Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP DENGAN TODDLER

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA (PPKK)

Pembimbing Akademik
Izma Daud, Ns.,M.Kep

Pembimbing Klinik
Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns

Disusun oleh

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KELUARGA DENGAN TODDLER

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak – anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain/
toddler (1-2,5 tahun), prasekolah (2,5 – 5 tahun) usia sekolah (5-11 tahun), hingga
remaja (11- 18 tahun).

Anak usia toddler merupakan anak yang berada antara rentang usia 12-36 bulan
(Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013). Masa ini juga merupakan masa golden age/masa
keemasan untuk kecerdasan dan perkembangan anak (Loeziana Uce, 2015).

2. Perkembangan Anak Usia Toddler


Perkembangan yang sudah mampu dicapai oleh anak usia toddler diantaranya sebagai
berikut.
2.1 Perkembangan motorik kasar anak usia toddler
2.1.1 Usia 12-18 bulan anak mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan,
membungkuk untuk memungut permainannya kemudian berdiri tegak
kembali secara mandiri, berjalan mundur lima langkah.
2.1.2 Usia 18-24 bulan anak mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30
detik, anak mampu berjalan tanpa terhuyung-huyung.
2.1.3 Usia 24-36 bulan anak mampu menaiki tangga secara mandiri, anak dapat
bermain dan menendang bola kecil.
2.2 Perkembangan motorik halus anak usia toddler
2.2.1 Usia 12-18 bulan anak mampu menumpuk dua buah kubus, memasukkan
kubus ke dalam kotak.
2.2.2 Usia 18-24 bulan anak mampu melakukan tepuk tangan, melambaikan
tangan, menumpuk empat buah kubus, memungut benda kecil dengan ibu
jari dan telunjuk, anak bisa menggelindingkan bola ke sasaran.
2.2.3 Usia 24-36 bulan anak mampu mencoret-coretkan pensil diatas kertas
(Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013).

2.3 Perkembangan bahasa Tahapan perkembangan bahasa pada anak yaitu Reflective
vocalization, Bubbling, Lalling, Echolalia, dan True speech.
2.3.1 Usia 10-16 bulan anak mampu memproduksi kata-kata sendiri, menunjuk
bagian tubuh atau mampu memahami kata-kata tunggal.
2.3.2 Usia 18-24 bulan anak mampu memahami kalimat sederhana,
perbendaharaan kata meningkat pesat, menucapkan kalimat yang terdiri
dari dua kata atau lebih.
2.3.3 Usia 24-36 bulan pengertian anak sudah bagus terhadap percakapan yang
sudah sering dilakukan di keluarga, anak mampu melakukan percakapan
melalui kegiatan tanya-jawab (Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013).

2.4 Perkembangan personal-sosial Teori Erick Erickson menyatakan perkembangan


psikososial seseorang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi lma tahap yaitu
trust
2.4.1 Mistrust (usia 0-1 tahun), otonomi/mandiri
2.4.2 Malu/ragu-ragu (usia 2-3 tahun), inisiatif
2.4.3 Rasa bersalah (usia 3-6 tahun), keaaktifan
2.4.4 Rendah diri (usia 6-12 tahun), identitas
2.4.5 Fusi identitas (usia 12-20 tahun)
Perkembangan personal-sosial anak pada usia toddler sebagai berikut.
2.4.1 Usia 12-18 bulan anak mampu bermain sendiri di dekat orang dewasa yang
sudah dikenal, mampu menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis,
anak mampu mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan
ibu, memeluk orang tua, memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing.
2.4.2 Usia 18-24 bulan anak mampu minum dari cangkir dengan dua tangan,
belajar makan sendiri, mampu melepas sepatu dan kaos kaki serta mampu
melepas pakaian tanpa kancing, belajar bernyanyi, meniru aktifitas di
rumah, anak mampu mencari pertolongan apabila ada kesulitan atau
masalah, dapat mengeluh bila basah atau kotor, frekuensi buang air kecil
dan besar sesuai, muncul kontrol buang air kecil biasanya tidak kencing
pada siang hari, mampu mengontrol buang air besar, mulai berbagi mainan
dan bekerja bersama-sama dengan anak-anak lain, anak bisa mencium
orang tua.
2.4.3 Usia 24-36 bulan anak mampu menunjukkan kemarahan jika keinginannya
terhalang, mampu makan dengan sendook dan garpu secara tepat, mampu
dengan baik minum dari cangkir, makan nasi sendiri tanpa banyak yang
tumpah, mampu melepas pakaian sendiri, sering menceritakan pengalaman
baru, mendengarkan cerita dengan gambar, mampu bermain pura-pura,
mulai membentuk hubungan sosial dan mampu bermain dengan anak-anak
lain, menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan ditambahkan
gerakan isyarat. (Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013)

