(PPOK)
OLEH :
14420202087
MAKASSAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi
hipoksemia
Rentan terhadap infeksi Alveoli mengalami kolaps
pernafasan
kelemahan
Penurunan ventelasi paru
Resiko infeksi
ADL dibantu
Ketidaksamaan ventelasi
Hipertermia paru
Intoleransi
aktivitas
Gangguan pertukaran
gas
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien berupa identitas, riwayat
penyakit saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi
keluhan/gangguan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri,
kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah dan
lama terjadinya gangguan mobilitas. Riwayat penyakit yang diderita,
pengkajian fisik, sistem neurologis, kardiovaskuler, muskuloskeletas,
pernapasan. Gaya berjalan, perubahan intolernasi aktivitas, kekuatan otot
dan perubahan psikologis.
Pengkajian pada pernafasan dengan klien PPOK yang didasarkan
pada kegiatan sehari – hari. Ukur kualitas pernafasan antara skala 1 sampai
10. Dan juga mengidentifikasi faktor sosial dan lingkungan yang
merupakan faktor pendukung terjadinya gejala. Perawat juga
mengidentifikasi type dari gejala yang muncul antara lain, tiba-tiba atau
membahayakan dan faktor presipitasi lainnya antara lain perjalanan
penularan temperatur dan stress.
Pengkajian fisik termasuk pengkajian bentuk dan kesimetrisan
dada, Respiratory Rate dan Pola pernafasan, posisi tubuh menggunakan
otot bantu pernafasan dan juga warna, jumlah, kekentalan dan bau sputum.
Palpasi dan perfusi pada dada diidentifikasikan untuk mengkaji
terhadap peningkatan gerakan Fremitus, gerakan dinding dada dan
penyimpanan diafragma. Ketika mengauskultasi dinding dada pada
dewasa tua / akhir seharusnya diberi cukup waktu untuk kenyamanan
dengan menarik nafas dalam tanpa adanya rasa pusing.
Hal-hal yang perlu dikaji pada lansia antara lain :
a. Aktifitas / istirahatKeletihan, kelemahan, malaise, ketidak mampuan
melakukan aktifitas sehari-hari karena sulit bernafas.
b. Sirkulasi
Pembengkakan pada ekstremitas bawah, peningkatan tekanan
darah,takikardi.
c. Integritas ego
Perubahan pola hidup, ansietas, ketakutan,peka rangsang.
d. Makanan/cairan
Mual/muntah, anoreksia, ketidakmampuan untuk makan karena
distress pernafasan, turgor kulit buruk, berkeringat.
e. Higiene
Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktifitas sehari-hari, kebersihan buruk, bau badan.
f. Pernafasan
Nafas pendek, rasa dada tertekan, dispneu, penggunaan otot bantu
pernafasan.
g. Keamanan
Riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat atau faktor lingkungan.
h. Seksualitas
i. Penurunan libido.
j. Interaksi social
Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, keterbatasan
mobilitas fisik.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dengan pendekatan persistem
dimulai dari kepala Sampai ujung kaki dapat lebih mudah.Dalam melakukan
pemeriksaan fisik perlu dibekali kemampuan dalam melakukan pemeriksaan fisik
secara sistematis dan rasional. Teknik pemeriksaan fisik perlu modalitas dasar
yang digunakan meliputi: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan Membran
Alveolus-kapiler.
b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,
ketidakmampuan menelan makanan.
c. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan; spasme jalan
napas, hipersekresi jalan napas.
d. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit/ infeksi
e. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan; depresi pusat
pernapasan, hambatan jalan napas, gangguan neuromuscular.
f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan O2.
g. Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
h. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis, ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer dan sekunder
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa RENCANA TINDAKAN
Luaran Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Oksigen
berhubungan dengan selama 3x24 jam, maka pertukaran gas Observasi :
Perubahan Membran meningkat. 1) Monitor kecepatan aliran oksigen
Alveolus-kapiler. Kriteria Hasil : 2) Monitor posisi alat terapi oksigen
1) Tingkat kesadaran meningkat 3) Monitor aliran oksigen secara periodic dan
2) Dyspnea menurun pastikan fraksi yang diberikan cukup.
3) Bunyi napas tambahan menurun 4) Monitor efektivitas terapi oksigen (mis. Oksimetri,
4) Pusing menurun analisa gas darah)
5) Penglihataan kabur menurun 5) Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat
6) Gelisah menurun makan.
7) Napas cuping hidung menurun 6) Monitor tanda-tanda hipoventilasi.
8) Pco2 membaik 7) Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
9) Po2 membaik atelectasis
10) Pola napas membaik 8) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen.
Teerapeutik :
9) Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trakea,
jika perlu.
10) Pertahankan kepatenan jalan napas
11) Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
12) Berikan oksigen tambahan, jika perlu
13) Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi.
14) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien.
Edukasi :
15) Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah.
Kolaborasi :
16) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
17) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur.
2. Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
dengan kurangnya asupan selama 3x24 jam, Tatus nutrisi membaik Observasi :
makanan, ketidakmampuan
menelan makanan. Kriteria Hasil : 1) Identifikasi status nutrisi
1) Porsi makanan yang dihabiskan 2) Identifikasi alrgi dan intoleransi makanan
meningkat. 3) Identifikasi makanan yang disukai
2) Kekuatan otot menelen meningkat 4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
3) Perasaan cepat kenyang menurun 5) Identifikasi perlunya penggunaan selang
4) Berat badan membaik nasogatrik
5) Indeks masa tubuh membaik 6) Monitor asupan makanan
6) Frekuensi makan membaik 7) Monitor berat badan
7) Nafsu makan membaik 8) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
8) Bising usus membaik Terapeutik :
9) Membran mukosa membaik 9) Lakukan oral hygiene sebelum makan
10) Fasilitasi menentukan pedoman makanan (mis.
Piramida makanan)
11) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai.
12) Berikan makanan tinggi serat dan tinggi protein
13) Berikan suplemen makanan
14) Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi.
Edukasi :
15) Anjurkan posisi duduk
16) Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
17) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiemetic).
Kolaborasi dengan ahli gizi unruk menentukan kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan.
3. Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manjemen jalan napas
efektif berhubungan selama 3x24 jam, maka Bersihan jalan Observasi :
dengan; spasme jalan napas,
hipersekresi jalan napas. napas meningkat. 1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Kriteria Hasil : usaha napas).
1) Batuk efektif meningkat 2) Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
2) Produksi sputum menurun mengi, wheezing, ronchi kering)
3) Mengi menurun 3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
4) Wheezing menurun Terapeutik :
5) Meconium menurun 4) Pertahankan kepatanan jalan napas dengan
6) Dispneu menurun head-tilt dan chin-lift (jaw-trust jika curiga trauma
7) Gelisah menurun servikal).
8) Frekuensi napas membaik 5) Posisikan semi fowler atau fowler
Pola napas membaik 6) Berikan minum hangat
7) Lakukan fisioterapi dada
8) Berika oksigen
Edukasi :
9) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak terkotaminasi.
10) Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi :
11) Kolaborasi pemberian bronkodilator
4. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermi
dengan proses Penyaki/ selama 3x24 jam, maka Termoregulasi Observasi :
infeksi membaik. 1) Identifikasi penyebab hipertermi ( mis.
Dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
Kriteria Haasil :
penggunaan incubator).
1) Menggigil menurun 2) Monitor suhu tubuh
2) Takikardi menurun 3) Monitor kadar elitrolit
3) Suhu kulit membaik 4) Monitor haluaran urine
4) Suhu tubuh membaik 5) Monitor komplikasi akibat hipertermi
Terapeutik :
6) Sediakan lingkunagan yang dingin
7) Longgarkan atau lepaskan pakaian
8) Kompres air hangat
9) Berikan cairan oral
10) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
11) Berikan oksigen
Edukasi :
12) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
13) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena.
5. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan napas
berhubungan dengan; selama 3x24 jam, maka pola napas Observasi :
depresi pusat pernapasan, membaik. 1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
hambatan jalan napas, napas).
Kriteria Hasil :
gangguan neuromuscular. 2) Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
1) Ventilasi semenit meningkat mengi, wheezing, ronchi kering)
2) Kapasitas vital meningkat 3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma).
3) Tekanan ekspirasi meningkat Terapeutik :
4) Tekanan inspirasi meningkat 4) Pertahankan kepatanan jalan napas dengan head-
5) Dyspnea menurun tilt dan chin-lift (jaw-trust jika curiga trauma
6) Penggunaan otot bantu napas servikal).
menurun. 5) Posisikan semi fowler atau fowler
7) Pemanjangan fase ekspirasi menurun 6) Berikan minum hangat
8) Ortopnea menurun 7) Lakukan fisioterapi dada
9) Pernapasan cuping hidung menurun. 8) Berika oksigen
10)Frekuensi napas membaik Edukasi :
11)Kedalaman napas membaik 9) Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
10)Kolaborasi pemberian bronkodilator
6. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen energy
berhubungan dengan selama 3x24 jam, maka toleransi Observasi :
ketidakseimbangan suplai aktivitas meningkat. 1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
dan kebutuhan O2. Kriteria Hasil : mengakibatkan kelelahan
1) Frekuensi nadi meningkat 2) Monitor kelelahan fisik dan emosional
2) Saturasi oksigen meningkat 3) Monitor pola dan jam tidur
3) Kemudahan melakukan aktivitas 4) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
sehari-hari meningkat melakukan aktivitas.
4) Kekuatan tubuh bagian atas Terapeutik :
meningkat. 5) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
5) Keluhan lelah menurun (mis. Cahaya, suara, kunjungan).
6) Dyspnea saat beraktivitas menurun. 6) Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif.
7) Dyspnea setelah beraktivitas 7) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
menurun. 8) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
8) Perasaan lemah menurun dapat berpindah atau berjalan.
9) Tekanan darah membaik Edukasi :
10) Frekuensi napas membaik 9) Anjurkan tirah baring
10) Anjurkan melakukan aktivitas ssecara bertahap
11) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang.
12) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan.
Kolaborasi :
13) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
7. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi komunikasi efektif
berhubungan dengan kurang selama 3x24 jam, maka tingkat Observasi :
terpapar informasi pengetahuan meningkat. 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Kriteria Hasil : informasi.
1) Perilaku sesuai anjuran meningkat Terapeutik :
2) Verbalisasi minat dalam belajar 2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
meningkat. 3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3) Kemampuan menjelaskan pengetahu- kesepakatan.
an tentang satu topic meningkat. 4) Berikan kesempatan untuk bertanya
4) Kemampuan menggambarkan Edukasi :
pengalaman sebelumnya yang sesuai 5) Jelaskan factor-faktor yang dapat meningkatkan
dengan topic. dan menurunkan komunikasi efektif
5) Perilaku sesuai dengan pengetahuan 6) Ajarkan cara melakukan verifikasi pada pesan
meningkat. yang diterima.
6) Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun
7) Persepsi yang keliru terhadap
masalah menurun
8) Menjalani pemeriksaan yang tidak
tepat menurun
9) Perilaku membaik
8. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi
dengan penyakit kronis, selama 3x24 jam, maka tingkat infeksi Observasi :
ketidakadekuatan menurun. 1) Monitor tanda dan gejala infeksi.
pertahanan tubuh primer Kriteria Hasil : Terapeutik :
dan sekunder. 1) Kebersihan tangan meningkat 2) Batasi jumlah pengunjung
2) Kebersihan badan meningkat 3) Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko
3) Nafsu makan meningkat tinggi
4) Demam menurun Edukasi :
5) Kemerahan menurun 4) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6) Nyeri menurun 5) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
7) Bengkak menurun 6) Ajarkan etika batuk
8) Kadar sel darah putih membaik 7) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
DAFTAR PUSTAKA