Disusun :
NIM: 21704085
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga karya ilmiah ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Wawasan kearifan lokal.
Saya sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
fc
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Blakang...............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN ................................................................................................10
SARAN ............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Sesuai dengan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
sistem pengobatan pada masyarakat pedesaan. Dengan tersedianya data-data dan
informasi menyangkut pengobatan tradisional, maka sangat besar manfaatnya bagi
masyarakat pedesaan untuk dapat lebih memahami cara pengobatan tradisional.
Di samping itu sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijaksanaan
pembinaan dan pengembangan kesehatan bagi masyarakat, tetapi sekaligus
merupakan usaha dalam melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.
Dan yang menjadi sampel penelitian adalah desa Muntoi kecamatan Passi
kabupaten Bolaang Mongondow dan kabupaten Minahasa khususnya dan
umumnya desa-desa yang ada di daerah Sulawesi Utara, karena sesuai
pengamatan kami kedua desa tersebut mayoritas penduduknya (desa Muntoi ·
90% dan desa Wangurer 85%) masih menggunakan menggunakan pengobatan
tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penyakit Kronik
Penyakit kronik juga merujuk pada PTM mengingat kasus PTM yang umumnya
bersifat kronik/menahun/lama. Akan tetapi, beberapa PTM juga bersifat
mendadak atau akut, misalnya keracunan.
2. Penyakit Non–Infeksi
Hal ini dikarenakan anggapan bahwa PTM dapat menular melalui gaya hidup
(Life Style). Gaya hidup saat ini bisa dikatakan sebagai penyebab
penularanberbagai penyakit, beberapa contoh di antaranya yaitu pola makan,
kehidupan seksual, dan komunikasi global. Misalnya, asupan makan dengan
kandungan kolestrol tinggi merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya
kasus penyakit jantung.
Penyakit tidak menular disebabkan oleh adanya interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host yang dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi, dan
lain-lain) serta lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
1) Agent
a) Agent dapat merujuk pada non living agent, yakni kimiawi, fisik, mekanik,
psikis.
b) Agent penyakit tidak menular terdiri dari berbagai macam karakteristik, mulai
dari yang paling sederhana hingga yang bersifat sangat komplek, contohnya:
molekul hingga zat dengan ikatan yang kompleks.
e) Karakteristik lain dari agent tidak menular yang penting untuk diperhatikan
adalah:
2) Reservoir
a) Istilah ini dapat diartikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara,
air batu, dan lain-lain) atau tempat di mana agent dapat hidup, berkembang biak
dan tumbuh dengan baik.
b) Pada kasus penyakit tidak menular secara umum, reservoir dari agent adalah
benda mati.
3) Patogenitas
Fase ini terjadi jika terkena paparan dalam waktu lama dan terus-menerus
b) Fase Subklinis
Pada fase ini, gejala/sympton dan tanda/sign belum nampak. Beberapa kerusakan
telah terjadi pada jaringan, hal ini bergantung pada:
c) Fase Klinis
a) Tidak ditularkan
1) Penelitian Cross-Sectional
3) Penelitian Kohort
Studi kohort adalah penelitian epidemiologik yang bersifat observasional dengan
membandingan antara kelompok yang terpapar dengan yang tidak terpapar yang
dilihat dari akibat yang ditimbulkan. Dasar penelitian kohort adalah unsur akibat
pada masa yang akan datang. (Azrul A, 2002).
Faktor penyebab dalam Penyakit Tidak Menular dikenal dengan istilah Faktor
risiko (risk factor). Istilah ini berbeda dengan istilah etiologi pada penyakit
menular atau diagnosis klinis. Macam – macam Faktor risiko:
Faktor risiko yang dapat berubah. Misalnya : kebiasaan merokok, olah raga.
a) Tembakau
b) Alkohol
c) Kolesterol
d) Hipertensi
e) Diet
f) Obesitas
g) Aktivitas
h) Stress
i) Pekerjaan
j) Lingkungan masyarakat sekitar
k) Life style
1) Pencegahan Primordial
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Menanggapi hal tersebut di atas saran yang mungkin diberikan adalah, pengobat
moderen dan pengobat tradisional perlu bekerja sama dalarn menangani masalah
penyakit karena ada penyakit tertentu yang tidak dapat disembuhkan oleh
pengobat moderen tetapi dapat disembuhkan oleh pengobat tradisional, dan
sebaliknya. Dalam hal ini para pengobat tradisional perlu perhatian dari
pemerintah setempat lewat Departemen Kesehatan, karena melihat keberadaan
pengobat tradisional yang sekarang ini telah ketinggalan jauh bila dibandingkan
dengan masa-masa lalu.