Disusun Oleh :
Nia Fernika(19221006P)
S1 Keperawatan Khusus
Dosen Pembimbing : Ns. Andesma Saputra, M.Kep
Skenario 1
Seorang pria (20 tahun), datang ke rumah sakit karena flu dan diare yang
berkepanjangan.Salah satu mahasiswa keperawatan diminta untuk melakukan
asesmen keperawatan dan diawasi oleh perawat senior.Dia menemukan banyak
bekas luka jarum suntik melalui kedua lengan atas pasien, dan komunikasi yang
tidak koheren. Ketika pelajar bertanya apakah pasien menggunakan narkoba,
maka dia menjawab bahwa dia telah menggunakan narkoba selama lima tahun dan
berbagi jarum. Dia juga mengatakan bahwa dia melakukan seks bebas sejak tiga
tahun lalu.Berdasarkan penilaian, perawat menyarankan pasien untuk tes VCT.
Definisi
Seks bebas adalah kebiasaan melakukan seksual
secara bebas dilakukan oleh mereka yang menentang atau merasa
enggan jika diri mereka terikat dalam suatu pernikahan yang suci.
Dampak seks bebas
- Berjangkitnya penyakit kelamin
Gonore, Syphilis
Ulcus Molle (chancroid)
Limfogranuloma Venereum
Granuloma Inguinale
- Aids
- Munculnya Mafia Perdagangan Wanita
f. Hubungan narkba dan seks bebas terhadap orang yang beresiko terinfeksi
virus HIV
Adapun kelompok orang yang beresiko terkena virus HIV antara lain:
Pekerja Seks Komersial
Virus HIV menular melalui cairan tubuh, salah satunya adalah sperma dan cairan
vagina. Seorang pekerja seks komersial mengharuskan dirinya berganti-ganti
pasangan. Perilaku ini sangat rentan untuk tertular HIV AIDS. Perilaku berganti-
ganti pasangan atau seks bebas adalah perilaku berisiko tinggi. Jika Anda
khawatir untuk terkena HIV AIDS maka jauhilah perilaku seperti ini.
Pemakai Narkoba
Pemakaian narkoba dan zat psikotropika lainnya menjadi salah satu cara
penularan HIV AIDS. Salah satunya adalah karena pemakaian jarum suntik secara
bersamasama. Narkoba sudah pasti merusak jiwa dan raga. Ditambah risiko
tertular HIV AIDS yang menyertainya, maka sebaiknya Anda jauh-jauh
menghindarinya.
Perilaku Seks Bebas
Istilah seks bebas tentu mengacu pada perilaku seks ke pada lebih dari satu
pasangan. Entah itu dengan pekerja seks komersial atau bukan, perilaku seks
bebas atau berganti-ganti pasangan sama tinggi risiko. Untuk itu, setialah pada
pasangan Anda.
Orang yang Memiliki Orientasi Seks Sesama Jenis
Selain dilarang oleh agama dan menentang nilai-nilai moral yang berlaku di
masyarakat, perilaku seks pecinta sesama jenis juga berisiko menularkan HIV
AIDS. Tingkatkan keimanan dan ketakwaan untuk menghindari godaan. Serta
jangan lupa, isi pikiran dan kegiatan dengan hal-hal positif.
Mendapat Tranfusi Darah yang Tercemar HIV
Ada banyak prosedur yang harus dilewati ketika seseorang akan mendonorkan
darahnya atau menerima tranfusi darah. Pastikan Anda hanya menerima
tranfusi darah dari lembaga yang sudah teruji, seperti PMI. Anda juga disarankan
tidak sembarangan melakukan donor darah kecuali yang diadakan oleh
lembaga-lembaga kesehatan yang resmi.
Ibu Hamil yang Menularkan Virus kepada Bayinya
Bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang positif HIV sudah pasti bayi tersebut
tertular virus HIV. Akan tetapi, bukan berarti bayi tersebut tidak memiliki
harapan hidup. Pastikan ibu memperoleh obat secara rutin. Pastikan pula bayi
tetap mendapatkan ASI. Sang ibu bisa didampingi untuk bisa memberikan ASI
dan mengurus bayinya.
Orang yang Bekerja di Lingkungan Penderita HIV AIDS
Siapa bilang tenaga kesehatan bisa luput tertular HIV AIDS. Seorang dokter,
suster, perawat, atau pekerja rumah sakit rentan tertular HIV AIDS karena
tuntutan pekerjaan mengharuskan mereka berada di lingkungan orang yang
terjangkit virus HIV AIDS.
g. Pemeriksaan VCT
Definisi
adalah Voluntary Counselling And Testing atau bisa diartikan
sebagai konseling dan tes HIV sukarela (KTS). Layanan ini
bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, serta
pengobatan bagi penderita HIV/AIDS.
Adapun proses utama dalam penanganan HIV/AIDS melalui VCT
adalah sebagai berikut:
Tahap Konseling Pra Tes
Tahap ini dilakukan pemberian informasi tentang HIV dan
AIDS. Kemudian konselor memulai diskusi dan klien
diharapkan jujur menceritakan kegiatan sebelumnya yang
dicurigai dapat berisiko terpapar virus HIV, seperti pekerjaan
atau aktivitas sehari-hari, riwayat aktivitas seksual, penggunaan
narkoba suntik, pernah menerima transfusi darah atau
transplantasi organ, memiliki tato dan riwayat penyakit
terdahulu.
Tes HIV
Setelah klien mendapatkan informasi yang jelas melalui
konseling pra tes, maka konselor akan menjelaskan mengenai
pemeriksaan yang bisa dilakukan, dan meminta persetujuan
klien untuk dilakukan tes HIV. Setelah mendapat persetujuan
tertulis, maka tes dapat dilakukan. Bila hasil tes sudah tersedia,
hasil tes akan diberikan secara langsung (tatap muka) oleh
konselor.
Tahapan Konseling Pasca Tes
Setelah menerima hasil tes, maka klien akan menjalani tahapan
post konseling. Apabila hasil tes negatif, konselor tetap akan
memberi pemahaman mengenai pentingnya menekan risiko
HIV/AIDS. Misalnya, melakukan hubungan seksual dengan
lebih aman dan menggunakan kondom. Namun, apabila hasil tes
positif, maka konselor akan memberikan dukungan emosional
agar penderita tidak patah semangat. Konselor juga akan
memberikan informasi tentang langkah berikutnya yang dapat
diambil, seperti penanganan dan pengobatan yang perlu dijalani.
Termasuk pula cara mempertahankan pola hidup sehat, serta
bagaimana agar tidak menularkan ke orang lain.
IV. Analisa Masalah
Menurunnya sel T
RR meningkat
V. Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, penyebab dan tanda dan
gejala,pengoban serta pencegahan dari flu
b. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, penyebab dan tanda dan gejala
,pengobatan serta pencegahan dari diare
c. Mahasiswa dapat menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS serta
hubungannya dengan flu dan diare
d. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi narkoba dan dampak nya bagi
kesehatan
e. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi seks bebas dan dampaknya bagi
kesehatan
f. Mahasiswa dapat menjelaskan kelompok orang yang berisiko terkena
Virus HIV serta hubungannnya dengan pengguna narkoba dan seks
bebas
g. Mahasiswa dapat mejelaskan proses virus HIV menginfeksi tubuh
penderita
VI. Belajar mandiri/sendiri
Disarankan agar masing-masing mahasiswa mencari dari sumber yang
berbeda agar dapat saling melengkapi.
VII. Pelaporan/evaluasi
a. Mahasiswa mengawali langkah ini dengan menerima skenario
b. Mahasiswa membaca skenario
c. Diskusi tentang skenario pada masalah yang direncanakan
d. Membuat/mengirimkan laporan
Daftar pustaka
http://en.wikipedia.org.