Pembimbing Akademik
Izma Daud, Ns.,M.Kep
Pembimbing Klinik
Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns
Disusun oleh
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak dapat ditularkan
atau dari suatu individu ke individu lainnya. Dengan kata lain, penyakit tersebut
tidak membahayakan orang lain. Penyakit Tidak Menular (PTM), di antaranya
kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif dan kanker
tertentu, dari sudut pandang kesehatan masyarakat juga tergolong dalam satu
kelompok PTM utama dengan faktor risiko sama (common underlying risk
factor).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam makalah ini
diuraikan sebagai berikut :
1. Jelaskan apa batasan atau Pengertian Penyakit Tidak Menular ?
2. Sebutkan Karakteristik Penyakit Tidak Menular ?
3. Bagaimana pendekatan Epidemiologis Penyakit Tidak Menular ?
4. Sebutkan Apa saja faktor Risiko Penyakit Tidak Menular ?
5. Jelaskan Kegunaan dari Identifikasi Faktor risiko ?
6. Sebutkan Kriteria Faktor risiko ?
7. Sebutkan Upaya–Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular ?
8. Sebuutkan Jenis-jenis Penyakit Tidak Menular ?
9. Berikan Contoh Penjelasan dan penatalaksanaan Penyakit Tidak Menular ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dalam makalah ini diuraikan
sebagai berikut.
1. Mengatahui Batasan atau Pengertian Penyakit Tidak Menular
2. Mengetahui Karakteristik Penyakit Tidak Menular
3. Mengetahui Pendekatan Epidemiologis Penyakit Tidak Menular
4. Mengetahui Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
5. Mengetahui Kegunaan dari Identifikasi Faktor risiko
6. Mengetahui Kriteria Faktor risiko
7. Mengetahui Upaya–Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular
8. Mengetahui Jenis-jenis Penyakit Tidak Menular
9. Mengetahui Contoh Penjelasan dan penatalaksanaan Penyakit Tidak Menular
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis penyakit tidak menular diatas, maka terdapat beberapa jenis
penyakit tidak menular yang memiliki tingkat prevalensi yang tinggi dan pada
umumnya sering dialami oleh masyarakat, penyakit tersebut adalah Penyaki
penyakit gagal jantung, Ashma bronchiale penyakit Hipertensi, Kanker serviks,
Diabetes mellitus, Gagal ginjal kronik penyakit mata atau Katarak, penyakit
Rematik, penyakit Obesitas dan penyakit Jiwa.
Keterangan : Belum Pasti (gangguan toleransi glukosa yang dapat timbul DM)
Pemeriksaan urine tidak dianjurkan karena sensitifitasnya rendah, nilai positif
minimal 200 mg/dl, tetapi untuk Puskesmas masih dapat dipergunakan sebagai
screening
F. Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
Menghindari /mengendalikan Faktor risiko.
Promosi kesehatan dalam rangka pengendalian Faktor risiko (primer, sekunder,
tersier) Dietetik. Bagi penderita atau yang mempunyai riwayat keluarga DM
hendaknya hati-hati terhadap makanan di bawah ini :
a. Yang harus dihindari:
Gula murni: gula pasir, gula jawa. Makanan dan minuman dibuat dari gula
murni: abon, dendeng,sarden, manisan, dodol, cake, tart, sirup, jeli, susu kental
manis, coklat, soft drink, es krim, dan lain- lain.
b. Yang harus dibatasi:
Makan yang mengandung karbohidrat: nasi, ubi, singkong, roti, mie,
kentang, jagung, dan makanan yang diolah dari tepung. Evaluasi 3 bulan
bila menetap perlu dilakukan terapi medikamentosa
2. Medikamentosa
Bila gula darah tidak dapat diturunkan sampai tingkat hampir normal dengan
diet maka diperlukan anti diabetik oral:
1) Klorpropamid mulai dengan 0,1 gram/hari dalam sekali pemberian, maksimal
0,5 mg/hari 1/2 jam sebelum makan
2) Glibenklamid mulai 5 mg/hari dalam 2-3 kali pemberian, maksimal 15
mg/hari
3) Methformin mulai dengan 0,5 gram/hari dalam 2-3 kali pemberian,
maksimal 2 gram/hari
4) Glipizid 5-25 mg, 1-2 kali /hari, sebelum makan
5) Glikazid 20-30 mg, 1-2 kali/hari sebelum makan
6) Glimepirid 0,5 -6 mg, 1kali /hari sebelum makan
7) Acarbose 100-300 mg, 3 kali/hari bersama suapan pertama
G. Upaya pencegahan
1. Pencegahan Primer
Cara paling sulit karena sasarannya orang sehat. Tujuannya adalah mencegah
hiperglikemia pada individu/populasi yang beresiko tapi belum sakit dengan
cara:
1) Makan seimbang: karbohirat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20- 25% yang
disesuaikan dengan proses pertumbuhan status gizi, umur, stress akut,
kegiatan jasmani.
2) Olahraga: teratur, 3-4 kali seminggu selama 30 menit, sifat continous,
ritmik, interval, progresif, endurance, target mencapai zona sasaran sebesar
75-85% dari denyut nadi maksimal, yaitu 220 dikurangi usia.
Jaga berat badan, dan lain-lain. Kolaborasi tanggung jawab antara instansi
kesehatan, masyarakat, swasta dan pihak pemerintah sangat diperlukan
dalam pengendalian Dm
BAB III
PENUTUP
3,1 Kesimpulan
1. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak dapat
ditularkan sehingga dianggap tidak mengancam kondisi orang lain. Penyakit
ini ada karena adanya gaya hidup yang kurang sehat
2. Karakteristik Penyakit Tidak Menular disebabkan oleh hubungan antara
Agent dengan Host.
A. Agent
1. Agent dapat merujuk pada non living agent, yakni kimiawi, fisik,
mekanik, psikis.
2. Agent penyakit tidak menular terdiri dari berbagai macam karakteristik,
mulai dari yang paling sederhana hingga yang bersifat sangat komplek,
contohnya
3. molekul hingga zat dengan ikatan yang kompleks.
4. Mengetahui spesifikasi dari agent diperlukan untuk memberikan
penjelasan lengkap tentang penyakit tidak menular.
5. Suatu agent tidak menular menyebabkan tingkat keparahan yang
bervariasi (dinyatakan dalam skala pathogenitas). Pathogenitas Agent
merujuk pada kemampuan / kapasitas agent penyakit dalam
menyebabkan sakit pada host.
B. Reservoir
1. Istilah ini dapat diartikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah,
udara, air batu, dan lain-lain) atau tempat di mana agent dapat hidup,
berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
2. Pada kasus penyakit tidak menular secara umum, reservoir dari agent
adalah benda mati.
3. Pada penyakit tidak menular, orang yang terpapadengan agent
sumber atau reservoir tidak memiliki potensi ditularkan.
C. Patogenitas
1. Fase Akumulasi pada jaringan
Fase ini terjadi jika terkena paparan dalam waktu lama dan terus-
menerus
2. Fase Subklinis
Pada fase ini, gejala/sympton dan tanda/sign belum nampak. Beberapa
kerusakan telah terjadi pada jaringan, hal ini bergantung pada:
1. Jaringan yang terkena
2. Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
3. Sifat kerusakan (reversible dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
3. Fase Klinis
Agent penyakit telah menyebabkan reaksi pada host dengan
menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).
3. Pendekatan Epidemiologis Penyakit Tidak Menular
Epidemiologi bertujuan mengkaji distribusi dan faktor – faktor yang
mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Oleh karena itu,
pendekatan metodologik, yaitu dengan melaksanakan beberapa penelitian
dinilai sangat perlu. Penelitian untuk penyakit tidak menular juga dikenal
sebagai penelitian Observasional dan Eksperimental, sama halnya dengan
penelitian epidemiologi pada umumnya. Perbedaannya terletak pada jangka
waktu berlangsungnya yang lama sehingga penelitian PTM umumnya
merupakan penelitian observasional
4. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor-Faktor risiko yang telah ditemukan serta memiliki kaitan dengan
penyakit tidak menular yang bersifat kronis antara lain:
1. Tembakau 7. Alkohol
2.Kolesterol 8. Hipertensi
3. Diet 9. Obesitas
4. Aktivitas 10. Stress
5.Pekerjaan 11. Lingkungan masyarakat sekitar
6.Life style
5. Kegunaan dari Identifikasi Faktor risiko
a. Prediksi
b. Penyebab
Kejelasan dan beratnya suatu Faktor risiko dapat dijadikan patokan
sebagai penyebab suatu penyakit
c. .Prevalensi
6. Kriteria Faktor risiko
a. Kekuatan hubungan
b. Temporal
c. Respon terhadap dosis
d. Reversibilitas
e. Konsistensi
7. Upaya–Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular
1) Pencegahan Primordial
2) Promosi Kesehatan Masyarakat
3) Pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif
4) Screening
5) Rehabilitasi.
8. Jenis-jenis Penyakit Tidak Menular
1.Hipertensi 6.Diabete
2.Ashma Bronchiale 7.Osteoporosis
3.Depresi 8.Keracunan makanan/minuman
4.Sariawan 9. Rematik
5.Stroke 10.Kanker
DAFTAR PUSTAKA