Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting.
Seperti diketahui, kadar air tubuh manusia mencapai 68 persen dan untuk tetap hidup
air dalam tubuh tersebut harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang
bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan
aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik,
kimia, maupun bakteriologis (Suriawiria, 1996).
Kehidupan manusia dapat berlangsung hanya bila kebutuhan air secara
kualitatif dan kuantitatif dapat dipenuhi. Penggunaan air yang tidak memenuhi
persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan (Ricki. M. Mulia,
2005). Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular (PM) maupun
penyakit tidak menular (PTM). Penyakit menular umumnya disebabkan oleh makhluk
hidup sedangkan penyakit tidak menular umumnya bukan disebabkan oleh makhluk
hidup. Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularannya
terkadang membutuhkan hospes, biasa disebut sebagai aquatic host. Hospes akuatik
tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua, yaitu: Water
multiplied (Skistosomiasis, Disebabkan oleh vektor keong), dan Not
multiplied (Penyakit cacing Guinea dan fish tape worm, Disebabkan oleh
vektor cyclop).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Waterborne Diseases ?
2. Apa yang dimaksud dengan Water Based Diseases ?
3. Apa yang dimaksud dengan Water Washed Diseases ?
4. Apa yang dimaksud dengan Water Related Insect Vector ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan memahami Waterborne Diseases.
2. Untuk Mengetahui dan memahami Water Based Diseases.

1
3. Untuk Mengetahui dan memahami Water Washed Diseases.
4. Untuk Mengetahui dan memahami Related Insect Vector.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. AIR

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan di Bumi. Air
menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi
kehidupan manusia.

Pemanfaatan air dalam kehidupan harus memenuhi persyaratan baik kualitas


dan kuantitas yang erat hubungannya dengan kesehatan. Air yang memenuhi
persyaratan kuantitas apabila air tersebut mencukupi semua kebutuhan keluarga baik
sebagai air minum maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya.
Sedangkan air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907 /Menkes/SK/VII/2002, secara garis besar
dapat digolongkan dengan empat syarat :
1. Syarat Fisik
Air minum yang dikonsumsi sebaiknya tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna (maksimal 15 TCU), tidak keruh (maksimal 5 NTU), dan suhu udara

maksimal 30C dari udara sekitar.


2. Syarat Kimia
Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung zat-zat organik dan
anorganik melebihi standar yang ditetapkan, pH pada batas maksimum dan minimum
(6,5 8,5) dan tidak mengandung zat kimia beracun sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan.

3
3. Syarat Bakteriologis
Air minum yang aman harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi
Escherechia coli atau koliform tinja dengan standar 0 dalam 100 ml air minum.
Keberadaan E. coli dalam air minum merupakan indikasi telah terjadinya
kontaminasi tinja manusia.
4. Syarat Radioaktif
Air minum yang akan dikonsumsi hendaknya terhindar dari kemungkinan
terkontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas maksimal yang diperkenankan.

Manfaat Air Bagi Kesehatan


Air minum dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan fisiologi tubuh. Setiap waktu, air perlu dikonsumsi karena
setiap saat tubuh bekerja dan berproses. Di samping itu, air juga berguna untuk
melarutkan dan mengolah sari makanan agar dapat dicerna. Tubuh manusia
terdiri dari berjuta - juta sel dan komponen terbanyak sel-sel itu adalah air. Jika
kekurangan air, sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Begitu pula, air merupakan bagian ekskreta cair (keringat, air mata, air seni),
tinja, uap pernafasan, dan cairan tubuh (darah lympe) lainnya (Depkes RI, 2006).
Menurut Slamet (2004), air digunakan untuk melarutkan berbagai jenis zat
yang diperlukan oleh tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki
pembuluh-pembuluh darah yang ada di sekitar alveoli. Begitu juga dengan zat-zat
makanan hanya dapat diserap apabila dapat larut dalam cairan yang meliputi selaput
lendir usus. Di samping itu, transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya
dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Air juga berguna untuk mempertahankan
suhu badan karena dengan penguapannya suhu dapat menurun.

B. Penyakit-penyakit yang Ditularkan Melalui Air

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan


manusia, karena air merupakan salah satu media dalam berbagai macam penularan
penyakit. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam

4
kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit
sendiri terbagi menjadi empat, yaitu (Chandra, 2006):

1. Water Borne Diseases


Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara
masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases). Hal ini dapat terjadi
karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya bibit penyakit/agent.
Dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan.
Menurut Center for Disease Control and Prevention dikatakan bahwa setiap
tahunnya diperkirakan terjadi empat juta lebih kasus kejadian diare. Penyakit ini
adalah suatu penyakit bawaan air yang mengakibatkan kematian sekitar dua juta
orang, terutama pada anak-anak. Itu hanya kematian akibat diare saja. Belum
termasuk berbagai penyakit bawaan air (Waterborne disease) lainnya.
Menurut slamet (2002) beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan
di Indonesia diantaranya:
1. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit Cholera
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Masa tunasnya berkisar beberapa jam
sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps.
Gejala khasnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras.
2. Typhus abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus
dan penyebabnya adalah bakteri Salmonella typi. Gejala utamanya adalah
panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi 1-3
minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Salmonella typi tumbuh dalam
suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah
panas. Namun bila tinja seseorang yang sakit mengandung bakteri tersebut
masuk ke badan air maka bakteri ini tetap hidup beberapa hari sebelum mati,.
Bila air tersebut diminum oleh manusia maka Salmonella typi tersebut akan
masuk lagi ke usus manusia dan akan berkembang hingga dapat menyebabkan
penyakit. Jadi air berfungsi sebagai media penyebar penyakit.
3. Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A. gejala utam adalah demam
akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan sklera mata
menjadi kuning oleh karena itu orang awam menyebut Hepatitis ini sebagai
penyakit kuning.

5
4. Dysentry Amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica.
Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur dengan darah dan lendir.

Ada beberapa penyakit bawaan air dan penyebabnya

Penyebab Penyakit
Rota virus Diare, terutama pada anak
Virus Virus Hepatitis A Hepatitis A
Virus Poliomyelitis Poliomyelitis
Vibrio cholerae Cholera
Bakteri Escherichia coli Diare/ disentri
Salmonella typi Typhus abdominale
Salmonella paratyphi Paratyphus
Shigella dysenteriae dysentri
Entaamoeba histolytica Dysentri amoeba
Protozoa Balantidia coli Balantidiasis
Giardia Lamblia Giardiasi

2. Water Based Disease


Water based disease yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain
melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara atau agens penyebab yang
menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai Intermediate
host yang hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan penyakit
akibat Dracunculus medinensis.
Schistosomiasis merupakan salah satu penyakit infeksi parasit pada manusia
yang menyebab luas di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
schistosomiasis menempati 40% dari keseluruhan penyakit di daerah tropis.
Penyebaran schistosomiasis sangat luas di daerah tropis maupun subtropis.
Diperkirakan penyakit ini menginfeksi 200-300 juta orang pada 79 negara dan
sebanyak 600 juta orang mempunyai resiko terinfeksi. Penyakit ini menyebar dan
sangat penting di Cina, Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Di indonesia
schistosomiasis pada manusia hanya ditemukan didaerah dataran tinggi Lembah Napu
(desa Wuasa, Maholo, Winowanga, Alitupu, dan Watumaeta) dan Danau Lindu (desa
Anca, Langko, Tomado, dan Puroo), Sulawesi Tengah yang disebabkan oleh

6
cacing Schistosoma japanicum dengan induk semang antaraOncomelania hupensis
lindonensis.
Penularan Schistosomiasis terjadi apabila larva serkaria yang berada dalam air
menemukan inang definitif, dengan kata lain transmisi penyakit Schistosomiasis pada
manusia terjadi apabila manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah
mengandung larva serkaria dari Schistosoma. Telur Schistosoma dikeluarkan melalui
feses manusia (S. mansoni dan S. japanicum) atau urin (S. haematobium). Telur akan
menetas di air dan berubah menjadi larva yang disebut mirasidium yang akan
menginfeksi siput sebagai inang antara. Larva selanjutnya berkembang di dalam
tubuh siput dan dikeluarkan sebagai serkaria. Larva ini dapat berenang dan mampu
untuk menembus ke dalam lapisan kulit inang defenitif. Setelah penetrasi ke dalam
kulit, serkaria mengalami perkembangan dan bermigrasi menuju hati. Setelah itu
kembali bermigrasi melalui pembuluh darah vena menuju usus besar (S.
mansoni dan S. japanicum) atau vesika urinaria (S. haematobium) dimana di sana
cacing akan tumbuh menjadi dewasa, kawin, dan bertelur. Sumber utama penularan S.
haematobium adalah anak kecil terinfeksi yang buamg air kecil di perairan,
sedangkan S. mansoni dan S. japanicum sumber utamanya adalah kontaminasi feses
hewan/manusia yang terbawa air.
Infeksi Schistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat umum
seperti gejala keracunan, demam, disentri, penurunan berat badan, penurunan nafsu
makan, gejala saraf, kekurusan dan lambatnya pertumbuhan pada anak-anak.
Sedangkan pada penderita yang sudah kronis dapat menimbulkan pembengkakan hati
dan limpa serta sirosis hati yang umumnya berakhir dengan kematian.

3. Water Washed Disease


Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air
untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat
terutama alat dapur dan alat makan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan,
yaitu:
1. Infeksi melalui alat pencernaan.
Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan
penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat
dipengaruhi oleh cara penularan, diantaranya : penyakit infeksi saluran
pencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air

7
(Water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (Water
washed). Contoh penyakit ini adalah cholera, thypoid dan Dysentry basiller.
Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk makan,
minum, memasak dan kebersihan alat-alat makan.
2. Infeksi melalui kulit dan mata.
Infeksi kulit disebabkan oleh bakteri dan jamur sering ditemukan pada penduduk
didaerah iklim tropis seperti Indonesia. Seperti penyakit skabies dan trakhoma.
a. Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)
mudah menular dari hewan kepada manusia. Meskipun reaksi yang
timbul dari penyakit ini tidak terlalu parah, namun gejala klinik yang
ditimbulkan sangat mengganggu ketenangan penderita. Penularan dari
hewan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung (karena
kedekatan) bisa juga melalui media transmisi air, ketika kita sedang
memandikan anjing atau hewan yang infektif saat itu juga air sebagai
perantara penularan.
b. Trachoma (Yunani Kuno: "mata kasar") adalah penyakit mata
menular, dan penyebab utama kebutaan menular di dunia. Secara
global, 84 juta orang menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang
tunanetra sebagai akibat dari penyakit ini. Secara global hasil penyakit
ini dalam cacat cukup. Bakteri ini memiliki masa inkubasi dari 5
sampai 12 hari, setelah itu pengalaman individu yang terkena gejala
konjungtivitis, atau iritasi mirip dengan "mata merah muda."
Membutakan hasil trachoma endemik dari beberapa episode reinfeksi
yang mempertahankan peradangan intens dalam konjungtiva. Tanpa
reinfeksi, peradangan secara bertahap akan mereda. Membutakan
trachoma endemik terjadi di daerah dengan kebersihan pribadi dan
keluarga miskin. Banyak faktor yang tidak langsung terkait dengan
keberadaan trachoma termasuk kekurangan air, tidak adanya jamban
atau toilet, kemiskinan secara umum, lalat, dekat dengan sapi,
berkerumun dan sebagainya. Namun, jalur akhir yang umum
tampaknya pada kehadiran wajah kotor pada anak-anak yang
memfasilitasi pertukaran debit mata yang terinfeksi dari wajah satu
anak ke anak yang lain. Transmisi trachoma paling sering terjadi
dalam keluarga.

8
4. Water Related Insect Vector
Water Related Insect Vector adalah Jenis penyakit yang ditularkan melalui
gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue,
malaria, demam kuning (yellow fever). Insekta demikian disebut sebagai vektor
penyakit. Beberapa penyakit yang disebarkan vektor penyakit diantaranya antara lain:
1. Filariasis, dikenal juga sebagai penyakit kaki gajah atau Elephantiasis.
Penyebabnya adalah cacing bulat yang kecil, disebut Filaria. Sebagai
pembawa atau vektor penyakit ini adalah nyamuk jenis Culex fatigans.
Manusia yang menderita penyakit kaki gajah akan
menjadi Reservoir cacing Filaria. Larva cacing Filaria akan menuju ke
peredaran darah periferi pada malam hari sehingga kalau penderita digigit
nyamuk, maka nyamuk tersebut akan membawa
larva Filaria atau Mikrofilaria. Gigitan nyamuk berikutnya akan
memindahkan mikrofilaria kepada korban baru.
Selanjutnya mikrofilariatersebut akan mengikuti peredaran darah manusia dan
masuk ke dalam saluran limfatik dan menjadi dewasa. Filaria ini dapat
menyebabkan terjadinya penyumbatan saluran limfatik sehingga
mengakibatkan cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti biasanya sehingga
kemudian terjadi pembengkakan yang semakin lama semakin membesar dan
mengeras.
2. Penyakit Demam berdarah disebut juga Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
karena disertai gejala demamdan pendarahan. Penyakit ini terus menyebar
diantara masyarakat melalui vektor berupa nyamuk Aedes aegypti betina yang
infektif virus Dengue. Nyamuk ini suka bersarang di air yang bersih.

C. PENCEGAHAN

Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan dapat
dilakukan antara lain dengan cara:
1. Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan cara
Sanitation Barrier yaitu memutus rantai penularan, seperti menyediakan air bersih,
menutup makanan agar tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar
dan membuang sampah tidak di sembarang tempat.

9
2. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah dengan
higiene personal yang baik dan tidak memakai peralatan orang lain seperti sapu
tangan, handuk dan lainnya, secara sembarangan.
3. Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria
dan demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan pengendalian vektor.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan


terjadinya gangguan kesehatan (Ricki. M. Mulia, 2005). Gangguan kesehatan tersebut
dapat berupa penyakit menular (PM) maupun penyakit tidak menular (PTM). Seperti
Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara masyarakat
disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases) contohnya cholera, thypus,
dysentri, diare, dan hepatitis, penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui
persediaan air sebagai pejamu (host) perantara (water based disease) atau agens
penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau
sebagai Intermediate host yang hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan
penyakit akibat Dracunculus medinensis. Kurangnya air untuk pemeliharaan
kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat
makan (water washed disease). Penularan melalui gigitan serangga yang berkembang
biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow fever)
(water related insect vector).

B. Saran
1. Makalah ini dibuat agar kita dapat memahami pentingnya masalah air dalam
kehidupan kita.
2. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air,
kualitas air harus tetap dijaga sesuai dengan standar baku mutu air.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://rickylasatira.makalah-hubungan-air-dengan-kesehatan.html
https://www.google.com
http://aliyahafifah. co.id
http://library.usu.ac.id/download/fk/06001187.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai