Anda di halaman 1dari 31

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

(THE NATURAL HISTORY OF DISEASE)

drh. Rasmaliah, M.Kes

Riwayat Alamiah Penyakit

suatu perkembangan dari sehat ke sakit pada


individu sepanjang waktu tertentu,
tanpa terpengaruh intervensi medis / pengobatan
(tanpa campur tangan medis) sehingga suatu
penyakit berlangsung secara natural.

Masing-masing penyakit mempunyai riwayat


alamiahnya
Namun perlu dibuat suatu kerangka umum

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA


UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :

Rothman, 1981; Mausner dan Kramer, 1985),


Riwayat alamiah terdiri dari 4 fase :
1. Fase Rentan,
2. Fase Presimptomatik,
3. Fase Klinik
4. Fase Terminal

SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN :


1. Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility)
2. Tahap Patogenesis
- Fase Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)
- Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)
- Tahap Penyakit Lanjut
3. Tahap Pasca Patogenesis
Fase Akhir Penyakit (Stage of llness Stop)

1.

TAHAP PRE PATOGENESIS

terjadi interaksi antara host bibit


penyakit lingkungan
(interaksi di luar tubuh manusia)
penyakit belum ditemukan,
apabila daya tahan tubuh host masih belum
terancam dengan adanya interaksi tersebut
maka disebut kondisi masih sehat
apabila terjadi ketidakseimbangan kondisi
host, agent dan lingkungan maka akan
masuk kepada tahap selanjutnya yaitu
tahap patogenesis
7

2.

TAHAP PATOGENESIS

Pada tahap ini dapat dibagi kedalam 3 fase


yaitu :
- Fase Inkubasi
Bibit penyakit sudah masuk ke dalam tubuh
host, gejala penyakit belum tampak.

Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi


berbeda-beda (jam, hari, minggu, bulan, tahun)

Fase Penyakit Lanjut (Extended Illness Stage),


-

penyakit makin bertambah parah


tanda dan gejala penyakit sudah dapat dideteksi
manifestasi klinik telah terjadi
umumnya penderita tidak bisa bekerja dan baru mencari
yankes
Jika berobat umumnya telah memerlukan rawat inap

10

3. TAHAP PASCA PATOGENESIS


Fase Akhir Penyakit = fase terminal (Illness Stop)
telah memperlihatkan akibat atau akhir dari penyakit
Perjalanan penyakit akan berhenti,
menunjukkan lima keadaan yaitu :
a. Sembuh sempurna, baik bentuk dan fungsi tubuh
kembali semula seperti keadaan sebelum sakit
b. Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh, kesembuhan tidak sempurna
ditemukan cacat pada pejamu.
Kondisi cacat
cacat fisik,
fungsional
sosial

11

c.

Karier
Perjalanan penyakit seolaholah terhenti
gejala
penyakit tidak tampak (dalam diri pejamu masih
ditemukan bibit penyakit)
suatu saat
penyakit dapat timbul kembali (daya tahan tubuh
menurun)

d. Kronis
Perjalanan penyakit tampak berhenti
gejala
penyakit tidak berubah
tidak bertambah berat
ataupun ringan
e. Meninggal
Terhentinya perjalanan penyakit
pejamu meninggal
dunia (keadaan yang tidak diharapkan)
12

MANFAAT

Berdasarkan Kerangka Umum Riwayat Alamiah


Penyakit, maka Lingkup Riset Epidemiologi

Skema Hubungan Riset Epidemiologi,


Riwayat Alamiah dan Tingkat Pencegahan
Penyakit
Riset Etiologik

Riset Prognostik

Periode Laten
(masa inkubasi)

