SURVEILANS PADA K3
(KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
DISUSUN OLEH:
Kelompok 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Surveilans pada K3 (Kesehatan
dan keselamatan Kerja)” ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan menuju zaman terang benderang seperti sekarang ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Surveilans
Kesehatan Masyarakat. Terima kasih kepada Ibu Annisa Novita Sary, S,K.M.,
M.Kes selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah sekaligus dosen
pengampu mata kuliah Surveilans Kesehatan Masyarakat. Terima kasih kepada
kedua orang tua yang selalu mendukung, mendoakan serta memfasilitasi kami.
Tidak lupa, terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembacanya. Terlepas dari itu, kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi......................................................................................................7
2.2 Ruang Lingkup Surveilans K3..................................................................8
2.3 Tujuan Surveilans Kesehatan Kerja..........................................................8
a. Tujuan Utama................................................................................8
b. Tujuan Khusus...............................................................................8
2.4 Manfaat Program Surveilans Kesehatan Kerja..........................................9
2.5 Kegunaan Informasi dan Data Surveilans Kesehatan Kerja......................10
2.6 Persiapan Surveilans Kesehatan Kerja......................................................10
2.7 Tahap Pelaksanaaan Surveilans Kesehatan Kerja.....................................13
2.8 Kendala atau Permasalahan Surveilans K3...............................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Cara Penyajian Data Mengenai Jenis Hazard yang Dipantau................12
Tabel 2.2 Contoh Jenis Pemeriksaan KesehatanBerdasarkan Hazard Spesifik.....13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi semua orang karena
bekerja adalah bagian kehidupan.Orang memerlukan pekerjaan sebagai
sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, berdasarkan
data Badan Pusat Statistik tahun 2018, persentase penduduk usia 15 tahun ke
atas yang bekerja dan mengalami keluhan serta gangguan kesehatan ialah
sebanyak 26,74% (Kemenkes RI, 2018).Dari data tersebut, dapat dipahami
bahwabekerja dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit, dan
kesehatan dapat mengganggu pekerjaan(Kurniawidjaja, 2007).
5
bahan berbahaya di tempat kerja, hasil lain dari survey industrial hygienist
berdasarkan data pajanan tersebut ialah terjadi seleksi pekerja yang
membutuhkan surveilanskesehatan.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi surveilans kesehatan kerja.
2. Mengetahui ruang lingkup surveilans K3.
3. Mengetahui tujuan surveilans kesehatan kerja.
4. Mengetahui manfaat surveilans kesehatan kerja.
5. Mengetahui kegunaan informasi dan data surveilans kesehatan kerja.
6. Mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan
surveilans kesehatan kerja.
7. Mengetahui tahap pelaksanaan surveilans kesehatan kerja.
8. Mengetahui hambatan atau permasalahan yang mungkin terjadi
dalam pelaksanaan surveilans kesehatan kerja.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
a. Surveilans
Surveilans merupakan istilah umum yang mengacu pada observasi
yang sedang berjalan, pengawasan berkelanjutan, pengamatan
menyeluruh, pemantauan konstan, serta pengkajian perubahan dalam
populasi yang berkaitan dengan penyakit, kondisi, cedera,
ketidakmampuan, atau kecenderungan kematian.
7
untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi program kesehatan
kerja,pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, serta
peningkatan kesehatan dan pencegahan PAK atau PAHK(Fithri, 2017).
a. Tujuan Utama
Tujuan utama surveilans kesehatan kerja ialah untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja.Hal ini sesuai dengan prinsip ilmu
kesehatan kerja yang fokus untuk mencegah timbulnya gangguan
kesehatan daripada mengobatinya (preventive approach).Hal ini
diharapkan dapat menurunkan angka prevalensi dan insidensi penyakit.
b. Tujuan Khusus
1) Surveilans Hazard Kesehatan bertujuanuntuk pencegahan primer
yang dilakukan dengan cara memantau kontaminan kimia yang ada
di tempat kerja secara berkala.
2) Surveilans Efek Kesehatan kerja bertujuanuntukpencegahan
sekunder yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala pada pekerja terpajan yang belum sakit.
8
2.4 MANFAAT SURVEILANS KESEHATAN KERJA
d. Program kesehatan kerja menjadi lebih fokus, terarah, terukur dan dapat
dievaluasi secara kuantitatif
Hal ini menyebabkan hasil surveilans dapat digunakan sebagai
dasar penentuan program kesehatan kerja secara umum dan acuan program
preventif dan promotif secara khusus, serta digunakan sebagai tolok ukur
keberhasilan program kesehatan kerja.
9
f. Pemeriksaan kesehatan menjadi efektif dan efisien
Karena terjadi seleksi pekerja yang membutuhkan surveilans
kesehatan (population at risk), maka dapat dilakukan pemeriksaan
kesehatan berdasarkan pajanan di tempat kerja (hazard based medical
examination). Hal ini menyebabkan pemeriksaan kesehatan menjadi
efektif dan efisien.
10
multidisiplinagar penilaian yang dilakukan dapat menyeluruh dan
terpadu. Tim multidisiplinterdiri dari wakil pimpinan dan pelaksana
dari unit kerja atau lini terkait, bagian kesehatan, keselamatan, hygiene
industri atau lingkungan dan ergonomi(Muda, 2020).
1) Denah lokasi
2) Proses kerja
3) Buku instruksi penggunaan alat atau user manual termasuk
safety data sheet
4) Laporan kecelakaan dan insiden atau prevalensi penyakit pada
pekerja termasuk catatan keluhan gangguan kesehatan yang
dilaporkan pekerja
5) Catatan inspeksi atau hasil pengamatan sebelumnya
b. Perencanaan Program
Jika hasil penilaian risiko kesehatan (HRA) telah diperoleh, maka
rencana program awal dapat disusun olehpenanggung jawab surveilans
kesehatan kerja seperti dokter kesehatan kerja dan hygiene
industry(Muda, 2020).Program yang disusun ialah :
1) Penetapan pekerja berisiko
2) Ruang lingkup surveilans, yang mencakup :
a) Jenis hazard
b) Jenis pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk
mendeteksi timbulnya efek kesehatan akibat pajanan
hazard terkait.
11
Setelah hazard teridentifikasi, maka langkah selanjutnya ialah
menetapkan populasi atau pekerja yang berisiko danmelakukan
surveilans efek kesehatan kerja. Hal ini juga dilakukan oleh dokter dan
hygiene industry. Dari data medis tersebut, ditetapkan pekerja yang
rentandan dihindari dari pajanan sekecil apapun dengan melakukan
mutasi ke pekerjaan yang bebas dari hazard terkait(Muda, 2020).
12
Tabel 2.2Contoh Jenis Pemeriksaan Kesehatan
Berdasarkan Hazard Spesifik
13
Data yang dikumpulkan dapat berupa :
1) Data Primer
2) Data Sekunder
3) Data Faktor Risiko
4) Data Gangguan Kesehatan
5) Data Pemantauan Biologik
14
etik dan menjungjung tinggi asas privasi serta kerahasiaan. Pelaporan
dan rekomendasi sebaiknya disampaikan dalam forum yang
melibatkan semua manajemen. Hal ini bertujuanuntuk memperluas
pencapaian dan mendapat umpan balik dari semua pihak. Umpan
balikdapat dijadikansebagai masukkan dan bahan pertimbangan demi
surveilans yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
16
efisiensi, maka perlu adanya pengembangan dan peningkatan K3 disektor
kesehatan dan sektor-sektor lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Taylor, G., Easter, K. and Hegney, R. (2004) Enhancing Occupational Safety and
Health. 1st edn. Elsevier Butterworth-Heinemann.
18
SOAL LATIHAN
5. ‘Program kesehatan kerja menjadi lebih fokus, terarah, terukur dan dapat
dievaluasi secara kuantitatif’ merupakan salah satu … surveilans kesehatan
kerja.
a. Visi
b. Misi
c. Tujuan
d. Manfaat
19
6. Berikut merupakan kegunaan informasi dan data surveilans kesehatan kerja,
kecuali …
a. Untuk merencanakan program investigasi wabah
b. Sebagai data pembanding (baseline data) terhadap data yang diperoleh
di masa yang akan datang.
c. Dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya PAK (Penyakit
Akibat Kerja), PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja) atau KAK
(Kecelakaan Akibat Kerja).
d. Untuk merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi
program kesehatan kerja,serta untuk mengukur efektifitasnya.
20
b. Data tidak dianalisis dan feed back ke sumber data sangat jarang
c. Dokter dan pekerja kurang memikirkan kaitan antara penyakit dengan
lingkungan kerja atau risiko kerja
d. Kurangnya perhatian dari pimpinan
21