Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SURVEILANS PADA K3
(KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)

DISUSUN OLEH:
Kelompok 5

1. Alya Amanda (1903005)


2. Aulia Azzahra (1903010)
3. Bunga Henjelina Chandra (2003032)
4. Hizazun Niswah (10011281924067)
5. Ikhvan Okta Khairi (1903021)
6. Izzatul Fajar (1903022)
7. Leni Anggraini (1911102413158)
8. Tezi Rafitri (1903033)
9. Welda Tulhusna (1903036)

Dosen Pengampu : Annisa Novita Sary, S.K.M., M.Kes.


Mata Kuliah : Surveilans Kesehatan Masyarakat

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Surveilans pada K3 (Kesehatan
dan keselamatan Kerja)” ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan menuju zaman terang benderang seperti sekarang ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Surveilans
Kesehatan Masyarakat. Terima kasih kepada Ibu Annisa Novita Sary, S,K.M.,
M.Kes selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah sekaligus dosen
pengampu mata kuliah Surveilans Kesehatan Masyarakat. Terima kasih kepada
kedua orang tua yang selalu mendukung, mendoakan serta memfasilitasi kami.
Tidak lupa, terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembacanya. Terlepas dari itu, kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

Pasaman Barat, 1 Januari 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................5


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.3 Tujuan........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi......................................................................................................7
2.2 Ruang Lingkup Surveilans K3..................................................................8
2.3 Tujuan Surveilans Kesehatan Kerja..........................................................8
a. Tujuan Utama................................................................................8
b. Tujuan Khusus...............................................................................8
2.4 Manfaat Program Surveilans Kesehatan Kerja..........................................9
2.5 Kegunaan Informasi dan Data Surveilans Kesehatan Kerja......................10
2.6 Persiapan Surveilans Kesehatan Kerja......................................................10
2.7 Tahap Pelaksanaaan Surveilans Kesehatan Kerja.....................................13
2.8 Kendala atau Permasalahan Surveilans K3...............................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cara Penyajian Data Mengenai Jenis Hazard yang Dipantau................12
Tabel 2.2 Contoh Jenis Pemeriksaan KesehatanBerdasarkan Hazard Spesifik.....13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi semua orang karena
bekerja adalah bagian kehidupan.Orang memerlukan pekerjaan sebagai
sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, berdasarkan
data Badan Pusat Statistik tahun 2018, persentase penduduk usia 15 tahun ke
atas yang bekerja dan mengalami keluhan serta gangguan kesehatan ialah
sebanyak 26,74% (Kemenkes RI, 2018).Dari data tersebut, dapat dipahami
bahwabekerja dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit, dan
kesehatan dapat mengganggu pekerjaan(Kurniawidjaja, 2007).

Kesehatan Kerja merupakan bagian dari K3. K3 (Occupational Safety and


Health) bertujuan agar pekerja sehat, selamat, produktif dan sejahtera.
Pekerjaan layak yang bersifat manusiawi memungkinkan pekerjanya berada
dalam kondisi sehat, selamat, serta bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Dengan demikian, produksi dapat berkembang, berjalan lancar,
berkesinambungan dan tidak terganggu oleh kejadian kecelakaan maupun
pekerja yang tidak produktif karena sakit(Kurniawidjaja, 2007).

Kesehatan Kerja bertujuan untuk mengenal hazard kesehatan di tempat


kerja, menilai risiko hazard, dan melakukan intervensi terhadap risiko demi
menghilangkan atau meminimalisir risiko kejadian penyakit(Taylor, Easter
and Hegney, 2004). Untuk mengenal bahaya yang ada di lingkungan tempat
kerja, maka perlu adanya surveilans kesehatan kerja. Surveilans kesehatan
sendiri merupakan pemecahan permasalahan mendasaryang banyak digunakan
dalam bidang kesehatan. Surveilans kesehatan dapat dilakukan terhadap
penyakit umum maupun penyakit yang diakibatkan oleh kerja, dan penyakit
menular maupun penyakit tidak menular.

Surveilans kesehatan kerja merupakan suatu strategi dan metode untuk


mendeteksi dan menilai secara sistematik efek merugikan dari kerja terhadap
kesehatan pekerja. Selain menghasilkan data masukkan tentang keberadaan

5
bahan berbahaya di tempat kerja, hasil lain dari survey industrial hygienist
berdasarkan data pajanan tersebut ialah terjadi seleksi pekerja yang
membutuhkan surveilanskesehatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu surveilans kesehatan kerja?


2. Apa saja ruang lingkup surveilans K3?
3. Apa tujuan surveilans kesehatan kerja?
4. Apa saja manfaat surveilans kesehatan kerja?
5. Apa kegunaan informasi dan data surveilans kesehatan kerja?
6. Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan surveilans
kesehatan kerja?
7. Apa saja tahap pelaksanaan surveilans kesehatan kerja?
8. Apa saja hambatan atau permasalahan yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaan surveilans kesehatan kerja?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi surveilans kesehatan kerja.
2. Mengetahui ruang lingkup surveilans K3.
3. Mengetahui tujuan surveilans kesehatan kerja.
4. Mengetahui manfaat surveilans kesehatan kerja.
5. Mengetahui kegunaan informasi dan data surveilans kesehatan kerja.
6. Mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan
surveilans kesehatan kerja.
7. Mengetahui tahap pelaksanaan surveilans kesehatan kerja.
8. Mengetahui hambatan atau permasalahan yang mungkin terjadi
dalam pelaksanaan surveilans kesehatan kerja.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

a. Surveilans
Surveilans merupakan istilah umum yang mengacu pada observasi
yang sedang berjalan, pengawasan berkelanjutan, pengamatan
menyeluruh, pemantauan konstan, serta pengkajian perubahan dalam
populasi yang berkaitan dengan penyakit, kondisi, cedera,
ketidakmampuan, atau kecenderungan kematian.

b. Surveilans Kesehatan Masyarakat


Menurut German (2001), surveilans kesehatan masyarakat ialah
suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus berupa pengumpulan
data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu
peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan
kesehatan masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan
kematian, dan meningkatkan status kesehatan (Kesmas, 2013).

Hasil surveilans berupa pengumpulan dan analisis data bertujuan


untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang status kesehatan
populasi. Hal ini berguna untuk merencanakan, menerapkan,
mendeskripsikan, dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat demi
mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan. Agar
data dapat berguna, maka data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia
dalam bentuk yang dapat digunakan (Kesmas, 2013).

c. Surveilans Kesehatan Kerja


Menurut NOISH (National Institute for Occupational Safety and
Health), Surveilans kesehatan kerja ialah usaha mengumpulkan data secara
sistematis dan berkelanjutan, melakukan analisis atas data tersebut, serta
melakukan interpretasi dengan tujuan untuk perbaikan dari segi kesehatan
dan keselamatan kerja(Rasmaliah, no date). Surveilans sangat penting

7
untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi program kesehatan
kerja,pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, serta
peningkatan kesehatan dan pencegahan PAK atau PAHK(Fithri, 2017).

2.2 RUANG LINGKUP SURVEILANS K3

a. Surveilans Efek Kesehatan dan Keselamatan


Pengumpulan, analisis & diseminasi/komunikasi data kesehatan
(data penyakit) dan data keselamatan (data kecelakaan) spesifik untuk
populasi pekerja berisiko dengan cara sitematik dan berksinabungan yang
dapat digunakan bagi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program K3
di dunia usaha dan dunia kerja(Dirani, 2017).

b. Surveilans Hazard Kesehatan dan Keselamatan


Identifikasi hazard, pengukuran pajanan, analisis dan diseminasi
atau komunikasi hazard kesehatan dan keselamatan yang spesifik bagi
populasi pekerja berisikodengan cara sistematik dan berkesinambungan
digunakan bagi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program K3 di
dunia usaha dan dunia kerja(Dirani, 2017).

2.3 TUJUAN SURVEILANS KESEHATAN KERJA

a. Tujuan Utama
Tujuan utama surveilans kesehatan kerja ialah untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja.Hal ini sesuai dengan prinsip ilmu
kesehatan kerja yang fokus untuk mencegah timbulnya gangguan
kesehatan daripada mengobatinya (preventive approach).Hal ini
diharapkan dapat menurunkan angka prevalensi dan insidensi penyakit.

b. Tujuan Khusus
1) Surveilans Hazard Kesehatan bertujuanuntuk pencegahan primer
yang dilakukan dengan cara memantau kontaminan kimia yang ada
di tempat kerja secara berkala.
2) Surveilans Efek Kesehatan kerja bertujuanuntukpencegahan
sekunder yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala pada pekerja terpajan yang belum sakit.

8
2.4 MANFAAT SURVEILANS KESEHATAN KERJA

Selain untuk mencegah penyakit akibat kerja, surveilans kesehatan kerja


juga memiliki beberapa manfaat, baik secaralangsung maupun tidak
langsung(Muda, 2020).Manfaat tersebut diantaranya :

a. Kondisi kesehatan pekerja dapat terpantau dan terkendali


Hal ini disebabkan karena surveilans penyakit akibat kerja
merupakan salah satu strategi/metode yang andal untuk deteksi dini. Selain
itu, surveilans kesehatan kerja juga dapat menilai secara sistematis efek
merugikan dari bekerja terhadap kesehatan pekerjadengan cara
membandingkan data baseline dengan data serial dari tahun ke tahun.

b. Surveilans dapat mendeteksi penyakit


Dalam praktiknya, surveilans dapat dilakukan untuk mendeteksi
penyakit akibat kerja atau non-penyakit akibat kerja, serta penyakit
menular atau tidak menular.

c. Hasil penelitian risiko lebih akurat


Hal ini disebabkan karena faktor risiko dari lingkungan kerja dan
pekerjaan diidentifikasi dan diukur secara kuantitatif dan
berkesinambungan.

d. Program kesehatan kerja menjadi lebih fokus, terarah, terukur dan dapat
dievaluasi secara kuantitatif
Hal ini menyebabkan hasil surveilans dapat digunakan sebagai
dasar penentuan program kesehatan kerja secara umum dan acuan program
preventif dan promotif secara khusus, serta digunakan sebagai tolok ukur
keberhasilan program kesehatan kerja.

e. Terjalinkoordinasi yang baik


Dengan adanya surveilans kesehatan kerja, maka akan terjalin
koordinasi yang baik antara dokter kesehatan kerja atau perawat kesehatan
kerja dengan higienis industry dan ergonomic dalam menilai keberhasilan
pengendalian risiko kesehatan akibat pajanan hazard atau bahaya yang ada
di tempat kerja.

9
f. Pemeriksaan kesehatan menjadi efektif dan efisien
Karena terjadi seleksi pekerja yang membutuhkan surveilans
kesehatan (population at risk), maka dapat dilakukan pemeriksaan
kesehatan berdasarkan pajanan di tempat kerja (hazard based medical
examination). Hal ini menyebabkan pemeriksaan kesehatan menjadi
efektif dan efisien.

g. Citra perusahaan atau organisasi meningkat


Peningkatan citra perusahaan atau organisasi terjadi karena mereka
memenuhi persyaratan perundang-undangan serta tanggung jawab moral
bagi pekerja, bangsa dan negara pada umumnya.

