Anda di halaman 1dari 21

KESEHATAN MENTAL TERHADAP PERGAULAN BEBAS DAN KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA

Dosen Pengampu : dr. Andi Nurzakiah Amin S.Km, M.Kes

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

Kelompok 2 Bulukumba

Irmayanti 210304502029

Nur Indah Sari As 210304502056

Putri Utami 210304502055

Andi Mutiara Destianti 210304502077

Widya Ayu Lestari 210304502047

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
telah dapat menyelesaikan tugas kelompok berupa penyuluhan dengan tema “ Kesehatan
Mental (Pergaulan Bebas) Dan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja”

Tugas laporan penyuluhan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
promosi kesehatan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana menjaga kesehatan mental, menghindari pergaulan bebas dan menjaga kesehatan
reproduksi pada remaja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Andi Nurzakiah Amin
S.Km, M.Kes selaku Dosen Promosi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
laporan penyuluhan ini.

Kemudian, kami menyadari bahwa tugas laporan penyuluhan yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Makassar, 18 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan................................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan..............................................................................................2

BAB II LAPORAN KEGIATAN...............................................................................3

A. Latar Belakang Kegiatan...................................................................................3


B. Gambaran Lokasi .............................................................................................4
C. Foto-Foto Kegiatan...........................................................................................6
D. Materi Kegiatan.................................................................................................8
E. Manfaat Dari Kegiatan Yang Dilakukan...........................................................16
F. Kendala Yang Didapatkan Dilokasi Kegiatan..................................................16
G. Kesan Dari Kegiatan Yang Dilakukan..............................................................16

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................17

A. KESIMPULAN.................................................................................................17
B. SARAN.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan seorang manusia tidak hanya meliputi kesehatan fisik. Mengacu
pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan
ekonomis, Menurut World Health Organization definisi sehat adalah kondisi fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan. Komponen-komponen tersebut jika selaras
membuat seseorang bisa dikatakan sehat. Namun, apabila salah satu dari komponen
tersebut mengalami kerusakan maka bisa dikatakan sakit. Bukan hanya sakit dalam
bentuk fisik, mental pun dapat sakit atau terganggu. Kesehatan mental atau kesehatan
jiwa merupakan perasaan bahagia, semangat dalam menjalani hidup serta dapat
melakukan hal-hal positif untuk diri sendiri maupun orang lain.
Usia remaja merupakan usia paling rentan terhadap pengaruh yang berasal dari
dalam dan dari luar yang dijalani oleh remaja itu sendiri. Remaja memiliki pandangan
tersendiri yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat, karena pada masa dan umur
tersebut, para remaja lebih senang untuk mencari dan mencoba hal-hal yang baru.
Sehingga penerapan kesehatan mental di semua lingkup hidupnya (di rumah, sekolah,
tempat kerja, dan lingkungan lainnya), sangat menentukan mental yang sehat serta
dapat mencegah dari gangguan mental. Seorang remaja yang memiliki perilaku-
perilaku yang dapat mengacaukan kesehatan mental seperti merasa tertekan oleh
sesuatu, stress, merasa tidak bahagia dan mudah marah, sedih, serta tersinggung
bukan tidak mungkin akan muncul berbagai perilaku menyimpang, salah satu perilaku
menyimpang yaitu pergaulan bebas. Oleh karena itu sangat penting untuk dapat
membawa para remaja ke hal-hal yang positif terutama berkaitan dengan kesehatan
mentalnya.
Di usia remaja juga sangat diperlukan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi. Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah
kesehatan reproduksi seperti kehamilan usia dini, aborsi yang tidak aman, infeksi
menular seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), pelecehan
seksual dan perkosaan. Dengan adanya pendidikan, diharapkan masalah-masalah
tersebut dapat dicegah. Salah satu pendidikan kesehatan reproduksi di Indonesia

1
umumnya dilakukan dalam bentuk penyuluhan. Remaja yang berada di tingkat awal
sekolah menengah mempunyai risiko melakukan hubungan seksual di luar nikah baik
disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, masa yang paling tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan reproduksi adalah pada tingkat akhir sekolah dasar. Hal ini juga
akan menolong remaja yang tidak dapat melanjutkan studinya ke sekolah menengah.
Selain itu, WHO menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi kepada
remaja muda (younger adolescents), yaitu kelompok usia 10 hingga 14 tahun. Usia ini
merupakan masa emas untuk terbentuknya landasan yang kuat tentang kesehatan
reproduksi, sehingga dapat mempersiapkan mereka untuk mengambil keputusan
seksual yang lebih aman dan bijaksana dalam hidupnya.

B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan informasi
kepada siswa-siswi SMAN 10 Bulukumba terkait tentang pentingnya menjaga dan
mengendalikan kesehatan mental dan kesehatan reproduksi di usia remaja serta
lingkar pertemanan agar tidak terjerumus dampak negative pergaulan bebas.

C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Pelaksana kegiatan mendapatkan pengalaman bagaimana menjadi penyuluh yang
baik.
2. Siswa-siswi SMAN 10 Bulukumba mendapatkan informasi mengenai kesehatan
mental, pergaulan bebas dan kesehatan reproduksi remaja.

2
BAB II

LAPORAN KEGIATAN

A. Latar Belakang Kegiatan


Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada individu ataupun
kelompok, memberi pengetahuan, informasi-informasi dan berbagai kemampuan agar
dapat membentuk sikap dan perilaku hidup yang seharusnya. Hakekatnya penyuluhan
merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju
keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan (Notoatmodjo, 2012). Penyuluhan
merupakan salah satu upaya yang berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan siswa
Sekolah Menengah Atas dalam bidang kesehatan. Peranan penyuluh tidak hanya
menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga harus mampu menambah, mengubah, dan
membangun aspek-aspek pengetahuan (kognitif), sikap (Afektif), dan keternampilan
(psikomotorik) siswa.
Perubahan dapat terjadi jika penyuluh berperan dengan baik. Hal ini ditandai dengan
kredibilitas yang dimiliki penyuluh. Semakin kredibel seorang penyuluh, maka semakin
memungkinkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Kredibilitas dapat dinilai salah
satunya dengan kemampuan berkomunikasi yang baik antara siswa dengan penyuluh. Selain
itu penyuluh juga harus mengerti apa yang diinginkan siswa dan kebutuhan mereka, sehingga
dapat menerima keberadaan penyuluhan dan tujuan penyuluh dapat tercapai, yaitu mengajak
siswa untuk berubah ke arah yang lebih baik demi peningkatan kesejahteraan siswa tersebut
yang akan berdampak pada dunia kesehatan khususnya pada kesehatan mental dan kesehatan
reproduksi pada remaja.
Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental
yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi mental
yang sehat akan membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa
mendatang (Adityawarman, 2010). Masalah kesehatan mental yang dialami remaja cukup
tinggi. Data survei yang dilakukan National Adoles Health Information Center NAHIC
(2005) menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria
maupun wanita pernah melakukan rawat jalan gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta
pria melakukan rawat jalan kesehatan mental sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa. Survei
Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa 11,6% penduduk Indonesia dengan usia diatas 15
tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional, sekitar 19 juta anak mengalami
kesehatan mental dan sosial (Riskesdas, 2007).

3
Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu komponen dari kesehatan
reproduksi. Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintergrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah
tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar, Remaja juga
sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Secara harfiah, remaja
berada diantara anak dan orang dewasa, oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase
“mencari jati diri” karena remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara
maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
SMAN 10 BULUKUMBA adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMA
di Bontobangun, Kecamatan Rilau Ale, Kabupate Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dalam
menjalankan kegiatannya, sekolah ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. SMAN 10 Bulukumba dijadikan sebagai tempat penyuluhan dikarenakan lokasi
sekolah tersebut memadai, fasilitas yang lengkap, Guru di sekolah tersebut sangat terbuka ,
dan Sekolah Menengah Atas dipandang sebagai jenjang pendidikan yang penting untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ditengah tuntutan dunia global yang
semakin bebas, peran SMA sebagai perantara untuk meneruskan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi dianggap sangat tepat.

B. Gambaran Lokasi
Berdasarkan hasi observasi yang dilakukan pada saat melalukam penyuluhan,
dari letak sekolah yang sangat strategis untuk taraf pedesaan, yaitu tampak jelas
dilihat bagaimana bangunan sekolah SMA Negeri 10 Bulukumba. inilah yang
menurut penyuluh menjadikan sekolah tersebut mudah untuk diamati dan dijadikan
sebagai tempat penyuluhan, karena sikap guru di sekolah tersebut sangat ramah. letak
sekolah sejauh 121 meter dari jalan raya, yang menjadi jalur untuk para siswa menuju
ke sekolah.
SMA Negeri 10 Bulukumba terletak di Jl. Remaja Bontobangun, tepatnya
diwilayah kelurahan/desa Bontobangun , kecamatan Rilauale kabupaten Bulukumba.
Keberadaan sekolah ini sangat berarti bagi masyarakat karena anak yang lulus dari
Tingkat Sekolah Menengah Pertama(SMP) dapat melanjutkan pendidikannya tanpa
harus keluar dari daerah ini.
SMA Negeri 10 Bulukumba ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang
bernama Bapak Drs. SYAMSURIJAL, M.Si dan mempunyai tenaga pengajar
sebanyak 46 orang. Pada saat ini SMA Negeri 10 Bulukumba memiliki sisiwa
sebanyak 817 orang.

4
Berdasarkan hasi observasi yang dilakukan pada saat melalukam penyuluhan,
dari letak sekolah yang sangat strategis untuk taraf pedesaan, yaitu tampak jelas
dilihat bagaimana bangunan sekolah SMA Negeri 10 Bulukumba. inilah yang
menurut penyuluh menjadikan sekolah tersebut mudah untuk diamati dan dijadikan
sebagai tempat penyuluhan, karena sikap guru di sekolah tersebut sangat ramah.

SMA Negeri 10 Bulukumba terletak di Jl. Remaja Bontobangun, tepatnya


diwilayah kelurahan/desa Bontobangun , kecamatan Rilauale kabupaten Bulukumba. .
letak sekolah sejauh 121 meter dari jalan raya, yang menjadi jalur untuk para siswa
menuju ke sekolah. Keberadaan sekolah ini sangat berarti bagi masyarakat karena
anak yang lulus dari Tingkat Sekolah Menengah Pertama(SMP) dapat melanjutkan
pendidikannya tanpa harus keluar dari daerah ini

Gambar 2.1 Gerbang Utama SMAN 10 Gambar 2.2 Tempat Parkir


Bulukumba

Gambar 2.3 Lapangan Olahraga Gambar 2.4 kelas X IPA 1

5
C. Foto-Foto Kegiatan

Gambar 2.6 Saat Menuju Ke Kelas Tempat Penyuluhan Gambar 2.7 Pembawaan Materi Mental Health
Terhadap Pergaulan Bebas

Gambar 2.11 Menikmati Konsumsi

Gambar
Gambar 2.10 Pembawaan 2.8 Diskusi
materi dari Ibu Dosen
Pengampu

Gambar 2.9 Melakukan Tanya


Jawab

Gambar 2.12 Foto Bersama Siswa Paling Aktif Gambar 2.13 Bersama Seluruh Siswa Kelas X Ipa 1

6
Gambar 2.16 Foto Bersama Seluruh Siswa/Siswi Kelas XI IPA 1

D. Materi Kegiatan
Materi 1: Kesehatan Mental (Pergaulan Bebas)

Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-
kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.
Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai
19 tahun dan belum kawin Remaja dimengerti sebagai individu yang berada pada
masa peralihan dari masa kanak ke masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase
pematangan (pubertas), yang ditandai dengan perubahan fisis, psikis, dan pematangan
fungsi seksual. Pada masa pubertas, hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan
aktif diproduksi, dan menjadikan remaja memiliki kemampuan reproduksi.
Perkembangan psikologis ditunjukkan dengan kemampuan berpikir secara
logis dan abstrak sehingga mampu berpikir secara multi-dimensi. Emosi pada masa
remaja cenderung tidak stabil, sering berubah, dan tak menentu. Remaja berupaya
melepaskan ketergantungan sosial-ekonomi, menjadi relatif lebih mandiri. Masa
remaja merupakan periode krisis dalam upaya mencari identitas dirinya.
1. Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur
dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalamsuatu
budayatertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalambudaya
lain, dandemikian pula sebaliknya (Sias,2006). Menurut Pieper dan Uden

7
(2006), kesehatan mental adalah suatu keadaandimana seseorang tidak
mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang
relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerimakekurangan atau
kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalamhidupnya,
memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan
dalam hidupnya.
2. Faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan menyebabkan
gangguan mental dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Faktor biologi: genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak
 Faktor kehidupan: trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-obatan
 Faktor keluarga: riwayat keluarga, masalah keluarga
3. Dampak positif Pergaulan bebas
1) Memperluas relasi
2) Menambah kewaspadaan
3) Menambah pengalaman baru
4) Mampu berfikir secara dewasa
4. Dampak negatif Pergaulan Bebas
1) Hamil diluar nikah
2) Menurunnya prestasi
3) Terhambatnya pendidikan
4) Gangguan kesehatan
5) Renggangnya hubungan dengan keluarga
6) Seks bebas
7) Terjadi kenakalan remaja
5. Adapun faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas pada remaja yaitu ;
1) Rendahnya kontrol diri;
2) Rendahnya kesadaran diri remaja terhadap bahaya pergaulan bebas;
3) Nilai-nilai keagamaan cenderung kurang;
4) Gaya hidup yang kurang baik;
5) Rendahnya taraf pendidikan keluarga;
6) Keadaan lingkungan keluarga yang kurang harmonis;
7) Minimnya perhatian orang tua;
8) Pengaruh teman sebaya;

8
9) Pengaruh Internet.
6. Ciri-Ciri Gangguan Mental Pada Remaja
Mendeteksi ciri-ciri gangguan mental pada remaja tidaklah mudah.
Banyaknya hal baru yang ditemui dan dipelajari dapat memicu anak di usia
pubertas mengalami perubahan perilaku atau suasana hati. Kendati demikian,
perubahan tersebut tidak bisa lagi dianggap normal jika sudah mengganggu
kehidupan sehari-hari dan tidak sesuai dengan usianya.
Pada setiap anak, ciri-ciri gangguan mental yang muncul bisa berbeda-
beda, tergantung usia, jenis penyakit yang dialami, dan tingkat keparahannya.
Namun, secara garis besar, anak remaja dengan gangguan mental akan
menunjukkan tanda-tanda berikut ini:
1. Tidak bisa mengontrol emosi
Anak remaja yang punya gangguan mental biasanya tidak
mampu mengelola emosi atau terkesan lebih sensitif. Ia bisa merasa
sedih yang begitu mendalam dan marah yang meledak-ledak tanpa
alasan yang jelas. Ia juga sering merasa kalau dirinya selalu salah dan
tidak berharga.
2. Perubahan perilaku yang tidak wajar
Perlu diwaspadai ketika anak remaja Bunda dan Ayah tiba-tiba
berperilaku tidak wajar, seperi memberontak, mengamuk, arogan,
mudah tersinggung, atau kembali seperti anak kecil. Ini bisa saja
menjadi tanda ia mengalami gangguan mental.

Tidak hanya itu, kesulitan bersosialisasi, menarik diri dari


lingkungannya, serta kehilangan minat untuk melakukan hal-hal yang
disukai dan biasa dilakukan, seperti pergi ke sekolah atau bermain
dengan teman, juga bisa menjadi tanda adanya gangguan mental yang
diderita. Untuk anak remaja yang memiliki gangguan kecemasan, ia
bisa merasa cemas yang berlebihan ketika berada di sekitar orang lain,
takut akan penolakan, serta memilih menghindar dari tempat yang
ramai.

3. Prestasi di sekolah menurun


Karena enggan beraktivias, anak yang punya gangguan mental
akan mengalami masalah dalam proses belajar, sehingga prestasi di

9
sekolahnya pun dapat menurun. Kondisi ini juga bisa membuat fungsi
kognitifnya, seperti kemampuan berpikir, mengingat, atau
memecahkan masalah menjadi lebih lemah dari biasanya.
4. Gangguan tidur dan makan
Mungkin hal yang biasa melihat anak remaja suka begadang.
Namun, jika waktu tidur anak berubah dengan esktrem, seperti susah
tidur, terlalu banyak tidur, atau justru tidak bisa tidur sama sekali, bisa
jadi psikisnya sedang terganggu. Anak yang mengalami gangguan
mental biasanya juga akan mengeluh sering mimpi buruk atau tidur
sambil berjalan.
Selain masalah pada tidur, remaja yang menderita gangguan
mental juga kerap mengalami gangguan makan, seperti tidak nafsu
makan hingga berat badannya menurun atau justru makan berlebihan
(stress eating) yang membuatnya menjadi obesitas.
5. Melakukan kebiasaan buruk
Anak remaja yang psikisnya bermasalah biasanya akan
meluapkan emosi dengan melakukan hal yang buruk. Ini bisa berupa
merokok berlebihan, minum minuman beralkohol, atau konsumsi
obat-obatan terlarang. Selain itu, ia juga kerap membenci atau
menyakiti diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, bahkan terpikirkan
atau mungkin sudah mencoba untuk bunuh diri.
6. Mengeluh sakit fisik
Anak remaja yang punya masalah mental tidak hanya bisa
dilihat dari adanya perubahan perilakunya saja, tetapi juga bisa
muncul gejala fisik. Biasanya, anak dengan masalah mental akan
mengeluh sakit kepala, sakit perut, sakit punggung, atau nyeri pada
otot-otot. Mereka juga terlihat tidak bertenaga dan bersemangat.
Materi 2: Kesehatan Reproduksi Remaja

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-
perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan
jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995). Remaja, yang dalam bahasa
aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescare yang artinya

10
“tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang
purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode
lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu
mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2006).

Menurut International Conference Population and Development (ICPD) tahun


1994 di Kairo, kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses, reproduksi.

a. Cara menjaga kesehatan organ reproduksi


Cara menjaga kesehatan organ reproduksi saat masa pubertas sepertinya
gampang gampang susah. Pubertas adalah masa di kehidupan saat anak
perempuan atau laki-laki mengalami pendewasaan secara seksual. Pada masa ini
terjadi banyak perubahan dari berbagai aspek, mulai dari fisik, perilaku, serta
mental. Proses ini biasanya terjadi antara usia 10 hingga 14 pada perempuan dan
antara usia 12 hingga 16 pada laki-laki. Jadi perubahannya itu sangat berbeda
antara laki-laki dan perempuan.
b. Perkembangan Biologis Remaja
Perkembangan remaja secara biologis seperti perubahan fisik yang
ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik; secara
kognitif (atau secara aktivitas mentalnya) ditandai sebagai perubahan dalam
kemampuan berpikir secara abstrak atau secara sosial, sebagai periode
persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas dan biologis
utama termasuk perubahan pada organ seks , tinggi, berat, dan massa otot,
serta perubahan besar dalam struktur abstrak dan bernalar secara lebih
efektif.
c. Ciri-Ciri Perkembangan (Non-Fisik) Remaja
Ciri-ciri masa remaja awal ini antara lain perilaku yang kurang
menentu, cenderung emosional, belum stabil, banyak masalah, pencarian idola
atau tokoh sebagai panutan, tidak realistis, dan masa kritis.
1. Masa remaja awal (10-12 tahun)
 Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
 Tampak dan merasa ingin bebas

11
 Lebih memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir dan
khayal (abstrak).
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
 Merasa ingin mencari identitias diri
 Adanya keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
 Timbul perasaan cinta yang mendalam
 Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
 Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
 Dalam mencari teman lebih selektif
 Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
 Dapat mewujudkan perasaan cinta
 Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
d. Perkembangan Fisik Seseorang Remaja

Ciri-ciri perkembangan pada remaja laki-laki dan perempuan tentu berbeda.

Perkembangan fisik pada remaja laki-laki seperti:

 Mulai tumbuh jakun,


 Suara lebih besar
 Tumbuh kumis atau jenggot
 Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak dan organ kelamin
 Bahu melebar
 Perubahan massa otot
 Perubahan pada tinggi badan dan massa badan

Perkembangan fisik pada remaja perempuan seperti

 Membesarnya payudara
 Pinggul melebar,
 Suara lebih nyaring,
 Timbul jerawat,
 Tumbuh rambut di ketiak dan organ kelamin.

12
e. Ciri-Ciri Perubahan Dalam Masa Remaja Penting Bagi Kesehatan
Reproduksi

Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting, terutama pada
remaja. Sebab, masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik
menjaga kebersihan, karena menjaga kesehatan reproduksi akan menjadi aset dalam
jangka panjang. Itulah mengapa pentingnya mengetahui ciri-ciri perubahan fisik yang
terjadi pada masing-masing remaja, tujuannya yaitu agar supaya tidak terjerumus
dalam hubungan seks pranikah dengan segala akibat yang akan ditanggung nanti.

Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan


reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi
yang benar terhadap pembahasan ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal
yang tidak diinginkan.

Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara


menjaga kesehatannya, diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab.
Terutama mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan
hal yang dapat merugikan.

f. Keadaan Yang Mempengaruhi Kesehatan Remaja Termasuk Kesehatan


Reproduksi Remaja
 Masalah gizi
Masalah gizi yang terjadi pada remaja umumnya disebabkan oleh satu sumber
utama yaitu pola makan yang kurang tepat. Asupan nutrisi yang kurang
maupun berlebih akan menyebabkan gangguan reproduksi seperti haid tidak
teratur, dan resiko melahirkan bayi disebabkan oleh anemia pada wanita.
 Masalah pendidikan
Pentingnya pendidikan untuk kesehatan reproduksi akan membantu remaja
untuk memiliki informasi yang akurat menyangkut tubuh serta aspek
reproduksi dan seksual secara akurat, memiliki nilai-nilai positif dalam
memandang tubuh serta aspek reproduksi dan seksual dan memiliki
ketrampilan untuk melindungi diri dari resiko-resiko reproduksi lainnya.
 Masalah lingkungan

13
Masalah lingkungan yang sering di hadapi oleh para remaja seperti terjerumus
kedalam pergaulan bebas sehingga banyaknya kenakalan remaja yang
mengakibatkan banyak remaja yang melakukan hubungan seks bebas diluar
nikah, dan kurangnya pengawasan dan pemberian informasi dari orang tua
dan guru terkait kesehatan reproduksi bagi remaja itu sendiri.
 Masalah perkawinan dan kehamilan dini
Perkawinan dan kehamilan remaja mengandung sejumlah risiko buruk dalam
jangka panjang.
a) Pertama, dengan rentang usia reproduksi yang masih panjang.
perempuan yang menikah dan hamil di usia remaja akan berpeluang
memiliki anak dalam jumlah banyak pada akhir usia reproduksinya.
Melahirkan anak dalam jumlah banyak dengan sendirinya akan
berisiko kematian ibu yang lebih tinggi.
b) Kedua, kehamilan dan persalinan bagi perempuan usia di bawah 20
tahun berisiko kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
usia 20 tahun ke atas. Tak hanya sang ibu, juga anak yang dilahirkan
memiliki risiko kematian atau cacat yang tinggi.
c) Ketiga, perkawinan dan kehamilan di usia remaja menghambat
perempuan menempuh pendidikan lebih tinggi.
g. Masa Remaja Penting Bagi Kesehatan Reproduksi
Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting terutama bagi
para remaja . Karena pada masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun
kebiasaan baik terutama dalam menjaga kebersihanorgan reproduksi yang menjadi
aset sangat penting dalam jangka panjang khususnya remaja putri.
pengetahuan masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja,
tetapi bagi remaja laki-laki juga harus mengetahui dan mengerti cara hidup
dengan reproduksi yang sehat agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah yang
merugikan bagi remaja. Dan menjaga kesehatan reproduksi agar lebih sehat yaitu
kita bisa menerapkan pola makan sehat, dan melakukan olahraga yang rutin
misalnya.

E. Manfaat dari Kegiatan Yang Dilakukan

14
1. Peserta penyuluhan mendapatkan informasi mengenai Mental Health terhadap
pergaulan bebas dan pentingnya menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja
2. Pelaksana penyuluhan mendapatkan pengalaman menjadi penyuluh yang baik di
lingkungan sekolah.
3. Diharapkan agar peserta bertanya mengenai materi saat penyuluhan, sehingga
mereka dapat lebih paham dan dapat menyebarkannya ke teman-teman di
lingkungan sekitarnya.
F. Kendala yang Didapatkan Dilokasi Kegaiatan
Kendala yang dihadapi saat dilokasi penyuluhan ialah kurang menyiapkan
fasilitas yang akan digunakan saat penyuluhan sehingga penyuluhan tidak dapat
dilaksanakan dengan tepat waktu. Pada saat penyuluhan sedang berlangsung terdapat
satu siswi di Kelas X Mipa 1 yang sedang tidak sehat sehingga sedikit mengalihkan
perhatian siswa-siswi yang lain, hal inilah yang menyebabkan pelaksanaan
penyuluhan di Kelas X Mipa 1 durasinya lebih lama daripada di Kelas XI Mipa 1.

G. Kesan dari Kegiatan Yang dilakukan


Berawal dari saat kami melakukan koordinasi ulang kepada pihak sekolah
SMA Negeri 10 Bulukumba, kami sangat senang terhadap guru-guru yang ada disana
karena beliau sangat ramah dan sangat sabar mengantar kami menuju dua kelas yang
akan kami jadikan tempat penyuluhan. Disaat kami melakukan penyuluhan, kami juga
sangat senang dengan adik-adik disekolah tersebut, mereka yang sangat terbuka,
patuh saat kami memberikan materi, dan lumayan lucu ketika disesi tanya jawab
dilakukan. Selama kami melakukan penyuluhan, kami juga dibantu oleh tim dari desa
Pangalloang, kemudian ada beberapa pengurus osis disekolah tersebut yang
membantu kami menyiapkan lcd, dan juga kami dibantu dan diarahkan langsung oleh
dosen pembimbing kami, ibu dr. Andi Nurzakiah Amin S.Km, M.Kes yang telah
membantu kami selama penyuluhan berlangsung. Kami sangat bersyukur dan
berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami selama penyuluhan
yang kami lakukan di SMA Negeri 10 Bulukumba ini.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyuluhan yang dilakukan di SMA Negeri 10 Bulukumba, penyuluh
membawakan materi yaitu kesehatan mental dan kesehatan reproduksi pada remaja.
Usia remaja merupakan usia paling rentan terhadap pengaruh yang berasal dari dalam
dan dari luar yang dijalani oleh remaja itu sendiri. Remaja memiliki pandangan
tersendiri yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat, karena pada masa dan umur
tersebut, para remaja lebih senang untuk mencari dan mencoba hal-hal yang baru.
Berdasarkan penyuluhan yang telah kami lakukan kami menarik kesimpulan yaitu:
1) kesehatan mental adalah suatu keadaandimana seseorang tidak mengalami
perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis
terhadap dirinya sendiri dan dapat menerimakekurangan atau kelemahannya.
Dari hasil observasi yang kami dapatkan dilapangan, kesehatan mental
seseorang memang berbeda-beda, itu semua terjadi karena beban fikiran
seseorang terhadap kehidupannya.
2) Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses, reproduksi. Untuk
keberlangsungan hidup kita dimasa yang akan datang, patutnya kita menjaga
kesehatan reproduksi untuk menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi
pada diri kita sendiri.

16
B. SARAN
Berdasarkan hasil penyuluhan ini, sekiranya beberapa pihak dapat memahami dan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi penyuluh selanjutnya
a. Diharapkan penyuluhan ini berguna sebagai dasar untuk penyuluhan
selanjutnya mengenai pengetahuan kesehatan mental terhadap pergaulan
bebas dan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja sehingga
penyuluhan ini dapat lebih sempurna.
b. Diharapkan penyuluh selanjutnya dapat mengembangkan metode penyuluhan
melalui media elektronik video dengan tambahan kelompok pembanding
sehingga mengurangi faktor perancu pada hasil penyuluhan.
2. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah dapat memberikan edukasi atau pendidikan
mengenai kesehatan mentap terhadap pergaulan bebas dan kesehatan
reproduksi remaja secara rutin kepada siswa dan siswinya agar mereka tetap
mempertahankan pengetahuan mengenai kesehatan mental dan kesehatan
reproduksi.
3. Bagi siswa dan siswi SMA
Diharapkan agar siswa dan siswi agar selalu mempelajari pendidikan
kesehatan mental dan kesehatan reproduksi agar dapat mempertahankan dan
menciptakan perilaku yang baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adityawarman, I. (2010). Sejarah Perkembangan Gerakan Kesehatan Mental. Jurnal


Dakwah dan Komunikasi. 4 (1), 91-110. doi: 1978-1261.
Ali, M. & Asrori, M.(2006). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Depkes RI. 1991. Kumpulan Materi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta :
Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : CV
Mandar Maju.
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Piper, J. & Uden. 2006. Regional in Coping and Mental Health Care, Yord.
University Press. New York
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2007. Badan Litbangkes, Depkes RI. Jakarta.
Sias. 2006. Kesehatan Mental dan Terapi Psikologis. Jakarta: Ruhama

18

Anda mungkin juga menyukai