2.5 Perkembangan seksualitas


Teori psikoseksual oleh Sigmund Freud menjelaskan bahwa tahap perkembangan
anak memiliki ciri dan waktu tertentu serta diharapkan berjalan secara kontinyu.
Berikut perkembangan psikoseksual anak usia 12-36 bulan menurut Freud.
2.5.1 Fase oral (umur 0-1 tahun)
Tahap ini anak akan selalu memasukkan segala sesuatu yang berada di
genggamannya ke dalam mulut. Peran dan tugas ibu disini adalah
memberikan pengertian bahwa tidak semua makanan dapat dimakan.
2.5.2 Fase anal (umur 2-3 tahun) Fungsi tubuh yang memberikan kepuasan
terhadap anus. 3) Fase phallic/oedipal (3-6 tahun) Anak senang memegang
genetalia, anak cenderung akan dekat dengan orang tua yang berlawanan
jenis kelamin (anak perempuan akan lebih dekat dengan
A. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang
berhubungan dengan keluarga dan anak.
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a. Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan keluarga,
pendidikan, pekerjaan ).
b. Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga Suku bangsa : mengkaji asal / suku
bangsa keluarga.
c. Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
d. Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota
keluarga
e. Aktivitas rekreasi keluarga.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga ditentukan
oleh usia anak tertua dari keluraga inti.
 Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang
belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.
 Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat
kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya
pencegahan penyakit.
 Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat kesehatan
generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan , upaya generasi tersebut
tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan
sampai saat ini.
g. Lingkungan
 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe,
jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan perabot
rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih danh minum
yang digunakan.
 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas setempat,
yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggita
keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang adadan
sejauh mana keluarga berinteraksi
h. Struktur keluarga
 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota keluarga secara
formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.
 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa
pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam
menciptakan komunikasi.
 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan.

i. Fungsi keluarga
 Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
anggota keluarga, dukunagn anggota keluarga, hubungan psikososial dalam
anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku
dikeluarga dan masyarakat.
 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,
memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
j. Stress dan koping keluarga
 Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian
lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan waktu penyesuaian
lebih 6 bulan.
 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
 Strategi koping
 Strategi adaptasi disfungsional
k. Pemeriksaan kesehatan
l. Harapan keluarga

Pengkajian yang berhubungan dengan anak toddler


a. Identitas anak
b. Riwayat kehamulan sampai kelahiran
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari – hari)
e. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai).
f. Periksaan kesehatan

Pengkajian fokus anak prasekolah


a. Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana
stimulasinya
b. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap
hari
c. Siapakah orang – orang yang setiap hari dengan anak.
d. Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
e. Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
f. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Pengetahuan pada Keluarga b.d Ketidampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan (D.01111)
2. Risiko Ganguan Pertumbuhan
3. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Keluarga (D.0124)

C. Intervensi Keperawatan
1. Defisit Pengetahuan pada Keluarga b.d Ketidampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan (D.01111)
Tujuan : Setelah dilakukan kunjungan keluarga selama 2x60 menit,diharapkan
keluarga mampu mengenal masalah gangguan tumbuh kembang
Intervensi :
Edukasi Kesehatan (I.12383)
Observasi :
1.1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima indormasi
1.2 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup
Terapeutik :
1.3 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
1.4 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
1.5 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
1.6 Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
1.7 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1.8 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat
dan bersih
2. Risiko Ganguan Pertumbuhan
Tujuan : Setelah dilakukan kunjungan keluarga selama 1x60 menit,diharapkan tidak
terjadinya gangguan pertumbuhan
Intervensi :
Edukasi nutrisi anak (I.12396)
Observasi :
2.1 Identifikasi Kesiapan dan kemauan menerima informasi
Terapeutik :
2.2 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2.3 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2.4 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2.5 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
2.6 Jelaskan kebutuhan gizi seimbang pada anak
2.7 Jelaskan pentingnya pemberian makanan vitamin D dan zat besi pada masa pra
pubertas dan pubertas, zat besi terutama pada anak perempuan yang telah
menstruasi
2.8 Anjurkan menghindari makanan jajanan yang tidak sehat
2.9 Anjurkan ibu mengidentifikasi makanan dan gizi seimbang
2.10 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

3. Ketegangan peran pemberi asuhan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah


kesehatan (D.0124)
Tujuan : Setelah dilakukan kunjungan keluarga selama 1x60 menit, keluarga mampu
memahami masalah kesehatan
Intervensi :
Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan (I.13477)
Observasi :
3.1 Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
3.2 Identifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan bersama keluarga
3.3 Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3.4 Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
Terapeutik :
3.5 Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan
3.6 Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
3.7 Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
Edukasi :
3.8 Informasikan failitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
3.9 Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
3.10 jarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Azis. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba
Medika Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Christi et al.2013 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Dini dengan


perkembangan motorik usia 6-24 bulan. Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 1 (no. 1).

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. PUSTAKA PELAJAR.

Mansur, A. R. (2019). Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah. In Andalas University Pres
(Vol. 1, Issue 1).
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33035/1/Istiqomah
Aprilaz-FKIK.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Banjarmasin, April 2023


Perseptor Akademik Preseptor Klinik

(Izma Daud, Ns.,M.Kep) (Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai