Anda di halaman 1dari 7

2.

3 gambaran klinik
Seseorang yang terinfeksi bakteri penyebab tipes bisa menyebar ke seluruh tubuh yang
dapat mempengaruhi banyak organ tubuh penderitanya. Orang yang terinfeksi penyakit
demam tifoid / tipes dapat menularkan bakteri melalui fases dan urine, makan dan minuman
yang sudah terkontaminasi dengan urine atau fases penderita tipes. Ataupun mengkonsumsi
makanan yang ditangani oleh orang yang sedang mengalami tipes dan belum dinyatakan
sembuh oleh dokter, Demam tifoid termasuk infeksi bakteri yang bisa menyebar ke seluruh
tubuh dan memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, penyakit ini
bisa menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal.

GEJALA
Begitu terinfeksi, tubuh biasanya akan mengalami berbagai tanda dan gejala awal seperti:
 Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39o – 40o celcius
 Sakit kepala
 Lemah dan lelah
 Nyeri otot
 Berkeringat
 Batuk kering
 Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
 Sakit perut
 Diare atau sembelit
 Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
 Perut yang membengkak
 Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, Anda akan mengalami kondisi seperti:
 Mengigau
 Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup
 Selain itu, komplikasi yang bisa di timbulkan seperti perdarahan pada usus dan
pecahnya usus.

PENYEBAB
Penyebab dari penyakit tipes atau demam tifoid ini adalah bakteri Salmonella typhi. Biasanya
bakteri ini disebarkan melalui:
1. Feses dan urine penderita yang mengkontaminasi air atau makanan
2. Bakteri Salmonella typhi juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang
yang telah terinfeksi (penyajian makanan oleh orang yang sedang mengalami demam
tifoid).

PENGOBATAN
Antibiotik menjadi satu-satunya pengobatan paling efektif untuk demam tifoid. Biasanya
dokter akan meresepkan berbagai antibiotik. Dan ada beberapa penangaan yang dapat
dilakukan yaitu :

 Minum banyak air


Minum air saat sakit tipes membantu mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh
demam dan diare yang berkepanjangan. Jika mengalami dehidrasi parah, doker akan
memberikan cairan melalui pembuluh vena (infus).

 Bed rest
Supaya lekas sembuh istirahat merupakan hal yang membantu proses pemulihan
penyakit ini. Usahakan untuk tidak melakukan berbagai kegiatan berat yang menguras
tenaga agar kondisi tubuh bisa segera fit dan terhindar dari komplikasi tipes.

 Makan makanan yang mudah dicerna


Tipes merupakan salah satu penyakit gangguan pada usus, maka untuk itu dianjurkan
makan makanan yang mudah dicerna, seperti bubur dan makanan lunak lain. Dengan
begitu, kerja usus menjadi lebih ringan. Makan makanan yang mudah dicerna juga
membuat nutrisi di dalam makanan lebih cepat diserap oleh tubuh.

PENCEGAHAN
 Menjaga kebersihan
Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini
adalah mencuci tangan dengan rutin sebelum dan sesudah makan, setelah melakukan
kegiatan dan saat melakukan penyajian makanan/memasak. Bersihkan tangan dengan
sabun dan air mengalir. Dalam keadaan darurat, tangan dapat dibersihkan dengan
hand sanitizer yang mengandung setidaknya 70% alkohol.

 Selain itu, menjaga kebersihan diri terutama setelah bepergian ke luar rumah apalagi
pasar. Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang
kotor. Pastikan juga untuk mencuci kaki setiap habis keluar rumah.

 Hindari kontak dengan orang sakit


Bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Untuk itu, hindari
kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit. Berciuman dan menggunakan
peralatan makan atau mandi yang sama dengan orang sakit dapat meningkatkan risiko
penularan penyakit.
 Vaksin tifoid
Salah satu cara untuk mencegah penyakit tipes adalah dengan vaksin tifoid. Vaksin ini
dapat dilakukan jika memang diperlukan jika rentan atau berisiko tinggi tertular
penyakit ini dengan terlebih dahulu mengkonsultasikan dengan dokter .

 Mengonsumsi makanan dan minuman yang terjamin kebersihannya


Makanan dan minuman menjadi salah satu media penularan yang paling sering untuk
tipes. Maka dari itu, usahakan untuk selalu makan dan minum yang telah terjaga
kebersihannya. Makan makanan yang dimasak dan disajikan panas jauh lebih baik
dibandingkan dengan makanan mentah atau setengah matang.

 Tidak menyiapkan/menyajikan makanan ketika masih sakit


Usahakan untuk tidak memasak atau menyiapkan makanan sampai dokter
menyatakan bahwa bakterinya tak akan lagi menular. Agar tidak menularkan /
menginfeksi penyakit tipes kepada orang lain.
2.4 klasifikasi penyakit
Klasifikasi merupakan suatu proses dalam kecerdasan buatan yang menyatakan suatu
objek ke salah satu kategori yang sudah didefinisikan sebelumnya (Bertalya, 2009). Penyakit
Typhoid Fever (TF) atau masyarakat awam mengenalnya dengan tifus ialah penyakit demam
karena adanya infeksi bakteri Salmonella Typhi yang menyebar ke seluruh tubuh. Gejala
penyakit ini berkembang selama satu sampai dua minggu setelah seorang pasien terinfeksi
oleh bakteri tersebut. Gejala umum yang terjadi pada penyakit tifus mencakup suhu tubuh
yang tinggi mencapai 39oC-40oC, sakit kepala, nyeri pada otot, sakit perut, hilangnya nafsu
makan, kelelahan dan lidah kotor (Yahya, 2008). Sedangkan, Dengue Haemorhagic Fever
(DHF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejala awal penyakit DHF antara lain demam tinggi yang
berlangsung sepanjang hari selama 2-7 hari, manifestasi pendarahan, trobosit yang turun
secara terus menerus, hemokonsentrasi, pembesaran hati, nyeri otot, mual dan muntah, dan
diare (Depkes, 2015).
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dibuatlah suatu perangkat lunak yang
digunakan untuk mengklasifikasikan seorang pasien tersebut masuk dalam kategori terkena
penyakit Typhoid Fever (TF) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF), berdasarkan gejala-
gejala yang diderita oleh pasien pada suatu rumah sakit. Dengan adanya pengelompokkan
akan mempermudah manajemen pengawasan penyakit untuk melihat penyakit tersebut
masukdalam kategori penyakit Typhoid Fever (TF) atau justru masuk dalam kategori
penyakit Dengue Haemorhagic Fever (DHF).

2.5 kondisi iklim


Meski secara cuaca dan iklim, Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim panas
dan musim hujan, tetapi banyak orang yang kerap menyebut beberapa kondisi sebagai musim
DBD, musim Tifus, dan penyakit lainnya.

Penyakit tifus atau yang lebih dikenal dengan sebutan tipes ini adalah penyakit yang
terjadi pada saat adanya bakteri yang masuk melalu makanan atau air yang terkontaminasi
atau berkontak erat. Banyak orang yang beranggapan bahwa penyakit yang satu ini kerap
terjadi pada musim hujan.

Menanggapi pemahaman dan teori tersebut, dalam program Health Corner di Radio
Sonora FM, Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa pada
dasarnya hal tersebut tidak berhubungan dengan musim hujan. Bahwa tifus sebenarnya
berpotensi terjadi pada musim apapun, baik musim panas maupun musim hujan.Tetapi
kejadian di lapangan menunjukkan bahwa memang pada musim hujan, kasus penyakit tipes
semakin banyak terjadi.

Hal tersebut kemungkinan terjadi karena pada musim hujan terdapat beberapa


kejadian yang menyebabkan bakteri penyebab tipes lebih mudah menyebar. Beberapa
kejadian yang terjadi pada musim hujan menyebabkan si tifus lebih mudah menyebar,
misalnya, jika banyak genangan air dan banjir yang berpotensi menyebabkan air sungai yang
tadinya diam di tempat jadi meluap, mungkin terinjak, terciprat oleh air kotor tersebut.

Melihat kondisi pada musim hujan yang cenderung menyebabkan banyaknya


penyebaran bakteri, melalui air banjir atau infrastruktur yang kurang memadai, maka potensi
tipes akan meningkat. Dengan tidak meratanya pembangunan, Dokter Santi menegaskan
adanya kotoran manusia yang tidak pada pembuangan yang semestinya juga menjadi
penyebab dari penyakit yang satu ini, terlebih ketika banjir terjadi. “Akibatnya kalau si air
yang menguap tercemar oleh kotoran dan urin manusia, kemudian secara tidak sengaja mau
ke dalam mulut, misalnya kecipratan. Tapi ingat enggak semata-mata dari bakterinya saja,
tetapi dari imunnya juga,” sambungnya. Ketika sudah tahu potensi tifus meningkat saat
musim hujan, maka penting untuk mengimbangi dengan daya tahan tubuh atau imunitas yang
baik.

https://rs.unud.ac.id/tipes-demam-tifoid/

http://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/download/1124/424

https://www.sonora.id/read/423037046/benarkah-tipes-adalah-penyakit-musim-hujan-simak-
kata-dokter?page=2

https://www.republika.co.id/berita/nasional/bio-farma/15/05/01/nnnmv9-tiap-tahun-21-juta-
orang-indonesia-sakit-tifus
https://adoc.pub/queue/-fakultas-kesehatan-masyarakat-universitas-sam-ratulangi-
man677ac4ef5bc8181a4b770afd16fa052533108.html
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/download/17900/10857

2.6 kondisi demografi


Penyakit tipes atau tifoid yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella thypi menyerang
sekitar 21 juta orang di Indonesia dan menyebabkan kematian 216 ribu orang per tahun.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian
Kesehatan, Mohamad Subuh mengatakan kasus tifoid terbanyak di Indonesia terjadi pada
anak berusia di bawah 15 tahun. Penyakit invasive non-typhoid salmonella (iNTS) juga
tercatat sebanyak 3,4 juta kasus yang menyebabkan 681.316 kematian per tahun.

Demam tifoid di negara maju terjadi mencapai 5.700 kasus setiap tahunnya,
sedangkan di negara berkembang demam tifoid mempengaruhi sekitar 21,5 juta orang per
tahun (CDC, 2013 dalam Batubuaya, 2017). Secara global diperkirakan setiap tahunnya
terjadi sekitar 21 juta kasus dan 222.000 menyebabkan kematian. Demam tifoid menjadi
penyebab utama terjadinya mortalitas dan morbiditas di negara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah (WHO, 2016 dalam Batubuaya, 2017). Penelitian Sur (2007) yang dilakukan
di Kolkata, India menyatakan bahwa daerah dengan risiko tinggi terkena demam tifoid adalah
daerah dengan status ekonomi rendah. Prevalensi demam tifoid di Indonesia sebesar 1,60%,
tertinggi terjadi pada kelompok usia 5–14 tahun, karena pada usia tersebut anak kurang
memperhatikan kebersihan diri serta kebiasaan jajan sembarangan yang dapat menyebabkan
penularan penyakit demam tifoid. Prevalensi menurut tempat tinggal paling banyak di
pedesaan dibandingkan perkotaaan, dengan pendidikan rendah dan dengan jumlah
pengeluaran rumah tangga rendah (Depkes RI, 2008).

Tifoid adalah serotif utama dari invasive salmonella yang dapat diobati dengan
antibiotik. Namun, resistensi antibiotik menimbulkan tantangan baru. Kurangnya alat
diagnostik yang efektif membuat penanganan masalah semakin rumit. Permasalahan ini
mendasari kebutuhan menggunakan vaksin tifoid dalam jangka pendek. Meskipun telah ada
rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk memprioritaskan penggunaan
vaksin tifoid lebih awal, namun penggunaannya masih minim di daerah endemik.

2.7 kondisi sosial ekonomi

Berdasarkan penelitian oleh Triono (2015) mendapatkan bahwa ada hubungan antara
kebiasaan makan diluar rumah dengan kejadian demam tifoid.. Hasil penelitian Artanti
(2013) menyatakan bahwa ada hubungan status sosial ekonomi keluarga dengan kejadian
demam tifoid. Keadaan sosial ekonomi yang termasuk didalamnya adalah pendapatan kepala
keluarga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Keluarga yang memiliki
pendapatan dalam kategori menengah ke atas, dengan keluarga yang memiliki pendapatan
dengan kategori bawah akan memiliki perbedaan masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Sosial ekonomi mempengaruhi terjadinya kejadian demam tifoid. Penghasilan


keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi asupan makanan dan penyakit Infeksi yang
berperan langung terhadap status gizi, penghasilan keluarga mempengaruhi fasilitas
perumahan, penyediaan air bersih dan sanitasi yang pada dasarnya sangat berperan terhadap
timbulnya penyakit infeksi. Keadaan sosial ekonomi yang termasuk didalamnya adalah
pendapatan kepala keluarga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Keluarga yang
memiliki pendapatan dalam kategori menengah ke atas, dengan keluarga yang memiliki
pendapatan dengan kategori bawah akan memiliki perbedaan masalah kesehatan
(Notoatmodjo, 2010).

Status sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memenuhi sarana


dan prasarana yang digunakan dalam mempertahankan kebersihan diri. Kebersihan diri
sangat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Pada umumnya masyarakat dengan status
sosial ekonomi yang rendah tidak mengutamakan perawatan diri atau kebersihan dirinya,
sehingga higiene pribadi mereka rendah dan dapat mengakibatkan menurunnya derajat
kesehatan mereka (Rejeki, 2015).

1. Bagi penderita demam tifoid, harus lebih meningkatkan kesadaran dalam melakukan
dan menjaga higiene perorangan seperti kebiasaan mencuci tangan, karena tangan
yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, typus, kolera disentri,
kecacingan, penyakit kulit. Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman
penyakit ditangan.

2. Harus lebih memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.

3. Bagi penderita demam tifoid dengan berbagai jenis pekerjaan yang berbedabeda, tetap
harus menjaga dan memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan saat berada di
tempat kerja seperti kebiasaan mencuci tangan, mengkonsumsi jajanan di luar rumah
yang dapat terjamin kebersihan dari makanan sampai tempat makanan tersebut.

4. Berhubungan dengan kejadian demam tifoid terbanyak pada kelompok umur anak-
anak (5-10 tahun), menjadi bahan masukan untuk orang tua dalam meningkatkan
pengawasan terhadap anak-anak terutama yang berhubungan dengan higiene
perorangan yang didalamnya yaitu kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan makan di
luar rumah.

Kesimpulan
Penularan penyakit ini adalah melalui air dan makanan yang terinfeksi Salmonella
typhi. Kuman Salmonella dapat bertahan lama dalam makanan. Dengan adanya penularan
tersebut dapat dipastikan higyene makanan dan higyene personal sangat berperan dalam
masuknya bakteri ke dalam makanan. Demam tifoid dapat berakibat fatal jika tidak dirawat.
Penyakit ini dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. dominan terjadinya
demam tifoid adalah faktor lingkungan dan faktor sumber pengolahan makanan. Terdapat
hubungan antara kebiasaan makan di luar rumah, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan,
kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar, kebiasaan mencuci bahan makanan
mentah, dan jamban sehat dengan kejadian demam tifoid yang ada di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai