Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadia Rahmawati

NPM : 1619002481
Makul : Bahasa Indonesia
Kelas : S1 Farmasi A Semester VI

TUGAS UAS MEMBUAT ESSAY


APOTEKER BUKAN SEKEDAR PENJUAL OBAT DI MASA PASCA PANDEMI

Akhir tahun 2019 menjadi tahun pertama dimana munculnya wabah mematikan yang
dikenal dengan sebutan Coronavirus Disease 2019 atau yang sering disebut Covid 19.
Berawal dari munculnya virus ini di kota Wuhan yang sudah menginfeksi lebih dari 25 juta
manusia di dunia termasuk Indonesia. Dimana selama kurang lebih 2 tahun kita hidup
dipenuhi bayangan bahaya mematikan virus ini. Selama itu pula semua aktivitas terhambat
hingga berdampak merugikan bagi kehidupan. Pandemi Covid-19 memaksa untuk setiap
orang bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam transisi menuju era pasca pandemi.
Era pasca pandemi tentunya merubah semua tatanan kebiasaan lama salah satunya dalam
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan
yang sudah mendapatkan izin melakukan praktik termasuk tenaga kefarmasian. Tenaga
kefarmasian merupakan tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Apoteker menurut PP No. 51 Tahun 2009 adalah
sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
Apoteker.
Apoteker memiliki peranan penting dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan
kefarmasian merupakan pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional. Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian
harus berdasarkan pada suatu nilai ilmiah, kemanusiaan, keadilan, perlindungan dan
keseimbangan serta keselamatan diri pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang
memenuhi standar dan persyaratan kemanan, mutu dan kemanfaatan.
Sebagian besar kalangan masyarakat mengenal peran apoteker hanya sebagai penjual
obat. Peran apoteker menurut WHO (World Health Organizaton) dan FIP (International
Pharmaceutical Federation) disimpulkan menjadi 7 konsep atau yang disebut “Seven-Star
Pharmacist” dimana seorang apoteker digambarkan sebagai caregiver, communicator,
decision-maker, teacher, lifelong learner, leader dan manager.
Caregiver merupakan seorang apoteker profesional apoteker dalam memberikan suatu
pelayanan kefarmasian dengan kualitas terbaik kepada pasien dan masyarakat luas, dimana
berinterkasi secara langsung misalnya dalam peracikan obat, konseling, screening resep,
konseling, monitoring visit dan tugas kefarmasian lain selama era pasca pandemi.
Communicator merupakan seorang apoteker harus mampu menghubungkan antara dokter
dan pasien, dimana apoteker harus memiliki kemampuan komunikasi yang bagus dalam
memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat dengan mengidentifikasi masalah
dan kebutuhan pasien untuk menjamin kualitas hidup pasien yang lebih baik selama masa
pasca pandemi ini.
Decisioon-maker merupakan seorang apoteker harus mampu menetapkan keputusan
terkait pekerjaan kefarmasian misalnya dalam pengambilan keputusan dispensing,
penggantian jenis obat dan dosis, serta keputusan lain yang bertujuan agar pengobatan yang
dilakukan lebih aman untuk keberlangsungan hidup.
Teacher merupakan seorang apoteker dapat dilakukan dengan membantu melalui
pemberian ilmu dan pelatihan farmasi untuk generasi mendatang. Apoteker juga dapat
memberikan kesempatan untuk memperoleh suatu pengalaman dan peningkatan sebuah
ketrampilan.
Long-life learner merupakan seorang apoteker pembelajaran sdimulai sejak dari kuliah
dan menjamin bahwa keahlian yang dimiliki harus selalu up-date ketrampilan baru dalam
melakukan praktik kefarmasian. Dimana apoteker harus teteap menjaga tren dan isu saat ini
terkait dengan manajemen terapi obat khususnya obat yang digunakan pada masa pasca
pandemi saat ini
Leader merupakan seorang apoteker harus mampu menjadi pemimpin dalam membuat
suatu keputusan, berkomunikasi dan menunjukkan serta menciptakan pelayanan kefarmasian
dengan kinerja tinggi ditandai dengan perawatan yang memiliki kualitas tinggi terhadap
pasien, produktivitas tenaga kerja maksimum dan peningkatan keselamatan pemakaian obat
tinggi.
Manager merupakan seorang apoteker harus memiliki sebuah kemampuan dalam
mengelola sumber daya dalam praktik kefarmasian khususnya bertanggung jawab untuk
mengelola informasi obat, menjamin kualitas suatu obat dan memepertahankan serta
mengembangkan program jaminan mutu pelayanan kesehatan.
Apoteker tentunya tidak hanya memiliki peran dalam penjualan obat. Seorang apoteker
harus mampu dalam melakukan pengawasan mutu pelayanan kefarmasian dalam menjamin
kualitas hidup seorang pasien tentunya di masa pasca pandemi saat ini. Era masa pasca
pandemi dimana merupakan era transformasi dari kehidupan sebelumnya perlu diperhatikan
untuk keberlangsungan hidup. Era yang mengharuskan setiap orang untuk lebih
memperhatikan kesehatan dan tidak menganggap remeh wabah Covid-19 yang telah terjadi.
Kebijakan pemerintah mengenai peraturan di masa pasca pandemi harus didukung penuh
oleh kita semua agar upaya yang diselenggarakan pemerintah mendapatkan hasil yang
optimal. Apoteker sebagai tenaga pelayanan kesehatan dan pemberian informasi kefarmasian
serta masyarakat sebagai pendukung terciptanya kehidupan pasca pandemi berlangsung
normal.

Anda mungkin juga menyukai