Anda di halaman 1dari 5

Tugas Analisa Penyakit dari Sudut Triad Epidemiologi

Nama :
1. Eka Retno Wulandari (P17410181028)
2. Dinda Restu Amalia (P17410181032)
3. Vega Marsella (P17410181047)

Kelas : 2A RMIK

PENYAKIT TIFUS

Demam tifoid atau yang biasa dikenal dengan tipes adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Penyakit yang banyak terjadi di negara-negara
berkembang dan dialami oleh anak-anak ini dapat membahayakan nyawa jika tidak ditangani
dengan baik dan secepatnya. Tifus dapat menular dengan cepat. Infeksi demam tifoid terjadi
ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi sejumlah
kecil tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii. Pada kasus yang jarang terjadi,
penularan juga bisa terjadi akibat terkena urine yang terinfeksi bakteri.

Makanan dan air yang terkontaminasi diduga oleh para dokter sebagai penyebab
utama berkembangnya penyakit tifus. Sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna juga
bisa menjadi penyebab penyakit ini lebih banyak dialami anak-anak. Gejala tifus umumnya
mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi dengan ciri-ciri berupa demam
tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut. Kondisi ini dapat memburuk dalam
beberapa minggu. Diperkirakan 1 dari 5 orang akan meninggal karena tifus.

TRIAD EPIDEMIOLOGI PADA PENYAKIT TIFUS

1. Agent
Agent atau penyebab penyakit adalah unsur organisme hidup, atau kuman infeksi,
yang menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Agent yang menyebabkan penyakit
tifus adalah agent bilogi yaitu Bakteri. Bakteri yang dimaksud adalah bakteri
Salmonella typhii. Bakteri ini masuk ke dalam penderita melalui makanan yang
tercemar bakteri ini.
Riwayat Alamiah Penyakit
 Tahap Prepatogenesis
Salmonella thypy masuk melalui mulut, Styphi masuk ke tubuh manusia
bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar. Cara penyebarannya
melalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita yang kemudian secara pasif
terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu mengontaminasi makanan, minuman,
sayuran, maupun buah-buahan segar.
 Tahap Patogenesis
a. Tahap Inkubasi
Salmonella thypy telah masuk ke dalam tubuh, tetapi gejala fisik belum
nampak. Masa inkubasi berlangsung pada 7 – 14 hari, umumnya pada
10 – 12 hari.
b. Tahap Penyakit Dini
Demam adalah gejala yang paling konstan di antara semua
penampakan klinis. Pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit
tidaklah khas, berupa : anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian
depan, nyeri otot, lidah kotor, gangguan perut (perut meragam dan
sakit), dan kesulitan BAB.
c. Tahap Penyakit Lanjut
Ø  Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada
awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam
tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ºc hingga 40ºc, sakit kepala,
pusing, pegal-pegal, anoreksia (tidak ada / hilangnya selera makan),
mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali per menit, denyut
lemah, pernapasan semakin cepat dengan gambaran bronkitis kataral,
perut kembung dan merasa tak enak, sedangkan diare dan sembelit
silih berganti. Pada akhir minggu pertama, diare lebih sering terjadi.
Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah
serta bergetar atau tremor. Episteksis dapat dialami oleh penderita
sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang. Jika penderita ke
dokter pada periode tersebut, akan menemukan demam dengan gejala-
gejala di atas yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga.
Ruam kulit (rash / erupsi (memecah, muncul / menjadi terlihat) pada
kulit) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen di
salah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros (roseola / warna
merah pada setiap ruam) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang
dengan sempurna. Roseola terjadi terutama pada penderita golongan
kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran 2-4 mm,
berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau
dada bagian bawah, kelihatan memucat bila ditekan. Pada infeksi yang
berat, purpura kulit yang difus dapat dijumpai. Limpa menjadi teraba
dan abdomen mengalami distensi.
Ø  Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat
setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian
meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada minggu kedua
suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam).
Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari
berlangsung. Terjadi perlambatan relatif nadi penderita. Yang
semestinya nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini
relatif nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu tubuh. Gejala
toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium (halusinasi). Gangguan pendengaran umumnya
terjadi. Lidah tampak kering,merah mengkilat. Nadi semakin cepat
sedangkan tekanan darah menurun, sedangkan diare menjadi lebih
sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan.
Pembesaran hati dan limpa. Perut kembung dan sering berbunyi.
Gangguan kesadaran. Mengantuk terus menerus, mulai kacau jika
berkomunikasi dan lain-lain.
 Tahap Post Patogenesis
Ø  Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir
minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila
keadaan membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai
turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari
ulkus. Sebaliknya jika keadaan makin memburuk, dimana toksemia
memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas berupa delirium atau
stupor,otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin. Meteorisme dan timpani masih terjadi, juga tekanan abdomen
sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut. Penderita kemudian
mengalami kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai oleh
peritonitis (radang peritoneum, yang disebabkan oleh iritasi kimia atau
invasi bakteri) lokal maupun umum, maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi (penetrasi) usus sedangkan keringat
dingin,gelisah,sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang teraba
denyutnya memberi gambaran adanya perdarahan. Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian
penderita demam tifoid pada minggu ketiga.
Ø  Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal minggu ini
dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena
femoralis.
Ø  Relaps
Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikia juga
hanya menghasilkan kekebalan yang lemah,kekambuhan dapat terjadi
dan berlangsung dalam waktu yang pendek. Kekambuhan dapat lebih
ringan dari serangan primer tetapi dapat menimbulkan gejala lebih
berat daripada infeksi primer tersebut.Sepuluh persen dari demam
tifoid yang tidak diobati akan mengakibatkan timbulnya relaps.

2. Host
Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang berkaitan dengan penularan
penyakit. Host disini yang sering berkaitan dengan penyakit tifus adalah manusia dan
hewan. Seorang manusia yang memiliki kekebalan tubuh lemah akan mudah terserang
tifus, misalnya seorang bayi dan lansia yang rentan sekali terserang penyakit karena
sistem imunnya lemah. Selain faktor sistem imun pada manusia, penyakit tifus juga
karena pola hidup dari host (manusia) itu sendiri yang kurang bersih dan sehat.
Misalnya malas mencuci tangan sebelum makan, mengkonsumsi jajanan dan
minuman yang kotor.

3. Environment
Environment atau lingkungan adalah faktor luar dari individu yang menyebabkan
terjadinya penyakit. Lingkungan fisik menjadi salah satu penyebab terjadinya
penyakit tifus yaitu lingkungan yang kurang bersih dan makanan yang tidak higienis.
Karena penyakit tifus dapat menular dengan berbagai cara seperti melalui air, dan
makanan yang tercemar oleh air seni dan tinja penderita penyakit ini. Lingkungan
biologi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya tifus, yaitu Lalat. Lalat suka
sekali hinggap di tempat kotor dan benda kotor di mana tempat dan hal seperti ini
menjadi sarang bagi bakteri penyebab penyakit tipes, lalat yang hinggap di tempat
kotor dan benda dapat membawa bakteri penyebab penyakit tipes dikakinya yang
kemudian hinggap di makanan dan pada akhirnya menimbulkan kontaminasi penyakit
tipes

Anda mungkin juga menyukai