
kepribadian, pasti tidak gampang. Yang penting adalah, bagaimana menjadikan
perbedaan itu menjadi sesuatu yang indah.

3. Keluarga rentan
Keluarga rentan adalah keluarga muda yang baru menikah (sampai dengan lima tahun
usia pernikahan) yang mengalami masalah sosial ekonomi (berpenghasilan sekitar
10% di atas garis kemiskinan) sehingga kurang mampu memenuhi keutuhan dasar
keluarga.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi trend dalam keperawatan komunitas di Indonesia
2. Mengidentifikasi isu dalam keperawatan komunitas di Indonesia
3. Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan komunitas perawat di Indonesia.
C. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan komunitas di Indonesia
2. Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan komunitas
3. Mengetahui keterkaitan keperawatan komunitas dengan trend dan isu yang
berkembang dalam bidang kesehatan
4. Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tren dan isu dalam keperawatan


Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat
sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan tersebut.
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena focus asuhan
keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan adalah
berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan,
baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masyarakat
sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau kesehatan.
Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana
perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran
perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam
keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang
mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,
otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan professional
menggambarkan trend dan praktik keperawatan.
Tren yang sedang dibicarakan adalah:
1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada
beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia
Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat
kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi
pada perwat mengenai masalah keperawatan komunitas.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan
seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan
dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge,1987).
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah
wanita dan poolitik merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990) .
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam
kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat perawatan professional.
Organisasi keperawatan mampu menggabungkan semua upaya seperti pada Nursing
Agenda For Healt Care Reform (Tri-council,1991).
Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan,
sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan
praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan.

2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan


3. Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan datang cenderung semakin
berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran
perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah
kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara
keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang
dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat
pelayanan akan semakin besar dikarenakan adanya kelalaian, ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat :
a. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan
perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi
usia, penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar.
b. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu
perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung,
kanker, depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan,
alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak adalah penyalahgunaan narkotika.
c. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social. Perkembangan
industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di sertai
perubahan-perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-
kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan masyarakat.
d. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan
meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan
kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencapaian
kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.
e. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau wewenang
pada perawat.
f. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya
pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.

4. Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai
dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas
Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu
Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur
Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”. Puskesmas
Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu yang sesuai
dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
Visi dan Misi Puskesmas Idaman
a. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman yang
menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan
datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
b. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai
berikut:
1) Memastikan Pelanggan Puskesmas. Pelanggan Puskesmas perlu diketahui,
untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar yang akan kita layani.
2) Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas. Psikografi pelanggan perlu
diketahui untuk mengetahui budaya, perilaku dan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
3) Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman. Pola pikir
semua pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua
pegawai mempunyai pola pikir yang sama untuk menyelenggarakan
pelayanan prima di Puskesmas Idaman.
4) Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil keputusan
dan memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.
Pegawai di garis depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket,
merupakan orang pertama yang kontak dengan pelanggan, oleh karena itu
mereka banyak mengetahui informasi yang kita butuhkan dalam
pengambilan keputusan pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Idaman.
5) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada Pelanggan.
Dengan memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan ”WOO”, maka
hal tersebut akan membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang
juga dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan.
6) Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan
”Customer Market Relationship”. Komunikasi dengan pelanggan yang
terjalin baik, akan menimbulkan ikatan batin antar mereka sehingga hal
tersebut akan membuat pelanggan menjadi loyal.
7) Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.

Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena pengaruh


lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan pelanggan yang terus
berubah, untuk itu Puskesmas Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan
tersebut, sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang
memuaskan pelanggan.

5. Manfaat Puskesmas Idaman


a. Bagi Masyarakat
1) Mendapat pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau
2) Masyarakat mampu mendapat pelayanan kesehatan sesuai keinginan
3) Masyarakat tidak mampu/maskin mendapat pelayanan kesehatan standard
b. Bagi Pemerintah Daerah
1) Pemerintah Daerah dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat
2) Meningkatkan citra Puskesmas, citra Pemerintah Daerah serta
meningkatkan daya saing
3) Pemberian subsidi pada masyarakat miskin lebih efektif dan efisien
c. Bagi Tenaga Kesehatan
1) Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan meningkat
2) Motivasi Tenaga kesehatan meningkat
3) Kesejahteraan tenaga kesehatan meningkat
4) Tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan: profesioanal
sesuai dengan pendidikannya, unggul dalam prestasi serta sopan dan santun
dalam memberikan pelayanan.
5) Tenaga kesehatan berpenampilan rapi dan bersih, khusus untuk dokter dan
dokter gigi memakai jas dokter pada saat melayani pasien.
6) Obat yang diberikan kepada pasien adalah obat generik berblister
7) Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta dengan penuh
simpati dibantu sepenuhnya keperluaanya datang ke Puskesmas.
8) Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon keluhan dan
keinginan pelanggan
9) Semua pegawai Puskesmas mempunyai komitmen, etika dan
semangat/motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pelayanan prima di
Puskesmas
10) Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan ber-AC, sehingga
member kenyamanan pada pasien dan tenaga kesehatan yang melayaninya
11) Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta dilengkapi sarana hiburan
yang sesuai dengan harapan pasien
12) Kamar mandi dan WC bersih, tidak bau dan cukup air, serta dibersihkan
setiap hari
13) Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat suasana asri dan segar.
14) Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan ditindaklanjuti dengan
pertemuan pemecahan masalah di Dinas Kesehatan
15) Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali serta
ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan kesehatan
16) Manajemen Puskesmas Idaman berpedoman pada SK Menkes RI No:
128/MENKES/SK/II/2004 tentang: Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.
6. Upaya dan Azas Penyelenggaraan
a. Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Idaman upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokan menjadi dua yakni:
1) Upaya Kesehatan wajib adalah upaya kesehatan yang wajib dillaksanakan
oleh Puskesmas Idaman, upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkugan
c) Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta Keluarga Berencana
d) Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat
e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f) Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan inovatif berdasarkan
permasalahan kesehatan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas.
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Upaya Kesehatan Olah Raga
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4) Upaya Kesehatan Kerja
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Upaya Kesehatan Jiwa
7) Upaya Kesehatan Mata
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9) Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
c. Azas Penyelenggaraan
1) Azas pertanggungawaban wilayah, artinya Puskesmas Idaman bertanggung
jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya.
2) Azas pemberdayaan masyararakat, artinya Puskesmas Idaman wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas.
3) Azas keterpaduan, artinya penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu baik keterpaduan lintas program aupun
lintas sektor.
4) Azas rujukan, artinya untuk menyelesaikan berbagai masalah kesehatan di
Puskesmas yang mempunyai kemampuan terbatas, perlu ditopang oleh azas
rujukan, baik rujukan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat.
d. Upaya Peningkatan Mutu
Fokus utama peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Idaman,
terletak pada aspek:
1) Peningkatan wawasan dan ketrampilan tenaga kesehatan, serta
2) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3) Memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan yang fokus pada
pelanggan, artinya perbaikan manajemen ditujukan untuk memberikan
kepuasan pada pelanggan
4) Kepuasan pelanggan dapat diperoleh jika pelayanan kesehatan dapat
mengatasi hal-hal yang tidak disukai pelanggan
5) Pelanggan yang puas akan menjadi loyal yang juga berakibat pada
peningkatan kunjungan yang akan berakibat bertambahnya pendapatan
bagi Puskesmas Idaman Pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan disamping memberi insentif pada
tenaga kesehatan.
B. Masalah-masalah yang sering terjadi pada keluarga
Di bawah ini ada 8 sumber konflik yang perlu diketahui pasangan dan bagaimana
menyelesaikannya.
1. Penghasilan
Penghasilan suami lebih besar dari penghasilan istri adalah hal yang biasa. Namun,
bila yang terjadi kebalikannya, sang istri yang lebih besar, bisa-bisa timbul masalah.
Suami merasa minder karena tidak dihargai penghasilannya, sementara istri pun
merasa dirinya berada di atas, sehingga jadi sombong dan tidak hormat lagi pada
pasangannya.
Solusi :
Walaupun penghasilan Anda lebih besar dari suami, cobalah untuk bersikap
bijaksana dan tetap menghormatinya. Hargai berapa pun penghasilannya, sekalipun
secara nominal memang sedikit. Pasalnya, jika Anda terus menerus mempersoalkan
penghasilan suami, persoalan bisa malah semakin besar.
2. Anak
Ketidakhadiran anak di tengah-tengah keluarga juga sering menimbulkan konflik
berkepanjangan antara suami-istri. Apalagi jika suami selalu menyalahkan istri
sebagai pihak yang mandul. Padahal, butuh pembuktian medis untuk menentukan
apakah seseorang memang mandul atau tidak.
Solusi :
Daripada membiarkan masalah tersebut berlarut terus-menerus, lebih baik bicarakan
dengan suami. Ajaklah suami untuk bersama memeriksakan ke dokter. Jika dokter
mengatakan bahwa Anda dan suami sehat, berarti kesabaran Anda dan pasangan
tengah diuji oleh yang Maha Kuasa. Namun, bila memang sudah bertahun-tahun
kehadiran si kecil belum datang juga, Anda dan suami bisa menempuh cara lain,
misalnya dengan adopsi anak.

3. Kehadiran Pihak Lain


Kehadiran orang ketiga, misalnya adik ipar ataupun famili yang lain, keluarga
kadangkala juga bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tangga. Hal sepele yang
seharusnya tidak diributkan bisa berubah menjadi masalah besar. Misalnya soal
pemberian uang saku kepada adik ipar oleh suami yang tidak transparan.
Solusi :
Keterbukaan adalah soal yang utama. Sebelum Anda dan suami memberikan
bantuan, baik ke pihak Anda ataupun suami, sebaiknya terlebih dulu dibicarakan,
berapa dana yang akan dikeluarkan, dan siapa saja yang bisa dibantu. Dan ini harus
atas dasar kesepakatan bersama. Agar jangan saling curiga, adakan sistem silang.
Artinya, untuk bantuan kepada keluarga Anda, suami-lah yang memberikan,
demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, semuanya akan transparan dan tidak
ada lagi jalan belakang.
4. Seks
Masalah yang satu ini seringkali menjadi sumber keributan suami-istri. Biasanya
yang sering komplain adalah pihak suami yang tak puas dengan layanan istri. Suami
seperti ini umumnya memang egois dan tidak mau tahu. Padahal, banyak hal yang
menyebabkan istri bersikap seperti itu. Bisa karena letih, stres ataupun hamil.
Solusi :
Istri atau suami yang punya masalah dengan hubungan seks dengan pasangan,
sebaiknya berterus-terang. Ini dimaksudkan agar pasangan tidak curiga dan
menuduh yang macam-macam. Ungkapkan saja keadaan Anda, dan mengapa gairah
seks Anda menurun. Suami atau istri yang baik pasti memahami kondisi tersebut dan
tidak akan banyak menuntut, dan mencari jalan keluar yang menguntungkan ke dua
belah pihak.
5. Keyakinan
Biasanya, pasangan yang sudah berikrar untuk bersatu sehidup-semati tidak
mempersoalkan masalah keyakinan yang berbeda antar mereka. Namun, persoalan
biasanya akan timbul manakala mereka mulai menjalani kehidupan berumahtangga.
Mereka baru sadar bahwa perbedaan tersebut sulit disatukan. Masing-masing
membenarkan keyakinannya dan berusaha untuk menarik pasangannya agar
mengikutinya. Meski tak selalu, hal ini seringkali terjadi pada pasangan suami-istri
yang berbeda keyakinan, sehingga keributan pun tak dapat terhindarkan.
Solusi :
Kondisi di atas akan menjadi konflik yang berkepanjangan bila masing-masing
pihak tidak memiliki toleransi. Biasanya, pasangan yang berbeda keyakinan,
sebelum menikah, sepakat untuk saling menghargai keyakinan pasangannya dan
membuat kesepakatan tentang anak-anak harus mengikuti keyakinan siapa. Nah,
tetaplah pegang janji itu, dan cobalah untuk saling menghargai. Kalaupun di tengah
jalan Anda atau pasangan sepakat untuk memilih satu keyakinan saja, sebaiknya ini
bukan karena unsur paksaan.
6. Mertua
Kehadiran mertua yang terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga anak dan
menantunya seringkali menjadi sumber konflik.
Solusi :
Timbul rasa kesal boleh-boleh saja, namun tetap harus terkendali. Bila Anda tidak
berkenan dengan komentar ataupun teguran dari mertua, jangan langsung
mengekspresikannya di depan mertua. Cobalah berpikir tenang, ajaklah suami
bertukar pikiran untuk mengatasi konflik Anda dengan orangtua. Ingat, segala
sesuatu, jika diselesaikan dengan pikiran tenang, hasilnya akan baik.
7. Ragam Perbedaan
Menyatukan dua hati, berarti menyatukan dua kepribadian dan selera yang juga
berbeda. Misalnya suami seorang yang pendiam, sementara istri cerewet dan
meledak-ledak emosinya. Suami senang makanan manis, istri senang makanan yang
serba pedas. Nah, kedua pribadi ini bila disatukan biasanya tidak nyambung, belum
lagi soal hobi atau kesenangan. Suami hobi berlibur ke pantai, sementara istri lebih
suka berlibur di tempat yang ramai. Masing-masing tidak ada yang mau ngalah,
akhirnya ribut juga.
Solusi :
Perbedaan-perbedaan ini akan terus ada, meski umur pernikahan sudah puluhan
tahun. Namanya saja menyatukan dua kepribadian. Jadi, kunci untuk mengatasi
perbedaan ini adalah saling menerima dan mengisi. Kalau suami Anda seorang yang
pendiam diimbangi dengan jangan terlalu cerewet. Begitupun soal kesenangan. Tak
ada salahnya mengikuti kesenangannya berlibur ke pantai. Mencoba sesuatu yang
baru itu indah, selain menghindari pertengkaran, Anda juga mendapatkan
pengalaman baru.
8. Komunikasi Terbatas
Pasangan suami-istri yang sama-sama sibuk biasanya memiliki sedikit waktu untuk
berkomunikasi. Paling-paling mereka bertemu saat hendak tidur, sarapan pagi atau
di akhir pekan. Terkadang, untuk makan malam bareng pun terlewatkan begitu saja.
Kurangnya atau tidak adanya waktu untuk saling berbagi dan berkomunikasi ini
seringkali menimbulkan salah pengertian. Suami tidak tahu masalah yang dihadapi
istri, demikian juga sebaliknya. Akhirnya, ketika bertemu bukannya saling
mencurahkan kasih sayang, namun malah cekcok.
Solusi :
Sesibuk apapun Anda dan suami, tetapkan untuk berkomitmen bahwa kebersamaan
dengan keluarga adalah hal yang utama. Artinya, harus ada waktu untuk keluarga.
Misalnya sarapan dan makan malam bersama. Demikian juga dengan hari libur.
Usahakan untuk menikmatinya bersama keluarga. Jadi, walaupun Anda dan suami
bekerja seharian di luar rumah, namun keluarga tidak terbengkalai. Waktu untuk
keluarga dan karier harus seimbang. Anda dan suami harus pintar membagi waktu
antara pekerjaan dan keluarga.

C. Keluarga rentan
Keluarga rentan adalah keluarga muda yang baru menikah (sampai dengan lima tahun
usia pernikahan) yang mengalami masalah sosial ekonomi (berpenghasilan sekitar 10%
di atas garis kemiskinan) sehingga kurang mampu memenuhi keutuhan dasar keluarga.
14 kriteria miskin menurut standar BPS
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang
2. Jenis lantai terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal dari/bambu/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa
diplester
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama denga tetangga lain
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik
6. Sumber air minum bersala dari sumur/ mata iar tidak terlindung/sungai/air hujan
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam dalam satu kali seminggu
9. Hanya membeli 1 stel pakaian baru dalam setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 500m2,
buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lain
dengan pendapatan dibawah Rp 600.000,- per bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp 500.000,-
Seperti sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya.

Seseorang keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan kesulitan
atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat
menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat
terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar.
Hambatan kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlambatan,
kecacatan, ketunasosialan, keterbelakangan, ayau keterasingan dan kondisi atau
perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan.
Peyandang masalah kesejahteraan sosial dapat dibagi menjadi 8 kelompok :

a. Anak
b. Wanita
c. Lanjut Usia
d. Penyandang cacat
e. Tuna sosial
f. Korban penyalahgunaan narkoba
g. Keluarga
h. Masyarakat
BAB III
SARAN DAN KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat
sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan tersebut. Berbagai faktor yang
mempengaruhi peran perawat dalam masyarakat, politik, isu dan praktik keperawatan,
penyakit, kehadiran puskesmas dan masalah-masalah dalam keluarga. Perawat dapat
membantu masalah-masalah yang terjadi didalam keluarga dan masyarakat. Perawat juga
bertugas sebagai pemberi solusi bagi masalah yang timbul dan pembaharu bagi
peningkatan kualitas kesehatan dalam masyarakat.

B. Saran
1. Diharapkan perawat dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat sesuai
dengan peranannya.
2. Diharapkan perawat up date informasi / mengikuti trend atau isu isu kesehatan yang
terbaru sehingga perawat mampu memberikan pengelolaan kesehatan ataupun
memberikan rencana rencana yang nantinya bisa mengatasi masalah kesehatan yang
ada di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai