Anda di halaman 1dari 5

Tugas Epidemiologi Eka Rizky Nuraeni

1. ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ), infeksi ini dapat menterang hidung,
tenggorokan, saluran nafas hingga ke paru-paru, memiliki beberapa tanda gejala
yaitu demam, batuk, flu, nyeri pada tenggorokan dan sakit saat menelan, dan lama
masa inkubasi untukn ispa sendiri, masa inkubasi bisa berlangsung selama 14 hari,
bahkan lebih. Ispa sendiri dapat disebabkan oleh beberapa agent, diantaranya
rhinovirus penyebab flu, pneumokokus penyebab pneumonia,adenovirus penyebab
bronkhitis, pneumonia dan flu.
Faktor resiko penyakit ispa diantaranya usia, anak-anak dan lansia paling rentan
terpapar penyakit ispa, karena berhubungan dengan kekebalan tubuh, dimana
kekebalan tubuh anak-anak masih dalam masa pertumbuhan dan penurunan
kekebalan tubuh pada usia lansia. Kemudian faktor yang kedua yaitu kekebalan
tubuh, yang mana bisa disebabkan karena kondisi medis individu tersebut, semisal
memiliki penyakit yang berhubungan dengan imunitas, atau kekebalan tubuhnya
menurun disebabkan karena sedang melakukan terapi medis tertentu seperti
kemoterapi. Lingkungan hidup individu tersebut juga menjadi salah satu faktor resiko
penyakit ispa, seseorang yang tinggal atau sering berada di lingkungan yang padat
dan berpotensi memiliki banyak virus, seperti rumah sakit, atau perkantoran dengan
sirkulasi udara yang buruk serta kondisi lembab dapat mempermudah individu
tersebut untuk terpapar virus. Kemudian gaya hidup yang tidak sehat seperti menjadi
perokok aktif yang dapat merusak jaringan atau saluran pernafasan hinga ke paru-
paru dapat memudahkan individu tersebut jadi tertular virus ispa.
Dan riwayat alamiah ISPA Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 pada
tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan tubuh penjamu, dan tubuh
penjamu berusaha untuk mengeluarkan, membatasi atau membasmi bibit penyakit
tersebut melalui mekanisme pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal. Infeksi
virus akan menyebabkan mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir,
jika pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara melalui
pipa-pipa pada saluran pernapasan. Jika seseorang batuk merupakan tanda bahwa
paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong lendir keluar, dan membersihkan
pipa saluran pernapasan. Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang
lain melalui udara pernapasan atau percikan ludah. Pada prinsipnya kuman ISPA
yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke
dalam saluran pernapasan, dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh
tubuh. Apabila orang terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA, ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri, virus, dan jamur penyebab ISPA.
2. Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menular melalui air, tanah atau
makanan yang telah terkontaminasi virus, bakteri atau parasit. Masa inkubasi diare
bervariasi bisa hitungan 12 jam hingga 3-5 hari. Untuk gejala nya sendiri ada mual
bahkan muntah, feses bertekstur cair atau lembek dan keluar dalam jumlah banyak,
bab cair tersebut lebih dari 4x dalam hitungan 24 jam, sakit perut terus menerus,
feses bahkan bisa keluar dalam bentuk darah, kemudian gejala lanjutanya individu
tersebut akan lemas bahkan demam karena dehidrasi. Agent penyebab diare bisa
berupa virus, salah satunya rotavirus, kemudian bisa disebabkan juga oleh baketri
seperti E.colli.
Faktor resiko penyakit diare ini berupa perilaku hidup yang tidak bersih, faktor
lingkungan, dan ekonomi, faktor usia yang mempengaruhi daya tahan tubuh,
kemudian status gizi individu itu sendiri. Riwayat alamiah diare, Bakteri Escherichia
coli masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi,
kemudian bakteri masuk ke sel epitel-epitel usus halus dan akan menyebabkan
infeksi dan merusak sel epitel.
3. HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang dapat menular melalui darah dan
cairan kelamin. Masa inkubasi HIV pada tiap individu dapat berbeda-beda, tapi pada
umumnya terjadi 2-4 minggu setelah terinfeksi. Gejala dari HIV sendiri yang paling
umum pada tahap awal terinfeksi adalah sariawan, sakit kepala, mudah lelah, sakit
tenggorokan, hilang nafsu makan, muncul ruam pada kulit, nyeri otot, pembengkakan
kelenjar getah bening. Agent nya sendiri adalah HIV ( Human immunodeficiency
virus).
Fakto resiko penyakit ini yaitu seringnya berganti pasangan untuk berhubungan
seksual dan tanpa menggunakan pengaman, berhubungan seksual melalui dubur
tanpa pengaman, ibu yang telah terinfeksi menularkan pada janin nya, menggunakan
jarum suntik bersamaan, mendapatkan prosedur medis atau tranfsui darah yang
tidak terjamin ke sterilan nya dan tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
Riwayat alamiah infeksi HIV dari tahap awal hingga ke tahap akhir AIDS tergantung
pada kekebalan dan kondisi individu, yang memerlukan waktu 2-15 tahun. Orang
yang hidup dengan HIV umumnya tidak menyadari tentang status HIV mereka tanpa
tes HIV karena mereka terlihat sehat dan setelah beberapa minggu terinfeksi,
mereka mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala atau hanya penyakit seperti
demam, sakit kepala, ruam atau sakit tenggorokan. Namun, HIV terus berkembang
dan menginfeksi sel T-Helper yang mengandung reseptor CD4 sampai virus ini
melemahkan system kekebalan tubuh dan menyebabkan gejala lebih lanjut,
termasuk pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan,
demam,diare dan batuk dan juga penyakit berat berikutnya seperti tuberculosis,
meningitis kriptokokus dan kanker seperti limfoma dan sarcoma kaposi. Ada
beberapa tahapan HIV/AIDS :
1) Tahap Pertama (Periode Jendela)
a) HIV masuk kedalam tubuh hingga terbentuk antibody dalam darah
b) Penderita HIV tampak dan merasa sehat.
c) Tes HIV belum bisa mendeteksi keradaan virus.
2) Tahap kedua (HIV Asimtomatik/ masa laten)
a) Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh
b) Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibody yang mulai
terbentuk.
c) Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan.
Rata-rata penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang
durasi tersebut lebih pendek.
3) Tahap ketiga (dengan gejala penyakit)
a) Pada tahap ini penderita dipastikan posistif HIV dengan sistem kekebalan
tubuh yang semakin menurun.
b) Mulai muncul gejala infeksi oportunitis, misalnya pembengkakan kelenjar limfa
atau diare terus menerus.
c) Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan,bergantung pada daya tahan
tubuh penderita.
4) AIDS
a) Pada tahap ini, penderita positif menderita AIDS.
b) Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
c) Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistis) menyebabkan kondisi penderita
semakin parah.
4. DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegepty,
nyamuk ini menularkan virus saat menggigit atau menghisap darah individu. Pada
umumnya masa inkubasi penyakit DBD terjadi 4-6 hari dari terinfeksi. Gejalanya
berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot tulang dan sendi, ruam merah, mual
dan muntah, mata kemerahan dan terasa sakit, ada mual bahkan muntah,
perdarahan pada gusi atau hidung bahkan dapat pada urine. Agent penyebab DBD
adalah virus dengue yang tadi dibawa oleh nyamuk aedes aegepty. Terdapat 4
komponen besar faktor risiko terbanyak dianalisis berupa klimatologi,
sosiodemografi, perilaku, serta lingkungan. Faktor sosiodemografi terbanyak diteliti
terkait kejadian DBD di Indonesia yaitu tingkat pendidikan. Faktor klimatologi seperti
temperatur merupakan faktor terpenting dan signifikan dalam proses
perkembangbiakan nyamuk. Komponen lingkungan terbanyak dianalisis berupa
tempat perindukan nyamuk. Faktor perilaku paling berisiko dalam kasus DBD yang
terbanyak diperoleh signifikan adalah kebiasaan menggantung pakaian.
Riwayat Alamiah DBD
1) Tahap Prepatogenesis Pada tahap ini terjadi interaksi antara pejamu (Host)
dan agen nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi oleh virus dengue. Jika
imunitas pejamu sedang lemah, seperti mengalami kurang gizi dan keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan maka virus dengue yang telah
menginfeksi nyamuk Aedes aegypti akan melanjutkan riwayat alamiahnya
yakni ke tahap Patogenesis.
2) Tahap Patogenesis Masa inkubasi virus dengue berkisar selama 4-10 hari
(biasanya 4-7 hari), nyamuk yang terinfeksi mampu menularkan virus selama
sisa hidupnya.Manusia yang terinfeksi adalah pembawa utama dan
pengganda virus, melayani sebagai sumber virus nyamuk yang tidak
terinfeksi. Pasien yang sudah terinfeksi dengan virus dengue dapat
menularkan infeksi (selama 4-5 hari, maksimum 12 hari) melalui nyamuk
Aedes setelah gejala pertama mereka muncul. Klasifikasi WHO tradisional
pada tahun 1997 diklarifikasikan sebagai berikut : a. Demam berdarah
dengue adalah demam yang berlangsung dari 2-7 hari, bukti hemoragik
manifestasi atau tes tourniquet 17 positif, trombositopenia (<100,000 sel per
mm3 ), bukti kebocoran plasma yang ditunjukkan oleh hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit >20% di atas rata-rata untuk usia atau penurunan
hematokrit >20% dari awal mengikuti terapi pengganti cairan), atau efusi
pleura, asites atau hypoproteinemia. b. Sindrom Dengue Lanjut pada tahap
shock (Dengue Shock Sindrome (DSS)) adalah penderita DHF yang lebih
berat ditambah dengan adanya tanda-tanda renjatan: denyut nadi lebih lemah
dan cepat, tekanan nadi lemah (< 20 mmHg), hipotensi dibandingkan nilai
normal pada usia tersebut, gelisah, kulit berkeringat dan dingin. c. Tahap
Pasca Patogenesis Apabila pengobatan berhasil, maka penderita akan
sembuh sempurna tetapi apabila penyakit tidak ditangani dengan segera atau
pengobatan yang dilakukan tidak berhasil maka akan mengakibatkan
kematian.
5. Campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular. Penyakit
ini ditandai dengan ruam kulit di seluruh tubuh dan gejala seperti flu. Penyakit
campak disebabkan oleh virus yang dapat menular dari percikan air liur. Gejala dari
campak sendiri mata merah, sensitif terhadap cahaya, ada batuk kering, hidung
beringus dan sakit tenggorokan, demam, mual dan muntah,bercak putih keabua-
abuan pada tenggorokan dan mulut. Masa inkubasi campak 7-18 hari, namun
kebnayakan 10 hari dari terinfeksi. Agent penyebab penyakit campak yaitu famili
Paramyxovirus, seperti rubeola dan rubella. Faktor resiko campak yaitu belum
mendapatkan vaksin campak, berpergian keluar negeri dan kekurangan vit A.
Riwayat Alamiah Penyakit Campak
1) Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat,
tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan
terganggu oleh serangan agen penyakit. Walaupun demikian pada
tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh,dalam
arti bibit penyakit masih ada di luar tubuh pejamu, dimana para
kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang
penjamu. Pada tahap ini belumada tanda-tanda sakit sampai
sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Namun begitu
penjamunva ‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit menjadi
ebih ganas, ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah.
Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase
berikutnya, tahap patogenesis
2) Tahap Patogenesis/Subklinis/
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10 hari. Pada tahap
ini individu masih belum merasakan bahwa dirinya sakit
3) Tahap klinis
Mulai timbunya gejala setelah terinfeksi
4) Tahap Lanjut
Mulai munculnya ruam ruam pada tubuh dan dilanjutkan cairan hidung
semakin banyak, hidung terasa mampet,sakit tenggorokan dan mata
merah
5) Tahap akhir
Individu sembuh dengan sempurna, sembuh meninggalkan bekas
seperti kehitaman bekas ruam, sembuh tapi menjadi karier, kemudian
bisa saja terjadi komplikasu bahkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai