2) Haemocytometer
Haemocytometer adalah mikrokop dengan 100 kali pembesaran
yang digunakan untuk mengamati planktom mikroskopik atau
phytoplankton dalam air.
Gambar 2. Hemocytometer
3) Plankton Net
Plankton Net adalah sebuah jarring yang digunakan untuk
menyaring plankton net air dan biasanya terbuat dari nilon berbentuk
kerucut dengan panjang 4-5 kali diameter mulut jarring. Plankton yang
ada di dalam air jumlah dan ukurannya sangat banyak, untuk
mendapatkan plankton dengan ukkuran yang diinginkan harus
menggunakan Plankton Net dengan mesh size yang sesuai.
Gambar 3. Hemocytometer
b. Parameter Fisika
Untuk mengukur tingkat kualitas air berdasarkan parameter Biologi dapat
menggunakan beberapa alat ukur seperti berikut:
1) Current Meter
Current Meter digunakan untuk mengukur kecepatan arus dan
debit air. Berdasarkan metode yang digunakan, Current Meter dibagi
menjadi 2 bagian. Pertama Current Meter dengan pengukuran otomatik
adalah current meter yang dapat merekeam data tentang kecepatan arus
dan debit air tanpa harus langsung dengan pengukuran no-otomatik
adalah current meter yang dapat merekam data tentang kecepatan arus
dan debit air yang harus dilakukan langsung oleh orang yang
menggunakannya.
2) Salinometer
Salinometere digunakan untuk mengukur salinitas air. Salinitas
air sendiri memiliki pengertian tingkat keasinan yang terlarut atau
tingkat kadar garam dalam air. Air tawar memiliki salinitas kurang dari
0,5 part-per-thousang (ppt), air payau atau saline memiliki salinitas
antara 3-5 ppt dan brine memiliki salinitas lebih dari 5 ppt.
3) Thermometer Air
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu air berdasarkan
sifat termometrik, yaitu sifat yang terjadi karena adanya perubahan suhu
air. Selain itu thermometer jug adapt digunakan untuk mengukur suhu
tubuh, suhu ruang, hingga suhu alat pemanggang.
4) Turbidity Meter
Turbidity Meter digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
Kekeruhan pada air terjadi karena adanya kandungan zat organic yang
berasal dari hewan dan tanaman atau zat anorganik yang berasal dari
logam dan batu-batuan yang mengalami pelapukan.
c. Parameter Kimia
Untuk mengukur tingkat kualitas air berdasarkan parameter Kimia dapat
menggunakan beberapa alat ukur seperti berikut:
1) DO Meter atau (Dissolve Oxygen) Meter
Digunakan untuk mengukur kadar oksigen di dalam air atau di
dalam suatu larutan dengan sistem digital. Kadar oksigen dalam air
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kandungan berbagai macam
zat organic dan suhu udara. Kualitas air dapat dikatakan baik jika
memiliki Dissolve Oxygen yang tinggi dan dapat dikatakan buruk jika
memiliki Dissolve Oxygen yang rendah.
2) CO2 Meter
Selain harus mengukur kadar oksigen dengan menggunakan DO
Meter, kadar karbon dioksida juga diukur untuk mengetahui tingkat
kualitas air. Kadar karbon dioksida dalam air ini dapat kita ukur dengan
menggunakan CO2 Meter, jika kadar karbon dioksidanya tinggi,
kualitas air dapat dikatakan buruk dan jika kadar karbon dioksidanya
rendah, kualitas air dapat dikatakan baik.
3) Spektrofometer
Alat ukur ini yang terdiri atas 2 alat ukut, yaitu spectrometer dan
fotometer. Sebagai alat ukur air, spektrofotometer digunakan untuk
mengukur kadar ammonia, fosfat, nitrat, dan nitrit.
4) pH Meter
pH Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar pH
(kadar basa atau kadar keasaman) pada air. pH Meter memiliki sebuah
probe atau elektroda pengukur berbentuk batang berstruktur yang
biasanya terbuat dari kaca dan ini menjadi bagian yang sangat penting
pada pH Meter. Air dapat dikatakan memiliki kadar asam yang tinggi
jika electron yang terdeteksi oleh pH meter jumlahnya banyak dan air
dapat dikatakan memiliki kada basa yang tinggi jika electron yang
terdeteksi oleh pH Meter jumlahnya banyak.
5) Kertas pH Indikator
Pada dasarnya, kegunaan kertas pH Indikator, pH Strips Paper atau
Indikator Universal sama seperti pH Meter. Kertas pH Indikator dan pH
Meter digunakan untuk mengukur kadar pH pada air. Perbedaannya
hanya dari segi bentuk yaitu pH Meter bebentuk alat ukur digital,
sedangkan kertas pH Indikator berbentuk kertas dengan 4 garis warna,
yaitu kuning, hijau, jingga, dan jingga kecokelatan.
6) Titrasi
Titrasi adalah alat untuk mengukur kadar konsentrasi alkalinitas
(larutan baku) pada air dengan mencampurkan beberapa volume larutan
dan beberapa volume larutan lain yang sudah diketahui kadar
konsentrasi alkalinitasnya. Ada 2 jenis titrasi yang dapat digunakan
untuk mengetahui kadar pH air, yaitu :
a. Alkalimetri untuk menentukan konsentrasi larutan asam
menggunakan larutan basa.
b. Asidimetri untuk menentukan konsentrasi larutan basa menggunakan
larutan baku basa,
2. Sampel Makanan
`Menurut UU RI No. 7 Tahun 1996 mutu pangan (food quality) adalah
nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi
dan standart perdagangan terhadap bahan makanan dan minuman Metode
pengukuran mutu pangan dengan alat dapat digunakan untuk mengetahui
karakteristik atau sifat-sifat mutu pangan yang tersembunyi. Instrumen
pengukuran mutu pangan dapat dibagi menjadi 5 metode, yaitu (Hubeis,
2008):
a. Metode Pengukuran Uij Fisik
Digunakan untuk menguji warna, volume, tekstur, viskositas atau
kekentalan dan konsistemsi, keempukan dan keliatan, serta bobot jenis.
b. Metode Pengukuran Uji Kimia
Metode pengukuran uji kimia dibagi dua kelompok, yaitu :
1) Analisi proksimat, yaotu kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar
karbohidrat, dan kadar abu;
2) Analisis kualitatif/kuantitatif, yaitu komponen makro (protein, lemak,
kadar gula, kadar asam amino).
c. Metode Pengukuran Uji Fisik –Kimia
Metode pengukuran Uji Fisik-Kimia, antara lain:
1) alatpH-Meter untuk mengukur keasaman
2) Refraktometer untuk mengukur indeks refraksi atau untuk mengukur
kadar total padatan (terlarut).
3) Kolorimeter untuk mengukur warna dan untuk menentukan kadar
nitrogen, fosfor, sitrat, vanili, dan sebagainya.
4) Spectrometer untuk analisis kualitatif.
d. Uji Mikroanalitik dan Histologis
Uji mikroanalitik digunakan untuk menganalisis unsur-unsur mikro seperti
vitamin dan mineral, baik dengan teknologi spektrometri, kromatografi,
maupun fotomikroskopi. Sedangkan uji histologis digunakan untuk
mendapatkan gambaran (image) struktur jaringan maupun pola kehidupam
di dalam sel jaringan hewani, nabati maupun mikroorganisme. Histologis
dilaksanakan dengan kombinasi mikroskopi, baik sinar tampak, polarisasi
maupun elektorn.
e. Metode Pengukuran Uji Mikrobiologis
Digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif mikroorganismem
seperti bakteri, kapang, ragi dan protozoa. Uji mikrobiologis yang terkenal
adalah uji total jumlah mikroba (total plate counts) dan uji kolifom untuk
mikroorganisme yang terdapat dalam kotoran manusia sebagai indikator
apakah makanan tersebut tercemar atau tidak.
3. Sampel Udara
Udara ambeien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan
troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnya. Alat ukur untuk mengetahui tingkat kualitas udara
dapat dikelompokkan menjadi lima parameter, yaitu:
1) Thermometer
Digunakan untuk menyatakan besaran derajat panas/dingin suatu
benda. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
kerja perkantoran dan industry standart suhu adalah suhu 18°c –28°c.
2) Hygrometer
Digunakan untuk mengukur kelembapan udara atau jumlah uap air
diudara. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
kerja perkantoran dan industri standart kelembapan adalah 40%-60% .
3) Light Meter/Lux Meter
Digunakan untuk mengukur jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang diperlukan unutk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentnag persyaratan kesehatan lingkungan
kerja perkantoran dan industry standart intensitas cahaya di ruang kerja
minimal 100 lux. Prinsip penerangan yang baik adalah jumlah da intensitas
penerangan yang diperlukan hendaknya disesuaikan dengan jenis
perkerjaan, daya lihat seseorang dan lingkungannya.
4) Sound Level Meter
Digunakan unutk mengukur tingkat kebisingan. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.11 1105/MENKES/SK/XI/2002 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industry standart
tingkat kebisingan di ruang kerja tanpa pelindung maksimal 85 dba.
5) Particle Counter
Digunakan untuk mengukur partikulat debu, Partikulat debu
merupakan partikel padat yang terbentuk karena adanya kegiatan alami
atau mekanik seperti penghalusan, penghancuran, peledakan pengayaan
atau pengeboran. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
kerja perkantoran dan industri standart kandungan debu maksimal didalam
udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah sebagai berikut :
debu total 0,15 mg/m.
4. Manfaat Instrument Analisis Kualitas Lingkungan
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi
survey/statistik, instrumentasi pengukuran suhu, dll. Contoh dari
instrumentasi sebagai alat analisis banyak dijumpai di bidang kimia dan
kedokteran, misalnya, sementara contoh instrumentasi sebagai alat kendali
banyak ditemukan dalam bidang elektronika, industry dan pabrik-pabrik.
Sistem pengukuran, analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa
dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga
dilakukan secara otomatis dengan menggunakan komputer (sirkuit
elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan
dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/
awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa
pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran
listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa, waktu,
panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman),
level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik,
tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, density, dll.
Sedangkan manfaat dari instrument untuk analisa kualitas lingkungan
sebagai berikut:
a. Membantu dalam perumusan kebijakan
b. Sarana untuk mengevaluasi efektifitas program lingkungan
c. Membantu dalam mendesain program lingkungan
d. Mempermudah komunikasi dengan public sehubungan dengan kondisi
lingkungan.