“TEMULAWAK”
SMPN 10 GRESIK
Kec. BUNGAH Kab. GRESIK
Tahun Pelajaran 2019 - 2020
Apa itu temulawak?
Temulawak adalah tanaman asli Indonesia yang bentuknya mirip dengan kunyit.
Tanaman yang memiliki nama latin Curcuma xanthorrhiza ini biasanya berbentuk
seperti silinder dengan diameter 6 cm.
Umumnya, tanaman ini memiliki kulit yang berwarna kuning muda. Sebagai
tanaman monokotil, tanaman ini tidak memiliki akar tunggang. Akar yang
dipunyai yaitu akar rimpang.
Rimpang adalah bagian batang yang terletak di bawah tanah. Rimpang juga
disebut sebagai umbi akar atau umbi batang. Di antara semua rimpang bergenus
Curcuma, rimpang tanaman inilah yang paling besar di antara tanaman lainnya.
Rimpang temulawak terdiri dari rimpang induk dan anakan. Rimpang induknya
berbentuk bulat seperti telur dan berwarna kuning tua, sementara bagian dalamnya
berwarna jingga kecokelatan.
Dari rimpang induk ini keluar rimpang kedua yang lebih kecil dan tumbuh ke
samping. Biasanya jumlahnya sekiar 3 sampai 7 buah.
Pada awalnya, Curcuma xanthorrhiza banyak tumbuh di hutan, terutama hutan
jati bersama jenis temu-temuan lainnya. Tumbuhan ini biasanya banyak tumbuh
di padang alang-alang dan tanah-tanah kering. Namun sekarang ini temulawak
banyak dibudidayakan di dataran tinggi.
Kandungan dan senyawa kimia dalam temulawak
Jika dilihat sekilas, kunyit dan temulawak tampak sangat mirip. Bahkan manfaat
kunyit dan temulawak pun cukup mirip. Oleh karena itu, tak jarang banyak orang
keliru saat mengenali keduanya. Agar tak salah pilih, berikut perbedaan kunyit
dan temulawak yang perlu diketahui:
Daun
Kunyit memiliki daun tunggal dengan bentuk memanjang hingga 20-40 cm
dengan lebar daun 8-12,5 cm. Daunnya memiliki bentuk seperti tulang yang
menyirip dengan warna hijau pucat. Daun kunyit memiliki ujung dan pangkal
yang runcing dengan tepi daun yang rata. Sementara itu, temulawak memiliki
daun yang lebar dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang agak
panjang.
Batang
Kunyit memiliki batang semu dengan tinggi 40-100 cm. Sementara temulawak
memiliki batang semu dengan tinggi mencapai 2,5 meter.
Rimpang
Rimpang kunyit bercabang-cabang sehingga membentuk rimpun. Rimpang
berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang berupa batang yang berada di
dalam tanah.
Rimpang kunyit biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh ke samping, mendatar,
dan melengkung. Tunas berbuku-buku pendek dengan bentuk lurus atau
melengkung. Warna kulit rimpang kunyit biasanya jingga kecokelatan atau
berwarna terang agak kuning kemerahan.
Sementara itu, rimpang temulawak biasanya memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan kunyit. Satu hal lain yang cukup mencolok antara
temulawak dan kunyit, yaitu daging kunyit berwarna lebih pekat alias oranye
kemerahan, sedangkan temulawak biasanya berwarna kuning pudar. Temulawak
juga memiliki rasa yang lebih pahit dibandingkan dengan kunyit.
Bunga
Kunyit memiliki bunga majemuk, berambut, dan bersisik. Mahkotanya memiliki
panjang 3 cm dan lebar 1,5 cm berwarna kuning dengan kelopak berbentuk
silindris.
Sementara itu temulawak biasanya memiliki bunga berwarna putih kemerahan
atau kekuningan. Panjang tangkai bunganya sekitar 1,5 sampai 3 cm dengan
bunga yang langsung keluar dari rimpang. Bunga utamanya berwarna merah
dengan kelopak hijau muda dan pangkal bunga berwarna ungu.
Untuk mendapatkan manfaat temulawak, herbal yang satu ini biasanya diolah
sebagai jamu atau minuman. Sekarang mungkin sudah tersedia beberapa
temulawak kemasan yang praktis.
Namun, jika ada mau mencoba membuatnya sendiri, tak perlu bingung. Berikut
berbagai resep jamu temulawak yang bisa Anda coba di rumah:
Resep 1
Bahan-bahan
50 gr temulawak
20 gr asam kawak tanpa biji
25 gr kencur
10 gr jinten
100 ml air matang
100 gr gula aren
2 lembar daun pandan
1 liter air
Cara membuat
1. Iris temulawak dan kencur, sangrai dalam wajan.
2. Campur temulawak, asam kawak, kencur, jinten, dan 100 ml air matang
menggunakan blender, sisihkan.
3. Didihkan air dengan gula dan daun pandan hingga gula larut.
4. Campurkan campuran temulawak dengan rebusan air gula, aduk rata
kemudian saring.
5. Sajikan dalam keadaan hangat atau dingin sesuai selera.
Resep 2
Bahan-bahan
30 gr temulawak
2 jari asam jawa
7 siung bawang putih
30 gr sambiloto
500 ml air
Cara membuat
1. Cucilah semua bahan hingga bersih.
2. Haluskan temulawak dan bawang putih dengan cara diparut atau
menggunakan blender.
3. Masukkan bahan yang dihaluskan ke dalam panci berisi air.
4. Didihkan kemudian saring.
5. Sajikan selagi hangat.
Resep 3
Bahan-bahan
2 jari rimpang temulawak segar
1 sdm madu
Cara membuat
1. Kupas kulit rimpang temulawak.
2. Cuci hingga bersih dengan air matang.
3. Parut rimpang temulawak dan sisihkan hasil parutan ke dalam gelas.
4. Tambahkan 1/2 gelas air panas.
5. Saring ampasnya.
6. Tambahkan madu dan aduk rata.
7. Sajikan selagi hangat.
Dosis penggunaan temulawak
Dosis temulawak yang tepat biasanya bergantung pada beberapa faktor, dari mulai
dari usia orang yang hendak mengonsumsinya, kesehatan, dan kondisi lain. Untuk
itu, dosis temulawak pada tiap orang tidak bisa disamaratakan. Selain itu,
sebenarnya tidak ada takaran pasti untuk mengonsumsi herbal, dalam hal ini tentu
saja temulawak.
Ingat, tidak semua produk alami aman. Untuk itu, Anda wajib berkonsultasi
terlebih dahulu ke dokter sebelum mengonsumsinya. Jika Anda menggunakan
esktrak temulawak yang sudah dalam bentuk suplemen, pastikan untuk membaca
petunjuk penggunaannya terlebih dahulu.