Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEM INFORMASI TEKNOLOGI KESEHATAN

“INDIKATOR KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA”

Disusun Oleh :

Azka Mutia Azzahra

1811211053

Dosen Pengampu :
Shelvy Haria Roza, SKM, M.Kes.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayahNya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Indikator Kesehatan Reproduksi Remaja” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Teknologi Informasi Kesehatan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Indikator Kesehatan Reproduksi Remaja
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shelvy Haria Roza, SKM, M.Kes. selaku
dosen pengajar mata kuliah Sistem Teknologi Informasi Kesehatan. Terlepas dari segala hal
tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu, penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah tentang Indikator Kesehatan Reproduksi Remaja ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Padang, 10 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4

1.3 Tujuan.................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5

2.1 Definisi Indikator Kesehatan..............................................................................................5

2.2 Tujuan dan Manfaat Indikator Kesehatan..........................................................................6

2.3 Indikator Kesehatan Reproduksi........................................................................................7

2.4 Kerangka Pikir Monev.......................................................................................................8

2.4.1 Indikator Input Kesehatan Reproduksi..........................................................................8

2.4.2 Proses Indikator Kesehatan Reproduksi........................................................................9

2.4.3 Indikator Output Kesehatan Reproduksi.....................................................................11

2.4.4 Indikator Outcome Kesehatan Reproduksi.................................................................13

BAB III PENUTUP....................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................15

3.2 Saran.................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
menyebutkan bahwa Indikator Kesehatan merupakan sebuah istilah, nilai, dan/atau
tingkatan sebagai variabel yang membantu untuk menganalisis atau mengukur status
kesehatan atau perubahan baik langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan
kesehatan.

Indikator kesehatan wanita di Indonesia diantaranya adalah indikator kesehatan ibu,


kesehatan reproduksi remaja, keluarga berencana, penghasilan dan pendidikan
(Widyastuti, 2010). Berdasarkan hal tersebut kesehatan reproduksi remaja adalah salah
satu hal yang harus di perhatikan karena dengan meningkatnya kesehatan reproduksi
remaja berarti meningkatkan derajat kesehatan Indonesia, khususnya wanita. Menurut
WHO (World Health Organization), kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
(Suryati, 2011). Sedangkan Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), remaja
(adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2014 tentang Kesehatan


Reproduksi , Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja memiliki dua tujuan, yaitu untuk
Pemencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko dan perilaku berisiko
lainnya yang dapat berpengaruh terhadap Kesehatan Reproduksi dan mempersiapkan
remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja diberikan dengan menggunakan penerapan
pelayanan kesehatan peduli remaja.
Mengingat permasalahan kesehatan reproduksi sering kali berakar dari kurangnya
informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi.
Untuk itu, dijelaskan dalam pasal 12 PP nomor 61 tahun 2014 tentang kesehatan
reproduksi bahwa pelayanan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui pemberian
komunikasi, informasi, dan edukasi; konseling; dan/atau pelayanan klinis medis.
Data sensus penduduk tahun 2020 Jumlah remaja (usia 10 – 24 tahun) sebesar 67 juta
jiwa atau sebesar 24, % dari total penduduk Indonesia, maka Remaja menjadi Fokus
Perhatian penting dalam pembangunan Nasional. Kesehatan reproduksi wanita

3
terutama remaja merupakan bidang kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dari pemerintah karena masih banyak masalah-masalah kesehatan reproduksi yang
terjadi di masyarakat. Aspek kesehatan seksual diakui secara luas menjadi salah satu
kontributor penting dari keberhasilan negara dalam mencapai tujuan pembangunan bangsa.
Kesehatan seksual dapat secara signifikan memengaruhi kesehatan populasi/masyarakat, bukan
hanya pada populasi/generasi sekarang, melainkan juga generasi selanjutnya. Menurut
teori Developmental Origin of Health and Diseases (DOHaD), kesehatan wanita terutama
pada masa remaja dan kehamilan akan menentukan status kesehatan ibu dan anak pada masa
yang akan datang (Ko et al., 2017). Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia cukup jelas
dalam mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai bagian yang kompleks yang
membutuhkan pendekatan sensitif dan strategis dari masyarakat dan pemerintah (Ivanova et
al.,2018). Maka penulis berkesempatan menyusun setiap kajian literatur terkait indikator
kesehatan kesehatan reproduksi pada remaja untuk mengukur dan mengetahui kondisi
dari permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja di Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana indikator kesehatan secara umum?
1.2.2 Apa tujuan dan manfaat dari indikator kesehatan?
1.2.3 Bagaimana indikator kesehatan reproduksi?
1.2.4 Bagaimana indikator input kesehatan reproduksi remaja (kebijakan,
sosial ekonomi dan kependudukan)?
1.2.5 Bagaimana proses indikator kesehatan reproduksi remaja?
1.2.6 Bagaimana output indikator kesehatan reproduksi remaja?
1.2.7 Bagaimana outcome indikator kesehatan reproduksi remaja?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui indikator kesehatan secara umum
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari indikator kesehatan
1.3.3 Untuk mengetahui indikator kesehatan reproduksi
1.3.4 Untuk mengetahui indikator input kesehatan reproduksi remaja
(kebijakan, sosial ekonomi dan kependudukan)
1.3.5 Untuk mengetahui proses indikator kesehatan reproduksi remaja
1.3.6 Untuk mengetahui output indikator kesehatan reproduksi remaja
1.3.7 Untuk mengetahui outcome indikator kesehatan reproduksi remaja

4
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Definisi Indikator Kesehatan

Indikator didefinisikan sebagi variabel yang dapat digunakan untuk membantu


mengukur perubahan atau dengan kata lain, suatu variabel yang digunakan sebagai patokan
untuk mengetahui adanya perubahan (Wijono D, 2006). Secara ilmiah dikatakan bahwa
indikator harus valid, objektif, sensitif dan spesifik (WijonD, 2006). Indikator yang valid
secara nyata mengukur sesuatu yang seharusnya diukur, artinya indikator yang digunakan
benar – benar dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek yang akan dinilai.
Menurut WHO (2002), Indikator adalah variabel yang membantu untuk mengukur
suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung. Dari beberapa definisi tersebut
dapat dijelaskan bahwa indikator merupakan variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
perubahan – perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Indikator Kesehatan adalah istilah, nilai, dan/atau tingkatan sebagai variabel yang
membantu untuk menganalisis atau mengukur status kesehatan atau perubahan baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembangunan kesehatan.(PP Nomor 46 Tahun 2014 Tentang
Sistem Informasi Kesehatan). Indikator kesehatan merupakan variabel yang digunakan
sebagai patokan untuk mengetahui kondisi dan perubahan di bidang kesehatan. Secara umum,
indikator kesehatan meupakan langkah – langkah ringkasan yang menangkap informasi yang
relevan tentang atribut kesehatan yang berbeda dimensi, dan kerja sistem kesehatan (WHO,
2002:26).

5
2.2 Tujuan dan Manfaat Indikator Kesehatan

Perumusan Indikator Kesehatan dilakukan dengan berbasis bukti (evidence based),


adanya indikator kesehatan tentunya memilik tujan dan manfaatnya, adapun Tujuan dan
Manfaat indikator kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran adanya kemajuan
2. Sebagai pertanda dalam mencapai tujuan dan sasaran
3. Dapat menjadi tolok ukur pembanding antar daerah
4. Dapat memberikan gambaran tentang perbedaan gambaran kesehatan suatu daerah
5. Memotivasi orang untuk bertindak
6. Membantu menetapkan prioritas kegiatan
7. Membantu dalam proses pengambilan keputusan
8. Untuk memantau /monitoring program pada berbagai tindakan
9. Untuk mengukur pencapaian targer/sasaran
10. Untuk melihat perubahan kecenderungan /tren pada status kesehatan
11. Menguji asumsi mengenai strategi dan sasaran yang harus dicapai
12. Untuk memantau kemajuan pembangunan
Dalam perumusan indikator pembangunan kesehatan nasional ada persyaratan yang harus
dipenuhi :
1. Melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan
2. Mendukung prioritas pembangunan nasional dan sesuai dengan rencana pembangunan
dan prioritas Presiden dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional
dan/atau rencana kerja pemerintah
3. Mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan berkelanjutan
4. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan; dan/atau
5. Memenuhi kebutuhan program kesehatan lainnya
Selain itu indikator kesehatan juga memilki kriteria dalam perumusannya, kriteria
indikator kesehatan yang dimaksud adalah :

6
1. Validitas (kemampuan untuk menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari suatu objek
yang ditangani)
2. Reliabilitas (konsistensi hasil pengamatan)
3. Akurasi (kecermatan cara pengamatan dan pengukuran)
4. Relevansi (keterkaitan indikator dengan permasalahan kesehatan)
5. Kepraktisan (sederhana dan sumber daya yang memadai)

2.3 Indikator Kesehatan Reproduksi

Indikator kesehatan reproduksi adalah ukuran yang menggambarkan atau menunjukan


status kesehatan reproduksi dalam populasi tertentu. Menurut Mariyari, 2009 terdapat lima
indikator status kesehatan wanita ada lima yaitu :

1. Indikator Pendidikan
Pendidikan berpengaruh kepada sikap wanita terhadap kesehatan, rendahnya
Pendidikan membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan, mereka tidak
mengenal bahaya atau ancaman kesehatan yang mungkin terjadi terhadap diri mereka.
2. Indikator Penghasilan
Penghasilan berkaitan dengan status ekonomi, di mana sering kali statys
ekonomi menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan pada wanita. Misalnya
banyak kejadian anemian defisiensi Fe pada wanita usia subur yang sering kali
disebabkan kurangnya asupan makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada ibu
hamil akan lebih memberikan dampak yang bisa mengancam dampak yang bisa
mengancam keselamatan ibu.
3. Indikator Usia Harapan Hidup
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi
bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki
masa menopause saat ini semakin meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah
itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia
harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Adapun factor
yang mempengaruhi harapan hidup adalah takdir, pola makan, penyakit bawaan dari
lahir. Lingkungan tempat tinggal, serta stress atau tekanan.
4. Indikator Angka Kematian Ibu
Salah satu indikator yang menunjukkan kesejahteraan masyarakat di suatu
negara adalah angka kematian ibu hamil atau AKI. Semakin tinggi AKI maka
7
semakin rendah kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya semakin rendah AKI maka
kesejahteraan masyarakat suatu negara meningkat.
Berdasarkan data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, sekitar
76% kematian ibu terjadi di fase persalinan dan pasca persalinan dengan proporsi
24% terjadi saat hamil, 36% saat persalinan dan 40% pasca persalinan. Yang mana
lebih dari 62% Kematian Ibu dan Bayi terjadi di rumah sakit. Artinya akses
masyarakat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sudah cukup baik.

Tingginya kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi
mulai dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang
energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-
lain.
5. Indikator Tingkat Kesuburan
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana
terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut
melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Siklus mestruasi
dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesterone yang menyebabkan perubahan
fisiologis pada tubuh perempuan.

2.4 Kerangka Pikir Monev


2.4.1 Indikator Input Kesehatan Reproduksi

A. Kebijakan

1. Pemerintah, masyarakat termasuk remaja wajib menciptakan lingkungan yang


kondusif agar remaja dapat berprilaku hidup sehat untuk menjamin kesehatan
reproduksinya.
2. Setiap remaja mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan
kesehatan reproduksi remaja yang berkualitas termasuk pelayanan informasi
dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
3. Upaya kesehatan reproduksi remaja harus memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan remaja dengan
disertai upaya pendidikan kesehatan reproduksi yang seimbang.

8
4. Upaya pendidikan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan melalui jalur
pendidikan formal maupun nonformal, dengan memberdayakan para tenaga pendidik
dan pengelola pendidikan pada sistem pendidikan yang ada.
5. Upaya kesehatan remaja harus dilaksanakan secara terkoordinasi dan
berkesinambungan melalui prinsip kemitraan dengan pihak-pihak terkait serta harus
mampu membangkitkan dan mendorong keterlibatan dan kemandirian remaja.
B. Sosial Ekonomi
1. Kemiskinan
2. Tingkat pendidikan yang rendah
3. Pengetahuan tentang perkembangan seksual dan reproduksi
4. Tempat tinggal didaerah terpencil

