Anda di halaman 1dari 5

Bagaimana karir di bidang farmasi

Farmasi adalah salah satu bidang professional kesehatan yang


mengkombinasikan ilmu kesehatan dan ilmu kimia. Farmasi
mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan , aksi
farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan
bahan obat (drugs) dan sediaan obat . Pengetahuan kefarmasian
mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan
aman, baik melalui resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi,
dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya
dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai.

Seorang apoteker dapat dikatakan sebagai ahli dalam ilmu obat-


obatan apabila telah menumpuh jenjang pendidikan sarjana S1
lulusan farmasi yang ditempuh selama empat tahun. Satu tahun
selanjutnya untuk pendidikan profesi apoteker, maka keseluruhan
pendidikan dijalani selama lima tahun.

Lalu timbul pertanyaan, apa prospek karier kita setelah lulus sarjana
farmasi dan apoteker ? Berdasarkan Dirjen Dikti tahun 2014 merilis
data yang menyebutkan bahwa Jurusan Farmasi adalah jurusan
dengan peminat paling banyak nomor lima di Indonesia. “Apoteker
Penanggung Jawab memegang peranan penting karena harus dapat
menjamin bahwa obat yang diberikan kepada pasien atau konsumen
adalah obat yang aman dan berkhasiat”. (Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), 2016)

Ini beberapa ruang lingkup lulusan di bidang farmasi :

1. Farmasi Rumah Sakit (Hospital Pharmacy)

Farmasi Rumah Sakit ialah pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan di


rumah sakit pemerintah maupun swasta. Instalasi farmasi di rumah
sakit adalah instalasi di rumah sakit yang dipimpin oleh seorang
apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker, tenaga ahli
madya farmasi (D-3) dan tenaga menengah farmasi (AA) yang
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup
perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan
kesehatan, dispensing obat, pengendalian mutu dan pengendalian
distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah
sakit serta pelayanan farmasi klinik (Menkes RI, 2014).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58 Tahun 2014
tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit, tugas Panitia
Farmasi dan Terapi yaitu:
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah
Sakit.
2. Melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam
formularium
Rumah Sakit.
3. Mengembangkan standar terapi.
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat.
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan Obat yang
rasional.
6. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki.
7. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error.
8. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan Obat di
Rumah
Sakit.

2. Farmasis Komunitas (Community Pharmacist)

Farmasis atau Apoteker memberikan kesan umum bahwa tempat


kerja seorang farmasi hanyalah di Apotek, yaitu salah satu tempat
pengabdian profesi seorang Apoteker. Seorang Farmasis di Apotek
langsung berhadapan dengan masyarakat sehingga fungsi tersebut
dikelompokkan dalam Farmasi Masyarakat (Community Pharmacy).
Fungsi Farmasis Masyarakat di Apotek merupakan kombinasi seorang
profesional dan wiraswastawan. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah No. 25/80 tentang Apotek, bahwa Apotek adalah tempat
pengabdian profesi seorang Apoteker, maka makin besar harapan
yang diberikan pemerintah kepada para Farmasis, baik dari segi
jumlah tenaga farmasi maupun dari segi kemampuan profesionalnya.

3. Farmasis industri

Prospek kerja Jurusan Farmasi dapat mengabdikan diri di dunia


industri, seperti obat, makanan, minuman dan kosmetik. Biasanya
dibagian research dan development. Farmasis di industri farmasi
terlibat pula dalam fungsi pemasaran produk, riset dan
pengembangan produk, pengendalian kualitas, produksi dan
administrasi atau manajemen. Saat ini memang tidak banyak
Farmasis yang mengisi jabatan ini karena jumlahnya belum
mencukupi, dan lebih dibutuhkan di tempat pengabdian profesi yang
lain. Peningkatan karir jabatan ini dapat mencapai tingkat supervisor
dalam pemasaran produk, dan direktur pemasaran produk dalam
organisasi industri farmasi.

4. Dunia Pendidikan

Prospek kerja Jurusan Farmasi dalam bidang pendidikan, dapat


mengabdikan diri sebagai dosen di Jurusan Farmasi. Biasanya untuk
menjadi tenaga pendidik di bidang farmasi khususnya, Sebelum
itu diharuskan menyelesaikan kuliah sampai jenjang S2 Jurusan
Farmasi. Daya saing instansi yang semakin pesat , perusahaan yang
semakin banyak, maka perguruan tinggi swastapun satu persatu
merintis perguruannya untuk menciptakan persaingan baru diranah
yang sama. Tidak menutup kemungkinan peluang sebagai tenaga
pendidik dibidang farmasipun sangat dibutuhkan. Contoh, bertugas di
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sebagai dosen bidang
farmasi.

5. Instansi Pemerintah

Badan Pengawas Obat dan Makanan, atau disingkat BPOM


merupakan salah satu lembaga resmi pemerintah dalam urusan
pelegalan obat dan makanan. Hal ini menjadi prospek kerja Jurusan
Farmasi bagi Anda yang minat bekerja dalam naungan pemerintah.

Apoteker yang bekerja di badan regulasi seperti Badan POM bertugas


merumuskan peraturan-peraturan dan melaksanakan fungsi
pengawasan terhadap obat, obat tradisional, kosmetik serta bahan
makanan yang beredar di Indonesia demi kepentingan dan
kenyamanan konsumen.

Adapun prospek kerja Jurusan Farmasi di lembaga lain yang berada


dibawah naungan pemerintah, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan (BPJS).Departemen HANKAM, juga memerlukan Farmasis
yang terutama berfungsi pada bagian logistik dan penyaluran obat
dan alat kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
merekrut Farmasis untuk jabatan dosen di perguruan tinggi.

6. Pedagang Besar Farmasi (PBF)


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/ MENKES/ PER/ VI/ 2011 tentang Perdagangan Besar Farmasi,
yang dimaksud dengan Pedagang Besar Farmasi, disingkat BPF
adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

PBF sangat berperanan sebagai sumber penyalur obat dari berbagai


industri farmasi yang secara cepat dapat melayani kebutuhan
Farmasis Komunitas (Apoteker) untuk secara cepat pula melayani
kebutuhan penderita akan obat. PBF juga mengurangi beban finansial
Apoteker dalam hal menyimpan stok obat dalam jumlah besar dan
menjembatani kerumitan negosiasi dengan ratusan industri farmasi
sebagai produsen obat.

7.Wiraswasta (Management Farmasi )

Berdasarkan Surat Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1027/ Menkes/ SK/ IX/ 2004, pada BAB II, bahwa pengelolaan
sumber daya di apotek meliputi:

Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus meliputi


kemampuan.
1. Menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.
2. Mengambil keputusan yang tepat.
3. Mampu berkomunikasi antar profesi.
4. Menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner.
5. Kemampuan mengelola SDM secara efektif.
6. Selalu belajar sepanjang karir, dan membantu memberi
pendidikan.
7. Memberi peluang untuk meningkatkan pengeahuan.

8. Wartawan Farmasi (Pharmaceutical Journalism)

Profesi ini mulai berkembang di luar negeri bagi Farmasis yang


memperoleh latihan khusus dalam kewartawanan dan mempunyai
bakat menulis dan mengedit. Pekerjaan ini diperlukan oleh instansi
pemerintah atau industri farmasi untuk publikasi, mengedit atau
menulis tulisan yang berlatar belakang kefarmasian.
9. Bagian Administrasi Pelayanan Obat di Instansi
Pemerintahan, TNI, dan Polri

Peran apoteker di pemerintahan, TNI, dan Polripun menjadi prospek


kerja Jurusan Farmasi, antara lain:
1. Bertugas di bidang administrasi pelayanan obat pada instansi
pemerintah/ Angkatan Bersenjata/ TNI/ Polri.
2. Bertugas di bidang korps ilmu biomedis Angkatan Udara.
3. Bertugas di Departemen Kesehatan (Depkes), Direktorat Jenderal
Pelayanan Farmasi (Ditjen Yanfar), Badan/ Balai Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM), atau rumah sakit.

Bagaimana tertarik di dunia farmasi ?? Banyak sekali manfaat belajar


ilmu farmasi…
Waiting for what ? So, Be pharmacist, Why not?

thanks you…..
https://calonfarmasisberkata.wordpress.com/2018/01/07/bagaimana-karir-di-bidang-farmasi/

Anda mungkin juga menyukai