Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI AGAMA ISLAM DALAM BIDANG FARMASI

Disusun oleh :

1. Aditya (202006050008)
2. Anggun Nitasari (202006050020)
3. Ardhita Miftakhul Hidayah (202006050023)
4. Bella Sinta Heriyanti (202006050007)
5. Ti’ah Nainawati (202006050019)
6. Wulan Bestari Handayani (202006050042)
7. Yunia Heri Nuryanti (202006050032)

UNIVERSITAS KADIRI

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Pojok, Kec. Mojoroto, Kediri, Jawa Timur 64115

Tahun ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Aplikasi Agama Islam di Bidang Farmasi ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bu Titin
Widyasrini, M.PdI pada mata kuliah Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang aplikasi agama islama dibidang
farmasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Titin Widyasrini,M.PdI
selaku dosen mata kuliah agama islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada proposal ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Aplikasi Agama Islam Dalam Melakukan Pelayanan Kefarmasian..............
B. Aplikasi Agama Islam Dalam Pelayanan Obat..............................................
C. Aplikasi Agama Islam Dalam Pengadaan Obat.............................................
D. Aplikasi Agama Islam Dalam Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat......
E. Aplikasi Agama Islam Dalam Memberikan Konseling, Informasi dan
Edukasi...........................................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................24
A. Kesimpulan....................................................................................................24
B. Saran...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam adalah agama yang didasarkan pada wahyu, berasal dari Allah SWT
dan merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk
menyempurnakan agama yang dibawa oleh para nabi sebelumnya. Farmasi dalam
bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat adalah
salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi
termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan
obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap
pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan
penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Farmasis (apoteker) merupakan
gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di
institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas
obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek.
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
Secara khusus obat merupakan sebuah senyawa atau campuran senyawa yang
dapat digunakan untuk mempengaruhi atau mempelajari pengobatan, pemulihan,
peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi. Pengembangan produk obat dan sediaan
farmasi lainya patut dicermarti, baik dari aspek kemaslahatanya maupun dari
kebolehan penggunaanya yang ditinjau dari syariat islam.
Aplikasi agama islam dalam bidang farmasi sangatlah penting baik
diterapkan dalam melakukan pelayanan kefarmasian, dalam pelayanan obat,
dalam pengadaan obat, dalam penyimpanan dan pendistribusian obat, dalam
memberikan konseling, informasi dan edukasi. Karena Indonesia adalah negara
dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh karena itu, konsumen obat
yang beragama Islam memerlukan suatu pelayanan yang baik sesuai dengan
ajaran agama islam seperti tingkat kehalalan dan keharaman dalam dunia farmasi
yang harus terpetakan dengan jelas. Maka obat yang akan dimakan untuk
pengobatan harus benar-benar yang baik, aman, halal dan bermanfaat untuk
dikonsumsi dalam pengobatan dan dijamin oleh seorang apoteker/ahli farmasis
sebagai penjaga jalur distribusi obat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana aplikasi agama islam dalam melakukan pelayanan
kefarmasian?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui aplikasi agama islam dalam melakukan
pelayanan kefarmasian
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelayanan Farmasi menurut Undang – Undang


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yang dinamakan
pelayanan farmasi adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Dimana kegiatan kefarmasian tersebut meliputi :


1. pengkajian Resep
2. dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. konseling
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang
memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat
bebas atau bebas terbatas yang sesuai.
2.2 Aplikasi agama islam dalam melakukan pelayanan kefarmasian

Dalam etika farmasi, para farmasis memiliki kewajiban untuk


melindungi pasien dari kerugian akibat kesalahan pemakaian obat yang
merugikan. Diawal Farmasi memeriksa kebutuhan pasien, ditengah memeriksa
kembali semua informasi dan memilih solusi bagi DRP (Drug Related Problem),
diakhir menilai hasil intervensi (evaluasi) sehingga didapat hasil yang optimal
sehingga pada akhirnya diharapkan kualitas hidup pasien meningkat serta hasilnya
memuaskan. Dengan mengutamakan keselamatan dan melindungi pasien dari
penggunaan obat yang membahayakan diri pasien, berarti farmasis turut
memelihara kehidupan pasien tersebut sesuai dengan anjuran ajaran Islam. Peran
islam bagi ilmu farmasi saat ini sangatlah bermanfaat untuk semua orang, dimana
bahan obat maupun cara mengolah bahan obat-obatan akan terjamin kebersihan
serta keamanannya, karena telah dijamin halal. Islam telah mengajarkan semua
orang tentang pentingnya niat, semangat serta bersungguh-sungguh dalam
menggapai sesuatu. Dalam farmasi, niat serta semangat dapat diterapkan dalam
pelayanan kefarmasian, dimana pekerjaan kefarmasian akan terlaksana dengan
baik dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Ajaran agama islam yang dapat diterapkan dalam pelayanan farmasi antara lain :

1. Menerapkan sifat sifat baik Nabi Muhammad SAW dalam melakukan


pelayanan farmasi
- Sifat Shiddiq (jujur)
sifat jujur sudah pasti melekat diri masing-masing manusia dimuka
bumi, sifat jujur saat ini tlah mulai memudar karena telah tertutup oleh
banyak sekali kebohongan. Dalam pelayanan farmasi, sifat jujur sangat
penting dari berbagai sisi, karena dapat mengurangi kesalahan serta
ketidak selarasan pemikiran antara pasien dan apoteker.
- Sifat Amanah (dapat dipercaya)
Perilaku amanah saat ini sangat dibutuhkan oleh berbagai lapangan
kerja. Jika kita dapat dipercaya, kita harus melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan bersungguh-sungguh. Sifat ini mengacu pada sifat
shiddiq, apabila kita jujur maka kita akan dipercaya oleh orang lain.
Dalam penerapannya, sifat amanah telah dituangkan melalui
pengambilan sumpah saat disahkannya seorang apoteker untuk terjun
ke dunia kerja

- Sifat Tabligh (menyampaikan)


Tabligh juga merupakan lanjutan dari sifat shiddiq dan amanah,
apabila kita telah diberikan amanah, maka kita juga harus
menyampaikannya dengan benar. Sifat tabligh mengajarkan kita untuk
tidak berbohong ke sesama manusia. Dalam penerapannya, sebagai
farmasis kita harus menerapkan ilmu-ilmu kita dengan benar guna
menyembuhkan penyakit yang diderita oleh pasien.

- Sifat Fathonah (cerdas)


Sudah menjadi hak kita sebagai manusia untuk mendapatkan
kecerdasan, oleh karena itu sebagai pekerja farmasi harus memiliki
sifat cerdas, agar proses pelayanan farmasi dapat berjalan tanpa
kendala.
2. Bersikap sabar saat konseling dengan pasien
Pada saat konseling, pasti kita akan dihadapi dengan berbagai macam
pasien yang berbeda-beda. Proses konseling merupakan proses yang
penting, karena kita diharuskan untuk menjelaskan kepada pasien tentang
aturan pakai obat, cara menyimpan, serta penjelasan farmakologis obat.
Jika kita melakukannya dengan sabar, maka pasien akan mudah
memahami.

“innallāha ma'aṣ-ṣābirīn”
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al-Baqarah : 153)

3. Melaksanakan pekerjaan dengan bersungguh-sungguh


Sudah menjadi kewajiban dalam pelayanan farmasi, sebagai farmasis
kita harus melaksanakan pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dan
penuh semangat. Dengan bersungguh-sungguh, kita dapat meminimalkan
kesalahan dalam pelayanan farmasi.

4. Jauhkan diri dari kesombongan


Tanamkan pada diri kita bahwa kesembuhan hanya milik Allah SWT.
Sebagai farmasi, kita hanyalah perantara dari kesembuhan pasien.

“Wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīn”


Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, ( QS Asy-Syu’ara :
80)

Anda mungkin juga menyukai