TENTANG
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FARMASI
DISUSUN OLEH :
KELAS : 6A FARMASI
NIM : 51704019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………........3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..4
C. Tujuan……………………………………………………………………………………5
BAB II ISI
1. Pengertian Farmasi………………………………………………………………………6
2. Ruang Lingkup Pekerjaan Kefarmasian………………………………………………....6
3. Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian…………………………………………………….8
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan
bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai untuk disalurkan dan digunakan
pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai
identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan,
analisis dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan
kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik
melalui resep dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain,
misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kefarmasian
serta naik tingginya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, maka dituntut
juga kemampuan dan kecakapan para petugas dalam rangka mengatasi permasalahan
yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.
Dengan demikian pada dasarnya kaitan tugas pekerjaan farmasis dalam melangsungkan
berbagai proses kefarmasian, bukannya sekedar membuat obat, melainkan juga menjamin
serta menyakinkan bahwa produk kefarmasian yang diselenggarakan adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari proses penyembuhan penyakit yang diderita pasien. Mengingat
kewenangan keprofesian yang dimilikinya, maka dalam menjalankan tugasnya harus
berdasarkan prosedur-prosedur kefarmasian demi dicapainya produk kerja yang
memenuhi syarat ilmu pengetahuan kefarmasian, sasaran jenis pekerjaan yang dilakukab
serta hasil kerja akhir yang seragam, tanpa mengurangi pertimbangan keprofesian secara
pribadi. (ISFI, Standar Kompetensi Farmasi Indonesia, 2004).
Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian menurut PP 51 tahun 2009 meliputi pekerjaan
kefarmasian dalam pengadaan sediaan farmasi, produksi sediaan farmasi, distribusi dan
peyaluran sediaan farmasi, pelayanan sediaan farmasi. Selain melakukan pelayanan
kefarmasian di Apotek maupun Rumah Sakit yang langsung berhubungan dengan pasien,
peran farmasis juga sangat diperlukan oleh Dinas Kesehatan dalam rangka menjamin
mutu, keamanan, dan kemanfaatan dari sediaan farmasi dan alat kesehatan sehingga
masyarakat dapat terlindungi.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari farmasi?
b. Apa saja pengetahuan tentang ruang lingkup pekerjaan kefarmasian?
c. Apa saja pemahaman tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian dari farmasi
b. Untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan kefarmasian
c. Untuk memahami pelaksanaan pekerjaan kefarmasian
BAB II
ISI
1. PENGERTIAN FARMASI
Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani “pharmakon”, yang berarti cantik
atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, dan selanjutnya berubah lagi
menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu seoranh ahli farmasi (Pharmacist) ialah
orang yang paling mengetahui hal tentang obat. Seorang Pharmacist satu-satunya ahli
mengenai obat, karena pengetahuan keahlian mengenai obat memerlukan pengetahuan
yang mendalam mengenai semua aspek kefarmasian.
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan
bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai untuk disalurkan dan digunakan
pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai
identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan,
analisis dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan
kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik
melalui resep dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain,
misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan bahan
obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai untuk disalurkan dan digunakan pada
pengobatan dan pencegahan penyakit. Adapun bentuk pekerjaan kefarmasian dapat dilakukan
diberbagai bidang yaitu bidang industri, bidang klinis/rumah sakit, bidang pemerintahan, bidang
pengawasan obat dan makanan, bidang penanganan dan pengawasan narkotika dan psikotropika,
bidang komunitas, dan bidang akademik.
a. Pharmaceutical Care
Pharmaceutical Care adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab profesi Apoteker
dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. Practice Bussines Plan : Pendirian apotek, pelaporan dan pengawasan narkotika dan
psikotropika
c. Public Health
Kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan pada Subdin PSD yang terkait dengan
public health adalah merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan teknis opersional
d. Research and Development : data record based R&D dan people based R&D
e. Continuous Professionalism Development
Continuous Professionalism Development merupakan upaya belajar secara berkelanjutan
untuk mengembangkan profesionalisme diri
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2004, Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor.1027/Menkes/SK/IX/2004.
http://www.academia.edu/25625050/MAKALAH_FARMASI_RUANG_LINGKUP_FA
RMASI
https://id.scribd.com/doc/135694935/Makalah-Pengantar-Farmasi
http://agustinaws.blogspot.com/2014/09/ruang-lingkup-farmasi.html?m=1