Anda di halaman 1dari 5

Penagkal Corona, Hand Sanitizer atau Cuci Tangan ?

Hand sanitizer susah sekali dicari.....


Ditengah pandemi virus corona, makhluk Tuhan yang kecil dan tak kasat
mata yang bernama “covid-19 ini tengah mengelilingi dunia dan menghantui
manusia. Pemerintah pun mulai berupaya keras menghadapi wabah virus corona
ini. Para tenaga medis maju di garda depan melawan virus ini dan mengobati pasien
yang semakin hari semakin bertambah. Tak heran banyak orang merasa was-was
dan berupaya terhindar dari virus kecil ini. Panic buying di masyarakat sedang
marak-maraknya. Hampir produk-produk yang ada di apotek diserbu masyarakat:
masker, hand sanitizer, alkohol, hand scoon dan lain sebagainya.
Sebelum itu, kenalan dulu sama virus satu ini. Dia namanya COVID-19,
kepanjangan namanya adalah Coronavirus Disease-2019, suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus bernama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2). Dia adalah virus baru yang ditemukan di Wuhan, China pada
Desember 2019. Corona artinya mahkota, karena mikroorganisme satu ini
mempunyai bentuk runcing-runcing seperti paku mirip mahkota yang menonjol di
permukaannya. Stuktur virus ini diselimuti gelembung molekul lipid berminyak.
Cerita singkatnya, dia bertahan hidup dengan menumpang hidup dalam tubuh
manusia. Sebelum membuat rumah di tubuh manusia dia menempel di benda-benda
sekitar kita, binatang peliharaan, bahkan orang-orang sekitar yang kita kenal.
Tetesan kecil dari saluran udara dapat terbang hingga 10 meter. Tetesan ini
kemudian jatuh ke benda yang disentuh oleh orang lain lalu menempel pada sel-sel
di saluran napas, yang kemudian menghasilkan protein yang disebut ACE2.
Begitu dia masuk dan menginfeksi manusia dengan cara memadukan
membran lipid dengan membran sel manusia. Ketika kedua membran bercampur,
virus corona telah sah menguasai tubuh, yaitu sel paru-paru sebagai inang
pertamanya. Virus corona melepaskan potongan materi genetik yang disebut RNA
atau asam ribonukleat. RNA ini bertugas sebagai “buku panduan” bagi sel untuk
bekerja di dalam tubuh. Tubuh manusia dilengkapi dengan “buku” yang memiliki tiga
miliar “huruf”. Abjad genetik ini disebut Genom. Saat virus ini menguasai sel, virus ini
mencetak RNA baru yang berisi salinan virus. Setelah jutaan protein terkumpul, virus
akan membawanya keluar dari sel untuk segera dikirim ke sel-sel lain.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/
Dia memasuki tubuh melalui hidung, mulut atau mata. Menurut World Health
Organization, virus corona menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil
(droplet) dari hidung atau mulut yang berterbangan ketika seseorang batuk atau
bersin. Sehingga secara umum gejalanya adalah batuk, pilek, sakit tenggorokan,
sesak nafas dan demam hingga diare. Oleh karena itu pemerintah meminta kita
untuk menerapkan sosial distancing alias jaga jarak antar orang dan memakai
masker apabila sakit.
Di dalam tubuh, musuh terbesarnya adalah pasukan imun. Sistem kekebalan
tubuh manusia mempunyai caranya sendiri untuk cepat mendeteksi keberadaan
virus dan segera melawannya, maka disitulah terjadi perang antara sel imun dan
virus. Begitu sistem imun mendapatkan sinyal dan T-cell (limfosit T, kelompok sel
darah putih yang berperan sebagai tentara dalam tubuh) menemukan adanya sel
yang sudah menjadi ‘ladang’ virus, maka T-cell akan membentuk tameng dan
menembakkan molekul-molekul yang bisa menembus membran virus. Sehingga kita
harus menjaga tubuh agar tetap sehat, semakin kita hidup sehat dengan makan
makanan yang bergizi, berolahraga maka semakin banyak pasukan imun yang akan
menyerang virus covid-19.
Tempat favorit virus ini adalah di tangan manusia, tapi dia sangat membenci
dengan sabun. Oleh sebab itu pemerintah pusat menggalakan untuk mencuci
tangan untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19. Perihal cuci tangan, tidak
hanya dengan air saja, karena air saja tidak cukup untuk membasmi virus ataupun
bakteri. Juru bicara penanganan virus Corona Achmad Yurianto mengatakan
“Mencuci tangan menggunakan sabun lebih efektif daripada hand sanitizer
(pembersih tangan)”. Namun, masyarakat berbondong-bondong untuk memburu
hand sanitizer. Tak heran hand sanitizer menjadi langka dan mahal. Disisi lain,
mereka yang kehabisan stok hand sanitizer berinisiatif menciptakan produk sendiri
atau do it yourself (DIY), yaitu dengan alkohol yang dicampur dengan essential oil
atau gel lidah buaya. Jadi, bagaimana langkah terbaik untuk mencuci tangan apakah
dengan hand sanitizer atau dengan sabun dan kapan keduanya digunakan ?
Seorang Profesor kimia, Palli Thordarson, di University of New South Wales
memaparkan dari sebuah artikel di The Guardian ((12/03/2020) terkait perbedaan
efektivitas hand sanitizer dengan sabun untuk membunuh virus. Beliau menjelaskan
bahwa sabun dapat melarutkan membran lemak dari virus itu hingga hancur
berantakan seperti rumah kartu atau musnah lebih tepatnya. Karena sabun terbuat
dari molekul mirip dengan lipid (lipid bilayer) dalam membran virus. Molekul sabun
akan mengacaukan dan bersaing dengan lipid dalam membran virus. Sabun
memiliki struktur hybrid yaitu dengan kepala hidrofilik (mudah terikat dengan air) dan
ekor hidrofobik (menghindar air) dan akan terikat kuat dengan molekul minyak dan
lemak.
Cara sabun menghancurkan virus adalah ketika didalam air, ekor molekul
sabun akan mendesak membran lipid dari sel virus dan memecahkan virus menjadi
berkeping-keping. Sabun akan menjerat kotoran dan fragmen dari kepingan virus
membentuk gelembungan yang dinamakan ‘misel’ yang akan tercuci atau larut
dalam air. Ketika kita menggunakan sabun, otomatis menggunakan air yang
mengalir dan bisa membasuh seluruh celah kuku dibandingkan dengan
menggunakan hand sanitizer yang mungkin hanya di telapak tangan saja. Dalam
mencuci tangan juga harus mengikuti tata cara mencuci tangan yang benar dengan
beberapa langkah yang dianjurkan yaitu 6 langkah selama 20 detik (sambil nyanyi
happy birth day to you)
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) dalam laman
resminya merekomendasikan mencuci tangan dengan sabun daripada hanya
menggunakan hand sanitizer, karena alkohol dalam hand sanitizer tidak bekerja
untuk semua kuman, seperti norovirus; Clostridium difficile, yang dapat
menyebabkan diare yang mengancam jiwa. "Cryptosporidium, sebuah parasit yang
menyebabkan penyakit diare yang disebut cryptosporidiosis”. So, mencuci tangan
dengan sabun adalah yang paling efektif, aman dan ekonomis. Hand sanitizer atau
antiseptik berbasis alkohol tentu dapat membunuh mikroorganisme, akan tetapi tidak
se-efektif sabun merusak struktur virus.
Namun hand sanitizer dengan kandungan alkohol sekitar 60-95% lebih efektif
melawan kuman daripada alkohol dengan konsentrasi kurang dari 60% ataupun
hand sanitizer tanpa alkohol. Sebagian besar Hand sanitizer berbasis alkohol
mengandung isopropanol, etanol, n-propanol, atau kombinasi 2 produk ini. Dikutip
jurnal Nina, et all, (2020) dari laman National Center for Biothecnology Information
menjelaskan bahwa mekanisme alkohol dalam membunuh mikroorganisme yaitu
alkohol memiliki aktivitas antimikroba dengan mendenaturasi dan mengkoagulasi
protein. Sel-sel mikroorganisme kemudian dilisiskan (dihancurkan), dan metabolisme
selnya terganggu. Dengan kata lain, alkohol memecah protein lalu mengacaukan
metabolisme sel dari si mikroba itu.
Lalu, kapan mencuci tangan dengan sabun dan kapan pakai hand sanitizer ?
Sebaiknya mencuci tangan tangan dengan sabun ketika air tersedia di sekitar kita
karena sabun dapat membersihkan semua jenis kuman dan bahan kimia dari
tangan, tetapi jika sabun dan air tidak tersedia atau sedang di luar rumah seperti
dalam perjalanan, aktivitas diluar rumah, maka yang praktis dibawa-bawa,
gunakanlah hand sanitizer dengan kandungan tidak kurang dari 60% alkohol untuk
membantu terhindar dari virus atau kuman yang berbahaya. Namun hand sanitizer
tidak dapat menghilangkan bahan kimia berbahaya seperti pestisida ataupun logam
berat. Selain itu, pembersih tangan tidak efektif terutama pada tangan yang kotor
atau berminyak. Solusinya adalah menggunakan sabun dan air.
Penggunaan hand sanitizer terlalu sering dapat menimbulkan efek samping
yaitu membuat kulit menjadi kering dan iritasi. Selain itu juga, akhir-akhir ini di grup
Whatsapp dan di media sosial ramai dengan video yang menunjukkan ada
seseorang yang menggunakan hand sanitizer kemudian menyalakan kompor lalu
tangannya terbakar. Berdasarkan rekomendasi WHO (World Health Organization)
dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), hand sanitizer memang harus
mengandung alkohol maksimal 70%. Bila mengandung alkohol lebih dari 70%, justru
akan merusak kulit dan juga mudah terbakar, hal ini karena alkohol adalah bahan
kimia yang memiliki sifat mudah terbakar dan menguap. Sehingga dalam
penggunaannya cukup semprotkan satu kali di telapak tangan lalu ratakan, tidak
perlu seperti mencuci tangan. Dan ketika menggunakannya juga disarankan di
tempat yang jauh dari jangkauan api seperti korek atau kompor agar tidak terbakar.
Pencegahan dari virus covid-19 ini, Cara terbaiknya adalah mencuci tangan
dengan sabun, sehingga kita tidak perlu panic buying mencari hand sanitizer jika
sabun biasa bisa membasmi virus dan kuman, tapi boleh saja berjaga-jaga jika tidak
ada air, bisa gunakan hand sanitizer. Tetap menjaga kekebalan tubuh dengan
makan yang bergizi, olahraga teratur dan menjaga jarak dari orang sakit atau
phycical distancing, stay at home, work at home and study at home, seperti
himbauan pemerintah dan tenaga ahli, Biar virus ini tidak melompat dari orang ke
orang. Kita bisa menjadi pahlawan dalam memutus rantai virus covid-19 !!!

Anda mungkin juga menyukai