2.5 KEGUNAAN INFORMASI DAN DATA SURVEILANS KESEHATAN


KERJA

a. Sebagai data pembanding (baseline data) terhadap data yang diperoleh


di masa yang akan datang.
b. Dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya PAK (Penyakit
Akibat Kerja), PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja) atau KAK
(Kecelakaan Akibat Kerja).
c. Untuk merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi
program kesehatan kerja,serta untuk mengukur efektifitasnya.
d. Untuk merencanakan program promosi kesehatan utama berdasarkan
“Health Education Matrics”.

2.6 PERSIAPAN SURVEILANS KESEHATAN KERJA

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan surveilans


kesehatan kerja ialah :

a. Penilaian Risiko Kesehatan atau Health Risk Assessment (HRA)


Penilaian Risiko Kesehatan (HRA) merupakan langkah awal
sebelum melakukan surveilans. HRA dilakukan berdasarkan hazard
yang teridentifikasi. Bila data hazardbelum ada, maka proses HRA
dapat dilakukan bersamaan dengan proses indentifikasi hazard dan
penilaian risiko di tempat kerja. Proses ini dilakukan oleh tim

10
multidisiplinagar penilaian yang dilakukan dapat menyeluruh dan
terpadu. Tim multidisiplinterdiri dari wakil pimpinan dan pelaksana
dari unit kerja atau lini terkait, bagian kesehatan, keselamatan, hygiene
industri atau lingkungan dan ergonomi(Muda, 2020).

Untuk memudahkan penilaian, proses identifikasi hazard dan


penilaian risiko dapat dilaksanakan berdasarkan data pendekatan yaitu
penilaian berdasarkan tempat kerja (area specific) atau berdasarkan
pekerjaan (jobspecific).Proses penilaian risiko kesehatan
membutuhkan izin dan dukungan dari puncak pimpinan, tim penilaian
dengan latar belakang yang multidisiplin, serta jadwal kerja yang
disepakati. Sarana yang dibutuhkan tim penilai antara lain:

1) Denah lokasi
2) Proses kerja
3) Buku instruksi penggunaan alat atau user manual termasuk
safety data sheet
4) Laporan kecelakaan dan insiden atau prevalensi penyakit pada
pekerja termasuk catatan keluhan gangguan kesehatan yang
dilaporkan pekerja
5) Catatan inspeksi atau hasil pengamatan sebelumnya

b. Perencanaan Program
Jika hasil penilaian risiko kesehatan (HRA) telah diperoleh, maka
rencana program awal dapat disusun olehpenanggung jawab surveilans
kesehatan kerja seperti dokter kesehatan kerja dan hygiene
industry(Muda, 2020).Program yang disusun ialah :
1) Penetapan pekerja berisiko
2) Ruang lingkup surveilans, yang mencakup :
a) Jenis hazard
b) Jenis pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk
mendeteksi timbulnya efek kesehatan akibat pajanan
hazard terkait.

c. Penetapan Populasi Berisiko

11
Setelah hazard teridentifikasi, maka langkah selanjutnya ialah
menetapkan populasi atau pekerja yang berisiko danmelakukan
surveilans efek kesehatan kerja. Hal ini juga dilakukan oleh dokter dan
hygiene industry. Dari data medis tersebut, ditetapkan pekerja yang
rentandan dihindari dari pajanan sekecil apapun dengan melakukan
mutasi ke pekerjaan yang bebas dari hazard terkait(Muda, 2020).

d. Penetapan Jenis Hazard dan Efek Kesehatan yang Dipantau


1) Hazard teridentifikasi
2) Lakukan penilaian risiko
3) Tetapkan hazard apa yang akan dipantau berdasarkan tingkat
risikonya
4) Antisipasi efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh hazard
terkait,
5) Hasilnya akan menjadi dasar penetapan jenis pemeriksaan
kesehatan.

Tabel 2.1 Cara Penyajian Data Mengenai Jenis Hazard


yang Dipantau

Hazard Hazard yang Antisipasi Efek


Aktivitas
Teridentifikasi Dipantau Kesehatan
Racun flora fauna Racun flora Iritasi kulit
Debu dari kerak
Debu Pneumokoniosis
Survei dan bumi
Pembukaan
Vibrasi kendaraan Vibrasi Gangguan syaraf tepi
Hutan
Bising kendaraan Bising Penurunan pendengaran
Ergonomik Postur Janggal CTD
Debu Pneumokoniosis

Pengupasan Vibrasi Gangguan syaraf tepi


Kerak Bumi Bising Penurunan pendengaran
Postur janggal CTD

e. Penetapan Jenis Pemeriksaan Kesehatan yang Hazard Based

12
Tabel 2.2Contoh Jenis Pemeriksaan Kesehatan
Berdasarkan Hazard Spesifik

Hazard Jenis pemeriksaan


Bising Audiometri, kuesioner
Spirometri. Foto toraks dan
Debu
kuesioner
Ultra Violet Mata dan kulit
HBsAg, HBcAg, SGOT dan
Virus Hepatitis B
SGPT
Nerologic, iritasi mata dan saluran
pernafasan, fungsi ginjal dan hati,
Pelarut Organik
spirometri, dan pemantauan
biologic

f. Komunikasi untuk Mendapatkan Dukungan dan Komitmen


Sebelum penyusunan proposal program, hendaknya dilakukan
komunikasi berjenjang yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan khusunya pemimpin tertinggi dan pekerja.Hal ini
dilakukandemi mendapatkan dukungan, komitmen dan kesepakatan.

g. Pembentukan Tim Surveilans


Profesi utama yang bertanggungjawab ialahdokter, perawat
kesehatan kerja, hygiene industrydan ergonomis. Tidak hanya itu,
surveilans kesehatan kerjajuga membutuhkan keterlibatan manajer
SDM untuk menentukan penempatan SDM, supervisor untuk
mengawas hazard, pekerja, serta memastikan pekerja terlibat aktif
dalam surveilans kesehatan kerja(Dirani, 2017).

h. Hasil Pemeriksaan Kesehatan dan Informed Consent

2.7 TAHAP PELAKSANAAANSURVEILANS KESEHATAN KERJA

Dalam pelaksanaannya, surveilans kesehatan kerja memiliki 4 tahap yang


berkesinambungan(Muda, 2020), yaitu:

a. Tahap Pengumpulan Data

13
Data yang dikumpulkan dapat berupa :
1) Data Primer
2) Data Sekunder
3) Data Faktor Risiko
4) Data Gangguan Kesehatan
5) Data Pemantauan Biologik

b. Tahap Pengolahan Data


Setelah data dikumpulkan, maka data diolah agar dapat dianalisis
lebih lanjut.

c. Tahap Analisis Data dan Surveilans Penyakit Akibat Kerja


Pada tahap ini, dilakukan analisis trend dan interaksi antara
pajanan, hasil pemantauan biologic (biomonitoring) dan efek
kesehatan yang ditimbulkan, baik pada perorangan maupun kelompok
pekerja.

1) Dengan melakukan analisis surveilans hazard kesehatan kerja


yang dibandingkan dengan nilai ambang batas, maka akan
didapatkan distribusi frekuensi kadar hazard berdasarkan
beberapa faktor risiko yang diduga berpengaruh, seperti area
kerja, alat atau mesin tertentu.
2) Dengan melakukan surveilans efek kesehatan atau penyakit
akibat kerja, maka akan didapatkan ‘apa’, ‘siapa’, ‘dimana’,
dan ‘bagaimana’ gangguan kesehatan terjadi.Dengan kata
lain,data distribusi frekuensi penyakit akan didapatkan
berdasarkan pekerja, demografi, waktu dan tempat kerja, masa
kerja dan jabatan atau pekerjaan tertentu.

d. Tahap Pelaporan dan Pemanfaatan Hasil Surveilans untuk Perbaikan


Setelah data dianalisis, maka dilakukan pelaporankepada
pemangku kepentingan (baik internal maupun eksternal) serta
pengajuan rekomendasi untuk program pencegahan penyakit dan
program promosi kesehatan.Hasil analisis dikomunikasikan dan
didesiminasikan dalam bentuk agregat, dengan memperhatikan kode

14
etik dan menjungjung tinggi asas privasi serta kerahasiaan. Pelaporan
dan rekomendasi sebaiknya disampaikan dalam forum yang
melibatkan semua manajemen. Hal ini bertujuanuntuk memperluas
pencapaian dan mendapat umpan balik dari semua pihak. Umpan
balikdapat dijadikansebagai masukkan dan bahan pertimbangan demi
surveilans yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

2.8 KENDALA ATAU PERMASALAHANSURVEILANS KESEHATAN


KERJA

a. Pelaporan dan pencatatan rekam medis kurang lengkap.


b. Data tidak dianalisis dan feed back ke sumber data sangat jarang.
c. Dokter dan pekerja kurang memikirkan kaitan antara penyakit dengan
lingkungan kerja ataurisiko kerja.
d. Kurangnya perhatian dari pimpinan atau kurangnya dukungan dari
pengusaha.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Surveilans kesehatan kerja ialah usaha mengumpulkan data secara


sistematis dan berkelanjutan, melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh, serta melakukan interpretasi dengan tujuan untuk perbaikan dari
segi kesehatan dan keselamatan kerja.Tujuan utama surveilans kesehatan
kerja ialah untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja.Informasi dan
data surveilans kesehatan kerja dapat digunakan sebagai data pembanding
(baseline data) terhadap data yang diperoleh di masa yang akan datang;
Peningkatan kewaspadaan terhadap terjadinya PAKatau KAK; Perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan kerja,serta untuk
mengukur efektifitasnya; serta Perencanaan program promosi kesehatan.

Tahap pelaksanaan surveilans kesehatan kerja diantaranya: Tahap


pengumpulan data; Tahap pengolahan data; Tahap analisis data dan
surveilans penyakit akibat kerja; serta Tahap pelaporan dan pemanfaatan hasil
surveilans untuk perbaikan.Beberapa kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan surveilans kesehatan kerja ialah: Pelaporan dan pencatatan
rekam medis kurang lengkap; Data tidak dianalisis dan feed back ke sumber
data sangat jarang; Dokter dan pekerja kurang memikirkan kaitan antara
penyakit dengan lingkungan kerja atau risiko kerja; Kurangnya perhatian dari
pimpinan atau kurangnya dukungan dari pengusaha, dll.

3.2 SARAN

Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, pekerja disektor kesehatan,


dirumah sakit maupun di perkantoran berisiko terpajan bahaya ditempat
kerjanya. Resiko ini bervariasi, tergantung jenis pekerjaannya. Untuk itu,
dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit
yang timbul akibat hubungan kerjaserta meningkatkan produktivitas dan

16
efisiensi, maka perlu adanya pengembangan dan peningkatan K3 disektor
kesehatan dan sektor-sektor lainnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dirani, H. (2017) Surveilans K3. Available at:


https://www.scribd.com/document/366775118/Surveilans-K3 (Accessed: 2
January 2022).

Fithri, N. K. (2017) Surveilans Kesehatan Kerja. Jakarta. Available at:


http://kmk361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/6486/201
7/08/PPT-UEU-Surveilens-Kesehatan-kerja-Pertemuan-2.ppt.

Kemenkes RI (2018) ‘Infodatin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)’,


Pusdatin Kemenkes, pp. 1–7.

Kesmas (2013) Pengertian Surveilans Kesmas, The Indonesian Public Health.


Available at: http://www.indonesian-publichealth.com/teori-surveilans-
kesmas/ (Accessed: 1 January 2022).

Kurniawidjaja, L. M. (2007) ‘Filosofi dan Konsep Dasar Kesehatan Kerja Serta


Perkembangannya dalam Praktik’, Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional, 1(6), pp. 243–251. Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/39593-ID-filosofi-dan-konsep-
dasar-kesehatan-kerja-serta-perkembangannya-dalam-praktik.pdf
(Accessed: 3 January 2022).

Muda, C. A. K. (2020) Modul Surveilans Kesehatan Kerja. Jakarta. Available at:


http://esaunggul.ac.id (Accessed: 1 January 2022).

Rasmaliah (no date) ‘Surveilans Kesehatan Kerja’, academia.edu. Available at:


https://www.academia.edu/42957356/X_SURVEILANS_KES_KERJA
(Accessed: 2 January 2022).

Taylor, G., Easter, K. and Hegney, R. (2004) Enhancing Occupational Safety and
Health. 1st edn. Elsevier Butterworth-Heinemann.

18
SOAL LATIHAN

1. ‘Usaha untuk mengumpulkan data secara sistematis dan berkelanjutan,


melakukan analisis atas data tersebut, serta melakukan interpretasi dengan
tujuan untuk perbaikan dari segi kesehatan dan keselamatan kerja’ merupakan
pengertian dari …
a. Surveilans
b. Surveilans Epidemiologi
c. SurveilansKesehatan Masyarakat
d. SurveilansKesehatan Kerja

2. ‘Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja’ merupakan … surveilans K3.


a. Misi
b. Tujuan Khusus
c. Tujuan Utama
d. Manfaat

3. Yang termasuk ruang lingkup surveilans K3 ialah …


a. Surveilans Hazard Kesehatan dan Keselamatan
b. Surveilans Sentinel
c. Surveilans Epidemiologi HIV/AIDS
d. Surveilans Kanker

4. Surveilans Efek Kesehatan Kerja bertujuan sebagai …


a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
d. Pencegahan Lanjutan

5. ‘Program kesehatan kerja menjadi lebih fokus, terarah, terukur dan dapat
dievaluasi secara kuantitatif’ merupakan salah satu … surveilans kesehatan
kerja.
a. Visi
b. Misi
c. Tujuan
d. Manfaat

19
6. Berikut merupakan kegunaan informasi dan data surveilans kesehatan kerja,
kecuali …
a. Untuk merencanakan program investigasi wabah
b. Sebagai data pembanding (baseline data) terhadap data yang diperoleh
di masa yang akan datang.
c. Dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya PAK (Penyakit
Akibat Kerja), PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja) atau KAK
(Kecelakaan Akibat Kerja).
d. Untuk merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi
program kesehatan kerja,serta untuk mengukur efektifitasnya.

7. Yang merupakan langkah awal sebelum melakukan surveilans kesehatan kerja


ialah …
a. Merencanakan program
b. Melakukan penilaian risiko kesehatan (HRA)
c. Menetapkan populasi berisiko
d. Membentuk tim surveilans

8. Profesi utama yang bertanggungjawab dalam melakukan surveilans kesehatan


kerja ialah kecuali …
a. Dokter kesehatan kerja
b. Perawat Kesehatan Kerja
c. Bidan
d. Hygiene Industry

9. Dalam pelaksanaannya, surveilans kesehatan kerja memiliki 4 tahap yang


berkesinambungan, kecuali…
a. Tahap pengumpulan data
b. Tahap pengolahan data
c. Tahap analisis data dan surveilans penyakit akibat kerja
d. Tahap evaluasi data

10. Berikut merupakan kendala atau permasalahan dalam surveilans kesehatan


kerja, kecuali …
a. Pelaporan dan pencatatan rekam medisnya sangat lengkap

20
b. Data tidak dianalisis dan feed back ke sumber data sangat jarang
c. Dokter dan pekerja kurang memikirkan kaitan antara penyakit dengan
lingkungan kerja atau risiko kerja
d. Kurangnya perhatian dari pimpinan

21

Anda mungkin juga menyukai