Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOSOSIAL BUDAYA

ETIOLOGI PENYAKIT

DISUSUN OLEH :

CHICA ANDRIANI

RIZKA DWI PUSPITARINI

SURYA PRATAMA

D IV KEPERAWATAN TANJUNG KARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
TANJUNG KARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 30 Juli 2019

Kelompok
BAB I
PEMBAHASAN

A. Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi yang sering dikenal dengan istilah trias epidemiologi merupakan
konsep dasar yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama yang
berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya yaitu: Host, Agen, dan
Lingkungan (Muliani, Dkk., 2010)
 Komponen pada segitiga epidemiologi:
1. Agen Penyakit
a. Pengertian
Agen atau faktor penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi
yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya. (Muliani,
dkk., 2010)
Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, namun kadang
– kadang untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit
ulkus peptikum, penyakit jantung coroner dan lain. (Chandra, 2006)
b. Klasifikasi Agen Penyakit
Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok :
1) Agen biologis, antara lain virus, bakteri, protozoa, jamur dan , parasite
2) Agen kimiawi, dari luar tubuh (zat racun, obat, senyawa kimia) dan dari dalam
tubuh (ureum, kolesterol)
3) Agen Fisika, panas (luka bakar), radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya,
kebisingan
4) Agen Mekanis, gesekan, benturan, irisan, tikaman, pukulan yang menimbulkan
kerusakan jaringan pada tubuh host
5) Agen Nutrisi, kekurangan atau kelebihan nutrisi seperti : Protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
c. Karakteristik Agen Penyakit
Karakteristik agen penyakit yang menyebabkan dapat terjadinya penyakit, antara lain :
1) Infektivitas. Kemampuan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan
pejamu
2) Invasitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk melakukan penetrasi dan
menyebar setelah memasuki jaringan
3) Patogenesitas. Kemampuan penyakit / organisme untuk menimbulkan suatu reaksi
klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang
4) Toksisitas. Kemampuan bibit penyakit untuk memproduksi reaksi kimia yang
toksis dari substansi kimia yang dibuatnya
5) Virulensi. Ukuran derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit.
6) Antigenisitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk merangsang reaksi
imunologis dari pejamu. (Kasjono, dkk., 2008)

2. HOST
a. Pengertian Host
Pejamu merupakan intrinsic factors yang mempengaruhi individu untuk terpapar,
kepekaan (susceptibility), atau berespon terhadap agen penyebab penyakit. Pejamu adalah
manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat terjadinya proses almiah
perkembangan penyakit.
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat
persinggahan penyakit. Pejamu bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit. Pejamu
memberikan tempat dan penghidupan bagi suatu patogen (Timmreck, 2005)
Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia
dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia
kemungkinan terpejan dan kemungkinan rentan atau resisten (Rajab, 2008)
b. Klasifikasi Host
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung pada
karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu antara lain :
1) Umur
Mempengaruhi status kesehatan karena kecenderungan penyakit menyerang umur
tertentu juga karena keadaan imunologisnya. Misal penyakit campak pada anak – anak,
penyakit kanker pada usia pertengahan, dan penyakit aterosklerosis pada usia lanjut.
2) Jenis kelamin
Mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang terjadi lebih banyak atau
hanya terjadi pada pria atau wanita saja. Frekuensi penyakit pada laki – laki lebih tinggi
dibandingkan pada wanita. Misal, kanker serviks pada wanita, dan kanker prostat pada
pria.
3) Ras atau etnis
Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat da
perkembangan kebudayaan. Mempengaruhi status kesehatan karena terdapat perbedaan
antara etnis atau ras tertentu. Misal, ras kulit putih lebih berisiko terkena kanker kulit
disbanding ras kulit hitam
4) Genetika. Faktor utama keturunan yang mempengaruhi kesehatan, ada penyakit tertentu
yang diturunkan secara herediter. Contoh; butawarna, asma, hemofili, dll
5) Pekerjaan.
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat terkait dengan penyakit akibat kerja,
seperti kekacauan, kecelakaan kerja, silicosis, asbestosis
6) Status nutrisi
Gizi buruk mempermudah seseorang menderita penyakit infeksi seperti TBC dan
kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi dan lainnya.
7) Psikis
Faktor kejiwaan seperti stress dapat menyebabkan penyakit hipertensi, ulkus peptikum,
depresi, insomnia, dan lainnya (Chandra, 2006)
8) Keadaan fisiologis tubuh.
Sangat mmempengaruhi status kesehatan. Misal, kehamilan, kelelahan, pubertas,
keadaan gizi, dll
9) Perilaku dan kebiasaan (gaya hidup).
Mempengaruhi status kesehatan. misalnya, personal hygiene, hubungan antar pribadi,
kebiasaan minum alcohol, narkoba dan merokok dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
10) Riwayat penyakit sebelumnya.
Mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang sudah pernah diderita maka
ketika terjadinya serangan kedua menimbulkan kondisi yang lebih parah atau jika
penyakit sebelumnya telah sembuh maka risiko kambuh lagi kecil atau tidak terjadi lagi
(Muliani, dkk., 2010)

c. Karakteristik pejamu dalam menghadapi ancaman penykit antara lain :


1) Resistensi. Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi
2) Imunitas. Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis
sehingga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu
3) Infektifnes. Potens pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang
lain (Kasjono, dkk.,2008)

3. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
a. Pengertian
Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang berupa lingkungan fisik, biologis,
sosial dan ekonomi (Muliani, dkk., 2010). Unsur lingkungan memegang peranan yang
cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu
dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. Lingkungan merupakan
extrinsic factors yang mempengaruhi agen dan peluang untuk terpapar.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia atau
hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktor – faktor
lingkungan mencakup aspek biologis, sosial budaya dan aspek fisik lingkungan. Sekitar
tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap organisme itu juga merupakan
bagian dari lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam pejamu atau di luar pejamu
(dalam masyarakat). (Timmreck, 2005)
b. Klasifikasi
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan
hidup internal berupa keadan yang dinamis dan seimbang yang disebut hemostatis, dan
lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan hidup eksternal ini terdiri
dari tiga komponen, yaitu :

1. Lingkungan fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, tanah, cuaca, makanan, rumh, panas,
sinar, radiasi dan lain – lain. Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap
manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan
sosial manusia.
a) Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
b) Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air
c) Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang masa dan
waktu, serta memegang peran penting dalam proses terjadinya penyakit pada masyrakat,
seperti kekurangan persediaan air bersih terutama pada musim kemarau dapat
menimbulkan penyakit diare.
2. Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh – tumbuhan, hewan, virus, bakteri
jamur, parasite, serangga dan lain – lain yang dapat berfungsi sebagai agen penyakit,
reservoir infeksi, vector penyakit atau pejamu (host) intermediate.
Hubungan manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi
ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan biologis maka manusia
akan menjadi sakit.
3. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut
Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standard dan gaya
hidup, pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, organisasi sosial dan politik. Manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui berbagai media seperti radio, TV, pers, seni,
literature, cerita, lagu dan sebagainya.
Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial, maka akan
terjadi konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti stress, insomnia,
depresi dan lainnya. (Chandra, 2006)

c. Karakteristik
Karakteristik lingkungan dalam menimbulkan status sakit, antara lain :
a) Topografi. Berkaitan dengan situasi lokasi tertentu, baik natural maupun buatan
manusia yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu.
b) Geografi. Keadaan yang berkubungan dengan struktur geologi bumi yang
berhubungan dengan kejadian penyakit (Muliani, dkk., 2010)
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Segitiga epidemiologi yang sering dikenal dengan istilah trias epidemiologi merupakan
konsep dasar yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama
yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya yaitu: Host,
Agen, dan Lingkungan.
Agen atau faktor penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi
yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Agen
penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, namun kadang –
kadang untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit ulkus
peptikum, penyakit jantung coroner dan lain.
Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia
dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia
kemungkinan terpejan dan kemungkinan rentan atau resisten.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia
atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktor – faktor
lingkungan mencakup aspek biologis, sosial budaya dan aspek fisik lingkungan. Sekitar
tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap organisme itu juga merupakan
bagian dari lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam pejamu atau di luar pejamu.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya semoga bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi tim penyusun dan semua mahasiswa dan mahasiswi keperawatan
pada umumnya.
Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang menyebabkan
kekurangsempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi isi maupun materi, bahasa dan
lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto , Eko dan Anggraeni Dewi. 2001. Pengantar Epidemiologi, ed. 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Kasjono, Heru Subraris dan Heldhi B. Kristiawan. 2009. Intisari Epidemiologi.Yogyakarta :


Mitra Cendekia

Muliani, dkk. 2010. Segitiga Epidemiologi. http://id.scribd.com/doc/136 (diakses pada tanggal 4


Oktober 2014)

Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai