Anda di halaman 1dari 3

Peran Apoteker di Masa Depan

Oleh : Aprilia Gina Risny Amajida

Farmasi, jika kita mendengar kata farmasi hal pertama yang terlintas dalam
pikiran kita adalah obat. Farmasi memiliki peran yang sangat penting dalam
masyarakat sehingga merupakan salah satu bidang yang terkenal di kalangan
masyarakat. Farmasi adalah salah satu bidang ilmu kesehatan yang menjurus pada
keahlian membuat, menyediakan obat sampai pada pelayanan obat dan informasi
kepada pasien atau masyarakat. Farnasi merupakan suatu wadah bagi mereka yang
ingin ikut serta dalam memberikan pelayanan dan membuat masyarakat hidup dalam
arti kesehatan.

Menjadi Farmasis atau sebutan untuk lulusan Sarjana Farmasi tidak lah
semudah membalikkan tangan dan tidak semudah mempelajari sebuah pelajaran.
Ketelitian dalam menggali setiap ilmu dan mempelajarinya secara matang sangat
diharuskan dalam farmasi. Ini terkait bahwa Seorang Farmasis akan memberikan
pelayanan terhadap hidup dan mati pasien. JIka terdapat kesalahan dalam setiap
pelayanan kefarmasian maka bias berakibatkan fatal atau sering disebut mal-praktek.
Setelah menjadi seorang sarjana farmasi,orang tersebut diharuskan menjalani profesi
selama 1 tahun untuk menjadi seorang apoteker. Seorang apoteker juga memiliki
sumpah layaknya seorang dokter. Sebelum menyerahkan obat, apoteker wajib untuk
mengucapkan sumpah bahwa obat yang telah dibuat sudah di proses berdasarkan
formula standar atau resep dan tidak ada kecurangan.

Saat ini lapangan kerja seorang farmasis sudah sangat luas, seperti badan
pengawas obat dan makanan, rumah sakit, industry obat tradisional, apotek, dan
berbagai sarana kesehatan. Bahkan dapat juga bekerja di bank karena tingkat
ketelitian yang di miliki seorang farmasi sangatlah tinggi dan seorang farmasis tidak
lagi diragukan jika masalah obat, yang kita dengar bahwa jika ada pasien yang
sembuh dari penyakitnya, dia akan berterima kasih pada dokter padahal sebenarnya
farmasi yang menyediakan obat untuk pasien.

Farmasi menjadi salah satu tenaga kesehatan yang dipercaya masyarakat


dunia khususnya kaum terpelajar untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama
tentang obat. Tapi tidak hanya itu farmasi juga berkecimpung dalam hal kosmetika
dan makanan. Dengan ilmu farmasi, kita bisa waspada dengan apa yang saja yang
bisa kita konsumsi karena seperti pepatah lama bahwa ilmu farmasi bagaikan pedang
bermata dua. Bisa saja dia mengundang bencana atau mendatangkan manfaat dan
disinilah peran seorang farmasi mengubah benda berbahaya menjadi sesuatu yang
bermanfaat.
Pelayanan kefarmasian saat ini telah semakin berkembang karena selalu
berorientasi kepada keselamatan pasien dan produk. Ini seiring dengan peningkatan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi diri mereka sendiri. Bidang
farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan langsung dengan
prouk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Dalam sejarahnya, pendidikan tinggi
farmasi di Indonesia dibentuk untuk menghasilkan apoteker untuk penanggung jawab
apotek.
Lalu, apa saja peran farmasi ? dalam praktek kefarmasian, peran farmasi yaitu
membuat sediaan obat, penyimpanan dan distribusi obat. Secara garis besar, obat
terbagi menjadi dua jenis, yaitu obat herbal dan obat kimia sintetis. Kedua jenis obat
ini tentunya memiliki susunan senyawa yang berbeda, masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Walaupun herbal berasal dari alam, obat
tersebut juga memiliki susunan senyawa kimia layaknya obat kimia sintetis.
Jika dilihat dari tingkatan konsumen dalam pemilihan obat, obat kimia sintetis
adalah pilihan yang paling tinggi untuk saat ini. Hal tersebut terjadi di karenakan obat
kimia sintetis memiliki kemampuan lebih cepat dalam merespon tubuh dibandingkan
dengan obat herbal.
Memang, untuk saat ini obat kimia sintetis lebih laku di pasaran. Namun, akan
lebih baik lagi jika konsumen dapat mengetahui senyawa apa yang ada di dalam obat
tersebut. Jika ada orang yang berpendapat bahwa mengkonsumsi obat yang rutin
khususnya untuk orang yang menderita suatu penyakit, maka ia akan mencapai pada
titik dimana ia akan menjadi lebih baik, itu tidak sepenuhnya benar. Mengapa? perlu
di ketahui bahwa tidak semua obat akan merespon tubuh dengan baik. Ada sebagian
obat yang awalnya dapat memberikan perubahan yang lebih baik, namun tanpa
disadari ada organ lain di dalam tubuh yang akan mengalami resiko lebih besar jika
obat tersebut dikonsumsi secara terus menerus, apa lagi dengan dosis yang cukup
tinggi.
Disinilah peranan apoteker untuk membantu mengkaji ulang serta dapat
memproduksi obat apa sajakah yang layak di konsumsi untuk seseorang yang
menderita suatu penyakit. Peranan apoteker tidak hanya bergelut dalam meracik obat-
obatan hingga melupakan kaidah awal apakah obat tersebut dapat merespon tubuh
seseorang dengan baik atau tidak. Dalam memenuhi standarisasi yang diinginkan,
tidak hanya satu dua orang farmasis yang dibutuhkan untuk melakukan pergerakan ke
arah yang lebih baik, tetapi dibutuhkan banyak orang untuk dapat mengulurkan
tangannya dalam mewujudkan ini semua.
Oleh karena itu, secara garis besar fokus pekerjaan farmasi terbagi menjadi
dua yaitu farmasi klinik dalam usaha kefarmasian kepada pasien dan farmasi industri
yang bergerak dalam usaha riset serta produksi obat-obatan dengan kualitas yang
tinggi. Di tambah lagi akhir-akhir ini juga telah ada tuntutan untuk menjamin kualitas
dengan berkembangnya obat-obatan herbal yang memerlukan kajian yang berbeda
dari obat-obatan sintetis.
Di Indonesia masyarakat umum mengenal apoteker sebagai tenaga kerja
kedua setelah dokter. Ini terbukti dengan aggapan masyarakat bahwa pekerjaan
seorang apoteker adalah sebagai penerjemah resep obat yang berasal dari dokter serta
sebagai penjaga apotek.
Pandangan seperti ini secara tidak langsung akan menjatuhkan peran farmasi
dalam membantu memproduksi obat yang memiliki kualitas tinggi. Tidak hanya obat
yang menjadi fokus dalam dunia farmasi, tetapi makanan, minuman, dan kosmetik
juga menjadi acuan dalam dunia farmasi. Namun, dalam sebagian besar pertimbangan
dan pemilihan sebagai pengatur regulasi bukanlah orang farmasi.
Sehingga dimasa yang akan datang, dengan dilahirkannya para farmasis yang
memiliki keahlian atau skill di bidang tertentu, maka farmasi akan menjadi regulasi
dalam pengaturan dari segala aspek yang berhubungan dengan kesehatan.
Pelayanan kefarmasian saat ini sudah semakin berkembang. Berbagai tuntutan
yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dalam dunia
kefarmasian, seperti Pharmaceutical care yaitu obat sampai ke tangan pasien dalam
keadaan baik, efektif, dan aman disertai dengan informasi yang jelas sehingga
penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan. Tuntutan farmasi untuk dapat
berperan dalam perkembangan industri farmasi yaitu perkembangan Drug delivery
system, pengembangan cara produksi dan metode kontrol kualitas.
Dalam peluang bekerja, lulusan farmasi tidak hanya menjadi apoteker di
apotek ataupun di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga bisa bekerja di
industri farmasi, analisis di BPOM atau bisa juga menjadi wirausahawan. Banyak
peluang yang bisa dilakukan sebagai wirausahawan dibidang farmasi yaitu bisnis obat
di apotek, bisnis ekstrak/simplisia tanaman obat, bisnis pembuatan produk obat bahan
alami, dan yang lainnya. Sehingga jaminan pekerjaan bagi para farmasis lebih terbuka
luas dan juga kualitas dalam memproduksi obat-obatan akan semakin meningkat.
Untuk itu, semangatlah bagi para farmasis muda yang akan mewujudkan mimpi
sebagai seorang apoteker yang berinteligensi tinggi, yang dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat khususnya Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai