DISUSUN OLEH:
ALFRIANI FARAWELLA
(14420201033)
(...........................................) (...........................................)
A. Pengkajian
Menurut (Nursalam, 2008) pengkajian meliputi :
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
Perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang
bersemangat serta nafsu makan berkurang (terutama selama masa
inkubasi).
4. Kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai
samnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila
penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan).
Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya.
Pada punggung dan anggota gerak terdapat reseola, yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang ditemukan
dalam minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula
bradikardi dan epitaksis pada anak besar.
5. Pemeriksaan fisik
a. Mulut
Terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih, sementara
ujung dan tepinya bewarna kemerahan, dan jarang disertai tremor
6. Pemeriksaan Laboratorium
d. Pemeriksaan widal
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer
zat anti terhadap antigen 0, titer yang bernilai 1/200 atau lebih
menunjukkan kenaikan yang progresif.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia
2. Nyeri akut
3. Defisit nutrisi
C. Intervensi
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Nyeri akut Tujuan: Observasi
Setalah dilakukan intervensi 1. Identifikasi lokasi,
keperawatan selama 3x24 karakteristik, durasi,
jam diharapkan nyeri frekuensi, kualitas,
teratasi. intesitas nyeri.
Kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
- Mampu mengontrol nyeri 3. Identifikasi respon nyeri
(tahu penyebab nyeri, non verbal
mampu menggunakan tehnik 4. Identifikasi faktor yang
nonfarmakologi untuk memperberat dan
mengurangi nyeri, mencari memperingan nyeri
bantuan)
Terapeutik
- Melaporkan bahwa nyeri
1. Berikan terapi
berkurang dengan nonfarmakologis untuk
menggunakan manjemen mengurangi rasa nyeri.
nyeri. 2. Kontrol lingkungan
- Mampu mengenali nyeri yang memperberat rasa
(skala, intensitas, frekuensi, nyeri
dan tanda nyeri) 3. Fasilitasi istrahat dan
- Menyatakan rasa nyaman tidur
setelah nyeri berkurang.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjarkan terapi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Defisit Nutrisi Tujuan: Observasi
Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi status nutrisi
keperawatan selama 3x24 2. Identifikasi makanan
jam diharapkan kebutuhan yang disukai
nutrisi terpenuhi. 3. Identifikasi kebutuhan
Kriteria hasil: kalori dan jenis nutrient
- Adanya peningkatan berat 4. Monitor berat badan
badan sesuai dengan tujuan.
Terapeutik
- Berat badan ideal sesuai
1. Lakukan oral hygine
dengan tinggi badan.
sebelum makan
- Mampu mengidentifikasi
2. Sajikan makanan secara
kebutuhan nutrisi. menarik dan suhu yang
- Tidak ada tanda-tanda sesuai
malnutrisi 3. Berikan makanan tinggi
- Tidak ada penurunan berat kalori dan tinggi protein
badan yang berarti.
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
D. Implementasi
Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan.
Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini,
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).
PENYIMPANGAN KDM
Mempengaruhi pusat
Lase plak peyer Penurunan mobilitas usus thermoregulatory
dihipotalamus
Erosi
Penurunan peristaltik usus
Hipertermia
Komplikasi perforasi
dan perdarahan
usus
Konstipasi Peningkatan asam
lambung
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak (Untuk Perawatan dan
Anak). Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.
Widagdo. 2011. Masalah & TataLaksana Penyakit Infeksi Pada Anak, Jakarta:
CV Sagung Seto