Demi mendapatkan kemudahan serta pelayanan yang terkini dan pada akhirnya akan
mempermudah dan memperbaiki pelayanan mutu kesehatan pada masyarakat. Hal ini yang
memacu untuk terus dikembangkannya berbagai metode pelayanan dalam dunia farmasi.
Farmasi adalah salah satu bidang profesional kesehatan yang mempelajari seni dan ilmu
dalam penyiapan, pendistribusian, penyimpanan obat dan disertai dengan pemberian
informasi kepada publik, sehingga bertanggungawab dalam pemastian efektivitas dan
keamanan penggunaan obat. Farmasis adalah Apoteker (Indonesia) atau Pharmacist
(English), merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi; ahli dl ilmu obat-
obatan; yg berwenang membuat obat untuk dijual. Apotek atau Pharmacy (English), adalah
toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan
barang medis; rumah obat.
Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian agar obat, obat tradisional, kosmetik,
suplemen kesehatan dan alat kesehatan mendapat jaminan keamanan dan mutunya selama
proses pengantaran. Pengantaran obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan dan
alat kesehatan ini merupakan tanggung jawab apoteker.
“Mestinya dalam pengantaran ini disertai informasi yang jelas secara tertulis,” ujarnya, di
Hotel Mercure, Yogyakarta, Minggu (21/10) pada Seminar Nasional dengan tema “Strategi
Pelayanan Kefarmasian berbasis Elektronik di Era Digital”.
Dina Sintia Pamela menuturkan pada era pelayanan e-farmasi nantinya apoteker harus
memastikan informasi obat yang disampaikan sudah diterima dan dimengerti oleh pasien.
Sementara pengantaran dalam keadaan tertutup serta harus menjamin kerahasiaan pasien.
Dengan adanya e-farmasi ini tentu saja memicu berbagai tanggapan baik dari
kalangan masyarakat maupun dari pihak apoteker sendiri. Misal, dengan adanya e-farmasi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi praktis dan efisien karena masyarakat tidak
perlu membutuhkan waktu yang terlalu banyak untuk mendatangi apotek, selain itu juga
dengan adanya e-farmasi masyarakat lebih mudah mendapatkan obat yang dibutuhkan. Tetapi
ada juga kalangan yang tidak setuju dengan diberlakukannya e-farmasi ini karena bila kita
mendapatkan obat di online, kita sebagai pasien tidak bisa mengetahui pasti bentuk obat asli
nya seperti apa, dan bila pengiriman obat yang terlampau jauh dengan lokasi penerima obat
sehingga membuthkan waktu yang lama dan memungkinkan terganggunya stabilitas dari
obat.