OLEH:
KELOMPOK 5
WINARZIH SUCI PRATIWI SEKO J1A120246
WAODE NUR' ANISA SAID J1A120244
WDE YUYUN J1A120245
WULAN ULFASARI J1A120247
YAOMIL MAGFIRA J1A120248
YESLI MEYRA HELVANI J1A120249
YGO SRIANTI J1A202450
YULFI APRILIA SARI J1A120253
ZASKIA PUTRI RAHMADANI J1A120254
ABDUL RACHMAN AS-SIDIQ J1A120255
ADE RISKA SEPTIANI J1A120257
ABQARIYYAH JILAN DZAKIRAH MALAKA J1A120256
ADEWIAHSARI J1A120259
ADISTI MAHARANI NINGRAD J1A120260
ADELIA PUTRI RAHAYU J1A120258
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
A. Definisi Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3...................................7
B. Tujuan Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3......................................7
C. Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3........8
D. Monitoring dan Evaluasi Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3. .10
E. Indikator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3...............14
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
menghilangkan atau meminimasi risikokejadian penyakit. Untuk
mengenal bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja, maka
dilakukan surveilans kesehatan kerja.Surveilans kesehatan dapat
dilakukan baik terhadap penyakit umum maupun penyakit yang
diakibatkan oleh kerja, baik terhadap penyakit menular maupun
terhadap penyakit tidak menular.Surveilans kesehatan kerja dapat
dipahami sebagai suatu strategi dan metode untuk mendeteksi dan
menilai secara sistematik efek merugikan dari kerja terhadap
kesehatan pekerja.Surveilans kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan
dari usaha identifikasi faktor bahaya di lingkungan kerja. Pengukuran
secara kuantitatif terhadapkeberadaan bahan berbahaya di
lingkungan kerja oleh industrial hygienistmerupakan masukan yang
sangat berharga bagi dokter kesehatan kerja untukmerancang
program pencegahan. Selain menghasilkan data masukkan
tentangkeberadaan bahan berbahaya di tempat kerja, hasil lain dari
survey industrialhygienist berdasarkan data pajanan
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai definisi dan tujuan surveilans kesehatan
lingkungan dan keselamatan kerja?
2. jelaskan bagaimana pelaksanaan kegiatan surveilans
kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja?
3. Jelaskan bagaimana melakukan monitoring dan evaluasi
surveilans kesehatan lingkungan dan keselematan kerja?
4. Jelaskan mengenai indikator kinerja surveilans?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi serta tujuan surveilans kesehatan
lingkungan dan keselamatan kerja
2. Mengetahui tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan
surveilans kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja
5
3. Menegtahui tentang bagaimana melakukan monitoring dan
evaluasi surveilans kesehatan lingkungan dan keselematan
kerja
4. Mengetahui tentang indikator kinerja surveilans kesehatan
lingkungan dan keselamatan kerja
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
a. Menentukan data dasar masalah kesehatan.
b. Mengetahui kecenderungan penyakit.
c. Mengidentifikasi adanya KLB.
d. Membuat rencana tindak.
e. Evaluasi program kesehatan.
2. Tujuan Surveilans K3
Tujuan surveilans K3 (Mulyanti, 2011), yaitu:
a. Identifikasi, Investigasi dan penanggulangan situasi luar
biasa atau wabah yang terjadi dalam masyarakat sedini
mungkin.
b. Identifikasi kelompok penduduk tertentu dengan risiko
tinggi.
c. Untuk penentuan penyakit dengan prioritas
penanggulangannya.
d. Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai program
kesehtan dengan hasil luarnya berupa insiden dan
prevalensi penyakit dalam masyarakat. 10
e. Untuk memonitoring kecenderungan (tren) perkembangan
situasi kesehatan maupun penyakit dalam masyarakat.
C. Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan dan
K3
1. Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Kesehatan Lingkungan
a. Pengumpulan data faktor resiko lingkungan berdasarkan
penyakit
b. Pengolahan dan analisis data faktor resiko lingkungan
berdasarkan penyakit
c. Diseminasi informasi hasil kajian faktor resiko lingkungan
d. Rencana tindak lanjut
2. Tahapan Pelaksanaan Surveillans Kesehatan Kerja
a. Tahap pengumpulan data
8
1) Data faktor risiko dikumpulkan dengan survey jalan
selintas, interview, chemical inventory, tinjauan dokumen
seperti safet data sheet.
2) Data gangguan Kesehatan dikumpulkan dengan survei
jalan selintas, notulen rapat P2K3 dan data pemeriksaan
kesehatan pekerja.
3) Data pemantauan Biologi. Biasanya data ini didapat dari HI
atau pengukuran dengan melibatkan laboratorium provider.
Sedangkan informasi penanda kimia didapat dari ACGIH
dan NIOSH.
b. Tahap analisis data dan surveilans PAK
Dilakukan analisis trend dan interaksi pajanan, hasil
pemantaun biologic dan efek kesehatan yang ditimbulkan,
baik perorangan maupun kelompok. Analisis hasil surveilans
hazard adalah membandingkan dengan nilai ambang batas.
Analisis hasil surveilans efek kesehatan akan didapat apa,
siapa, di mana, bilamana gangguan kesehatan terjadi
sehingga didapat data distribusi frekuensi penyakit
berdasarkan beberapa factor risiko.
Surveilans hazard kesehatan di lingkungan dapat
menjawab intensitas, pajanan dan surveilans efek kesehatan
pada pekerja menyediakan data status kesehatan pekerja.
Menggabungkan data surveilans hazard dan surveilans efek
kesehatan dapat dilakukan analisis epidemiologi untuk
menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu gangguan
kesehatan timbul. Lebih lanjut dapat dilakukan pebandigan
risiko relative pada pekerja terpajan dan tidak terpajan maka
akan lebih jelas hubungan atau asosiasi antara factor risiko
dan efek yang ditimbulkan.
c. Tahap pelaporan dan pemanfaatan hasil surveilans untuk
perbaikan
9
Pelaporan ini dilakukan pada forum yang melibatkan
semua manajemen. Hasil analisis dikomunikasikan dalam
bentuk agregat dengan kode etik dan menjunjung privasi.
Penyampaian manfaat yang tinggi dan menguntungkan
banyak pihak harus dilakukan untuk kesuksesan pelaksanaan
rekomendasi, terkait program kesehatan yang diencanakan.
D. Monitoring dan Evaluasi Surveilans Kesehatan Lingkungan
dan K3
Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi
monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi
perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan
dalam mencapai tujuan, sepenuhnya dilakukan oleh rencana yang
telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan
atau monitoring.
Pada umumnya manajemen menekankan terhadap
pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan
(monitoring) Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui
kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan
rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk
memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari rencana, mengoreksi
penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk
mengupayakan agar tujuan dicapai se efektif dan seefisien
mungkin. Berdasarkan kegunaannya. Willian Travers Jerome
menggolongkan monitoring menjadi delapan macam, sebagai
berikut:
1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan memlakukan
pelaksanaan suatu rencana dalam rangka meningkatkan daya
guna dan menekan biaya pelaksanaan program
2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan
organisasi atau Lembaga dari kemungkinan gangguan,
pencurian, pemborosan dan penyalahgunaan
10
3. Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui
ketepatan pendelegasian tugas dan wewenang yang harus
dilakukan oleh staf atau bawahan
4. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan tugas
pelaksana
5. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara
pelaksanaan dengan perencanaan program.
11
kesehatan lingkungan dan K3 (Hanisah, 2014). Adapun kegiatan
monitoring bertujuan untuk:
1. Mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan seperti
masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja
2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan
program terkait dengan kesehatan lingkungan dan kesehatan
kerja.
3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya
kegiatan terkait masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan
kerja.
4. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk
melaksanakan kegiatan.
5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan
hambatan selama kegiatan berlangsung.
6. Memberikan umpan balik bagi system penilaian program.
7. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta
dan nilai.
Sedangkan evaluasi digunakan untuk mengetahui dan
membenahi kegiatan surveilans pada kesehatan lingkungan dan
kesehatan kerja yang belum berkeja dengan baik (Hanisah, 2014).
Adapun pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan
beberapa langkah sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Yaitu persiapan yang dilaksanakan dengan identifikasi hal-
hal yang akan dimonitor, variable apa yang akan dimonitor serta
menggunakan indicator mana yang sesuai dengan tujuan
program.
2. Tahap pelaksanaan
Yaitu monitoring untuk mengukur ketepatan dan tingkat
capaian dari pelaksaan program/kegiatan/proyek yang sedang
12
dilakukan dengan menggunakan standar (variable) yang telah
disiapkan ditahap perencanaan.
3. Tahap pelaporan
Yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi
standar yang sudah ditentukan dan dalam tahap ini terdapat
evaluasi yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan
standar yang harus dicapai.
Ruang lingkup survailans kesehatan lingkungan meliputi
pengamatan terhadap aspek kesehatan manusia termasuk kualitas
hidup, yang ditentukan oleh faktor bahaya lingkungan fisik, kimia,
biologi, radiokatif, sosial, psikososialdan estetika lingkungan yang
berada pada media lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, tempat dan fasilitas umum. Hal ini juga mencakup
kebijakan dan penerapan manajemen, resorpsi, kontrol
sertapencegahan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatan sekarang dan masa yang akan dating (Mukono, 2002).
Kegiatan surveilans kesehatan lingkungan dapat pula
memberikan informasi berguna tentang perubahan-perubahan pada
kejadian penyakit pada populasi, trend penyakit pada insiden,
prevalansi, atau peningkatan mortalitas akibat penyakit, dapat
memberikan petunjuk yang berharga bahwa timbulnya masalah
kesehatan masalah berkaitan dengan faktor lingkungan.
Contoh kegiatan surveilanse kesehatan lingkungan
diantaranya Gambaran situasi status kualitas lingkungan sungai
Cibanten mengalami degradasi.(Hayat & Kurniatillah, 2021)
Termasuk penurunan kualitas Sungai Cidanau akibat status Chlor
Bebas berdampak pada kesehatan masyarakat.,(Hayat, 2020)
survailanse penyakit malaria berkaitan dengan Laporan Annual
Paracite Incidence (API) di Kabupaten Lebak Pada periode 2002-
2006, di Kabupaten, tergolong Middle Case Incidence (MCI),
dengan nilai rata-rata (2.87%).(Hayat & Kurniatillah, 2009)
13
Gambaran survailanse pengelolaan limbah medis padat pada
Praktik perawat yang baik atau sebanyak 54 responden (54%).
(Hayat, 2015) Penyebab praktik kurang baik dalam pengelolaan
limbah disebabkan oleh faktor human error.(Hayat, 2012).
Gambaran situasi epidemiologi penggunaan formalin pada
pedagang tahu di pasar. (Hayat & Darusmini, 2021) Peran
dukungan keluarga (suami) dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan. (Hayat et al., 2021)
Sistem surveilans kesehatan lingkungan selain digunakan
untuk memonitor eksposur polutan lingkungan. Juga memonitor
bagaimana solusi kedepan yang dilakukan agar dapat ditangani
dengan baik. Seperti pengaruh pendidikan menggunakan video
animasi pada masyarakat.
Sistem surveilanse juga memanfaatkan perhitungan ekonomi
untuk menilai kerugian ekonomi akibat pencemaran lingkungan
seperti perhitungan rasio efektivitas biaya yang diintegrasikan ke
dalam surveilans kesehatanlingkungan untuk memudahkan proses
pengambilan keputusan.
E. Indikator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan dan K3
Beberapa penyelenggaraan surveilans tertentu memiliki
indikator kinerja spesifik yaitu:
1. Kelengkapan Laporan
Kelengkapan laporan selalu mengukur jumlah laporan yang
diterima dari pelapor (unit) dibanding dengan jumlah laporan
yang harusnya diterima. Kelengkapan laporan adalah sebagai
salah satu indikator kinerja surveilans yang paling sering
digunakan, baik itu ditingkat nasional, provinsi maupun di
kabupaten/kota, bahkan juga digunakan pada indikator kinerja
surveilans di unit-unit pelayanan dan di masyarakat sebagai
laporan kelurahan, desa, atau kelompok-kelompok masyarakat.
Kelengkapan laporan, merupakan metode pengukuran kinerja
14
yang paling sederhana, dan jika dirumuskan dengan tepat, dapat
memberi dukungan pengukuran kinerja surveilans yang tepat,
dan dapat memberi manfaat untuk mengidentifikasi adanya
permasalah kinerja surveilans lebih fokus dan tepat waktu.
2. Ketepatan Laporan
Ketepatan waktu laporan merupakan indikator kinerja
kedua yang paling sering digunakan. Ketepatan waktu laporan
adalah tersedianya data surveilans pada unit yang
memanfaatkan data tersebut tepat waktu pada saat data tersebut
dipergunakan.
3. Keakuratan Jumlah Kasus dan Diagnosis
Unit Sumber Data, misalnya Rumah Sakit atau puskesmas,
mendapat kasus berdasarkan data kunjungan berobat, atau
kunjungan lain, dan kemudian diperiksa dan didiagnosis oleh
dokter. Oleh karena itu, terdapat makna keakuratan: keakuratan
data sebagai ketepatan diagnosis, dan keakuratan data sebagai
ketepatan jumlah kasus yang diidentifikasi, direkam dan
dilaporkan oelh sumber data (misal Rumah Sakit). Untuk
mengetahui kualitas keakuratan jumlah kasus dan diagnosis
dilakukan dengan wawancara (kualitatif) dan observasi kegiatan
di lapangan serta membuka pencatatan kasus-kasus yang
datang ke unit pelayanan.
4. Estimasi Jumlah Kasus Sebagai Indikator Kinerja
Pada surveilans berbasis data masyarakat, indikator kinerja
surveilans, seringkali digunakan estimasi jumlah kasus yang ada
di masyarakat, baik berdasarkan hasil penelitian dan atau
berdasarkan hasil-hasil surveilans sebelumnya, atau hasil
surveilans di tempat lain.
Indicator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan Dan K3
Dalam Menetapkan Tujuan Dan Sasaran Kinerja Harus
Menggunakan Indikator Kinerja Yang Dapat Diukur Sebagai Dasar
15
Penilaian Yang Sekaligus Merupakan Informasi Mengenai
Keberhasilan Pencapaian. Dengan Adanya Indikator Kinerja Maka
Akan Dihasilkan Suatu Sasaran Yang Khusus Dimana Sasaran
Tersebut Dapat Diukur, Dicapai, Sesuai Dengan Kenyataannya
Serta Memiliki Jangka Waktu Pencapaiannya.
Beberapa Indicator Kinerja Surveilans Kesehatan Lingkungan
Sebagai Berikut:
1. Surveilans Sarana Air Bersih;
2. Surveilans Tempat-Tempat Umum;
3. Surveilans Pemukiman Dan Lingkungan Perumahan;
4. Surveilans Limbah Industri, Rumah Sakit Dan Kegiatan Lainnya;
5. Surveilans Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit;
6. Surveilans Kesehatan Dan Keselamatan Kerja;
7. Surveilans Infeksi Yang Berhubungan Dengan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Beberapa Indikator K3 Yang Dapat Digunakan Yaitu;
1. Indikator Negatif:
a. Angka Kecelakaan Kerja
b. Angka Kasus Penyakit Akibat Kerja
c. Jumlah Laporan Pelanggaran K3
d. Jumlah Ketidaksesuaian Pelaksanaan SMK3
2. Indikator Positif
a. Penyelesaian Suatu Program Kerja
b. Jumlah Pelatihan Yang Terlaksana
c. Penyelesaian Tindakan Pengendalian Risiko
d. Angka Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja
e. Jumlah Pemakaian Alat Pelindung Diri
f. Jumlah Alat K3 Yang Tersedia
g. Tingkat Kepuasan Karyawan Akan Pelaksanaan K3
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surveilans Kesehatan masyarakat merupakan pengumpulan
analisa dan analisis data secara terus menerus dan sistematis dan
kemudian di seminasikan atau disebarluaskan kepada pihak yang
bertanggung jawab dalam pencegahan penyakit dan masalaksehatan
lainnya (Auger, 2013).surveilans kesehatan lingkungan adalah
pengumpulan yang sistematik, analisis, dan interpretasi yang terus-
menerus mengenai data kesehatan lingkungan yang penting untuk
digunakan dalam perencanaan, penerapan, dan evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat yang
didiseminasikan secara berkala kepada pihak yang memerlukan.
Untuk mengenal bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja, maka
dilakukan surveilans kesehatan kerja. Surveilans kesehatan kerja
dapat dipahami sebagai suatu strategi dan metode untuk mendeteksi
dan menilai secara sistematik efek merugikan dari kerja terhadap
kesehatan pekerja.Surveilans kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan
dari usaha identifikasi faktor bahaya di lingkungan kerja.
B. Saran
Dengan adanya surveilans kesehatan lingkungan dan surveilans
kesehatan kerja diharapkan agar masyarakat mendapatkan gambaran
mengenai kondisi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja yang
baik.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
19
M G Catur Yuant Ari, Et.Al. (2018). Analisis Risiko Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pada Petugas Kebersihan Di Rumah Sakit.
107faletehan Health Journal,5 (3), 107-116.
Muda, Cut Alia Keumala. (2020). Pengamatan, Pemantauan Dan Evaluasi
Program K3 Dan Standar Precaution. Universitas Esa Unggul.
20