Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penilaian Resiko K3
Pesisir &Kepulauan” ini dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan
didalamnya.
Makalah dengan materi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pesisir & Kepulauan yang
dibuat untuk menyadari tentang bagaimana Penilaian resiko memastikan apa yang bisa kita
lakukan untuk mengurangi risiko cedera ke tingkat yang rendah secara praktis. Kelompok
kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Pesisir & Kepulauan yang telah memberikan tugas ini, karena dengan adanya tugas ini
dapat menambah wawasan kelompok kami. Kelompok kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, besar harapan kelompok kami berharap agar pembaca memberikan kritikan
dan masukan agar kedepannya penulis dapat semakin baik lagi.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapa pun yang membacanya.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................19
1. Kesimpulan...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang bertempat tinggal dan melakukan berbagai
aktifitas sosial ekonomi di wilayah pesisir serta mengandalkan sumber daya pesisir.
Masyarakat pesisir memiliki karakteristik dalam bidang sosial ekonomi yaitu mata
pencahariannya sebagian besar adalah nelayan, pembudidaya ikan, dan transportasi laut.
Tingkat pendidikan masyarakat pesisir sebagian besar masih tergolong rendah, dengan
wilayah pemukiman yang terkesan tidak tertata dengan baik.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ditempat kerja merupakan hal yang
penting bagi perusahaan untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja pada setiap kegiatan
proses produksi. Dampak yang terjadi akibat K3 dapat merugikan karyawan serta perusahaan
baik secara lamgsung maupun tidak langsung (Maryani, 2012, dan Sepang, 2013). Dengan
adanya penerapan K3 pada setiap proses kegiatan produksi dapat menjadikan lingkungan
kerja yang aman, nyaman, dan terhindar dari kecelakaan kerja sehingga angka kecelakaan
nihil (zero Accident) (Patradhiani, 2013). Hal ini dapat terwujud dengan mengendalikan
sumber bahaya yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan ( Maryani, 2012)
Potensi bahaya terdapat hampir di setiap tempat dimana dilakukan suatu aktivitas baik
di rumah, di jalan maupun di tempat kerja. Apabila potensi bahaya tersebut tidak
dikendalikan dengan tepat akan menyebabkan kelelahan, kesakitan, cedera, dan bahkan
kecelakaan yang serius. Adapun kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja sebagian besar
88% disebabkan karena perilaku yang tidak aman (unsafe action), 10% kondisi lingkungan
kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan 2% tidak diketaui penyebabnya ( Henrich,
1931).
Penilaian Resiko adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan bahaya. Ini harus dilihat sebagai proses yang membantu kita untuk
mengidentifikasi unsur-unsur kegiatan apa yang dapat menyebabkan cedera pada manusia,
dan untuk memperkenalkan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan untuk
mengurangi risiko cedera pada tingkat yang dapat diterima.
B. Rumusan Masalah
Bahaya keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat di tempat kerja berpotensi
menimbulkan berbagai macam risiko. Maka dari itu di perlukan identifikasi, penilaian dan
pengendalian risiko yang bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir risiko yang ada di
tempat kerja khususnya di wilayah pesisir dan kepulauan , dengan cara melakukan
pengendalian bahaya yang bersifat efektif sesuai dengan tingkat risikonya.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dibuat tujuan dalam penelitian sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di wilayah
pesisir dan kepulauan
2. Mengevaluasi teknik pengendalian risiko dan potensi bahaya pada setiap area kerja
diwilayah pesisir dan kepulauan (tujuan)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pesisir dan Kepulauan
Menurut Hanafi (2006:1) berpendapat bahwa risiko terjadi adalah bahaya, akibat atau
konsekuensi yang dapat terjadi sebagai akibat dari proses yang sedang berlangsung atau
kejadian yang akan datang. Menurut Tarwaka (2008), potensi bahaya adalah sesuatu yang
mungkin menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cedera, sakit, kecelakaan, bahkan
dapat menyebabkan kemat ian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.
Kecelakaan kerja menurut beberapa sumber, diantaranya Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 03/Men/98 adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan harta benda.
Potensi bahaya dapat disebut berdasarkan kategon-kategori khusus pada pekerja
nelayan atau juga sebagai energi potensi bahaya sebagai berikut:
a. Potensi bahaya dari bahan berbahaya (Hazardous Substances)
b. Potensi bahaya udara bertekanan (Pressure Hazards)
c. Potensi bahaya udara panas (Thermal Hazards)
d. Potensi bahaya kelistrikan ( Electrical Hazards)
e. Potensi bahaya mekanik (Mechanical Hazards)
f. Potensi bahaya gravitasi dan akselerasi ( Gravitational and Acceleration Hazards )
g. Potensi bahaya mikrobiologi (Microbiological Hazards)
h. Potensi bahaya dan vibrasi (Bahaya Getaran dan Kebisingan)
i. Potensi bahaya ergonomi (Bahaya yang berkaitan dengan Faktor manusia)
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani
yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan
dengan pekerjaan.(Hebbie Ilma Ad zim, 2013).
Ada beberapa penyakit akibat kerja, antara lain:Pencemaran udara oleh partikel dapat
disebabkan karena peristiwa alam maupun ulah manusia, yaitu lewat kegiatan industri dan
teknologi. Partikel yang berhubungan dengan banyak macam dan jenisnya, tergantung pada
macam dan jenis industri dan teknologi yang ada. Partikel-partikel udara sangat merugikan
kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang tercemar oleh partikel dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit pernapasan atau pneumokoniosis.
Setelah melakukan dan melanjutkan dengan penilaian yang bertujuan untuk
menentukan besarnya risiko serta skenario dampak yang akan ditimbulkannya. Penilaian
risiko digunakan sebagai langkah saringan untuk menentukan tingkat resiko ditinjau dari
kemungkinan kejadian dan keparahan yang dapat ditimbulkan.
BAB III
PEMBAHASAN
Penilaian Risiko ialah Proses memahami secara menyeluruh sifat dari risiko untuk
menentukan tingkat risiko (ISO 31000:2009). Menurut Wowo Sunaryo (2015) penilaian
risiko adalah pelaksanaan dari metode-metode untuk menganalisis tingkat risiko dan
mempertimbangkan risiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger) serta mengevaluasi apakah
sumber bahaya itu dapat dikendalikan secara memadai, serta mengambil langkah yang tepat.
Penilaian risiko ini termasuk ke dalam mengestimasi risiko. Tujuan dari penilaian risiko ini
adalah menilai risiko yang berkaitan dengan pekerjaan. Khusus untuk dampak bahaya
kesehatan mempunyai efek kronis sehingga penilaian risiko dilakukan dengan
mempertimbangkan besarnya kerugian (keparahan) dan kemungkinan serta periode paparan.
a. Keparahan adalah tingkatan yang menggambarkan kondisi seberapa parahnya risiko
yang ada pada suatu kegiatan terhadap manusia, lingkungan, alat dan citra.
b. Probabilitas adalah tingkatan kemungkinan suatu kejadian dapat terjadi selama periode
pelaksanaan kegiatan. Khusus untuk Probabilitas bahaya kesehatan merupakan fungsi
dari kemungkinan paparan berdasarkan Occupational Exposure Limit (OEL) dan
periode paparan.
Terdapat 3 (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di
tempat kerja (ILO,2013) yaitu untuk :
a. Mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja
b. Menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja
c. Melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. Mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan penanggulangan yang
telah diambil
Keparahan atau tingkat kemungkinan yang ditimbulkan dari suatu potensi bahaya yang
sudah dievaluasi sebelumnya, dapat diperkirakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
A. Sifat dari kondisi dan situasi apa yang akan dilindungi
1) Manusia
2) Property (aset perusahaan seperti : mesin, pesawat, bangunan, bahan dsb)
3) Lingkungan
B. Pengaruhnya terhadap kesehatan manusia
1) Ringan
2) Berat/Serius
3) Meninggal
C. Luasnya kemungkinan bahaya yang ditimbulkan
1) Satu orang dan beberapa orang
Menurut Deviprasadh (2007), Dalam penilaian risiko ini, ada 2 metode dalam penilaian
risiko yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
i. Kualitatif
Metode ini diutamakan menggunakan diagram, yang menggunakan nomor urut untuk
menentukan prioritas dan hasil.
2. Kuantitatif
Metode ini bergantung pada perhitungan statistik untuk menentukan risiko, probabilitas
terjadinya, dan dampaknya terhadap suatu potensi bahaya. Pendekatan kuantitatif dapat
menggunakan cara dengan analisis pohon keputusan, menerapkan probabilitas untuk dua atau
lebih hasil.
Metode penilaian risiko antara lain menentukan peluang, menentukan konsekuensi, dan
tingkat setiap resiko (Rudi, 2007) :
1. Menentukan Peluang
Dalam menentukan peluang insiden yang terjadi di tempat kerja, kita dapat
menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya.
2. Menentukan konsekuensi
Dalam menentukan konsenkuensi harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi konsekuensi tersebut. Dalam menentukan konsekuensi kita dapat membuat
keteteapan pada severity yang berpotensi terjadi.
3. Tingkat setiap risiko
Tingkatan risiko atau level dapat ditentukan oleh hubungan antara nilai hasil
identifikasi bahaya dan konsekuensi.
Penilaian risiko bukanlah proses untuk menghilangkan semua bahaya di tempat kerja.
Bukan pula berarti melarang kegiatan yang "berbahaya", sedangkan kegiatan tersebut perlu
dan biasa dilakukan. Kita semua hidup dengan beberapa risiko, beberapa kegiatan yang kita
lakukan bisa digolongkan sebagai berbahaya. Penilaian resiko memastikan apa yang bisa kita
lakukan untuk mengurangi risiko cedera ke tingkat yang rendah secara praktis. Adapun 5
langkah yang bisa dilakukan dalam penilaian resiko yaitu:
1. Identifikasi Bahaya
Hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan
tugas atau kegiatan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan konsep
"PEME": People - Equipment - Materials - Environment (Manusia - Peralatan - Bahan -
Lingkungan).
5. Lakukan tinjauan
Penilaian risiko harus ditinjau secara teratur. Periode tinjauan perlu ditetapkan.
Tinjauan harus dilakukan jika terdapat perubahan yang berpotensi berpengaruh terhadap
perubahan bahaya dan resiko yang saat ini telah diidentifikasi. Ingat, penilaian risiko harus
merupakan dokumen dinamis, yang dapat berubah sesuai keadaan.
Penilaian Risiko K3
Setelah melakukan identifikasi bahaya dilanjutkan dengan penilaian risiko yang
bertujuan untuk mengevaluasi besarnya risiko serta skenario dampak yang akan
ditimbulkannya. Penilaian risiko digunakan sebagai langkah saringan untuk menentukan
tingkat risiko ditinjau dari kemungkinan kejadian dan keparahan yang dapat ditimbulkan.
Ada berbagai pendekatan dalam menggambarkan kemungkinan dan keparahan suatu
risiko baik secara kualitatif, semi kuantitatif atau kuantitatif.
Contoh kategori kemungkinan terjadinya risiko secara kualitatif sebagai berikut:
Tabel 1 Kemungkinan terjadinya Risiko secara Kulitatif
Tingkat Uraian Contoh rinci
A Hampir pasti Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi
terjadi normal, misalnya kecelakaan lalu lintas di
jalan raya pada
B Sering terjadi Terjadi beberapa kali dalam periode
waktu tertentu, misalnya kecelakaan
kereta api
C Dapat terjadi Resiko dapat terjadi namun tidak sering,
misalnya jatuhh dari ketinggian di lokasi
proyek
D Kadang-kadang Kadang-kadang terjadi misalya kebocoran
pada instalasi nuklir
E Jarang sekali Dapat terjadi dalam keadaan tertentu
misalnya orang tersambar petir
Contoh keparahan atau konsekuensi suatu kejadian secara kualitatif sebagai berikut:
Tabel 2 Kemungkinan keparahan terjadinya Risiko secara Kualitatif
Tingkat Uraian Contoh rinci
1 Tidak signifikan Kejadian tidak menimbulkan kerugian
atau cedera pada manusia
2 Kecil Menimbulkan cedera ringan, kerugian
kecil dan tidak menimbulkan dampak
serius terhadap kelangsungan bisnis
3 Sedang Cedera berat dan dirawat di rumah sakit,
tidak menimbulkam cacat tetap,
kerugian finansial sedang
4 Berat Menimbulkan cedera parahdan cacat
tetap dan kerugian finansial besar serta
menimbulkan dampak serius terhadap
kelangsungan usaha
5 Bencana Mengakibatkan korban meninggal dan
kerugian parah bahkan dapat
menghentikan kegiatan usaha selamanya
Peringkat kemungkinan seperti di atas bersifat kualitatif dan subjektif karena hanya
diungkapkan dengan kata-kata. Dengan demikian, tidak dapatdiartikan bahwa kejadian A
adalah dua kali lipat kemungkinannya di bandinngkan kejadian B. Demikian juga dengan
tingkat keparahan.
Peringkat 4 bukan berarti dua kali lebih besar dibandingkan peringkat dua. Untuk
menghindarkan hal tersebut digunakan pendekatan secara semi kuantitatif atau kuantitatif
yang mnebggunakan peringkat yang lebih konkrit.
Selanjutnya hasil kemungkinan dan konsekuensi yang diperoleh dimasukkan ke dalam
tabel matrik resiko yang akan menghasilkan peringkat resiko.
Keterangan :
E-Risiko ekstrim
Kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko telah direduksi. Jika
tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko dengan sumber daya yang terbatas,
maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan
T-resiko tinggi
Kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Perlu pertimbangan
sumber daya yang akan dialokasiakn untuk mereduksi risikio. Apabila risiko terdapat
dalam pelaksanaan pekerjaan yang masih berlangsung, maka tindakan harus segera
dilakukan
S-risiko sedang
Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan
harus dii perhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan resikoo
harus diterapkan dalam jangka waktu yang ditentukan.
R-risiko rendah
Risiko dapat diterima. Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Pemantauan
diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian telah dipelihara dan diterapkan
dengan baik dan benar.
Hasil Penelitian
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) merupakan perusahaan BUMN milik
pemerintah Indonesia yang bergerak dalam bidang perbaikan kapal (Ship Repair) yang
sedang menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). SMK3 atau
yang disebut dengan safety menjadi prioritas perusahaan dalam menciptakan iklim
perusahaan yang terbatas dari kecelakaan kerja (zero accident).
Namun dalam perjalananya masih terdapat pekerja yang kurang memiliki kesadaran
akan menaati prosedur keselamatan pribadi dalam hal akan menggunakan alat pelindung diri
lengkap dan juga masih didapatkan tindakan pekerja yang kurang sadar akan tentang posisi
tidak aman (unsafe human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman keselamatan
(unsafe condition) dan masih terdapat kecelakaan kerja yang terjadi dan belum adanya suatu
mekanisme pendataan terhadap kejadian atau kecelakaan kerja yang terjadi di PT.Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero) pada tahun-tahun sebelumnya, sedangkan jika hal tersebut
belum dapat didokumentasikan tentu akan mengakibatkan hambatan dalam melakukan
evaluasi terhadap kecelakaan yang terjadi baik itu berdasarkan jenis kecelakaan, frekuensi,
lokasi yang memiliki potensi kecelakaan yang paling terjadi selama diterapkanya sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Penilitian yng dilakukan oleh Basuki dan Chairunnisak (2012) mengenai untuk
mengetahui risiko dan tingkat risiko pada proses bangunan baru pada industri galangan kapal
skala kecil. Hasil analisa menghasilkan kesimpulan bahwa sumber risiko yang memerlukan
penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkat risiko yang sangat tinggi yaitu
pekerjaan perbaikan / reparasi karena penyesuaian permintaan dari pemilik kapal dan
klasifikasi.
Fran Mahendar dan Darminto (2013) telah melakukan penelitian mengenai identifikasi
bahaya dan pengendalian risiko dan keselamatan kerja yang terjadi di PT. Janata Marina
Indah Unit 1 Semarang pada bagian bengkel reparasi galangan kapal. Kesimpulan dari
penelitian adalah Penilaian resiko ada 6 aktivitas kerja dengan tingkat resiko dari yang
tertinggi sampai terendah adalah proses pemeriksaan dan perbaikan plat lambung kapal
dengan jumlah nilai resiko 26, pembersihan badan kapal dengan nilai resiko 13, pengecatan
badan kapal dengan nilai resiko 11, pemeriksaan kelistrikan dengan nilai resiko 10,
pemeriksaan las-lasan dengan nilai resiko 6, pemeriksaan perpipaan dengan nilai resiko 1.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penilaian risiko merupakan kegiatan untuk mengevaluasi besarnya risiko serta
menyusun skenario dampak yang akan ditimbulkannya. Penilaian risiko digunakan sebagai
langkah saringan untuk menentukan tingkat risiko ditinjau dari kemungkinan kejadian dan
keparahan yang dapat ditimbulkan.
penyakit dan kecelakaan yang diderita para nelayan dan penyelamatan tradisional yaitu
nyeri persendian, gangguan pendengaran sampai ketulian. barotrauma, dan dekompresi.
Penyakit dan kecelakaan yang terjadi adalah akibat kurangnya pengetahuan ketika
menjalankan pekerjaan tersebut.
Dengan adanya penerapan K3 pada setiap proses kegiatan produksi dapat menjadikan
lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan terhindar dari kecelakaan kerja sehingga angka
kecelakaan nihil (zero Accident) (Patradhiani, 2013). Hal ini dapat terwujud dengan
mengendalikan sumber bahaya yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan ( Maryani,
2012).
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Dwi Iryaning dan Adi Purwanto. Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja. Dinamika Rekayasa Vol. 10 No. 2. 2014
http://komara.weebly.com/management-system/pendekatan-praktis-dalam-penilaian-resiko-
k3
https://www.scribd.com/document/492265117/KEL-3-PENILAIAN-RISIKO-K3-PESISIR
https://www.researchgate.net/publication/321874429_PENILAIAN_RISIKO_K3L_PADA_P
EKERJAAN_REPARASI_KAPAL_DI_PT_DOK_DAN_PERKAPALAN_SURABAYA_P
ERSERO_MENGGUNAKAN_JOB_SAFETY_ANALYSIS_JSA
https://www.researchgate.net/publication/321874429