Anda di halaman 1dari 3

AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN FARMASIS

Oleh : Nida Elfany


Farmasis itu adalah seseorang yang ahli dalam obat-obatan dan umumnya
adalah pakar kesehatan yang mengoptimalkan penggunan obat kepada pasien
untuk kesehatan yang lebih baik. Kedudukan seorang farmasis itu sangat penting
di dunia kesehatan, karena farmasis adalah pekerjaan yang sangat potensial saat
ini dan sangat vital perannya dimasyarakat.
Apakah menjadi seorang farmasis itu mudah? Tentu sangat sulit, banyak
sekali rintangan yang harus dihadapi saat kita ingin menjadi seorang farmasis.
Selain untuk menempuh pendidikannya memerlukan biaya yang besar, materi
pelajaran yang harus kita terimapun banyak, dan harus menyeimbangkan dengan
ketentuan agama terutama Islam. Karena agama adalah modal utama seorang
farmasis untuk menjalankan hidupnya sebagai seorang pelopor kesehatan yang
baik tanpa melanggar ketentuan agama-Nya.
Dewasa ini, banyak sekali farmasis yang melaksanakan tugasnya hanya
berdasarkan ilmu yang didapat saja tanpa memikirkan ketentuan agama.
Maksudnya adalah banyak orang yang menganggap remeh ketentuan Islam dalam
dunia farmasi. Padahal dalam pembuatan obat banyak sekali yang bertolak
belakang dengan dunia farmasi. Karena anggapan mereka, farmasis hanya
seseorang yang bekerja untuk meracik obat untuk kesembuhan pasien semata.
Menteri Kesehatan yang ada di negeri kita adalah seorang dokter dan tidak
ada seorang apoteker ataupun farmasis yang menjadi orang penting dengan
jabatan tinggi di Kementrian Kesehatan. Ini merupakan salah satu alasan mengapa
dalam obat tidak ada label halal, karena tidak ada seorang farmasis yang
mengusahakan hal tersebut. Selain itu, banyak kekurangan-kekurangan di dunia
farmasi yang bertentangan atau tidak sesuai ketentuan islam.
Dari berbagai uraian kekurangan-kekurangan di atas, apakah kita sebagai
siswa farmasi atau calon farmasis hanya bisa berdiam diri? Jelas tidak,
kekurangan-kekurangan itu merupakan kelemahan kita yang harus kita rubah
supaya image farmasis di mata masyarakat dan agama itu baik. Ada pepatah

mengatakanBertindaklah dengan niat baikmu itu. Sekecil apapun tindakan


akan sangat berarti dibandingkan hanya diam dan menunggu.
Lalu, hal apa saja yang harus diubah? Hal yang pertama aku lakukan
adalah melakukan perubahan di ruang lingkup farmasi itu sendiri. Dengan lebih
meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab, serta belajar lebih giat, dan
mencari ilmu dasar agama dari hal-hal baru yang aku temukan. Lalu, langkah
berikutnya yang ingin aku lakukan adalah memaksimalkan peran farmasis islami
adalah PUP (Pendekatan, Usaha, dan Penyebaran)
-

Pendekatan
Kondisi sekarang berbanding terbalik. Dunia kefarmasian Islam mengalami
kemunduran. Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita selaku generasi
penerus, berusaha untuk mengembalikan kejayaan kefarmasian Islam.
Caranya dengan mendekatkan Al Quran dan Hadist kepada calon farmasis
Islam. Hal ini menjadi titik yang krusial, karena masih banyak calon
farmasis Islam yang belum mengetahui dahsyatnya kandungan Al Quran
dan Hadist dalam bidang kefarmasian. Ketika mereka berhasil memahami
dan merasakan ilmu dari Al Quran dan Hadist, maka dalam proses
selanjutnya yaitu pengembangan ilmu kefarmasian, pasti akan berpedoman

kepada dua rujukan tersebut.


Usaha
Meluasnya farmasi saat ini yang meliputi 3 hal yaitu obat, makanan, dan
kosmetik hendaknya disikapi dengan bijak. Di sinilah tantangan bagi
farmasis Islam. Mungkin, industri obat sudah menerapkan CPOB ( Cara
Pembuatan Obat yang Baik) dalam setiap produksinya, begitu juga dengan
industri makanan dan kosmetik yang telah menetapkan standar posedur
operasional. Namun, dalam komposisi bahan-bahannya dan selama proses
produksinya, menggunakan bahan yang haram atau halal dan bagaimana
produksinya, itu masih menjadi tanda tanya. Masalah tersebut bukanlah
masalah yang kecil bagi umat Islam karena mempengaruhi kesempatan
terkabulnya doa seseorang. Sebagai contoh pada produksi obat-obatan
sintetis. Sediaan yang berbentuk cair acap kali menggunakan etanol sebagai
pelarutnya, terutama pada obat batuk. Selain itu, cangkang kapsul yang
dibuat dari gelatin dapat berasal dari tulang atau kulit babi, sapi, atau ikan.

Hormon, enzim, dan vitamin yang merupakan produk hasil bioteknologi bisa
menggunakan mikroba maupun media yang haram. Untuk menangkap
peluang dan menjawab tantangan di atas dalam rangka mencapai
kebangkitan farmasi Islam, membutuhkan peran serta dari farmasis Islam
yang berada di semua sektor. Usaha sangat di perlukan dengan
meminimalisir hal hal yang bertentangan dan memaksimalkan bahan yang
-

ada dan sesuai dengan agama.


Penyebaran
Farmasis Islam yang berada di pemerintahan, melalui BPOM hendaknya
memberikan edukasi kepada masyarakat dalam memilih produk yang aman.
Untuk

LPPOM

(Lembaga

Pengkajian

Pangan,

Obat-obatan,

dan

Kosmetika) MUI tidak hanya bertugas meneliti, mengkaji, menganalisis, dan


memutuskan produk pangan, obat, dan kosmetik aman dikonsumsi dari sisi
kesehatan dan Islam, tetapi juga memberikan bimbingan kepada masyarakat
umum.
Dengan mewujudkan hal-hal yang tercantum, ini adalah perubahan yang
sangat luar biasa. Yakinlah! Bahwa aku bisa menggenggam dunia untuk merubah
farmasis menjadi lebih baik dimata Allah. Inilah aku dan farmasi untuk Agamaku.

Anda mungkin juga menyukai