Anda di halaman 1dari 6

Karakteristik Penyakit Tipes (Demam Tifoid)

Jean Putri Azhara


22330002
PATOFISIOLOGI A

 Pathogenesis
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella thypi. Jenis bakteri ini juga
berkaitan langsung dengan penyakit Salmonellosis yang menyebabkan infeksi pada
sistem pencernaan yang lebih buruk dibandingkan tipes. Salmonella thypi dapat menular
melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi. Paparan bakteri pada makanan
atau minuman bisa terjadi saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan atau
mengonsumsi makanan yang dibersihkan menggunakan air yang tercemar bakteri
Salmonella thypi. Begitu juga dengan minuman. Jadi, pastikan kamu selalu mengonsumsi
minuman dengan tingkat kematangan yang optimal.

 Onset of Disease
Acute

 Acute Disease
Disebut penyakit akut karena, demam tifoid adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh bakteri salmonella thypi.

 Subniclinical state
Saat bakteri tipes masuk ke dalam tubuh, terjadi masa inkubasi bakteri yang biasanya
berlangsung 7-14 hari yang kemudian diikuti dengan munculnya gejala tipes pertama.
Tipes dimulai dari Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39o – 40o celcius,
sakit kepala, dan nyeri otot.

 Latent state
Tidak ada keadaan laten

 Prodromal Peroid
Gejala tipes umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi
dengan ciri-ciri berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut.
Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu. Jika tidak segera ditangani dengan
baik, dapat terjadi komplikasi seperti pendarahan internal atau pecahnya sistem
pencernaan (usus).

 Manifestations of Diasease
Tipus merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh bakteri salmonella thypi. Saat
bakteri tipes masuk ke dalam tubuh, terjadi masa inkubasi bakteri yang biasanya
berlangsung 7-14 hari yang kemudian diikuti dengan munculnya gejala tipes pertama.
berikut adalah gejala tipes yang biasanya terjadi pada orang dewasa dari minggu
keminggu:
a. Minggu 1
-Demam yang lama-kelamaan meningkat hingga menjadi 40 derajat
-Sakit kepala
-Batuk
-Tubuh lemas
-Mimisan

b. Minggu 2
-Demam tinggi terus berlanjut hingga memburuk
-Sering mengigau karena demam yang terjadi
-Sakit perut
-Diare atau bahkan sembelit
-Perut kembung karena pembengkakan hati dan empedu

c. Minggu 3
-Suhu tubuh yang tinggi akan menurun, namun sebagai gantinya akan muncul
komplikasi seperti pendarahan atau pecahnya usus.

 Signs and Symptoms


-Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
-Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup
-Nyeri kepala
-Demam tinggi

 Lesions
Munculnya ruam kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda merupakan salah
satu gejala yang muncul jika kamu mengidap tipes. Biasanya, gejala akan muncul setelah
7-14 hari seseorang terpapar bakteri. Munculnya gejala juga bisa datang lebih cepat, yaitu
sekitar tiga hari setelah seseorang terpapar bakteri. Ruam ini akan disertai dengan bintik-
bintik berwarna gelap, seperti gigitan kutu yang biasanya terdapat pada daerah telapak
tangan, kaki, dan wajah.

 Syndrome
-

 Diagnostic Test
Diagnosis tipes dapat dilakukan dengan menganalisis sampel darah, tinja, atau urine
seseorang di laboratorium. Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, diagnosis yang
tergolong akurat juga bisa dilakukan melalui pemeriksaan aspirasi sumsum tulang,
meskipun ini sangat jarang dilakukan.

 Remissions
Penderita penyakit tipes yang diobati dengan benar bisa sembuh dalam hitungan hari
sampai dua minggu.berikut beberapa ciri-ciri tipes mulai mengalami remisi
• Suhu tubuh yang tadinya naik turun mulai stabil dan tidak ada demam
• Sakit kepala dan badan terasa sakit berkurang
• Badan tidak lemas dan mulai ada tenaga
• Sakit perut, diare, atau sembelit sembuh
• Nafsu makan yang semula hilang mulai membaik
• Ruam atau bercak kemerahan pada kulit tidak muncul lagi

 Exacerbations
Vaksin tifoid digunakan untuk mencegah penyakit tifus, pada hal itu menunjukan bahwa
vaksinasi mempunyai resiko sangat rendah terhadap komplikasi dan tidak menyebabkan
eksaserbasi penyakit.

 Precipitating Factor
Tipus (demam tifoid) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
salmonella thypi. ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tifus pada
seseorang, di antaranya:
a. Anak-anak berusia di bawah 10 tahun.
b. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
c. Hidup di lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.
d. Tidak mencuci tangan sebelum makan.
e. Menggunakan toilet umum yang sudah terkontaminasi oleh bakteri.
f. Memasak makanan tanpa mencuci bahan-bahan yang digunakan dengan baik.
g. Menggunakan alat makan bersama-sama dengan penderita tifus.
h. Bepergian ke negara dengan akses air bersihnya yang terbata

 Complications
Penyakit tipes dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diatasi dengan baik. Perdarahan
atau terbentuknya lubang pada usus menjadi komplikasi tipes yang cukup parah. Salah
satu komplikasi penyakit yang berbahaya akibat penyakit tipes adalah perdarahan atau
timbulnya lubang pada usus halus atau usus besar. Isi dari usus bocor ke lambung
sehingga menimbulkan rasa sakit pada perut, mual, muntah hingga infeksi ke darah yang
menimbulkan respon mematikan dari sistem kekebalan tubuh (sepsis). Berikut ini
beberapa komplikasi penyakit tipes selain gangguan usus, antara lain:
a. Meningitis
b. Radang paru-paru.
c. Radang otot jantung (miokarditis).
d. Radang pankreas (pankreatitis).
e. Radang selaput jantung dan katup (endokarditis).
f. Infeksi ginjal atau kandung kemih.
g. Infeksi pembuluh darah utama (aneurisma mikrotik).

 Therapy
Kompres Air Hangat
Seperti gejala tifus pada umumnya, pengidap akan mengalami demam dengan suhu tubuh
mencapai 39-40 derajat celsius. Jika hal ini terjadi, kompres dahi menggunakan handuk
dan air hangat. Ingat, air hangat bukan air dingin. Saat demam tinggi, air hangat akan
mengoptimalkan kinerja hipotalamus dengan pembuluh darah. Dengan demikian, suhu
tubuh pun dapat berangsur normal. Terapi Antibiotik, seperti ciprofloxacin, ceftriaxone,
dan azithromycin, untuk mengatasi infeksi bakteri, yang harus diminum selama 2−3
minggu

 Convalescence
Pengobatan penyakit tipes tergantung pada tingkat keparahannya. Pada pasien dengan
gejala ringan dan masih dapat makan dan minum maka dapat dilakukan rawat jalan
setelah berkonsultasi ke dokter. Pada pasien dengan gejala yang cukup berat misalnya
tidak bisa makan dan minum, maka harus dirawat inap.
Obat yang paling efektif untuk penyakit tipes adalah antibiotik. Beberapa jenis antibiotik
untuk tipes antara lain ceftriaxone, azithromycin dan fluoroquinolones. Dosis yang
diberikan juga tergantung penyakit tipesnya ringan atau parah. Jika gejala yang dirasakan
ringan akan diberi obat penyakit tipes untuk dikonsumsi selama 7 hingga 14 hari. Namun
kalau penyakitnya lebih parah maka dibutuhkan perawatan di rumah sakit untuk
diberikan antibiotik berupa suntikan. Setelah pengobatan antibiotik selesai, rasa lemas
masih akan ada. Saat periode pemulihan ini seseorang perlu untuk memperbanyak asupan
cairan, mengonsumsi makanan bergizi dan beristirahat yang cukup.

 Prognosis
Meski penyakit tipes bisa disembuhkan total dan tidak berbahaya. Tipes tidak bisa
dianggap remeh karena ada ancaman komplikasi penyakit yang berbahaya jika tidak
diobati. Penyakit ini bahkan bisa mengancam nyawa. Biasanya kematian akibat tipes
terjadi karena bakteri sudah menginfeksi secara berlebihan.

 Morbidity and Mortality


Saat ini prognosis demam tifoid telah jauh membaik setelah penemuan antibiotik sebagai
lini utama terapi demam tifoid walaupun hingga saat ini demam tifoid masih menjadi
beban mortalitas dan morbiditas mayor pada negara di daerah asia selatan dan afrika.
Angka mortalitas demam tifoid secara umum saat ini kurang dari 1%. Salah satu
penyebab utama luaran yang buruk pada pasien demam tifoid adalah keterlambatan
penanganan karena kondisi demam tifoid yang tidak terdiagnosa akibat tersamarkan
dengan kondisi medis lain atau pemberian antibiotik empiris yang tidak sesuai dengan
profil sensitivitas strain salmonella setempat. Bila tidak diterapi, demam tifoid dapat
bertahan hingga 3 sampai 4 minggu dan angka kematian berkisar antara 12% dan 30%.
Relaps muncul pada 10% yang tidak diterapi dalam 1 hingga 3 minggu setelah pasien
menjalani fase penyembuhan dari penyakit, namun umumnya sakit yang diderita lebih
ringan. Pasien tersebut selanjutnya dapat mengalami kondisi status karier kronik, yaitu
feses dan urin pasien terkontaminasi oleh bakteri salmonella yang dapat bertahan hingga
lebih dari satu tahun (5% kasus).

 Epidemiology
Seseorang yang terinfeksi bakteri penyebab tipes bisa menyebar ke seluruh tubuh yang
dapat mempengaruhi banyak organ tubuh penderitanya. Orang yang terinfeksi penyakit
demam tifoid / tipes dapat menularkan bakteri melalui fases dan urine, makan dan
minuman yang sudah terkontaminasi dengan urine atau fases penderita tipes. Ataupun
mengkonsumsi makanan yang ditangani oleh orang yang sedang mengalami tipes dan
belum dinyatakan sembuh oleh dokter. Epidemiologi demam tifoid di seluruh dunia saat
ini diduga angka kejadiannya antara 11-21 juta kasus per tahun dengan angka kematian
mencapai 215.000. Demam tifoid paling banyak dijumpai di negara-negara
berpenghasilan rendah di benua Asia tengah-selatan dan sisi selatan benua Afrika serta
angka kejadiannya jauh lebih tinggi dari negara maju. Demam tifoid juga paling banyak
ditemukan di negara tropis dengan sanitasi yang buruk, sulit akses air bersih dan
pemukiman padat penduduk. Kasus demam tifoid di negara maju umumnya berhubungan
dengan riwayat perjalanan ke daerah endemik demam tifoid. Di Amerika Serikat, tidak
kurang dari 350 kasus demam tifoid terdiagnosa tiap tahunnya dari hasil kultur. Saat ini
di dunia sekitar 80% dari seluruh kasus demam tifoid aktif yang ada terjadi di negara
Bangladesh, Tiongkok, India, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan serta Vietnam.

 Epidemic / Pandemic
Demam Tifoid atau yang lebih familiar kita sebut deng tifus merupakan penyakit
endemik. Penyakit ini menyerang hamper 100.000 penduduk Indonesia setiap tahunnya.
Tifus menjadi masalah kesehatan serius yang dihadapi Indonesia. Penyebab penyakit ini
adalah infeksi bakteri Salmonella typhii.

 Incidence Of Thypus
Demam tifoid mulai dikenali sebagai penyakit menular yang disebabkan oleh bacillus
(salmonella) pada tahun 1880 di Amerika serikat. Wabah penyakit demam typhoid
pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1907 yang disebabkan oleh Mary
Mallon yang dikenal sebagai karier tifoid yang sehat, dan dijuluki sebagai “typhoid
mary”. Demam tifoid terjadi di seluruh dunia, terutama pada negara berkembang dengan
sanitasi yang buruk. Delapan puluh persen kasus tifoid didunia berasal dari Banglades,
Cina, India, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan.

 Communicable disease
Beberapa cara penularan penyakit tipes dalam kehidupan sehari hari:
a. Menyentuh barang yang terkontaminasi
Ketika Anda menyentuh toilet atau permukaan benda lain yang telah
terkontaminasi oleh feses orang pengidap tipes, kemudian Anda tidak cuci tangan.
Anda secara tidak sadar mungkin menyentuh mulut atau memasukkan sesuatu ke
dalam mulut. Akibatnya, bakteri Salmonella typhi ikut masuk dan menginfeksi
tubuh Anda.

b. Kontak langsung dengan yang terinfeksi


Misalnya, Anda yang sehat makan makanan atau minum minuman yang telah
disentuh oleh pasien tipes. Bakteri penyebab tipes bisa menular lewat aktivitas
tersebut, terlebih jika ia tidak mencuci tangan sehabis dari toilet, lalu mengolah
makanan itu.

 Nofitiable / Reportable Disease


Penderita tipes biasanya tidak akan langsung dilakukan rawat inap di rumah sakit jika
gejala yang dialaminya tidak parah. Pengobatan rawat jalan dapat dilakukan dengan cara
mengonsumsi obat penurunan demam agar tidak memperparah penyakitnya.

 Autopsy
-

Anda mungkin juga menyukai