Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sampah Styrofoam
Styrofoam merupakan plastik berbahan dasar polistirena, banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengemas, memiliki
beberapa keunggulan sifat di antaranya fleksibel, tidak mudah pecah, dapat
dikombinasikan dengan bahan kemasan lain, tidak korosif serta harganya
relatif murah.(Sumarni, 2013)
Timbulan rata-rata sampah per orang di Indonesia telah mencapai 1
Kg/orang dengan proporsi polystirene (styrofoam) mencapai 10%, artinya
setiap orang menyumbangkan 0,1 Kg sampah styrofoam setiap hari.
Bayangkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa, itu berarti
setiap harinya 237.000 ton styrofoam yang berakhir di TPA dan tidak terolah.
Tidak seperti sampah organik seperti sisa makanan atau daun-daunan, jumlah
tersebut tidak akan menyusut bahkan sampai 500 tahun ke depan. Styrofoam
dibuat dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10% gas dengan
menggunakan blowing agent seperti CFC (freon) yg merusak lapisan ozon.
EPA dan WHO bahkan mengkategorikan proses pembuatan styrofoam
sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. (Kompasina,
2016)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gede.marteda/5-alasan-berhentimenggunakan-styrofoam-sekarang_54f38ea5745513902b6c79f5
2.2. Stirena
Stirena merupakan senyawa turunan benzene yang digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses
polimerisasi. Styrene memiliki komponen aromatik paling sederhana dengan
sebuah rantai sisi tidak jenuh. Nama lain dari styrene antara lain : phenil
etilene, vinil benzene, styron, styrolene, dan cinnanmene. Senyawa organik
ini memiliki rumus kimia C6H5CH = CH2, dengan massa molar 104,15
gram/mol dan titik didih 1450 C. Styrene termasuk dalam hidrokarbon siklik
berbentuk cair, tidak berwarna yang mudah menguap dan memiliki bau
manis. Namun, pada konsentrasi tinggi dapat menghasilkan bau yang kurang
sedap. (Angga Rizka, 2013)

(a)
Gambar 2.1 (a) Stirena (b) Polistirena(b)

Selengkapnya : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-30831-2307100119Paper.pdf
2.3. Pirolisis
Pirolisis yaitu pemanasan pada kondisi bebas oksigen. Dalam proses
pirolisis komponen organik dalam bahan dapat menghasilkan produk cair dan
gas, yang dapat berguna sebagai bahan bakar atau sumber bahan kimia.
Pirolisis plastik dengan bahan baku 40% PE, 35% PP, 18% PS, 4% PET dan
3% PVC telah dilakukan oleh A.Lopez dkk. Yang menghasilkan produk
minyak 78.1% C5-C9, 7.4% C10-C13, 8.5% C13+ pada suhu 4600 . Dari
hasil tersebut terlihat bahwa produk terbesar pirolisis plastik tersebut adalah
C5-C9 yang merupakan komponen dasar penyusun Gasoline/bensin. Namun
minyak hasil pirolisis tersebut tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan
bakan kendaraan bermotor. (Angga Rizka dkk. 2013)
Pirolisis dapat dilakukan pada berbagai level suhu, waktu reaksi,
tekanan, dan dengan adanya katalis atau tidak. Pirolisis plastik dapat
berlangsung pada suhu rendah (<400 o C), sedang (400-600 o C) atau tinggi
(>600 o C). Kondisi tekanan biasanya pada tekanan atmosfer (1 atm).

Anda mungkin juga menyukai