Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan teknologi informasi mengalami perkembangan pesat dari masa ke

masa. Perkembangan teknologi informasi dikembangkan bersama dengan berbagai disiplin


ilmu dan diterapkan dalam berbagai bidang. Kemajuan teknologi informasi menjadiakan
informasi dapat diakses dengan cepat dan tepat. Internet sebagai bagian dari perkembangan
teknologi yang semakin mengglobal dan berkembang pesat dewasa ini, memberikan manfaat
nyata bagi penggunanya. Begitu pula dengan dunia kesehatan yang terus memperbaharui
system pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Demi mendapatkan kemudahan serta pelayanan yang terkini dan pada akhirnya akan
mempermudah dan memperbaiki pelayanan mutu kesehatan pada masyarakat. Hal ini yang
memacu untuk terus dikembangkannya berbagai metode pelayanan dalam dunia farmasi.
Farmasi adalah salah satu bidang profesional kesehatan yang mempelajari seni dan ilmu
dalam penyiapan, pendistribusian, penyimpanan obat dan disertai dengan pemberian
informasi kepada publik, sehingga bertanggungawab dalam pemastian efektivitas dan
keamanan penggunaan obat. Farmasis adalah Apoteker (Indonesia) atau Pharmacist
(English), merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi; ahli dl ilmu obat-
obatan; yg berwenang membuat obat untuk dijual. Apotek atau Pharmacy (English), adalah
toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan
barang medis; rumah obat.

Kalau dahulu pelayanan kesehatan di apotek dengan metode yang konvensional


masyarakat mendatangi suatu apotek lalu akan berkonsultasi dengan apoteker nya setelah itu
apoteker akan memberikan obat yang sesuai dengan keluhan yang dimiki pasien. Kepala Sub
Direktorat Manajemen dan Klinik Farmasi, Kementerian Kesehatan RI, Dina Sintia Pamela,
S.Si., M.Farm., Apt., mengatakan pelayanan obat dengan menggunakan e-farmasi adalah
sebuah kebutuhan. Hal ini perlu dilakukan mengingat sedemikian cepat kemajuan di bidang
informasi dan teknologi.

Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian agar obat, obat tradisional, kosmetik,
suplemen kesehatan dan alat kesehatan mendapat jaminan keamanan dan mutunya selama
proses pengantaran. Pengantaran obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan dan
alat kesehatan ini merupakan tanggung jawab apoteker.

“Mestinya dalam pengantaran ini disertai informasi yang jelas secara tertulis,” ujarnya, di
Hotel Mercure, Yogyakarta, Minggu (21/10) pada Seminar Nasional dengan tema “Strategi
Pelayanan Kefarmasian berbasis Elektronik di Era Digital”.

Dina Sintia Pamela menuturkan pada era pelayanan e-farmasi nantinya apoteker harus
memastikan informasi obat yang disampaikan sudah diterima dan dimengerti oleh pasien.
Sementara pengantaran dalam keadaan tertutup serta harus menjamin kerahasiaan pasien.
Dengan adanya e-farmasi ini tentu saja memicu berbagai tanggapan baik dari
kalangan masyarakat maupun dari pihak apoteker sendiri. Misal, dengan adanya e-farmasi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi praktis dan efisien karena masyarakat tidak
perlu membutuhkan waktu yang terlalu banyak untuk mendatangi apotek, selain itu juga
dengan adanya e-farmasi masyarakat lebih mudah mendapatkan obat yang dibutuhkan. Tetapi
ada juga kalangan yang tidak setuju dengan diberlakukannya e-farmasi ini karena bila kita
mendapatkan obat di online, kita sebagai pasien tidak bisa mengetahui pasti bentuk obat asli
nya seperti apa, dan bila pengiriman obat yang terlampau jauh dengan lokasi penerima obat
sehingga membuthkan waktu yang lama dan memungkinkan terganggunya stabilitas dari
obat.

Sehingga kesimpulan yang didapat adalah e-farmasi sebenarnya sangatlah memberi


efek yang menguntukan baik dari pembeli maupun penjual. Tetapi kalau mekanisme dan
prosedurnya belum jelas maka akan sangat merugikan bagi pembeli, maka dari itu perlu
adanya peran pemerintah untuk mengkaji masalah ini dengan menerapkan undang-undang
terkait e-farmasi yang mengatur regulasi tentang legalnya apotek pada umumnya. Sehingga
masyarakatpun menjadi lebih percaya karena apotek itu legal dan sudah mendapatkan
sertifikat perizinan layaknya apotek yang konvensional.

Anda mungkin juga menyukai