Anda di halaman 1dari 3

Apa Sih Swamedikasi Itu ?

Dewasa ini masyarakat telah menyadari akan tanggung jawab atas kesehatan diri dan
keluarga. Hal ini diupayakan melalui berbagai upaya untuk mencegahnya. Self care
merupakan tindakan individu yang dilakukan untuk diri mereka sendiri dalam rangka
menjaga dan memelihara kesehatan, mencegah maupun berhadapan dengan penyakit.

Swamedikasi adalah mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatan
yang dibeli bebas di apotek atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter. konteks
orang mengobati diri sendiri, untuk meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit.
Berdasarkan hukum permekes No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana
swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru
pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya dan apoteker-lah yang
bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan informasi obat yang objektif dan rasional.

Apa keuntungan swamedikasi ?

Salah satu keuntungannya adalah bahwa seringkali obat-obat memang sudah tersedia
di lemari obat di kebanyakan rumah tangga sehingga hal ini merupakan upaya pencegahan
maupun pengobatan yang lebih dini. Lagi pula di suatu tempat desa terpencil, dimana belum
ada praktek dokter, swamedikasi akan menghemat banyak waktu yang diperlukan untuk pergi
ke kota mengunjungi seorang dokter.

Swamedikasi, adakah resikonya ?

Penggunaan yang kurang tepat, obat –obat yang digunakan secara salah, terlalu lama
atau dalam takaran yang terlalu besar. Maka akibatnya dapat memperburuk keluhan.
Sehingga diperoleh pengobatan yang kurang rasional. Begitu pula dengan obat obat alamiah
seperti ramuan jamu atau tumbuhan yang dikeringkan, seringkali dianggap lebih aman dan
lebih baik. Karena jamu-jamu adakalanya dapat mengandung zat-zat aktif dengan khasiat
keras yang dapat menimbulkan efek samping berbahaya.

Kenapa melakukan swamedikasi ?

Seseorang dapat melakukan swamedikasi karena; berdasarkan empiris atau


pengalaman orang lain, menggunakan obat tanpa resep atau obat bebas dari apotek,
menggunakan sisa obat orang lain, dan juga menggunakan copy resep yang pernah ia pakai
sebelumnya.

Apa syarat swamedikasi ?

Untuk menjamin tidak adanya efek samping yang berbahaya, maka harus memenuhi
syarat obat-obat yang boleh swamedikasi. Dimana, obat harus aman dan efektif, obat yang
digunakan harus mempunyai indikasi, dosis, rute pemberian yang jelas dan tidak
kontraindikasi dengan penyakit.
Keluhan-keluhan apa yang perlu ditangani dokter?

Dilain pihak perlu disadari bahwa penyakit-penyakit yang lebih serius tidak boleh
dicoba untuk diobati sendiri. Antara lain gangguan jantung dan pembuluh darah, kencing
manis, penyakit infeksi gangguan jiwa dan kanker. Berikut beberapa gejala berbahaya yang
tidak boleh diobati sendiri karena menunjukan pada suatu penyakit serius.

1. Keluhan pada mata


2. Batuk dan serak yang bertahan lebih lama dari 1-2 minggu dan tidak mau sembuh,
dan juga batuk darah.
3. Terjadinya setiap perubahan pada tahi lalat
4. Rasa nyeri atau sulit menelan yang tidak mau sembuh
5. Buang air besar/kecil dengan darah
6. Rasa nyeri atau susah buang air besar
7. Demam diatas 40 derajat C yang bertahan lebih dari 2-3 hari yang disertai nyeri
tenggorokan, ruam kulit yang hebat.
8. Diare dan muntah-muntah yang hebat.

Keluhan-keluhan ringan yang biasanya sembuh dengan sendirinya (tanpa obat)seperti


flu, salesma, nyeri kepala dan tenggorakan, akan tetapi jika dilakukan dengan benar dan
rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat yang digunakan dan kemampuan
mengenali penyakit atau gejala yang timbul.

Apa Kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep ?

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa


resep:

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan
4. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan
5. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia
6. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk pengobatan sendiri

Jenis obat apa saja yang sering digunakan ?

a. Tanpa resep dokter :


- Obat bebas tak terbatas : dapat dibeli tidak hanya di apotek tanpa resep, melainkan
juga di toko obat. Penyerahannya oleh toko obat harus dalam bungkus aslinya guna
mencegah pemalsuan dan/ atau penukaran, beserta suatu tanda lingkaran hitam, dasar
hijau.
- Obat bebas terbatas : mengandung obat-obat terhadap jenis penyakit yang
pengobatanya dianggap telah dapat ditetapkan sendiri oleh rakyat banyak dan tidak
begitu membahayakan, terlebih jika menurut aturan-aturan pemakaianya beserta suatu
tanda lingkaran hitam, dasar biru
b. Obat Wajib Apotek (OWA) menetapkan obat keras yang dapat dibeli di apotek tanpa
resep dokter dalam jumlah dan potensi terbatas, beserta suatu tanda: lingkaran hitam,
dasar merah
c. suplemen makanan

Dalam mengatasi resiko penggunaan swamedikasi yang kurang tepat, maka perlu
sekali untuk dapat mengetahui apakah keluhan memerlukan pemeriksaan dokter dan apakah
memerlukan obat , dan juga sebaiknya konsultasikan dengan apoteker tentang obat yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah aturan pakai atau
peringatan yang selalu dicantumkan di dalam kemasan hendaknya dibaca seksama.

Anda mungkin juga menyukai