C. Kependudukan

1. Pertumbuhan penduduk, perubahan struktur demografi, termasuk usia lanjut,


dan perbedaan tingkat perubahan suatu wilayah
2. Kebijakan dan program kependudukan
3. Keterkaitan antara penduduk dan lingkungan
4. Perubahan distribusi penduduk, determinan sosial
5. Program KB
6. Factor-faktor struktur umur dan jenis kelamin
7. Angka kematian & kelahiran; angka fertilitas; angka pertumbuhan alami

2.4.2 Proses Indikator Kesehatan Reproduksi

Menyusun Indikator Kinerja Salah satu elemen penting dalam melakukan monitoring
dan evaluasi adalah menyusun indikator kinerja. Indikator kinerja merupakan uraian
ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan. Indikator
kuantitatif digunakan untuk mengukur sesuatu yang sifatnya terukur (measurable) dan
obyektif. Indikator kuantitatif biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai absolut(jumlah),
prosentase, rasio dan tingkatan. Sementara indikator kualitatif lebih bersifat subyektif karena
biasanya menyangkut sikap, perilaku, penilaian dan perasaan seorang individu akan sesuatu
hal. Untuk mendapatkan data indikator kualitatif dilakukan melalui interview terstruktur
terhadap masyarakat. Indikator kinerja juga merupakan petunjuk (guideline) dalam rangka

9
pencapaian tujuan atau sasaran, visi dan misi organisasi. Indikator kinerja dapat diterapkan
untuk

a. Indikator Input/masukan
Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan
keluaran yang ditentukan, misalnya dari: sumber dana (APBN/APBD, swasta,
masyarakat), dukungan pemikiran (tenaga ahli, pendapat masyarakat), dukungan
kebijakan (kebijakan pusat, kebijakan daerah). Ukuran masukan ini berguna dalam
rangka memonitor jumlah sumber daya yang digunakan untuk mengembangkan,
memelihara dan mendistribusikan produk, kegiatan dan atau pelayanan.

b. Indikator Output/keluaran
Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik
maupun nonfisik, misalnya: rencana, kebijakan, program, tersosialisasi. Indikator
keluaran dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila
target kinerjanya (tolok ukur) dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang
terdefinisi dengan baik dan terukur. Karenanya, indikator keluaran harus sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi yang bersangkutan. Indikator keluaran
(ouput) digunakan untuk memonitor seberapa banyak yang dapat dihasilkan atau
disediakan.

c. Indikator Outcome
Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin
menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator tersebut dapat diketahui
apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan besar bagi masyarakat

d. Indikator Outcome
Indikator manfaat menunjukkan hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran
dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal. Manfaat sebuah program baru
tampak setelah beberapa waktu kemudian khususnya dalam jangka menengah dan
panjang

e. Indikator Dampak
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh
dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak baru dapat
diketahui dalam jangka menengah dan panjang

10
Indikator proses dari monev mengacu pada pelaksanaan dan implementasi
manajemenkesehatan,yaitu.Indikator input atau indikator masukan seperti tersedianya sumber
daya tenaga kesehatan, tersedianya anggaran kesehatan, perlengkapan,obatobatan yang diperl
ukan, dan tersedianya metode pengobatan,pemberantasan penyakit, standart opening procedu
re klinis dansebagainya.Indikator proses dipandang dari sudut manajemen yang diperlukanad
alah pelaksanaan dari pada fungsifungsi manajemen sepertiperencanaan, pengorganisasian,
penggerakan perantauan, pengendaliandan penilaian. Secara khusus dalam proses pelayanan
kesehatan berkaitandengan upaya peningkatan mutu asuhan kesehatan quality assurance yaitu
menjaga mutu, kepatuhan terhadap standar operasional pelayanan medis(SOP).
Indikator output (hasil program) merupakan ukuran ukuran khususbagi outup
program seperti jumlah puskesmas yang berhasil dibangun, jumlah kader gizi yang terlatih,
jumlah anak yang diimuniasasi, jumlahMCK yang dibangun, panjang pipa air yang berhasi
dipasang sansebagai nya. Jumlah orang yang diobati atau kunjungan yang mendapatpelayanan
kesehatan.Indikator outcomes (dampak jangka pendek) adalah ukuran-ukuran dari berbagai
dampak program seperti meningkatnya derajak kesehatananak balita, me nurunnya angka
kesakitan.Indikator impact (dampak jangka panjang) seperti angka kematian bayi, angka
kematian ibu, meningkatnya status gizi anak dan sebagainya.Istilahistilah tersebu t sering kali
tidak dibedakan antara dampak jangkapendek dan dampak jangka panjang.

