Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

ANALISIS SKENARIO KASUS

Disusun Oleh :
Nia Fernika(19221006P)
S1 Keperawatan Khusus
Dosen Pembimbing : Ns. Andesma Saputra, M.Kep

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019-2020
ANALISIS SKENARIO KASUS

Skenario 1

Seorang pria (20 tahun), datang ke rumah sakit karena flu dan diare yang
berkepanjangan.Salah satu mahasiswa keperawatan diminta untuk melakukan
asesmen keperawatan dan diawasi oleh perawat senior.Dia menemukan banyak
bekas luka jarum suntik melalui kedua lengan atas pasien, dan komunikasi yang
tidak koheren. Ketika pelajar bertanya apakah pasien menggunakan narkoba,
maka dia menjawab bahwa dia telah menggunakan narkoba selama lima tahun dan
berbagi jarum. Dia juga mengatakan bahwa dia melakukan seks bebas sejak tiga
tahun lalu.Berdasarkan penilaian, perawat menyarankan pasien untuk tes VCT.

TUJUH LANGKAH TUTORIAL

I. Mengklarifikasi kata/istilah yang tidak dikenal :


a. Flu
b. Diare
c. Narkoba
d. Seks Bebas
e. VCT

II. Definisi masalah/perumusan masalah


a. Jelaskan apa yang dimaksud flu,penyebab,tanda dan
gejala,pengobatan,dan pencegahannya?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan diare,penyebab,tanda dan
gejala,pengobatan dan pencagahannya?
c. Apakah hubungan flu dan diare terhadap tanda dan gejala HIV/AIDS?
d. Apa yang dimaksud dengan narkoba,Jenis dan dampak bagi kesehatan?
e. Apa itu seks bebas dan dampak bagi kesehatan?
f. Apakah hubungan narkoba dan seks bebas terhadap orang yang berisiko
terinfeksi virus HIV/AIDS?
g. Apa yang dimaksud dengan VCT dan proses pelaksanaannya?
III. Brainstorming
a. Flu
 Definisi
Flu atau influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus RNA dari familia Orthomyxoviridae (virus influenza), yang
menyerang unggas dan mamalia.virus ini dapat menyerang hidung,
tenggorokan, dan paru-paru. Flu atau influenza ini sangat umum
terjadi di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke
orang lain, terutama ketika 3-4 hari pertama setelah pengidapnya
terinfeksi virus flu,
 Tanda dan Gejala
Ketika flu menyerang seseorang, maka pengidapnya akan
mengalami beberapa keluhan. Berikut gejala-gejala yang umumnya
pengidap flu alami:
 Pegal-pegal.
 Batuk kering.
 Sakit kepala.
 Sakit tenggorokan.
 Bersin-bersin, hidung tersumbat, atau hidung beringus.
 Kehilangan nafsu makan.
 Penyebab
Virus influenza adalah penyebab flu pada seseorang.Di samping
itu, seseorang bisa tertluar virus ini akibat menghirup udara yang
sudah tercemas virus influenza dari orang yang terinfeksi.Cara
penularannya bisa melalui bersin atau menyentuh benda yang
sudah terkontaminasi virus flu.Selain itu, flu juga bisa menyebar
lewat kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi.
 Pengobatan
Umumnya flu dapat sembuh dengan sendirinya.Langkah
pengobatannya adalah istirahat yang cukup, banyak minum, serta
menjaga tubuh agar tetap hangat.Disarankan bagi pengidap untuk
mengonsumsi obat penurun demam.Obat penurun demam juga
dapat mengurangi gejala nyeri dan pegal dari flu. Pengidap tidak
dianjurkan mengonsumsi antibiotik karena obat ini berfungsi
membunuh bakteri, sedangkan flu disebabkan oleh virus..
 Pencegahan Flu
Seperti penjelasan sebelumnya, flu bisa menyebar melalui bersin
atau menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus flu. Oleh
karena itu, untuk mencegah terjadinya flu, kebersihan harus selalu
dijaga. Selalu mencuci tangan dan menggunakan masker saat
bepergian, terutama jika orang di sekitar ada yang mengidap flu.
Langkah pencegahan lainnya adalah dengan vaksinasi, tetapi cara
ini hanya dianjurkan bagi mereka yang lebih rentan mengalami
komplikasi flu.
b. Diare
 Definisi
Diare merupakan sebuah kondisi ketika pengidapnya melakukan
buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Di samping itu,
feses pengidap diare lebih encer dari biasanya.Hal yang perlu
diwaspadai, meski diare bisa berlangsung singkat, tapi bisa pula
berlangsung selama beberapa hari.Bahkan, dalam beberapa kasus
bisa terjadi hingga berminggu-minggu.
 Gejala
Beberapa gejala yang diakibatkan diare, antara lain:
 Feses lembek dan cair
 Nyeri dan kram perut.
 Mual dan muntah.
 Nyeri kepala.
 Kehilangan nafsu makan.
 Haus terus-menerus.
 Darah pada feses.
 Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai
diare. Pada anak-anak, diare dapat ditandai dengan jarang
buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa
mengeluarkan air mata.
 Penyebab
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami
diare. Umumnya, diare disebabkan oleh hal-hal berikut:
 Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
 Alergi makanan.
 Efek samping dari obat-obatan tertentu.
 Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
 Penyakit usus.
 Pasca operasi batu empedu.
 Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit
Crohn, olitis ulseratif, atau olitis mikroskopik.
 Irritable bowel syndrome.
 Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh
menolak protein gluten.
 Pengobatan
 Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini
merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare,
bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang
tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan
dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang
berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat
berakibat fatal (keracunan air).
 Mencoba makan lebih sering tetapi dengan porsi yang lebih
sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum
terlalu cepat.
 Cairan intravenous: kadang kala, terutama pada anak-
anak, dehidrasi dapat mengancam jiwa dan cairan
intravenous mungkin dibutuhkan.
 Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang
dapat diserap oleh tubuh.
 Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh
merupakan faktor utama dalam membatasi penyebaran
penyakit.
 Pencegahan
Beberapa upaya untuk mencegah diare, antara lain:
 Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah
makan, setelah menyentuh daging yang belum dimasak,
setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan
menggunakan sabun dan air bersih.
 Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak
hingga matang sempurna, serta menghindari makanan dan
minuman yang tidak terjamin kebersihannya.

c. Hubungan flu dan diare terhadap tanda dan gejala HIV/AIDS


Gejala HIV awal
Gejala HIV awal dapat mulai terjadi dalam 3-6 minggu atau paling
lama 3 bulan setelah virus masuk ke tubuh. Ketika virus sudah
menginfeksi tubuh, seseorang dapat mengalami sejumlah gejala HIV
yang mirip-mirip dengan gejala sakit flu, yaitu:
 Demam
 Kelenjar getah bening membesar
 Badan terasa lemas
 Sakit tenggorokan
 Diare
 Infeksi jamur
 Ruam merah
Gejala HIV stadium I
Pada stadium ini, penderita tidak menunjukkan gejala, dan kalau pun
ada gejalanya hanya berupa pembesaran kelenjar getah bening di
berbagai bagian tubuh penderita, misalnya leher, ketiak, dan lipatan
paha.
Periode tanpa gejala dapat terjadi bertahun-tahun, bisa 5-10 tahun
tergantung dari daya tahan tubuh penderita. Rata-rata, para penderita
HIV akan berada di stadium ini selama 7 tahun.
ODHA pun kerap masih tampak normal layaknya orang sehat pada
umumnya. Alhasil, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah
terinfeksi virus HIV dan menularkannya ke orang lain.
Gejala HIV stadium II
Pada gejala HIV stadium ini, daya tahan tubuh ODHA umumnya sudah
mulai turun.Virus menunjukkan aktivitasnya pada daerah yang
memiliki membran mukosa kecil.
Tanda dan gejala HIV dalam tahap ini berupa:
 Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab
yang jelas.
 Infeksi saluran napas atas yang sering kambuh,
Seperti sinusitis, bronkitis radang telinga tengah
(otitis media),
 radang tenggorokan (faringitis)
 Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
 Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang
berulang.
 Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
 Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas
yang tibatiba muncul.
 Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
Gejala HIV stadium III
Fase ini disebut fase simptomatik, yang sudah ditandai dengan adanya
gejala-gejala infeksi primer.Gejala yang timbul pada stadium III ini
cukup khas sehingga kita bisa mengarah pada dugaan diagnosis infeksi
HIV/AIDS.Gejala HIV pada stadium III antara lain:
 Penurunan berat badan lebih dari 10% dari perkiraan
beratbadan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas.
 Mencret-mencret (diare Kronis) yang tidak
jelaspenyebabnya dan sudah berlangsung lebih dari 1
bulan.
 Demam yang terus menerus atau hilang timbul selama
lebihdari 1 bulan yang tidak jelas penyebabnya.
 Infeksi jamur di mulut (candidiasis oral).
 Oral hairy leukoplakia, munculnya bercak putih pada
lidahyang permukaannya kasar, tampak berombak,
dan berbulu.
 Tuberkulosis paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir.
 .Radang mulut akut nekrotik, gingivitis (radang gusi),
periodontitis yang berulang dan tidak kunjung
sembuh.
Tanda dan gejala AIDS
Stadium IV penyakit HIV disebut juga stadium akhir AIDS.
Biasanya gejala AIDS ditandai dengan kadar sel CD4 dalam tubuh
penderita terlampau rendah, yaitu di bawah angka 200 sel/mm3. Pada
orang dewasa normal, kadar sel CD4 idealnya berkisar antara 500
sel/mm3 sampai 1600 sel/mm3.
Tanda dan gejala AIDS pada stadium HIV akhir ini berupa munculnya
pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh.Pengidapnya juga dapat
memunculkan beberapa infeksi oportunistik.
d. Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)
 Definisi
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis,
maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan
kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika
pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah
sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan.
Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Untuk
mengetahui apa saja jenis dan bahaya narkoba bagi kesehatan,
simak ulasannya berikut ini.
 Jenis-jenis Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)
Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa
memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan jika
disalahgunakan. Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi
menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko
ketergantungan.
1. Narkotika Golongan 1
Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka
sangat berbahaya jika dikonsumsi karena beresiko tinggi
menimbulkan efek kecanduan.
2. Narkotika Golongan 2
Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk
pengobatan asalkan sesuai dengan resep dokter. Jenis dari
golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya
seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga
berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan.
3. Narkotika Golongan 3
Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan
yang cukup ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta
terapi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa jenis narkoba yang
bisa didapatkan secara alami namun ada juga yang dibuat melalui proses
kimia. Jika berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika
tersebut di antaranya adalah:
• Narkotika Jenis Sintetis
Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit.
Golongan ini sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga
penelitian. Contoh dari narkotika yang bersifat sintetis seperti
Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.
• Narkotika Jenis Semi Sintetis
Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang
kemudian diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya.
Contohnya adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-lain.
• Narkotika Jenis Alami
Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan
langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena
kandungannya yang masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk
dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa menyebabkan
dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat
fatalnya adalah kematian.
 Bahaya dan Dampak Narkoba pada Hidup dan Kesehatan
Ada banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya
adalah:
1. Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan
elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek
ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi,
perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka
panjang dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan
pada otak.
2. Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh
pengguna narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis
berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang
berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian
berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk
seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.
3. Menurunnya Tingkat Kesadaran
Hilangnya kesadaran membuat koordinasi tubuh terganggu, sering
bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang
cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit
mengenali lingkungan sekitar.
2. Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai
menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau
yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan
kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan
dapat menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus
dihadapi jika sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi
taruhannya.
3. Gangguan Kualitas Hidup
Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh,
penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas
hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami
masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian
jika terbukti melanggar hukum.
e. Seks Bebas

 Definisi
Seks bebas adalah kebiasaan melakukan seksual
secara bebas dilakukan oleh mereka yang menentang atau merasa
enggan jika diri mereka terikat dalam suatu pernikahan yang suci.
 Dampak seks bebas
- Berjangkitnya penyakit kelamin
 Gonore, Syphilis
 Ulcus Molle (chancroid)
 Limfogranuloma Venereum
 Granuloma Inguinale
- Aids
- Munculnya Mafia Perdagangan Wanita

f. Hubungan narkba dan seks bebas terhadap orang yang beresiko terinfeksi
virus HIV
Adapun kelompok orang yang beresiko terkena virus HIV antara lain:
Pekerja Seks Komersial
Virus HIV menular melalui cairan tubuh, salah satunya adalah sperma dan cairan
vagina. Seorang pekerja seks komersial mengharuskan dirinya berganti-ganti
pasangan. Perilaku ini sangat rentan untuk tertular HIV AIDS. Perilaku berganti-
ganti pasangan atau seks bebas adalah perilaku berisiko tinggi. Jika Anda
khawatir untuk terkena HIV AIDS maka jauhilah perilaku seperti ini.
Pemakai Narkoba
Pemakaian narkoba dan zat psikotropika lainnya menjadi salah satu cara
penularan HIV AIDS. Salah satunya adalah karena pemakaian jarum suntik secara
bersamasama. Narkoba sudah pasti merusak jiwa dan raga. Ditambah risiko
tertular HIV AIDS yang menyertainya, maka sebaiknya Anda jauh-jauh
menghindarinya.
Perilaku Seks Bebas
Istilah seks bebas tentu mengacu pada perilaku seks ke pada lebih dari satu
pasangan. Entah itu dengan pekerja seks komersial atau bukan, perilaku seks
bebas atau berganti-ganti pasangan sama tinggi risiko. Untuk itu, setialah pada
pasangan Anda.
Orang yang Memiliki Orientasi Seks Sesama Jenis
Selain dilarang oleh agama dan menentang nilai-nilai moral yang berlaku di
masyarakat, perilaku seks pecinta sesama jenis juga berisiko menularkan HIV
AIDS. Tingkatkan keimanan dan ketakwaan untuk menghindari godaan. Serta
jangan lupa, isi pikiran dan kegiatan dengan hal-hal positif.
Mendapat Tranfusi Darah yang Tercemar HIV
Ada banyak prosedur yang harus dilewati ketika seseorang akan mendonorkan
darahnya atau menerima tranfusi darah. Pastikan Anda hanya menerima
tranfusi darah dari lembaga yang sudah teruji, seperti PMI. Anda juga disarankan
tidak sembarangan melakukan donor darah kecuali yang diadakan oleh
lembaga-lembaga kesehatan yang resmi.
Ibu Hamil yang Menularkan Virus kepada Bayinya
Bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang positif HIV sudah pasti bayi tersebut
tertular virus HIV. Akan tetapi, bukan berarti bayi tersebut tidak memiliki
harapan hidup. Pastikan ibu memperoleh obat secara rutin. Pastikan pula bayi
tetap mendapatkan ASI. Sang ibu bisa didampingi untuk bisa memberikan ASI
dan mengurus bayinya.
Orang yang Bekerja di Lingkungan Penderita HIV AIDS
Siapa bilang tenaga kesehatan bisa luput tertular HIV AIDS. Seorang dokter,
suster, perawat, atau pekerja rumah sakit rentan tertular HIV AIDS karena
tuntutan pekerjaan mengharuskan mereka berada di lingkungan orang yang
terjangkit virus HIV AIDS.

g. Pemeriksaan VCT
 Definisi
adalah Voluntary Counselling And Testing atau bisa diartikan
sebagai konseling dan tes HIV sukarela (KTS). Layanan ini
bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, serta
pengobatan bagi penderita HIV/AIDS.
Adapun proses utama dalam penanganan HIV/AIDS melalui VCT
adalah sebagai berikut:
 Tahap Konseling Pra Tes
Tahap ini dilakukan pemberian informasi tentang HIV dan
AIDS. Kemudian konselor memulai diskusi dan klien
diharapkan jujur menceritakan kegiatan sebelumnya yang
dicurigai dapat berisiko terpapar virus HIV, seperti pekerjaan
atau aktivitas sehari-hari, riwayat aktivitas seksual, penggunaan
narkoba suntik, pernah menerima transfusi darah atau
transplantasi organ, memiliki tato dan riwayat penyakit
terdahulu.
 Tes HIV
Setelah klien mendapatkan informasi yang jelas melalui
konseling pra tes, maka konselor akan menjelaskan mengenai
pemeriksaan yang bisa dilakukan, dan meminta persetujuan
klien untuk dilakukan tes HIV. Setelah mendapat persetujuan
tertulis, maka tes dapat dilakukan. Bila hasil tes sudah tersedia,
hasil tes akan diberikan secara langsung (tatap muka) oleh
konselor.
 Tahapan Konseling Pasca Tes
Setelah menerima hasil tes, maka klien akan menjalani tahapan
post konseling. Apabila hasil tes negatif, konselor tetap akan
memberi pemahaman mengenai pentingnya menekan risiko
HIV/AIDS. Misalnya, melakukan hubungan seksual dengan
lebih aman dan menggunakan kondom. Namun, apabila hasil tes
positif, maka konselor akan memberikan dukungan emosional
agar penderita tidak patah semangat. Konselor juga akan
memberikan informasi tentang langkah berikutnya yang dapat
diambil, seperti penanganan dan pengobatan yang perlu dijalani.
Termasuk pula cara mempertahankan pola hidup sehat, serta
bagaimana agar tidak menularkan ke orang lain.
IV. Analisa Masalah

Narkoba dan seks bebas

Terinfeksi Virus HIV

Menyerang kelenjar limfe dan sum-


sum tulang belakang

Infeksi sel T,makrofag dan sel dendritic

Mengikat protein perifer CD4

Menginfeksi sel imun

Banyaknya sel T yang dipengaruhi respon kiler penjamu

Menurunnya sel T

Sistem imun seluler makin melemah


kkkkkkkmmemelemahsemakin
melemah
Fungsi sel B dan Makrofag

Menurunnya fungsi sel penolong

Sel CD4 mati(<200)

Virus HIV berproduksi

Virus menginfeksi sel tubuh lainnya


Menyerang Menyerang Menyerang Tumor/kanker
saraf mata paru-paru
Gastrointestinal
Enchepalitis Renitis FLU
DIARE
esofagus Pneumictispne
monia Dehidrasi

RR meningkat

V. Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, penyebab dan tanda dan
gejala,pengoban serta pencegahan dari flu
b. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, penyebab dan tanda dan gejala
,pengobatan serta pencegahan dari diare
c. Mahasiswa dapat menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS serta
hubungannya dengan flu dan diare
d. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi narkoba dan dampak nya bagi
kesehatan
e. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi seks bebas dan dampaknya bagi
kesehatan
f. Mahasiswa dapat menjelaskan kelompok orang yang berisiko terkena
Virus HIV serta hubungannnya dengan pengguna narkoba dan seks
bebas
g. Mahasiswa dapat mejelaskan proses virus HIV menginfeksi tubuh
penderita
VI. Belajar mandiri/sendiri
Disarankan agar masing-masing mahasiswa mencari dari sumber yang
berbeda agar dapat saling melengkapi.
VII. Pelaporan/evaluasi
a. Mahasiswa mengawali langkah ini dengan menerima skenario
b. Mahasiswa membaca skenario
c. Diskusi tentang skenario pada masalah yang direncanakan
d. Membuat/mengirimkan laporan
Daftar pustaka

Syahailatua,Jufia (2016,22 Januari).Ini Metode Pencegahan Penularan Penyakit


HIV AIDS.Dikutip 15 April 2020 dari inilahcom.
https://gayahidup.inilah.com/read/detail

Harian Bernas.com (2016,08 Desember).7 Orang yang beresiko Tinggi


Terjangkit HIV/AIDS.Dikutip 15 April 2020.https://www.bernas.id/27731-7-
orang-yang-berisikotinggi-terjangkit-hivaids.html

Fadli,Rizal (2019,25 November). Penyakit Flu - Gejala, Penyebab, dan Cara


Mengobati.Dikutip 20 April 2020. https://www.halodoc.com/kesehatan/flu

Redaksi Halodoc (2020,23 Januari).Penyakit Diare - Gejala, Penyebab, dan Cara


Mengobati.Dikutip 20 April 2020.https://www.halodoc.com/kesehatan/diare

Wikipedia (2020,24 Maret).Patofisiologi HIV/AIDS.Dikutip 24 April 2020.

http://en.wikipedia.org.

Anda mungkin juga menyukai