Induksi

Fase Rentan

Pencegahan
Primer

Durasi

Promosi

Fase Presimptomatik

Ekspresi

Fase Klinik

Pencegahan
Sekunder

Riset Intervensi

Fase Terminal
(Akhir)
Pencegahan
Tersier

Periode pada Penyakit


Non-Infeksi
1. Periode induksi: masa antara masuknya agent
proses penyakit.
2. Periode proses penyakit: masa antara mulainya
penyakit Gejala perubahan biologis.
3. Periode penyakit belum terdeteksi
4. Lead time: masa antara dapat terdeteksinya
penyakit dengan terdiagnosanya melalui gejala
5. Periode latent : masa 3) sampai 4) uji lab. klinik
& merupakan analogi (gambaran perjalanan) masa
inkubasi pada penyakit infeksi
16

TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT

Primordial
Primary Prevention
Secondary Prevention
Tertiary Prevention

1. Pencegahan Primordial

Pencegahan yang baru dikenal karena adanya kajian


tentang penyakit-penyakit kardiovaskuler

Tujuannya untuk menghindari kemunculan dan


kemapanan dibidang sosial, ekonomi dan pola hidup
yang akan memberi kontribusi dalam meningkatkan
risiko penyakit
Konsumsi lemak jenuh asal hewan
Amerika --- cukup tinggi
Cina dan Jepang --- rendah

Aturan yang ketat dari pemerintah


- Program Nasional bidang kesehatan, pertanian,
industri makanan, eksport-import, dll

2. Primary Prevention (pencegahan primer)


Tingkat pencegahan primer menurunkan risiko dan
mengurangi insidensi penyakit dengan cara mengendalikan
penyebab/ faktor risiko penyakit
Sasaran, orang yang masih sehat

General Health Promotion (Promosi Kesehatan)

Pendidikan kesehatan
Perbaikan Gizi
Perumahan, rekreasi
Pemeriksaan kesehatan berkala
Persiapan fisiologis
Konseling perkawinan
Perkembangan kesehatan pribadi secara total
Kondisi kerja yang kondusif
Gaya hidup sehat
Genetika
19

Spesifik Protection (Perlindungan khusus)

Imunisasi
Pengurangan bahaya pekerjaan (menggunakan APD)
Penanganan makanan dan minuman,
Penggunaan gizi yang sesuai/ suplemen tertentu
Menghindari bahan karsinogenik, bahan alergan
Pengendalian vektor
Peningkatan kebersihan perorangan
Peningkatan sanitasi lingkungan
Istirahat yang cukup /Rekreasi,

20

3. Secondary Prevention (pencegahan sekunder)


Early Diagnosis and Prompt Treatment
(Diagnosis dini dan pengobatan segera)
Sasaran :
orang yang sudah menderita sakit atau orang terancam menderita
sakit (sudah dalam masa pra klinik)
- penderita dan mengurangi akibat yang lebih serius dari penyakit
Penemuan kasus, individu dan masal
Skrining
Pemeriksaan khusus (Pemeriksaan Medis) secara Berkala
dengan tujuan :
Pengobatan dini, mengurangi periode ketidakmampuan ,
mencegah penyebaran infeksi penyakit, pencegahan penyakit
kambuhan dan komplikasi dan konsultasi khusus,
21

Penanganan komplikasi & Pembatasan cacat

4.Sekolah
Tertiary
Prevention
tersier)
Luar
Biasa untuk(pencegahan
Wicara
(Tuna Rungu/Tuna

Menghambat proses penyakit dengan Pengobatan


secara komplek
Penyediaan perawat pribadi
Sekolah Luar Biasa untuk Tuna Rungu/Tuna Wicara
Penyediaan kaki palsu
Pemakaian kacamata

22

Rehabilitation (fisik, mental, medis)

Latihan fisioterapi pada penderita post stroke


Pendidikan kepada masyarakat tentang rehabilatasi
Pemilihan pekerjaan yang sesuai
Penyediaan fasilitas untuk pelatihan hingga fungsi
tubuh dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
Pendidikan pada masyarakat dan industriawan agar
menggunakan mereka yang telah direhabilitasi
Penempatan secara selektif
Mempekerjakan sepenuh mungkin
Terapi rekonstruksi
Dukungan keluarga dan masyarakat
23

Beberapa Pertanyaan yang dapat digunakan untuk


seleksi tindakan pencegahan dalam epidemiologi
1.

Penyakit, gangguan, kondisi manakah yang


memiliki dampak terbesar pada
kesakitan,ketidakmampuan,kehilangan
waktu kerja dan sekolah, pemanfaatan
sarana kesehatan yang sebenarnya tidak
perlu, biaya rehabilitasi, yang menyebabkan
perpecahan keluarga, dampak ekonomi dan
biaya

2. Apakah suatu populasi/kelompok khusus


menderita akibat paparan terhadap penyakit
(agent, faktor risiko atau bahaya)
3. Agent, faktor risiko atau bahaya manakah yang
paling memberikan respons dalam pengendalian
yang diterapkan
4. Populasi rentan manakah yang paling
berkemungkinan memberikan respons terhadap
tindakan pencegahan, intervensi, pengendalian

5. Adakah penyakit, ketidakmampuan, cedera,


gangguan atau kondisi yang perlu diinvestigasi,
yang terabaikan, atau yang tidak diperhatikan
oleh organisasi atau badan-badan lain
6. Penyakit, faktor risiko, agens atau bahaya,
manakah yang akan membawa peningkatan
status kesehatan, dampak sosial dan
keuntungan ekonomi terbesar bagi populasi
sasaran
7. Penyakit, faktor risiko, agent atau bahaya,
manakah yang merupakan masalah nasional,
regional atau lokal dan manakah yang menjadi
prioritas utama pada investigasi epidemiologi

Sasaran Pencegahan
1. Host

- Peningkatan kesehatan umum


- Deteksi dini dan pengobatan dini
- Imunisasi
- Rehabilitasi

2. Agent

- Pengobatan
- Menekan fungsi vektor
- Menghindari sumber penularan
(reservoir)

3. Environment - Fisik, melakukan perbaikan sanitasi


- Non fisik, melakukan perubahan perilaku
sosial dan budaya

MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN


RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Kasus didiagnosis oleh klinisi di komunitas


seringkali hanya menggambarkan puncak gunung es
(the ice-berg phenomenon).
Fenomena gunung es dan tidak diketahuinya proporsi
asimptomatik dapat menyulitkan perencanaan program
pelayanan kesehatan
Banyak kasus asimptomatik
Hambatan teknologi instrumen kedokteran untuk
diagnosis dini dan skrining

28

Orang terinfeksi yang tidak tampak atau tidak


terdiagnosis dapat menjadi sumber infeksi dan
menularkan penyakit
Kemungkinan infeksius cepat, misal : orang dengan
penderita campak, hepatitis A, dan beberapa penyakit lain
menjadi infeksius dalam beberapa hari sebelum gejala
awal.

Masyarakat yang tidak menyadari dirinya sakit, sehingga


seolah-olah asimptomatik

Masyarakat mengalami gejala ringan tapi tidak segera


berobat
29

Contoh Strategi Pencegahan Osteoporosis (Usia muda 30 40 tahun)


Prevention
level
Primary

Life Style

Environment

Exersice

Fluoride water

Hormones

Diet

Suplementasi

Calcium

Nutrition :

Secondary

Tertiary

Biology

Vitamin D

Vitamin

Fluoride

mlneral

Endometrial

- Suplement
Exercise

Safe Environment

Diet

Family counseling

(biopsi bila ndikasi)


Screening for causes
not related to aging

Changes sec. to
arthritis

Hormones, Calcium

Compression
fracture

Endometrial

Prevention of
immobility

Vitamin D, Flouride
(biopsi bila ndikasi)
Accident proof home

Physical therapy
Hip pinning

Disabilitation

Provision of places to High suspicion of


use a walker
fractures

Disposition

Family support

Physical therapy

Delivery System
Patient
education :
- high risk
- hysterectomy
- diet
- exercise
Acces to care
Payment for
care
- medications
- medical
appoinment
Acces to care
Payment for
care
- medications
- medical

Terima kasih
.

Anda mungkin juga menyukai