Anda di halaman 1dari 7

1.

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Kasus sindrom pernapasan akut


parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih
menempatkan berita utama di sebagian besar media masa dunia. Pada awalnya
peneliti di Cina mengatakan kalau penyebabnya adalah bakteri Chlamydia. Namun
setelah itu peneliti dari Hongkong dan beberapa peneliti dari negara lainnya menduga
bahwa ada dua kemungkinan penyebabnya, yaitu Coronavirus dan paramyxovirus.
Setelah melalui masa yang cukup lama, akhirnya WHO mengumumkan bahwa yang
menjadi dalang SARS adalah Coronavirus. Coronavirus adalah virus yang berbentuk
bulat dan berdiameter sekitar 100-120 nm. Karena itu, pencegahan infeksi
Coronavirus akan efektif bila menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari
100 nm. Virus ini memiliki RNA positive sebagai genomnya, dan biasanya sering
disebut virus RNA. Mutasi virus terjadi pada saat replikasi dan virus RNA bermutasi
sekitar 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA. Kalau virus DNA mempunyai
kecepatan mutasi 10-8 sampai 10-11 nukleotida setiap kali proses replikasi, virus
RNA berkecapatan 10-3 sampai 10-4. Karena itu, tidak bisa dimungkiri bahwa virus
penyebab SARS adalah Coronavirus yang sudah bermutasi. Selain menginfeksi
manusia, Coronavirus juga menginfeksi binatang seperti babi, anjing, kucing, tikus,
kelinci, sapi, dan ayam. Pada binatang-binatang ini, infeksi virus ini umumnya juga
menyebabkan gejala gangguan pernapasan (pneumonia) seperti halnya pada manusia.
Berdasarkan antigennya Coronavirus dibagi atas tiga kelopmpok. Lebih terperinci
lagi, hasil analisa gen dan asam amino pembentuk protein N, protein S, dan protein M
menunjukan bahwa Coronavirus SARS terpisah dari ketiga kelompok ini. Artinya,
Coronavirus yang menjadi penyebab SARS adalah jenis Coronavirus yang baru yang
merupakan hasil dari mutasi. Dan virus ini diberi nama virus SARS. Cara
Penyebarannya melalui udara, seperti bersin dan batuk dari penderita SARS ke
orang yang ada di dekatnya. Cara Pencegahan dengan menjaga kekebalan tubuh agar
tetap tinggi dan kuat, yaitu dengan makan makanan bergizi dan tidur yang cukup
untuk mempertinggi sel imunitas, menjaga udara sekeliling bebas virus: Udara yang
masuk ke dalam air conditioner (AC) terlebih dahulu dilewatkan ke sistem yang
bertemperatur tinggi (300oC) agar semua virus dan bakteri menjadi mati, baru
dialirkan ke AC, sehingga diperoleh udara yang sesuai dengan temperatur yang
diinginkan, memakai masker di dekat orang yang terkena SARS, sebisa mungkin
menjauhinya. Masker yang efektif adalah masker yang berpori-pori lebih kecil dari
100 nm.
2. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) AIDS adalah kumpulan kelainan
tubuh yang disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan tubuh. Lemahnya sistem
kekebalan tubuh atau imunitas ini disebabkan oleh serangan HIV (Human
Immunodeficiency Virus) terhadap sel-sel pembentuk kekebalan, yaitu sel darah
putih.Virus HIV pertama kali ditemukan oleh ilmuwan dari Amerika Serikat, Michale
S. Gottlieb dan Frederick P. Siegel (1979). Pada mulanya, HIV dapat diisolasikan dan
dibiakkan di dalam sel darah putih penderita. Di dalam sel darah putih tersebut,
setelah dua sampai tiga minggu, HIV dapat menghasilkan virus baru. Cara
Penyebarannya melalui hubungan seksual, dari penderita AIDS ke pasangannya,
melalui transfusi darah, dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih dalam
kandungan.Cara Pencegahan dengan menghindari sentuhan langsung terutama
dengan darah, sperma, air liur, air seni, air mata, ataupun cairan lain dari tubuh
penderita AIDS, wanita yang sedang hamil diharapkan menjauhkan diri dari penderita
AIDS, karena berbahaya bagi dirinya dan bayinya, hindari pemakaian alat, pakaian,
dan benda-benda lain yang digunakan oleh orang yang menderita AIDS atau yang
berisiko tinggi terhadap virus AIDS.
3. Demam Berdarah Demam berdarah (DB) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)
adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran
geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari
empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup
berbeda sehingga tidak ada proteksisilang dan wabah yang disebabkan beberapa
serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada
manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Gejala:
a. Munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan,
contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang.
b. Sakit perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit
pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa
menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
c. Sesudah masa tunas atau inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat
mengalami atau menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-
nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak
perdarahan di bawah kulit.
3) Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama
dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis atau
mimisan), mulut, dubur, dsb.
4) Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok /
presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Cara Penyebaran :
a. Melalui virus yang mendapat virus dengue sewaktu digigit atau menghisap darah
orang yang sakit DBD, atau melalui orang yang tidak sakit DBD tapi dalam
darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap
virus Dengue.)
b. Melalui orang yang mengandung virus Dengue tapi tidak sakit, dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada
nyamuk Aedes aegypti.
c. Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh
nyamuk termasuk kelenjar liurnya. nyamuk tersebut menggigit atau menghisap
darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.

Cara Pencegahan:

a. Menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.


b. Menguras bak mandi setiap seminggu sekali.
c. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-
jentik nyamuk.
d. Menutup wadah yang dapat menampung air.
e. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan
istirahat yang cukup.
f. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan
bubuk abate akan mematikan jentik pada air.
g. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami
demam atau panas tinggi.
4. Campak Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi
virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
(peradangan selaput ikat mata atau konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan infeksi
terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari
setelah ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-
anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan
kebal terhadap penyakit ini.
Gejala:
a. Panas badan, nyeri tenggorokan, hidung meler ( Coryza ), batuk ( Cough ), Bercak
Koplik, nyeri otot, mata merah (conjuctivitis ).
b. 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik
Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari
setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan
yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya
ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah
samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan
tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
c. Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu
tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun,
penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
d. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama
beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan
merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

Cara Penyebarannya melalui saluran hidung. Virus campak yang berasal dari cairan
hidung dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk, dan
bernapas.Cara Pencegahannya dengan imunisasi serta menghindari penderita,
karena campak dapat ditularkan melalui saluran pernapasan. Virus campak yang
berasal dari cairan hidung dan tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat
bersin, bantuk, dan bernapas.

5. Cacar Air Cacar air (Varisela, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular, yang
menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun
menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Penyebabnya adalah virus Varicella zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan
ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari
lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya, mulai dari timbulnya gejala
sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Untuk mencegah penularan, sebaiknya
penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia
akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa
tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan
menyebabkan herpes zoster.
Gejala:
a. Demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
b. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing.
c. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil
yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti
timbul di anggota gerak dan wajah.
d. Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan
dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat
tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering
membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan
bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan
akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas
lagi.
e. Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera
terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini
memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah
mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih
lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih
sulit menghilang.

Cara Penyebaran :

a. Sentuhan
b. Droplet : bila penderita cacar air, batuk, pilek dan jika bicara mengeluarkan
semacam liur tapi dalam ukuran super kecil. Droplet ini masuk ke tubuh orang
sehat, terus tinggal di tubuh tersebut selama 7 - 10 hari.
c. Bila selama periode itu, ia tetap sehat, virus tidak berkembang, atau berkembang
dengan pertumbuhan tertekan, sehingga pada beberapa orang, ia tidak merasa
pernah kena cacar air padahal dia sebenarnya sudah kena tapi nggak pernah
muncul ke kulit.
d. Bila selama periode itu, si sehat jadi lemah, virus menyebar dan muncul ke
permukaan dan jadilah cacar air.

Cara Pencegahan:

a. Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini
dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.
Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
b. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki
resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem
kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-
zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
6. Orthomyxovirus Virus ini sering disebut dengan virus influenza, karena dapat
menyebabkan penyakit influenza. Genomnya berupa RNA untai tunggal rantai negatif
yang bersegmen-segmen. Terdapat 8 segmen dalam genom virus ini. Virus ini
merupakan virus berselubung dengan protein Hemaglutinin (HA) dan Neuraminidase
(N). Kedua protein ini sangat bervariasi. Virus influenza sendiri dapat dibedakan
menjadi Virus influenza A, B dan C.
Virus influenza A dapat menyerang manusia dan beberapa hewan ungags, serta
bertanggung jawab terhadap pandemi influenza di dunia. Ingatkah kalian dengan
kejadian flu burung beberapa waktu silam? Virus influenza yang menyebabkan
kejadian luar biasa tersebut adalah virus influenza A.
Virus influenza B juga banyak menginfeksi manusia dan merupakan virus yang
berperan dalam kejadian influenza yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-
hari.
Sedangkan virus influenza C hanya menyebabkan gejala yang ringan pada manusia,
sehingga jarang dipelajari. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa protein
Hemaglutinin dan Neuraminidase pada selubung virus sangat bervariasi. Terdapat
lebih dari 15 variasi protein Hemaglutinin (H1 - H18) pada virus influenza A dan 11
variasi protein Neuraminidase (N1 - N11). Dikarenakan ada proses rekombinasi
genom antar virus (antigenic shift), maka terjadi pula kombinasi protein HA dan NA.
Jadi bisa terbentuk virus dengan berbagai macam protein HA dan N, seperti H1N1,
H3N5, H5N1 dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai