Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI 1

PERCOBAAN IV
IDENTIFIKASI ALDEHIDA & KETON

NAMA : NUR SRIMAYAH HERMANTO RASYID, HS


NIM : 2013016065
KELOMPOK :3
PRODI : S-1 FARMASI UMUM
ASISTEN : ANNISA ANUGRAH PUTRI

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
PERCOBAAN IV
IDENTIFIKASI ALDEHIDA & KETON

A. Waktu Praktikum
Kamis, 22 April 2021. Pukul 11.00 s.d 14.00 WITA

B. Judul Praktikum
Judul dari praktikum yang dilakukan adalah Identifikasi Aldehida
dan Keton.

C. Tujuan Praktikum
Agar Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan membedakan antara
senyawa aldehida dan keton serta mengetahui perubahan dan reaksi yang
terjadi pada aldehida dan keton

D. Dasar Teori
Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang
memiliki gugus karbonil (C=O), gugus karbonil tersebut terletak di ujung
rantai karbon induk yang diakhiri dengan atom hidrogen. Aldehid
diturunkan dari nama alkana dengan mengganti –a menjadi –al, oleh
karena itu aldehid juga disebut alkanal. Nama lazim aldehid diturunkan
dari nama lazim asam karboksilat dengan menggantikan akhiran –at
menjadi aldehid dan tidak menyertakan kata asam (Sunarya, 2007).
Aldehid rantai pendek mencakup formaldehida, asetaldehida, gloksal, dan
metil gloksal. Aldehid merupakan senyawa organik teroksigenasi dengan
berat molekul yang lebih rendah (Ali, dkk, 2015).
Senyawa aldehid mempunyai rantai utama yang mengandung
gugus –CHO dan karbon pada CHO diberi prioritas utama dengan nomor
terendah (Riswiyanto, 2009). Aldehid merupakan senyawa yang mampu
berikatan secara kovalen sehingga dapat terjadi modifikasi protein
(Sitorus, 2010). Aldehid merupakan senyawa polar dan mendididh pada
suhu tinggi dari pada senyawa non-polar dengan berat molekul yang sama.
Aldehid mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada
karbon-karbonnya (Fessenden & Fessenden, 1982).
Keton mempunyai suatu gugus asli dengan gugus alkil yang lain
atau gugus aril yang terikat dengan karbon karbonil. Beberapa hormon
steroid mengandung gugus fungsional keton, seperti testoteron dan
progesteron. Keton yang paling sederhana adalah aseton (CH3COCH3),
yang mana atom karbonil mengikuti 2 gugus metil (Sarker & Lutfun,
2009). Keton mempunyai aroma fruity dan aroma floral dan berperan
penting pada produk pangan fermentasi (Dzarnisa & Latif, 2014). Keton
memiliki struktur dan tata nama yang mengandung gugus karbonil (C=O),
tata nama keton adalah alkil keton atau propanon. Keton larut dalam air dan
titik didihnya sebanding dengan kenaikan berat molekul (Basri, 2003).
Keton adalah senyawa yang jika R atau gugus R’ adalah alkil atau
aromatik keton yang paling penting adalah aseton dengan sistem
penamaan IUPAC menggunakan akhiran –on. Pembuatan keton yang
paling umum adalah oksidasi dari alkohol skunder (Petrucci, 2008).
Asam karboksilat adalah senyawa organik yang mengandung
sebuah gugus karboksil (-COOH). Gugus karboksil mengandung sebuah
gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil dengan rumus umum R-
COOH. Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol dan fenol
menghasilkan ester dan membentuk air sebagai produk sampingan
(Fessenden & Fessenden, 1994). Asam karboksilat memiliki titik didih
lebih tinggi daripada senyawa organik lainnya yang bobot molekulnya
sebanding (Riswiyanto, 2009). Beberapa anggota asam karboksilat
berwujud cairan tak bewarna dengan bau yang tajam, bersifat polar dan
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul lain (Hart, 2003).
Aldehid digunakan sebagai antiseptik, pengawet mayat, bahan
baku industri plastik melamin dan bakelit. Keton digunakan sebagai
pelarut, pembersih kaca, bahan baku pembuatan industri plastik, hormon
testosteron dan progesteron. Sedangkan asam karboksilat digunakan
sebagai bahan pembuatan sabun, pembuatan cuka, dan digunakan sebagai
koagulan dalam pembuatan karet (Martin, 2012).

E. Alat dan Bahan


1. Alat

No Nama Alat Gambar Fungsi


1 Gelas kimia Melarutkan suatu
padatan, untuk
mencampurkan cairan,
dan untuk memanaskan
larutan.

2 Pipet ukur Untuk mengukur dan


menambahkan cairan
dengan volume tertentu
yang dapat dilihat dari
skala pada saat
penambahan cairan.
3 Pipet tetes Untuk membantu
memindahkan cairan
dari wadah yang satu ke
wadah yang lain dalam
jumlah yang sangat kecil
yaitu tetes demi tetes.
4 Rak tabung Untuk meletakkan
tabung reaksi pada saat
mereaksikan bahan
kimia.
5 Tabung reaksi Sebagai wadah untuk
mereaksikan larutan atau
cairan.

2. Bahan

No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia


1 Aseton Cairan tak berwarna ini Bersifat stabil, mudah larut
memiliki rumus molekul : dalam pelarut air dan
C3H6O dengan berat pelarut organik, mudah
molekul, 58,08 g/gmol. terbakar, dan mudah
Titik didih 56,29οC dan menguap. Reaktif terhadap
titik beku -94,6οC, serta bahan oksidasi, alkali, dan
sangat larut dalam air asam.
(Kirk & Othmer, 1983).
2 Asetosal Memiliki rumus molekul Asetosal, atau aspirin
C9H8O4, berupa padatan (asam asetilsalisilat) tidak
dengan berat molekul larut dalam air, tetapi larut
180,16 g/mol. Titik didih dalam alkohol dan
140oC pada 1 atm dan methanol, membentuk
titik leleh 130oC pada 1 metal salisilat. Mudah
atm pula. (Perry, 2008 terhidrolisis dalam air
dan Yaws, 2009) panas. Akan terhidrolisa
membentuk asamsalisilat
jika bereaksi dengan
NaOH 10% (Perry, 2008)
3 Aquades Aquades bersifat tidak Senyawa yang segera
berwarna, tidak melarut di dalam aquades
berasa dan tidak berbau mencakup berbagai
pada kondisi standar yaitu senyawa organik netral
pada tekanan 100 kPa (1 yang mempunyai gugus
bar) dan temperatur fungsional polar seperti
273,15 K (0 °C), gula, alkohol, aldehida, dan
Kapasitas kalor lebih keton. Kelarutannya
tinggi dibandingkan disebabkan oleh
dengan cairan lain kecuali kecenderungan molekul
ammonia, konstanta akuades untuk membentuk
dielektrik paling tinggi di ikatan hidrogen dengan
antara cairan murni gugus hidroksil gula dan
lainnya (Ahmad, 2004), alkohol atau gugus
serta memiliki kapasitas karbonil aldehida dan
kalor yang cukup tinggi keton (Lehninger, 1982).
yaitu 1 kal g-1 C-1
sehingga menyebabkan
kalor yang diperlukan
untuk merubah suhu dari
sejumlah massa cukup
tinggi.
4 Formaldehida Merupakan cairan jernih, Formaldehida pada
tidak berwarna, bau umumnya memiliki sifat
menusuk, uap kimia yang sama dengan
merangsang selaput lendir aldehida namun lebih
hidung dan tenggorokan reaktif daripada aldehida
dan jika disimpan di lainnya. Formaldehida
tempat dingin dapat merupakan elektrofil
menjadi keruh. Biasanya sehingga bisa dipakai
disimpan dalam wadah dalam reaksi substitusi
tertutup, terlindung dari aromatik elektrofilik dan
cahaya dengan suhu alkena. Keadaan katalis
tempat penyimpanan di bisa mengakibatkan
atas 20oC (Depkes formaldehida
RI,1995). Formaldehida menghasilkan asam format
(CH2O) membeku pada dan metanol (Depkes RI,
suhu < 92oC dan 1995).
mendidih pada suhu
300oC
5 Fruktosa Rumus molekul: C6H12O6, Fruktosa merupakan
berwarna putih, massa isomer dari glukosa,
molekul 180,16 g/mol, keduanya memiliki rumus
serta titik leleh 103oC molekul yang sama
(Evhy, 2014). (C6H12O6) tetapi memiliki
struktur yang berbeda.
Fruktosa merupakan
monosakarida yang
ditemukan di banyak jenis
tumbuhan dan mudah larut
dalam air, sulit
dikristalisasi dalam bentuk
larutan, serta mengalami
oksidasi untuk membentuk
asam karboksilat (Evhy,
2014).
6 Glukosa Memiliki rumus molekul Glukosa lebih mudah larut
C6H12O6 dan erat molekul dalam air daripada sukrosa,
180,16 g/mol. Titik leleh selain itu glukosa juga larut
146°C dan titik didih dalam etanol dan eter
376,56°C serta densitas (Chen and Chou, 1993).
1,544 g/cm-3 Glukosa dapat diperoleh
dari sukrosa dengan
penambahan enzyme
invertase. Dapat
difermentasikan
menghasilkan asam laktat,
etanol, serta dalam reaksi
fosforilasi oksidatif
menghasilkan karbohidrat
dan air. (Atkinson,1983)
7 KMnO4 Merupakan elektrolit Mudah larut dalam
kuat, tidak berbau, berasa metanol, aseton. Sebagian
manis, astringent, larut dalam air dingin, air
memiliki molekul berat panas. Larut dalam Asam
158,03 g / mol, berwarna Sulfat.
ungu, densitas 2.703
g/cm3.
8 Paracetamol Paracetamol memiliki Paracetamol memiliki
titik lebur 168-1720C sebuah cincin benzene,
dengan nilai pKa sebesar tersubstitusi oleh gugus
9,5 pada 250C. pada hidroksil dan atom
larutan jenuh, nitrogen dari gugus amida
paracetamol mempunyai pada posisi para. Senyawa
pH anatara 5,3-6,5. Pada ini dapat disintesi dari
pH 2-9, terhidrolisis senyawa asal fenol yang
minimum pada pH 5-7. dinitrasikan menggunakan
Waktu paruh paracetamol asam sulfat dan natrium
pada pH 2,5-6,9 berturut- nitrat. Paracetamol dapat
turut adalah 0,73: 19,8: pula terbentuk apabila
21,8: dan 2,28 tahun. senyawa 4-aminofenol
Sebaiknya paracetamol direaksikan dengan
disimpan dalam wadah senyawa asetat anhidrat
tertutup rapat dan (Lund, 1994).
terlindung dari cahaya.
Dalam keadaan kering
paracetamol murni akan
stabil pada temperature
450C dan relative stabil
terhadap oksidasi (Lund,
1994).
9 Pereeaksi Berupa cairan biru Larut dalam air, tidak
fehling dengan kepadatan relatif oksidatif, tidak mudah
1,06. terbakar, dan tiidak
menyebabkan ledakan.
10 Pereaksi tollens Berupa cairan yang tidak Basa yang bersifat korosif
berwarna dengan bau dengan pH 14
yang khas, Titik beku -10
°C sampai -12 °C dan
titik didih 105-
140 °C
F. Prosedur Kerja
1. Kelarutan dalam air

Siapkan 2 buah tabung reaksi

Tabung (1) diisi dengan 0,5 mL formaldehida dan tabung (2) dengan 0,5
mL aseton. Perhatikan warna dan baunya.
 

Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes).


Amati dan catat hasil pengamatan (larutan jangan dibuang).

2. Uji KMnO4

Ambil larutan dari uji kelarutan dalam air.

Tiap tabung ditambah 2-3 tetes KMnO4 0,1 N. Perhatikan warna KMnO4
3. Oksidasi dengan Tollenslalu catat pengamatan.
tersebut,

Masukkan masing – masing 1 mL larutan formaldehida, aseton, glukosa,


fruktosa, paracetamol, dan asetosal ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan 3 tetes larutan Tollens, kocok larutan tersebut.

Panaskan dalam gelas kimia yang sudah berisi aquades 20 – 25 mL


dengan suhu 100 C. Amati perubahannya.
o
4. Oksidasi dengan Fehling
5.
Masukkan masing – masing 1 mL larutan formaldehida, aseton, glukosa,
fruktosa, paracetamol, dan asetosal ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan 3 tetes larutan fehling, kocok larutan tersebut.

Panaskan seperti halnya percobaan 3, amati perubahannya.


G. Pengamatan
1. Hasil Pengamatan
a. Kelarutan dalam air
No Sampel + Aquades Hasil Pengamatan
1. Formaldehida +

2. Aseton +

Keterangan : Larut (+) ; Tidak larut (-)

b. Uji dengan KMnO4 0,1 N


No Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan
.
1. Formaldehida KMnO4
2. Aseton KMnO4

c. Oksidasi dengan Tollens


No. Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan
1. Formaldehida Tollens
2. Aseton Tollens
3. Glukosa Tollens
4. Fruktosa Tollens
5. Paracetamol Tollens
6. Asetosal Tollens

d. Oksidasi dengan Fehling


No. Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan
1. Formaldehida Fehling
2. Aseton Fehling
3. Glukosa Fehling
4. Fruktosa Fehling
5. Paracetamol Fehling
6. Asetosal Fehling

2. Prosedur Kerja

No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


1 Kelarutan dalam air
2 Uji KMnO4 0,1 N
3 Oksidasi dengan Tollens
4 Oksidasi dengan Fehling

3. Reaksi
a) Kelarutan dalam air
b) Uji KMnO4
c) Oksidasi dengan Tollens
d) Oksidasi dengan Fehling
H. Pembahasan

I. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Alsi, V. S. M. (2017): Pengujian Aktivitas Analgesik Fraksi Etanol Daun


Jatropha Gossypifolia pada Mencit (Mus Musculus) dengan Metode
Geliat (Writhing Test) (Doctoral Dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).

Andrian, A., & Maya, P. S. (2016): Pra Rancangan Pabrik Vinil Asetat Monomer
dengan Kapasitas 55.000 Ton/Tahun (Doctoral Dissertation, Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya).

Antonius, Melvine, D., Marissa, D., et al. (2021): Aldehid dan Keton. Praktikum
Kimia Organik Dasar. Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Tanjungpura.

Eliyarti, dkk. (2020): Deskripsi Pengetahuan Awal Alat Praktikum Materi Koloid
dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa Teknik. Jurnal

Fitria, N. (2014): Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses


Fermentasi Kapasitas 8.000 Ton/Tahun (Doctoral Dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Fitri, R. J. (2019): Pra Rencana Pabrik Hidrogen Peroksida dari Isopropil


Alkohol dan Oksigen dengan Proses Oksidasi Kapasitas 50.000
Ton/Tahun Reaktor Bubble Coloumn (Doctoral Dissertation, Itn Malang).

Khotimah, H., Anggraeni, E. W., & Setianingsih, A. (2018): Karakterisasi Hasil


Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy, 1(2), 34-
38.
Lobachomie.Com. (2017): Fehling's Solution A, Copper No. 1. Lobachomie.
Labchem Performance Through Chemistry

Lobachemie.Com. (2018): Tollen's Reagent Msds. Lobachomie. Laboratory


Reagents & Fine Chemica

Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia. Vol. 3 (1): 14-25

Pt. Intan Pariwara. (2016): Kimia. Jakarta : Pt Intan Pariwara

Puspitaningtyas, S. F. (2018): Prarancangan Pabrik Asam Asetilsalisilat (Aspirin)


dari Asam Salisilat dan Asetat Anhidrat Kapasitas 15.000 Ton/Tahun.

Tangdiongga, R.R., Mandey, C.L., Lumoindong, F. (2015): Study of


Chemical Analysis of Formaldehyde In The Melamine Tableware
Visible Spectrophotometry: Kajian Analisis Kimia Formaldehida
dalam Peralatan Makan Melamin Secara Spektrofotometri Sinar
Tampak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 3(1).

Wijaya, A. (2018): Sintesis Cairan (Ionic Liquid) 1-Etil-3-Metilimidazolium


Asetat [Emim] Ac Menggunakan Metode One Pot dengan Variasi Volume
dan Jenis Solven.
J. Jawab Soal
1 Soal Bagaimana kelarutan formaldehida dan aseton terhadap air?
Jelaskan apa yang mempengaruhinya!
Jawab Pengujian kelarutan dalam formaldehid maupun aseton
memiliki kelarutan yang baik dalam pelarut air. Kelarutan
yang baik dalam air menunjukkan bahwa formaldehid dan
aseton merupakan senyawa yang polar, yaitu dapat
membentuk ikatan hydrogen dengan air (Mariani,2015).
Referensi Mariani, N. (2015): Aldehid dan Keton. Kimia Organik, 12-
13.
2 Soal Apa yang dimaksud reaksi reduksi oksidasi?
Jawab Reaksi oksidasi-reduksi (redoks) adalah reaksi kimia yang
disertai dengan perubahan bilangan oksidasi (Asmara A. P.,
Ananto, A. D., & Riyanto, N. 2017). Reaksi oksidasi
ditandai dengan meningkatnya jumlah bilangan oksidasi,
sedangkan reaksi reduksi ditandai dengan berkurangnya
jumlah bilangan oksidasi.
Referensi Asmara, A. P., Ananto, A. D., & Riyanto, N. (2017):
Pengembangan Media Audio Visual Tentang
Praktikum Reaksi Oksidasi Reduksi Dan Elektrokimia
Sebagai Media Pembelajaran Mandiri Bagi Siswa
SMA/MA Kelas XII Semester 1. Lantanida Journal.
2(2): 156-169.
3 Soal Jelaskan fungsi KMnO4, tollens dan fehling dalam
percobaan ini!
Jawab Pengujian dengan penggunaan pereaksi KMnO4, terjadi
suatu perubahan warna larutan pada formaldehid dengan
cepat dimana larutan tersebut lalu menjadi berwarna
kecoklatan dan setelah didiamkan akan terbentuk endapan
coklat pada senyawa formaldehid. Sedangkan pada aseton
dengan penambahan KMnO4
terjadi perubahan warna menjadi ungu pekat terjadi cukup
lama dan berangsur-angsur. Pereaksi permanganate dapat
mengakibatkan oksidasi pada senyawa aldehid dengan cepat.
Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa aldehid cukup
mudah teroksidasi sedangkan keton sulit untuk teroksidasi
(Mariani,2015).
Referensi Mariani, N. (2015): Aldehid dan Keton. Kimia Organik, 12-
13.
4 Soal Tuliskan struktur kimia dari formaldehida, aseton,
glukosa, fruktosa, paracetamol dan asetosal!
Jawab

Formaldehida : CH2O (Lena, M. G. E., dkk. 2017).

Aseton : C3H6O (Astutiningsih, C, dkk. 2014)

Glukosa : C6H12O6 (Anwar, D. 2019)


Fruktosa : C6H12O6 (Anwar, D. 2019)

Paracetamol : C8H9NO2 (Ani, N. 2016)

Asetosal : C9H8O4 (Kuntari, Aprianto, T., Noor, R.


H., Baruji, 2017)
Referensi Ani, N. (2016): Formulasi Tablet Paracetamol Secara Kempa
Langsung dengan Menggunakan Variasi Konsentrasi
Amilum Ubi Jalar (Ipomea batatas Lamk.) Sebagai
Penghancur. As-Syifaa Jurnal Farmasi. 8(2): 64-74

Anwar, D. (2019): Perbandingan Hidrolisis Gula Aren dan


Gula Pasir dengan Katalis Matriks Polistirena Terikat
Silang (Crosslink). Jurnal Ilmiah Kohesi. 3(3): 15-20

Astutiningsih, C., Setyani, W., Hindratna, H. (2014): Uji


Daya Antibakteri dan Identifikasi Isolat Senyawa
Katekin dari Daun Teh (Camellia sinensis L. Var
Assamica). Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas.
11(2): 50-57
Kuntari, Aprianto, T., Noor, R. H., Baruji. (2017): Verifikasi
Metode Penentuan Asetosal dalam Obat Sakit Kepala
dengan Metode Spektrofotometeri UV. Jurnal Sains
dan Teknologi. 6(1): 31-40

Lena, M. G. E., Sudewi, S., Citraningtyas, G. (2017):


Analisis Kadar Formaldehida pada Peralatan Makan
Melamin Yang Beredar di Kota Manado. Pharmacon.
6(3): 105-114
5 Apa reaksi positif aldehida jika sampel masing-masing
direaksikan dengan KMnO4, tollens dan fehling?

6 Jelaskan mengapa senyawa aldehida lebih mudah teroksidasi


dibandingkan senyawa keton?
7 Pada percobaan oksidasi dengan fehling, fruktosa
menghasilkan endapan merah bata. Diketahui bahwa ciri
terjadi oksidasi senyawa aldehida dengan pereaksi fehling
ialah terjadinya endapan merah bata. Hal ini tidak sesuai
dengan teori, karena struktur fruktosa memiliki gugus keton,
mengapa demikian? Jelaskan!
8 Tuliskan reaksi yang terjadi antara formaldehida, aseton,
glukosa, fruktosa,
parasetamol, dan asetosal dengan :
a. KMnO4
b. Pereaksi Tollens
c. Pereaksi Fehling
9 Pada percobaan ini dilakukan pemanasan, apa tujuan dari
pemanasan tersebut? Jelaskan!
10 Berdasarkan struktur dan hasil percobaan serta penjelasan
jawaban soal-soal
diatas beri pengggolongan senyawa sampel ke dalam aldehid
dan keton!
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 22 April 2021


Asisten Praktikum Praktikan

Annisa Anugrah Putri Nur Srimaya


NIM. 1813015135 NIM. 2013016065

Anda mungkin juga menyukai