Anda di halaman 1dari 2

Peran Mahasiswa Farmasi Untuk Indonesia

Leave a comment

November 2, 2013 by Alfy Taufiq

Adalah gila jika mengatakan bahwa peran mahasiswa hanya menuntut ilmu dan juga
membiarkan penyelewengan yang dilakukan pemerintah dengan alasan mengurus Negara itu
sulit, sejarah bercerita bahwa ruang lingkup mahasiswa tidak hanya pada lingkup belajar, tapi
juga social control dan oposisi pemerintah seperti pada tahun 1966 saat mahasiswa
memimpin gerakan yang membawa revolusi Indonesia dari Orde Lama menjadi Orde Baru
karena Presiden Soekarno mengangkat dirinya menjadi Presiden seumur hidup, juga pada
tahun 1998 saat terjadinya reformasi karena Presiden Soeharto sudah terlalu lama berkuasa
dan memenjarakan kebebasan rakyat Indonesia yang dibayar dengan syahidnya
empat mahasiswa asal UI.

Memetakan peran Mahasiswa Farmasi

Untuk saat ini marilah kita sempitkan bahan kajian kita ke dalam lingkup yang lebih kecil,
yaitu Mahasiswa Farmasi, berbicara tentang Mahasiswa Farmasi pikiran kita akan langsung
melayang pada orang-orang yang akan menjadi apoteker dan terlampau sibuk di lab, namun
pemikiran tersebut terlalu sempit karena pada dasarnya peran mahasiswa farmasi tidak hanya
dalam kedua lingkup tersebut tetapi dalam hal kemahasiswaan yang seutuhnya.

Berbicara tentang peran kita bisa menggunakan peran mahasiswanya sebagai social control,
terutama dalam isu-isu kesehatan yang pada tahun 2014 nanti akan datang bagaikan ombak
yang tidak bisa dibendung seperti isu Jaminan Kesehatan Nasional, Supremasi atas Bahan
Obat-Obatan Nasional, juga RUU Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dimana pada ketiga isu
strategis ini mahasiswa farmasi memiliki peran strategis dalam mengawalnya jika sewaktu-
waktu pemerintah melakukan penyelewengan yang bisa merugikan kepentingan nasional.

Selain berperan sebagai social control, mahasiswa farmasi bisa berperan dalam gerakan
research, pada gerakan ini mahasiswa farmasi berperan sebagai calon ilmuwan yang akan
terus melakukan riset-riset pada obat-obatan dan juga teknik terapi pengobatan yang
berpotensi akan muncul pada masa yang akan datang, sehingga Indonesia bisa mendapatkan
supremasi dalam pengobatan atas Negara lain.

Perlunya sebuah Kolaborasi

Setelah memetakan masing-masing peran, akan selalu ada gesekan yang muncul, tentang
dimana idealnya berperan. Membicarakan dimana sebaiknya berperan tentu saja
menimbulkan sebuah debat kusir yang tidak berujung, mengutip pernyataan Anis Matta
(2006) bahwa Pola pemikiran yang parsial akan melahirakan pola pergerakan yang parsial
juga. Sehingga wacana untuk memfokuskan dimana sebaiknya mahasiswa farmasi berperan
tidak akan kunjung selesai dengan hasil yang berproduktif.

Maka dari itu dalam peran sebagai social control dan research ini diperlukan suatu
kolaborasi agar terbentuk suatu gerakan yang ideal dan juga impartial, dampak yang
terbentuk dari gerakan yang terkolaborasi ini adalah mahasiswa farmasi akan memiliki
sebuah kesadaran politis ,nasional, dan mengglobal yang dibarengi semangat research untuk
menumbuhkan Negara Indonesia.

Mengapa harus berperan?

Kita kembali lagi berbicara tentang peran mahasiswa yang utama, yaitu sebagai oposisi
strategis pemerintah, iron stock, social control, dan agent of change. Jikalau ada seorang
mahasiswa yang mengatakan untuk menghindari dunia politik, menurut saya merupakan
omong kosong karena mau tidak mau suatu hari nanti mahasiswa lah yang akan mengganti
generasi tua tersebut, dan dari posisi mahasiswa saati ini kita bisa mengawal, mengkritik, dan
memberikan solusi untuk meluruskan kembali pemerintah tanpa ada tekanan dan iming-iming
karena gerakan mahasiswa tersebut merupakan murni gerakan intelektual sebagai bukti
kecintaan terhadap Indonesia.

Juga, saat ada seorang mahasiswa yang mendewakan pendekatan peran terlalu politis, maka
dunia research yang menjadi salahsatu core dari dunia sains akan terbengkalai dan mau tidak
mau teknologi pengobatan dan obat-obatan harus mengemis dari Negara lain yang lebih
maju. Namun, tidak menutup juga mahasiswa farmasi bisa berperan seperti gerakan ekonomi
(entrepreneur). Pada akhirnya akan muncul suatu pertanyaan sudah siapkah membawa panji-
panji mahasiswa farmasi untuk berperan bagi Indonesia?

Hanya ada satu negara yang pantas menjadi negaraku. Ia tumbuh dengan perbuatan dan
perbuatan itu adalah perbuatanku. Bung Hatta

Anda mungkin juga menyukai