2.4.3 Indikator Output Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-
mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta
sosial kultural. Program untuk membantu remaja agar memiliki status kesehatan reproduksi
yang baik, melalui :

a. Pemberian Informasi
b. Pelayanan Konseling
c. Pendidikan Keterampilan Hidup

Kebijakan
a. Yang seharusnya dilakukan

11
1. Pemenuhan Hak
Remaja diberi akses maksimal dalam hal :
a) Informasi kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi (seksualitas,
HIV/AIDS dan NAPZA)
b) Pelayanan: Layanan kesehatan terpadu, yang ramah remaja (youth
friendly) dan Pendidikan keterampilan hidup (life skill education)
2. Dukungan stakeholder
a) Pengakuan adanya masalah KRR
b) Pendidikan publik melalui kerjasama antara pemerintah dengan media
massa
c) KRR masuk dalam Program Pembangunan Nasional dan Daerah
d) Koordinasi lintas sektor untuk kebijakan (KPA/KPAD, BNN/BNP,
DIKNAS, DEPKES, DEPAG, DEPSOS, BKKBN, LSM)
e) Pelayanan KRR yang terintegrasi: hubungan personal, nilai moral,
tanggung jawab dan kesetaraan gender

b. Yang sudah dilakukan

Program
1. Program berbasis sekolah
2. Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)
3. Pemberdayaan Masyarakat
4. Informasi KRR melalui media massa

12
Strategi
1. Remaja dilibatkan dalam program mulai perencanaan sampai evaluasi
2. Program dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah
3. Tokoh masyarakat, tokoh agama dan orangtua dilibatkan dalam
pengembangan program
4. Pengembangan program melalui pendekatan lintas sektoral
5. Program disesuaikan dengan karakteristik kelompok sasaran (usia, jenis
kelamin, wilayah, dll)
Indikator Ouput Kesehatan Reproduksi remaja

1. Peningkatan jumlah remaja yang memperoleh informasi tentang kesehatan


reproduksi
2. Peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku remaja terhadap kesehatan
reproduksi remaja
3. Persentase/jumlah remaja yang terjangkau Porgram KRR (Kesehatan
Reproduksi Remaja)
4. Jumlah kunjungan remaja ke pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan reproduksi sesuai standar
5. Jumlah atau persentase tenaga kesehatan dan relawan terlatih dalam
memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada remaja
6. Kualitas isi penyuluhan dan konseling terkait kesehatan reproduksi remaja

2.4.4 Indikator Outcome Kesehatan Reproduksi

Indikator kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi dimana menyangkut


sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja Indikator kerangka pikir
monitoring dan evaluasi dalam outcome untuk kesehatan reproduksi remaja dimana perlunya
monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai
kesadaran tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan ketika suatu proses masih
berlangsung. Evaluasi adalah dimana suatu proses untuk menyediakan informasi tentang
sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai. Dalam hal ini kesehatan reproduksi remaja
harus menjadi perhatian khusus di semua kalangan Indikator kesehatan remaja meliputi:
berjalan baiknya fungsi, sistem dan proses alat reproduksi remaja, kemudian sehat yang
dimaksudkan tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit atau dari cacat saja, tetapi juga
sehat baik fisik, mental maupun sosial. Dalam melakukan suatu proses maka diperlukannya

13
monev. Indikator kerangka berpikir monev ( outcome). Outcome pada indikator kesehatan
reproduksi adalah dampak atau manfaat serta harapan perubahan dari suatu kegiatan atau
pelayanan dari suatu program. Yang mana antara output dan outcome nya harus sesuai dan
sejalan. Indikator outcome kesehatan reproduksi remaja:

1. Menambah pengetahuan dan Wawasan remaja mengenai kesehatan reproduksi nya


2. Merubah perilaku dan sikap remaja atau behavior yang tidak baik /tidak sehat menjadi
perilaku/sikap/behavior yang lebih baik dan sehat
3. Memberikan lebih banyak implementasi terkait teori teori kesehatan reproduksi
remaja melalui program yang digencarkan oleh lembaga yang sejalan seperti BKKBN
dll atau program KRR (kesehatan reproduksi remaja)
4. Mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang baik untuk remaja sehingga dapat
memantau kesehatan reproduksi remaja tersebut
5. Lebih banyak relawan atau pihak yang ikut andil dalam menyukseskan program
kesehatan reproduksi remaja ini sehingga indikator kesehatan remaja dapat mudah
untuk tergapai dan mewujudkan kesehatan reproduksi remaja ke semua remaja
6. Terwujudnya wadah untuk remaja dalam mendapatkan bimbingan berupa konseling
untuk pemantauan dan juga memberikan berbagai informasi untuk meningkatkan
indikator kesehatan reproduksi remaja

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indikator Kesehatan menurut Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2014 Tentang
Sitem Informasi Kesehatan adalah istilah, nilai, dan/atau tingkatan sebagai variabel yang
membantu untuk menganalisis atau mengukur status kesehatan atau perubahan baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan kesehatan
Indikator kesehatan reproduksi adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukan status kesehatan reproduksi dalam populasi tertentu. Menurut Mariyari,
2009 terdapat lima indikator status kesehatan wanita ada lima yaitu : indikator
pendidikan, indikator penghasilan, indikator usia harapan hidup, indikator angka
kematian ibu, dan indikator tingkat kesuburan.
Indikator input dari monitoring dan evaluasi kesehatan reproduksi yang terdiri dari
kebijakan, sosial ekonomi, daan kependudukan. Kemudian, indikator proses dari
monitoring dan evaluasi mengacu pada pelaksanaan dan implementasi manajemen
kesehatan, yaitu indikator input atau indikator masukan seperti tersedianya sumber daya
tenaga kesehatan, tersedianya anggaran kesehatan, dll. Indicator output (hasil program)
merupakan ukuran-ukuran khusus bagi output program seperti peningkatan jumlah
remaja yang memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi, peningkatan
pengetahuan sikap dan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi remaja dan
sebagainya.Selanjutnya, outcome pada indikator kesehatan reproduksi adalah dampak
atau manfaat serta harapan perubahan dari suatu kegiatan atau pelayanan dari suatu
program yang mana antara output dan outcome nya harus sesuai dan sejalan,

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun dan besar harapan penulis agar
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita bersama. Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar nantinya dapat diperbaiki sehingga makalah ini dapat dimanfaatkan
dengan baik nantinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Soreang, Lilis wahyuni. 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan penolong persalinan
di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatudo Kecamatan Bongomeme kabupaten
Gorontalo Tahun 2011. Skripsi. Diakses melalui link
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/841408013/faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan-pemilihan-penolong-persalinan-di-wilayah-kerja-puskesmas-molopatodu-
kecamatan-bongomeme-kabupaten-gorontalo-tahun-2011.html
Muktiali, Mohammad. 2009. PENYUSUNAN INSTRUMEN MONITORING DAN
EVALUASI MANFAAT PROGRAM PEMBANGUNAN DI KOTA SEMARANG.
Jurnal Riptek. Vol.3, No.2, Hal.: 11 - 20.

Aminah. 2018. Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku


Seksual Pranikah Pada Remaja Di SMK PGRI Rangkasbitung. Jurnal Obstretika
Scientia Vol. 6 No. 1

Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Diakses melalui
link https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5502/pp-no-61-tahun-2014

Indrawati, Ferika., dkk. 2022 Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Mencapai Kualitas
Hidup Yang Optimal. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks . Vol. 8 No. 1

Utami IW. Identifikasi Indikator Kesehatan di Indonesia Berdasarkan Analisis Faktor. 2018;
Indonesia R. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sitem Iformasi
Kesehatan. Pap Knowl Towar a Media Hist Doc. 2013;12–26.
Kemenkes RI. (2022). PMK Nomor 18 Tahun 2022 Tentang Penyelenggaraan Satu

Data Bidang Kesehatan Melalui Sistem Informasi Kesehatan. Kemenkes RI : Jakarta


Republik Indonesia. (2014). Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Tentang
Sistem Informasi Kesehatan. Sekretariat RI : Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai